Anda di halaman 1dari 14

RESUME KASUS 3 : ADENOMIOSIS http://medicastore.com/obat/7739/CLAVAMOX_TABLET_500.

html
2. Tramal sup
DWI SIWI RATRIANI PUTRI/ 220110080104/ TUTOR 4
 Kandungan  Tramadol 100 mg/ supositoria
STEP 1  Indikasi  Nyeri kronik sedang sampai berat
1. Clavamox  Kontra Indikasi
 KANDUNGAN Pasien dlm terapi MAOI. Hipersensitif thd opioid lain. Pasien dengan
Per tablet : Amoksisilin Trihidrat 500 mg, Kalium Klavulanat 125 mg. ketergantungan obat.
 INDIKASI  Efek Samping
Infeksi saluran nafas bagian atas dan bawah, infeksi saluran kemih. Mual, muntah, dispepsia, konstipasi, lelah, sedasi, pusing, pruritus,
Gonore dimana organisme penyebabnya merupakan bakteri penghasil berkeringat, wajah memerah, mulut kering, sakit kepala
penisilinase.  Perhatian
 KONTRA INDIKASI Penderita trauma kepala, peningkatan TIK, gangguan fungsi ginjal & hati
Hipersensitif terhadap Penisilin yang berat. Hipersekresi bronkus. Penderita ketergantungan obat. Tidak dapat
 PERHATIAN menekan gejala "putus obat" akibat pemberian morfin. Hamil & laktasi.
 Bayi yang lahir dari ibu yang hipersensitif terhadap Penisilin. jangan mengemudi/menjalankan mesin
 Sebelumnya pernah mengalami reaksi hipersensitif terhadap Sefalosporin  Dosis
atau terhadap alergen lainnya. Sehari 1-8 kapsul; 1-4 supositoria; 1-8 ampul 50 mg/ml; 1-8 ampul 100 mg/2
 Hamil, menyusui. ml I.V.; I. M.; S.K.; tablet retard: Dewasa diatas umur 14 th: 1-2 tablet sebagai
 Superinfeksi. dosis tunggal, diutamakan pagi dan malam hari; nyeri yang berat: 2 tablet
Interaksi obat : Disulfiram. dapat digunakan sebagai dosis awal; dosis harian sampai 400 mg; anak-anak:
 EFEK SAMPING Tidak direkomendasikan untuk anak dibawah 14 th
Diare, mual, muntah, kembung, rasa tidak enak pada perut, sakit kepala, ruam  Interaksi
kulit, urtikaria (biduran/kaligata), vaginitis, kandidiasis, hepatitis yang bersifat Obat yg bekerja pada SSP, peningkatan efek sedasi. Jangan digunakan
sementara, sakit kuning kolestatik. bersama MAOI
 INDEKS KEAMANAN PADA WANITA HAMIL  Kemasan  Suppositoria 100 mg x 10
B: Baik penelitian reproduksi hewan tidak menunjukkan risiko pada janin http://www.kimiafarmaapotek.com/index.php?
maupun penelitian terkendali pada wanita hamil atau hewan coba tidak page=shop.product_details&flypage=flypage.tpl&product_id=1412&category_id=26
memperlihatkan efek merugikan (kecuali penurunan kesuburan) dimana tidak &option=com_virtuemart&Itemid=98
ada penelitian terkendali yang mengkonfirmasi risiko pada wanita hamil 3. Kuretase
semester pertama (dan tidak ada bukti risiko pada trisemester selanjutnya).K Kuretase adalah cara membersihkan hasil konsepsi memakai alat kuretase
 KEMASAN (sendok kerokan). Sebelum melakukan kuretase, penolong harus melakukan
Tablet 3 x 10 butir pemeriksaan dalam untuk menentukan letak uterus, keadaan serviks dan besarnya
 DOSIS uterus. Gunanya untuk mencegah terjadinya bahaya kecelakaan misalnya
Dewasa dan anak berusia lebih dari 12 tahun (berat badan lebih dari 40 kg) : 3 perforasi.
kali sehari 1 tablet 250.  Persiapan Sebelum Kuretase:
Infeksi berat : 3 kali sehari 1 tablet 500. 1. Persiapan Penderita
Lakukanlah pemeriksaan umum : Tekanan Darah, Nadi, Keadaan 4. Kuretase
jantung, dan Paru – paru dan sebagainya. Pasanglah infuse cairan sebagai Seperti telah dikatakan, pakailah sendok kuret yang agak besar.
profilaksis Memasukkannya bukan dengan kekuatan dan melakukan kerokan
2. Persiapan Alat – alat Kuretase biasanya mulailah di bagian tengah. Pakailah sendok kuret yang tajam
Alat – alat kuretase hendaknya telah tersedia alam bak alat dalam (ada tanda bergerigi) karena lebih efektif dan lebih terasa sewaktu
keadaan aseptic (suci hama) berisi : melakukan kerokan pada dinding rahim dalam (seperti bunyi mengukur
Speculum dua buah kelapa). Dengan demikian kita tahu bersih atau tidaknya hasil kerokan.
Sonde (penduga) uterus 5. Cunam Abortus
Cunam muzeus atau Cunam porsio Pada abortus inisipiens, dimana sudah kelihatan jaringan, pakailah cunam
Berbagai ukuran busi (dilatator) Hegar abortus untuk mengeluarkannya yang biasanya diikuti oleh jaringan
Bermacam – macam ukuran sendok kerokan (kuret) lainnya. Dengan demikian sendok kuret hanya dipakai untuk
Cunam abortus kecil dan besar membersihkan sisa – sisa yang ketinggalan saja.
Pinset dan klem 6. Perhatian :
Kain steril, dan sarung tangan dua pasang. Memegang, mamasukkan dan menarik alat – alat haruslah hati – hati.
3. Penderita ditidurkan dalam posisi lithotomic Lakukanlah dengan lembut (with lady’s hand) sesuai dengan arah dan
4. Pada umumnya diperlukan anestesi infiltrasi local atau umum secara IV letak rahim.
dengan ketalar. http://harnawatiaj.wordpress.com/2008/03/17/kuretase/
 Teknik Kuretase
1. Tentukan Letak Rahim. STEP 7
Yaitu dengan melakukan pemeriksaan dalam. Alat – alat yang dipakai KONSEP
umumnya terbuat dari metal dan biasanya melengkung karena itu A. Definisi
memasukkan alat – alat ini harus disesuaikan dengan letak rahim. Adenomyosis adalah pertumbuhan dari jaringan kandungan dari satu lapisan
Gunanya supaya jangan terjadi salah arah (fase route) dan perforasi. tertentu kandungan (kelenjar-kelenjar endometrial) kedalam lapisan "yang salah"
2. Penduga Rahim (Sondage) (lapisan otot, disebut myometrium). Ia adalah kondisi yang tidak berbahaya, namun ia
Masukkan penduga rahim sesuai dengan letak rahim dan tentukan dapat membesarkan kandungan yang mempresentasikan sebagai pertumbuhan.
panjang atau dalamnya penduga rahim. Caranya adalah, setelah ujung Adenomyosis adalah serupa pada endometriosis, yang adalah pertumbuhan dari
penduga rahim membentur fundus uteri, telunjuk tangan kanan diletakkan sel-sel yang serupa pada yang dari bagian dalam kandungan (sel-sel endometrial),
atau dipindahkan pada portio dan tariklah sonde keluar, lalu baca berapa pada lokasi diluar kandungan. Pada adenomyosis, pertumbuhan abnormal dari sel-sel
cm dalamnya rahim. endometrial terjadi didalam lapisan otot dari kandungan.
3. Dilatasi
Bila permukaan serviks belum cukup untuk memasukkan sendok kuret, B. Etiologi
lakukanlah terlebih dulu dilatasi dengan dilatator atau Bougie Hegar. Pada adenomiosis uterus umumnya membesar difus dan berlobus dikarenakan
Peganglah busi seperti memegang pensil dan masukkanlah hati – hati hipertrofi dan hyperplasia dari otot polos yang melekat pada kelenjar ektopik.
sesuai letak rahim. Untuk sendok kuret terkecil biasanya diperlukan Didapat penebalan dinding uterus dengan dinding posterior biasanya lebih tebal.
dilatasi sampai Hegar nomor 7. Untuk mencegah kemungkinan perforasi Uterus umumnya berbentuk simetrik dengan konsistensi padat, dan tidak menjadi
usahakanlah memakai sendok kuret yang agak besar, dengan dilatasi yang lebih besar dari tinju atau uterus yang gravid 12 minggu. Adenomiosis sering
lebih besar. terdapat bersama-sama dengan mioma uteri. Walaupun jarang, adenomiosis dapat
ditemukan tidak sebagai tumor difus melainkan sebagai tumor dengan batas yang Gejala yang paling sering ditemukan adalah menoragia, dismenorea sekunder,
nyata. dan uterus yang makin membesar. Kadang-kadang terdapat di samping
Gambaran mikroskopis yang khas pada adenomiosis adalah adanya pulau- menoragia,dispareunia dan rasa berat di perut bawah terutama dalam masa pra
pulau jaringan endometrium di tengah-tengah otot uterus yang menunjukkan haid. Menoragia makin lama makin banyak karena vaskularitas jaringan bertambah
perubahan siklik, akan tetapi umumnya reaksi terhadap hormone-hormon ovarium dan mungkin juga karena otot-otot uterus tidak dapat berkontraksi dengan
tidak begitu sempurna seperti endometrium biasa. Walaupun demikian dapat sempurna karena adanya jaringan endometrium ditengah-tengah, mungkin juga
ditemukan kista-kista kecil berisi darah tua di tengah-tengah jaringan adenomiosis. karena disfungsi ovarium. Dismenorea yang makin mengeras kiranya disebabkan
Kadang-kadang kelenjar-kelenjar dari endometrium menunjukkan hyperplasia oleh kontraksi tidak teratur dari miometrium, karena pembengkakan endometrium
kistik, bahkan dapat ditemukan sel-sel atipik, akan tetapi keganasan sangat jarang yang disebabkan oleh perdarahan pada waktu haid.
terjadi. Kehamilan akan menyebabkan endometrium ektopik ini berubah seperti Menurut Azziz (1989), gejala yang timbul termasuk pembesaran uterus yang
desidua. difus dan soft disertai dengan menoragi (40+50%), dismenore (10+30%),
Penyebab pasti tidak diketahui tetapi dicurigai disebabkan oleh: metroragia (10+12%), disparenuia, dan diskesia. Umumnya, gejala akan muncul 1
1. Peningkatan jumlah estrogen dalam darah minggu sebelum menstruasi. Infertilitas merupakan keluhan yang jarang diutarakan
2. Faktor keturunan sebab biasanya adenomiosis didiagnosis pada usia 40 tahunan keatas. Namun
3. Terpapar toksin dari lingkungan
bagaimanapun juga semenjak wanita lebih sering menunda kehamilan sampai usia
30 tahun atau 40 tahunan, adenomiosis lebih sering ditemukan pada klinik fertilitas
C. Klasifikasi
pada waktu pemeriksaan. Dari pemeriksaan 26 pasien dengan keluhan infertilitas
Sathyanarayana pada tahun 1991 membagi adenimiosis kedalam 3 kategori
dan menoragi atau dismenore, adenomiosis didapatkan pada 14 pasien (53,8%) (de
tergantung dari lokasi kelainan yaitu:
Souza et al., 1995).
1. Kelainan yang terbatas pada lapisan basal
2. Kelainan pada lapisan dalam
3. Kelainan pada lapisan permukaan E. Komplikasi
1. Rasa berat di perut bawah
D. Manifestasi Klinis 2. Nyeri pelvis kronis
Gejala-gejala adenomyosis adalah 3. Anemia kronis
1. Triad gejala yakni pembesaran rahim, nyeri pelvis dan menstruasi yang banyak 4. Perubahan keganasan menjadi adenokarsinoma primer
dan abnormal.
2. Nyeri, yang dirasakan terutama selama menstruasi disebut dysmenorrhea dapat F. Pemeriksaan Penunjang
berupa kram yang hebat atau seperti disayat pisau. Pemeriksaan penunjang dilakukan dengan menggunakan ultrasonografi
3. Nyeri dapat juga dirasakan pada saat tidak sedang menstruasi. transvaginal. Gambaran ultrasonografi dari adenomiosis adalah massa irregular,
4. Pembesaran rahim dapat merata dengan tonjolan-tonjolan rahim yang besar atau
miometrial, ruangan massa kistik yang sebagian besar meliputi dinding uterus
dapat pula seperti “tumor” yang terlokalisir.
posterior dengan pembesaran uterus dengan dinding posterior yang melebar,
5. Pendarahan pada saat menstruasi dapat banyak sekali dan berhari-hari, mungkin
ruangan endometrial yang nyata dan penurunan ekogenitas uterus dengan lobus,
dengan bekuan-bekuan darah. Pendarahan yang hebat ini dapat menyebabkan
kontur yang tidak normal atau adanya massa. Sonogram mungkin juga
anemia (berkurangnya kadar Hemoglobin dalam sel darah merah). Selain itu
menunjukkan batas yang jelas antara jaringan miometrium yang normal dan yang
diluar saat menstruasi bisa ada pendarahan abnormal (pendarahan sedikit-
tidak normal.
sedikit, bercak-bercak).
 Histerosalpingogram
Suatu pemeriksaan roentgen daerah panggul setelah suatu kontras dimasukkan Histerektomi merupakan pengobatan yang tepat, namun merupakan pilihan
ke dalam dinding rahim yang sulit apabila penyakit ini ditemukan pada wanita yang masih muda dan masih
 Pemeriksaan MRI ingin mempunyai anak. Terapi hormonal tidak ada gunanya. Pengobatan klasik
Mendeteksi adanya adenomyosis dan seberapa luas adenomyosis dan juga dapat untuk adenomiosis yang membandel terdiri dari ablasi endometrial secara
membedakannya dari fibroid. Pemeriksaan MRI panggul ini harus dikerjakan endoskopik atau histerektomi. Bagaimanapun juga ablasi endometrial pada pasien
dengan media kontras Gadolinium yang disuntikkan ke pembuluh darah dengan adenomiosis dapat menyebabkan perlekatan pada kavum uterus,
 USG transvaginal haematometrium dan rasa sakit yang hebat.
USG yang alatnya dimasukkan ke dalam vagina
 INDIKASI
- Umur ibu 35 tahun atau lebih.
- Sudah memiliki anak hidup 3 orang atau lebih
Alasan terbanyak dilakukan histerektomi karena Mioma uteri. Selain itu adanya
perdarahan uterus abnormal, endometriosis, prolaps uteri (relaksasi pelvis) juga
dilakukan histerektomi. Hanya 10 % dari kasus histerektomi dilakukan pada pasien
dengan karsinoma. Artikel ini difokuskan secara primer untuk penggunaan
histerektomi non kanker, non emergency yang mana melibatkan keputusan yang
lebih menantang untuk wanita dan dokter-dokternya.
Fibrosis uteri (dikenal juga leiomioma) merupakan alasan terbanyak
dilakukannya histerektomi. Leiomioma merupakan suatu perkembangan jinak
(benigna) dari sel-sel otot uterus, namun etiologinya belum diketahui. Meskipun
jinak dimana artinya tidak menyebabkan/berubah menjadi kanker, leiomioma ini
dapat menyebabkan masalah secara medis, seperti perdarahan yang banyak, yang
mana kadang-kadang diperlukan tindakan histerektomi. Relaksasi pelvis adalah
kondisi lain yang menentukan tindakan histerektomi. Pada kondisi ini wanita
mengalami pengendoran dari otot-otot penyokong dan jaringan disekitar area
pelvik. pengendoran ini dapat mengarah ke gejala-gejala seperti inkontensia urine
(Unintensional Loss of Urine) dan mempengaruhi kemampuan seksual. Kehilangan
urine ini dapat dicetuskan juga oleh bersin, batuk atau tertawa.
Kehamilan mungkin melibatkan peningkatan resiko dari relaksasi pelvis,
meskipun tidak ada alasan yang tepat untuk menjelaskan hal tersebut.Histerektomi
juga dilakukan untuk kasus-kasus karsinoma uteri/beberapa pre karsinoma
(displasia). Histerektomi untuk karsinoma uteri merupakan tujuan yang tepat,
dimana menghilangkan jaringan kanker dari tubuh. Prosedur ini merupakan
prosedur dasar untuk penatalaksanaan karsinoma pada uterus.
Beberapa penyebab lain adalah :
PENATALAKSANAAN a) Fibroid, yaitu tumor jinak rahim, terutama jika tumor ini menyebabkan
A. HISTEREKTOMI perdarahan berkepanjangan, nyeri panggul, anemia, atau penekanan pada
 DEFINISI kandung kencing.
b) Kanker serviks, rahim atau ovarium
c) Endometriosis, dimana dinding rahim bagian dalam seharusnya tumbuh di
rahim saja, tetapi ikut tumbuh di indung telur (ovarium), tuba Fallopi, atau
organ perut dan rongga panggul lainnya.
d) Adenomyosis, kelainan di mana sel endometrium tumbuh hingga ke dalam
dinding rahim (sering juga disebut endometriosis interna)
e) Prolapsus uteri, yaitu keluarnya kandungan melalui vagina
f) Inflamasi Pelvis karena infeksi

2. Histerektomi Vaginalis
Prosedur ini dilakukan dengan cara mengangkat uterus melalui vagina.
Vaginal histerektomi ini merupakan suatu metode yang cocok hanya pada
kondisi-kondisi seperti prolaps uteri, hiperplasi endometrium, atau displasia
servikal. Kondisi ini dapat dilakukan apabila uterus tidak terlalu besar, dan
tidak membutuhkan suatu prosedur evaluasi operatif yang luas. Wanita
diposisikan dengan kedua kaki terangkat pada meja litotomi. wanita yang
 KLASIFIKASI belum pernah mempunyai anak mungkin tidak mempunyai kanalis vaginalis
1. Histerektomi Abdominal Totalis yang cukup lebar, sehingga tidak cocok dilakukan prosedur ini. Jika wanita
Ini merupakan suatu tipe Histerektomi yang sangat dan sering dilakukan. tersebut mempunyai uterus yang sangat besar, ia tidak dapat mengangkat
Selama histerektomi abdominalis totalis, dokter-dokter sering mengangkat kakinya pada meja litotomi dalam waktu yang lama atau alasan lain mengapa
uterus bersama servik sekaligus. Parut yang dihasilkan dapat berbentuk hal tersebut terjadi, dokter-dokter biasanya mengusulkan histerektomi secara
horizontal atau vertikal, tergantung dari alasan prosedur tersebut dilakukan abdominalis. Secara keseluruhan histerektomi vaginal secara laparaskopi lebih
dan ukuran atau luasnya area yang ingin di terapi. Karsinoma ovarium dan mahal dan mempunyai komplikasi yang sangat tinggi dibanding histerektomi
uterus, endometriosis, dan mioma uteri yang besar dapat dilakukan secara abdominal.
histerektomi jenis ini. Selain itu histerektomi jenis ini dapat dilakukan pada 3. Histerektomi Vaginal dengan Bantuan Laparoskopi
kasus-kasus nyeri panggul, setelah melalui suatu pemeriksaan serta evaluasi Metode jenis ini sangat mirip dengan metode histerektomi secara vaginal
penyebab dari nyeri tersebut, serta kegagalan terapi secara medikamentosa. hanya saja ditambah dengan alat berupa laparoskopi. Sebuah laparoskopi
Setelah dilakukan prosedur ini wanita tidak dapat mengandung seorang anak. adalah suatu tabung yang sangat tipis dimana kita dapat melihat didalamnya
Maka dari itu metode ini tidak dilakukan pada wanita usia reproduksi, kecuali dengan suatu kaca pembesar di ujungnya. Pada wanita-wanita tertentu
pada kondisi-kondisi yang sangat serius seperti karsinoma. Histerektomi penggunaan laparaskopi ini selama histerektomi vaginal sangat membantu
abdominal totalis memperbolehkan operator mengevaluasi seluruh kavum untuk memeriksa secara teliti kavum abdomen selama operasi. Penggunaan
abdomen serta panggul, dimana sangat berguna pada wanita-wanita dengan laparoskopi pada pasien-pasien karsinoma sangat baik bila dilakukan pada
karsinoma atau penyebab yang tidak jelas. stadium awal dari kanker tersebut untuk mengurangi adanya penyebaran atau
jika direncanakan suatu oovorektomi. Dibandingkan dengan vaginalis
Histerektomi atau abdominal, metode ini lebih mahal dan lebih riskan wanita dengan kanker ovarium atau payudara tipe lanjut dilakukan suatu
terjadinya komplikasi, pengerjaannya lama dan berhubungan dengan lamanya ooforektomi sebagai tindakan preventif atau profilaksis untuk mengurangi
perawatan di Rumah Sakit seperti pada vaginal histerektomi uterus tidak boleh resiko penyebaran dari sel-sel kanker tersebut. Jarang sekali terjadi kelainan
terlalu besar. Dokter juga perlu melihat kembali keadaan medis untuk secara familial.
memastikan tidak terjadinya resiko yang diinginkan saat metode ini dilakukan,
seperti jaringan parut yang luas (adhesi). Jika wanita tersebut mempunyai
resiko adhesi, atau ia mempunyai suatu massa panggul yang besar,
histerektomi secara abdominal sangatlah cocok.
4. Histerektomi Supraservikal
Supraservikal Histerektomi digunakan untuk mengangkat uterus
sementara serviks ditinggal. Serviks ini adalah suatu area yang dibentuk oleh
suatu bagian paling dasar dari uterus, dan berada di bagian akhir (atas) dari
kanalis vaginalis. Prosedur ini kemungkinan tidak berkembang menjadi
karsinoma endometrium terutama pada bagian serviks yang ditinggal.
Wanita yang mempunyai hasil papsmear abnormal atau kanker pada
daerah serviks tidak cocok dilakukan prosedur ini. Wanita lain dapat
melakukan prosedur ini jika tidak ada alasan yang jelas untuk mengangkat
serviks. Pada beberapa kasus serviks lebih baik ditinggal seperti pada kasus-
kasus endometriosis. Prosedur ini merupakan prosedur yang sangat simple dan
membutuhkan waktu yang singkat. Hal ini dapat memberikan suatu
keuntungan tambahan terhadap vagina, juga menurunkan resiko terjadinya  KOMPLIKASI
suatu protrusi lumen vagina (Vaginal prolaps). a) infeksi, rasa nyeri, dan perdarahan di daerah operasi, cedera pada organ sekitar
5. Histerektomi Radikal seperti usus, kandung kencing, ureter, perlengketan yang hebat.
b) Histerektomi abdominal mempunyai angka rata-rata tertinggi untuk rasa nyeri
Prosedur ini melibatkan operasi yang luas dari pada histerektomi
dan infeksi post operatif daripada histerektomi vaginal.
abdominal totalis, karena prosedur ini juga mengikut sertakan pengangkatan
c) Cedera pada organ sekitar seperti usus, kandung kencing, ureter. Hal ini
jaringan lunak yang mengelilingi uterus serta mengangkat bagian atas dari
terutama timbul apabila didapatkan perlengketan hebat pada organ‐organ
vagina. Radikal histerektomi ini sering dilakukan pada kasus-kasus karsinoma
tersebut.
serviks stadium dini. Komplikasi lebih sering terjadi pada histerektomi jenis d) Perdarahan : perdarahan yanga cukup banyak kadangkala memerlukan transfusi
ini dibandingkan pada histerektomi tipe abdominal. Hal ini juga menyangkut darah
perlukaan pada usus dan sistem urinarius. e) Infeksi : Jarang dijumpai
6. Ooforektomi dan Salpingooforektomi (Pengangkatan Ovarium dan atau f) Perubahan teknik operasi menjadi open surgery : pada beberapa keadaan
Tuba Falopii) misalnya perlengketan yang sangat hebat, operasi laparoskopi lebih membawa
Ooforektomi merupakan suatu tindakan operatif mengangkat ovarium, resiko sehingga open surgery lebih dipilih.
sedangkan salpingooforektomi adalah pengangkatan ovarium. Kedua metode
ini dilakukan pada kasus-kasus : kanker ovarium, curiga tumor ovarium atau
kanker tuba falopii (jarang). Kedua metode ini juga dapat dilakukan pada
kasus-kasus infeksi atau digabungkan dengan histerektomi. Kadang-kadang  PROSEDUR PELAKSANAAN
Histerektomi dapat dilakukan melalui sayatan di perut bagian bawah atau 1. Praoperatif
vagina, dengan atau tanpa laparoskopi. Histerektomi lewat perut dilakukan melalui  Biasanya setengah bagian abdomen dan region pubis serta perineal dicukur
sayatan melintang seperti yang dilakukan pada operasi sesar. Histerektomi lewat dengan sangat cermat dan dibersihkan dengan sabun dan air.
vagina dilakukan dengan sayatan pada vagina bagian atas. Sebuah alat yang disebut  Traktus intestinal dan kandung kemih harus dikosongkan sebelum pasien
laparoskop mungkin dimasukkan melalui sayatan kecil di perut untuk membantu dibawa ke ruang operasi untuk mencegah kontaminasi dan cedera yang tidak
pengangkatan rahim lewat vagina. Histerektomi vagina lebih baik dibandingkan disengaja pada kandung kemih atau traktus intestinal
histerektomi perut karena lebih kecil risikonya dan lebih cepat pemulihannnya.  Edema dan pengirigasi antiseptik biasanya diharuskan pada malam hari
Namun demikian, keputusan melakukan histerektomi lewat perut atau vagina tidak sebelum hari pembedahan
didasarkan hanya pada indikasi penyakit tetapi juga pada pengalaman dan  Pasien mendapat sedative untuk memastikan tidur malam dengan baik
preferensi masing-masing ahli bedah.  Medikasi praoperatif yang diberikan pada pagi hari pembedahan akan
http://valentinadewi.blogspot.com/2010/11/histerektomi-parsial.html membantu pasien rileks
Tindakan pengangkatan rahim menggunakan laparoskopi dilakukan 2. Pascaoperatif
menggunakan anestesi (pembiusan) umum atau total. Waktu yang diperlukan  Prinsip-prinsip umum perawatan pascaoperatif untuk bedah abdomen
bervariasi tergantung beratnya penyakit, berkisar antara 40 menit hingga tiga jam. diterapkan, dengan perhatian khusus diberikan pada sirkulasi perifer untuk
Pada kasus keganasan stadium awal, tindakan histerektomi radikal dapat pula mencegah tromboflebitis dan TVP (perhatikan varicose, tingkatan sirkulasi
dilakukan menggunakan laparoskopi. Untuk ini diperlukan waktu operasi yang dengan latihan tungkai dan menggunakan stoking elastic)
relatif lebih lama.  Resiko utama adalah infeksi dan hemoragi
 Selain itu, karena tempat yang dioperasi berada dekat dengan kandung kemih,
a) Apabila dilakukan histerektomi subtotal, maka jaringan rahim dikeluarkan
mungkin terdapat masalah berkemih, terutama setelah histerektomi vaginal
menggunakan alat khusus yang disebut morcellator sehingga dapat
 Edema atau trauma saraf dapat menyebabkan kehilangan sementara tonus
dikeluarkan melalui llubang 10 mm.
b) Apabila dilakukan histerektomi total, maka jaringan rahim dikeluarkan kandung kemih (atoni kandung kemih), dan dapat digunakan kateter
melalui vagina, kemudian vagina dijahit kembali. indwelling
c) Operasi dilakukan umumnya menggunkan empat lubang kecil berukuran 5‐ 10  Selama pembedahan, penanganan usus dapat menyebabkan ileus dan
mm, satu di pusar dan tiga di perut bagian bawah. mengganggu fungsi usus.
Smeltzer Suzanne C. and Bare Brenda G. 2002. Buku Ajar Keperawatan Medikal
Bedah Brunner & Suddarth Volume 2. Jakarta: EGC.
 PEMULIHAN PASCA OPERASI
Pemulihan dari operasi histerektomi biasanya berlangsung dua hingga enam
minggu. Selama masa pemulihan, pasien dianjurkan untuk tidak banyak bergerak
yang dapat memperlambat penyembuhan bekas luka operasi. Dari segi makanan,
disarankan untuk menghindari makanan yang menimbulkan gas seperti kacang
buncis, kacang panjang, brokoli, kubis dan makanan yang terlalu pedas. Seperti
setelah operasi lainnya, makan makanan yang kaya protein dan meminum cukup
air akan membantu proses pemulihan.
Sekarang terapi konservatif untuk pengobatan adenomiosis dapat dibagi
menjadi kategori yaitu :
a) Perawatan Luka
 PENATALAKSANAAN HISTEREKTOMI Perawat dapat menduga tanda dari penyembuhan luka bedah insisi :
 Tidak ada perdarahan dan munculnya tepi bekuan di tepi luka. keduanya aktif melawan spora tergantung konsentrasi dan waktu
 Tepi luka akan didekatkan dan dijepit oleh fibrin dalam bekuan selama satu pelaksanaan (Lilley & Aucker, 1999). Larutan ini akan melepaskan iodium
atau beberapa jam setelah pembedahan ditutup. anorganik bila kontak dengan kulit atau selaput lendir sehingga cocok
 Inflamasi (kemerahan dan bengkak) pada tepi luka selama 1 – 3 hari. untuk luka kotor dan terinfeksi bakteri gram positif dan negatif, spora,
 Penurunan inflamasi ketika bekuan mengecil. jamur, dan protozoa. Bahan ini agak iritan dan alergen serta meninggalkan
 Jaringan granulasi mulai mempertemukan daerah luka. Luka bertemu dan residu (Sodikin, 2002). Studi menunjukan bahwa antiseptik seperti
menutup selama 7 – 10 hari. Peningkatan inflamasi digabungkan dengan povodine iodine toxic terhadap sel (Thompson. J, 2000). Iodine dengan
panas dan drainase mengindikasikan infeksi luka. Tepi luka tampak konsentrasi > 3 % dapat memberi rasa panas pada kulit. Rasa terbakar akan
meradang dan bengkak. nampak dengan iodine ketika daerah yang dirawat ditutup dengan balutan
 Pembentukan bekas luka. oklusif kulit dapat ternoda dan menyebabkan iritasi dan nyeri pada sisi
 Pembentukan kollagen mulai 4 hari setelah perlukan dan berlanjut sampai luka. (Lilley & Aucker, 1999).
6 bulan atau lebih. b) Embolisasi pembuluh darah
 Pengecilan ukuran bekas luka lebih satu periode atau setahun. Peningkatan c) Terapi Hormonal
ukuran bekas luka menunjukkan pembentukan kelloid. d) Kombinasi operasi dan terapi hormonal
Tujuan Perawatan Luka - Embolisasi pembuluh darah
 Memberikan lingkungan yang memadai untuk penyembuhan luka Penggunaan teknik intervensi radiologi untuk mengembolisasi
 Absorbsi drainase pembuluh darah uterus pada kasus adenomiosis telah dijelaskan baru-
 Menekan dan imobilisasi luka baru ini. Laporan tentang penggunaan teknik ini masih sedikit dan
 Mencegah luka dan jaringan epitel baru dari cedera mekanis sejauh ini tidak ada kehamilan yang berhasil yang dijelaskan pada
 Mencegah luka dari kontaminasi bakteri penggunaan teknik embolisasi pada adenomiosis ini.
 Meningkatkan hemostasis dengan menekan dressing - Terapi Hormonal
 Memberikan rasa nyaman mental dan fisik pada pasien Terapi hormonal digunakan untuk mengurangi rasa sakit termasuk pil
Bahan yang Digunakan dalam Perawatan Luka progesterone oral yang diminum rutin, anti estrogen dan agonis
1. Sodium Klorida 0,9 % GnRH. Agonis GnRH dan anti-estrogen seperti Danazol telah banyak
Sodium klorida adalah larutan fisiologis yang ada di seluruh tubuh digunakan. Analog GnRH membuat keadaan menopause palsu, suatu
karena alasan ini tidak ada reaksi hipersensitivitas dari sodium klorida. keadaan dimana kadar estrogennya rendah. Efek samping dari
Normal saline aman digunakan untuk kondisi apapun (Lilley & Aucker, pengobatan cara ini adalah muka merah (hot flushes), mood yang
1999). Sodium klorida atau natrium klorida mempunyai Na dan Cl yang tidak stabil, dan pengurangan kadar mineral tulang.
sama seperti plasma. Larutan ini tidak mempengaruhi sel darah merah - Kombinasi operasi dan terapi hormonal
(Handerson, 1992). Sodium klorida tersedia dalam beberapa konsentrasi, Huang dan Wang melaporkan bahwa pengangkatan dengan operasi
yang paling sering adalah sodium klorida 0,9 %. kecil (microsurgical) pada daerah adenomiosis yang terlihat yang
(http://rpromise.com/woundcare/) kemudian diikuti dengan terapi menggunakan agonis GnRH
2. Larutan povodine-iodine. (Goserelin Acetate) 3,6 mg, 2 sampai 6 kali sehari berakhir dengan
Iodine adalah element non metalik yang tersedia dalam bentuk garam
kelahiran bayi yang sehat pada 4 kasus (Huang et al., 1998; Wang et
yang dikombinasi dengan bahan lain Walaupun iodine bahan non metalik
al., 2000).
iodine berwarna hitam kebiru-biruan, kilau metalik dan bau yang khas.
B. Farmakologi
Iodine hanya larut sedikit di air, tetapi dapat larut secara keseluruhan dalam
Seringkali pembesaran rahim yang tidak begitu besar biasanya tidak
alkohol dan larutan sodium iodide encer. Iodide tinture dan solution
menimbulkan gejala dan karenanya tidak diperlukan obat-obatan. Untuk kasus-
kasus pendarahan hebat disertai nyeri yang amat sangat dapat dipakai obat haid masih dapat ditahan, tapi saat ini nyerinya tak
GnRH agonis yang mana obat ini menyebabkan suatu keadaan seperti tertahankan
menopause dengan penghentian fungsi indung telur secara lengkap dan juga Masa Lalu : Klien sejak 3 tahun yang lalu tapi saat itu nyeri haid masih
menghentikan menstruasi, yang menyebabkan jaringan yang abnormal bisa dapat ditahan, tapi saat ini nyerinya tak tertahankan
menyusut. Keadaan seperti menopause ini sangat menguntungkan bagi pasien- Keluarga : (memiliki ibu atau saudara perempuan atau saudara kembar
pasien yang mengalami anemia karena memungkinkan pasien untuk memulihkan yang menderita adenomiosis)
anemianya, terutama dibantu dengan obat-obatan penambah darah. Tapi obat  Riwayat Ginekologi
GnRH agonis ini tidak mudah ditoleransi oleh karena menyebabkan gejala-gejala - Menarche usia 14 tahun
- Siklus 28 hari teratur tiap bulan
menopause seperti hot flash. Konsekuensi lainnya adalah pengeroposan tulang,
- Mengalami nyeri menstruasi
peningkatan kolesterol jahat dan penurunan kolesterol yang baik. Oleh karena itu - Setelah menikah nyeri menstruasi tidak dapat dirasakan lagi.
pemakaian obat ini biasanya dibatasi selama 6 bulan saja. GnRH agonis juga
 Riwayat Persalinan
digunakan untuk mengobati kemandulan yang dihubungkan dengan adenomyosis.
- Menikah umur 21 tahun
Tapi obat ini bisa memulihkan kesuburan hanya pada kasus-kasus yang ringan, - Memiliki 4 orang anak ( 3 laki-laki dan 1 perempuan)
tidak pada kasus-kasus yang berat. - Pernah keguguran 2x
Hormon progesterone ataupun pil KB tidak begitu efektif, khasiatnya - Dikuret di RS
bersifat temporer.  Keadaan Umum
http://anantaindra.blogspot.com/2010_11_12_archive.html - Kesadaran : Compos Mentis
- TB :-
ASUHAN KEPERAWATAN - BB :-
1. PENGKAJIAN - TD : 110/70 mmHg
 Identitas - RR : 20 x/menit
Nama : Ny. N - HR : 88 x/menit
Umur : 40 tahun - Suhu : 36,5 o C
Jenis Kelamin : Perempuan  Pola Pemenuhan Kebutuhan
Pendidikan Terakhir : SMA - Nutrisi : (Kaji intak dan out put nutrisi dan cairan)
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga - Eliminasi : (Kaji frekuensi, warna, dan bau urin (isak))
Status Perkawinan : Menikah - Istirahat : (Klien mengatakan akan berbaring sakit terus)
Suku Bangsa :- - Aktivitas : (Klien tidak melakukan apa-apa)
Agama :-  Pemeriksaan Fisik
Alamat :- - Inspeksi : Terdapat luka operasi sepanjang 15 cm dari simfisis ke pusat
 Keluhan Utama - Auskultasi : - (auskultasi paru-paru)
Klien mengeluh nyeri tak tertahankan saat menstruasi hingga seperti akan - Palpasi :-
pingsan - Perkusi :-
 Riwayat Kesehatan  Pemeriksaan Persistem
Sekarang : Klien dengan keluhan nyeri tak tertahankan saat - Sistem Integumen
menstruasi hingga seperti akan pingsan. Kondisi ini Terdapat luka operasi sepanjang 15 cm dari simfisis ke pusat (Biasanya terjadi
dirasakan klien sejak 3 tahun yang lalu tapi saat itu nyeri inflamasi jaringan sekitar kemaluan)
- Sistem Kardiovaskuler
TD 110/70 mmHg, HR 88x/menit, dan T 36,5 oC
- Sistem Pernafasan menyalahkan diri sendiri, bertanya tentang proses penyembuhan luka,
RR 20x/menit perubahan fisik setelah operasi dan hubungan seksual dengan suami
- Sistem Penginderaan 2. Gangguan rasa nyaman: Nyeri berhubungan dengan pasca operasi ditandai
(Kaji konjungtiva, apakah ada peradangan / tidak. Konjuntiva anemis, sclera dengan terdapat luka operasi sepanjang 15 cm dari simfisis ke pusat pada
tidak ikterik) klien
- Sistem Pencernaan 3. Resiko tinggi kekurangan cairan tubuh berhubungan dengan pasca operasi
(Kaji mulut dan tenggorokan termasuk tonsil, apakah terdapat diare / tidak, 4. Resiko tinggi infeksi berhubungan dengan bekas luka operasi
adakah mual dan muntah)
- Sistem Perkemihan 3. RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN
(Kaji system perkemihannya output)
 (Pra Operatif)
- Sistem Muskuloskeletal
(Biasanya klien tidak mengalami kesulitan bergerak). No. Diagnosa Tujuan Intervensi Rasional
- Anus Keperawatan
(Biasanya pasien mengalami inflamasi jaringan akibat infeksi). 1 Gangguan Setelah Mandiri:
 Pemeriksaan Laboratorium rasa nyaman: dilakukan - Kaji keluhan - Mengindikasikan
Pemeriksaan darah Nyeri asuhan nyeri, kebutuhan untuk
Hb :- berhubungan keperawatan perhatikan intervensi dan
Ht :- dengan nyeri pada klien lokasi tanda-tanda
Leukosit :- dismenore berkurang atau intensitas perkembangan
Trombosit :-
Eritrosit :- ditandai hilang dengan (skala 1 – 10) komplikasi
 Aspek Psikososiospiritual dengan kriteria hasil: frekuensi dan
Psikologi : klien tampak sedih menangis hanya berdiam diri, DO : - - Klien waktu
menyalahkan diri sendiri, bertanya tentang proses DS: klien mengenali
penyembuhan luka, perubahan fisik setelah operasi, dan mengatakan faktor
hubungan seksual dengan suami nyri tak penyebab
Sosial : (Biasanya klien merasa kesepian dan takut di tolak dalam tertahankan - Klien - Dorong - Mengurangi rasa
pergaulan.) bila menggunakan pengungkapa takut dan
Spiritual : (Bagaimana ibadah klien selama sakit) menstruasi metode n perasaan ansietas
hingga akan pencegahan sehingga
2. DIAGNOSA KEPERAWATAN pingsan non analgetik mengurangi
 (Pra Operatif) untuk persepsi akan
1. Gangguan rasa nyaman: Nyeri berhubungan dengan dismenore ditandai mengurangi intensitas rasa
dengan klien mengeluh nyeri saat menstruasi. nyeri sakit
2. Gangguan rasa aman: Kecemasan berhubungan dengan kurang pengetahuan - Klien
akan prognosis penyakit, kebutuhan pengobatan melaporkan - Berikan - Meningkatkan
 (Post Operatif) nyeri yang tindakan relaksasi atau
1. Gangguan rasa aman: Kecemasan berhubungan dengan pasca operasi sudah dapat kenyamanan menurunkan
ditandai dengan klien tampak sedih, menangis dan berdiam diri, dikontrol misal : tegangan otot.
perubahan pemenuhan dan rasa
posisi tubuh kebutuhan takut
tidur adekuat - Meningkatkan
- Menunjukkan - Instruksikan kenyamanan
- Dorong - Memfokuskan fleksibilitas klien untuk klien
penggunaan kembali peran menggunaka
teknik perhatian, n teknik
relaksasi meningkatkan relaksasi
- Membuat klien
misal : rasa kontrol dan
- Berikan lebih tenang
bimbingan dapat
pengobatan
imajinasi dan meningkatkan
untuk
visualisasi kemampuan
menurunkan
latihan nafas koping
cemas
dalam.
dengan cara
yang tepat - Menambah
Kolaborasi: pengetahuan
- Sediakan
- Meredakan rasa klien tentang
- Pemberian informasi
nyeri diagnosa.
analgesik. aktual
tentang
2 Gangguan Setelah Mandiri: diagnosa,
rasa aman: dilakukan - Kaji tingkat - Mengetahui
penanganan,
Kecemasan tindakan kecemasan sejauh apa
dan
berhubungan keperawatan, dan reaksi tingkat cemas
prognosis
dengan kecemasan fisik pada klien
kurang klien berkurang tingkat  (Post Operatif)
pengetahuan dengan kriteria kecemasan No. Diagnosa Tujuan Intervensi Rasional
akan hasil: (takikardi, Keperawatan
prognosis - Tidak ada takipneu, 1 Gangguan Setelah Mandiri:
penyakit, tanda-tanda ekspresi rasa aman: dilakukan - Kaji tingkat - Mengetahui
kebutuhan kecemasan cemas non Kecemasan tindakan kecemasan sejauh apa
pengobatan - Melaporkan verbal) berhubungan keperawatan, dan reaksi tingkat cemas
ditandai penurunan - Membantu klien
dengan pasca kecemasan fisik pada
dengan durasi dan - Temani klien menenangkan
operasi klien berkurang tingkat
DO: - episode untuk klien
ditandai dengan kriteria kecemasan
DS:- cemas mendukung dengan hasil: (takikardi,
- Melaporkan kecemasan DO: klien - Tidak ada takipneu,
tampak sedih, tanda-tanda ekspresi operasi berkurang atau intensitas perkembangan
menangis dan kecemasan cemas non ditandai hilang dengan (skala 1 – 10) komplikasi
berdiam diri, - Melaporkan verbal) dengan kriteria hasil: frekuensi dan
menyalahkan penurunan DO: terdapat - Klien waktu
- Membantu
diri sendiri durasi dan - Temani klien luka operasi mengenali
untuk menenangkan
DS: klien episode sepanjang 15 faktor - Lakukan - Perawatan luka
mendukung klien
bertanya cemas cm dari penyebab perawatan yang steril dapat
tentang proses - Melaporkan kecemasan simfisis ke - Klien luka dengan mempercepat
penyembuhan pemenuhan dan rasa pusat menggunakan teknik steril proses
luka, kebutuhan takut DS: - metode pemulihan
perubahan tidur adekuat - Meningkatkan pencegahan
- Instruksikan
fisik setelah - Menunjukkan kenyamanan non analgetik - Dorong - Mengurangi rasa
klien untuk
operasi dan fleksibilitas klien untuk pengungkapa takut dan
menggunaka
hubungan peran mengurangi n perasaan ansietas
n teknik
seksual nyeri sehingga
relaksasi - Klien
dengan suami mengurangi
- Membuat klien melaporkan persepsi akan
- Berikan
lebih tenang nyeri yang intensitas rasa
pengobatan
sudah dapat sakit
untuk
dikontrol
menurunkan
cemas - Berikan - Meningkatkan
dengan cara tindakan relaksasi atau
yang tepat kenyamanan menurunkan
- Menambah misal : tegangan otot.
- Sediakan pengetahuan perubahan
informasi klien tentang posisi tubuh
aktual diagnosa.
tentang - Dorong - Memfokuskan
diagnosa, penggunaan kembali
penanganan, teknik perhatian,
dan relaksasi meningkatkan
prognosis misal : rasa kontrol dan
2 Gangguan Setelah Mandiri: bimbingan dapat
rasa nyaman: dilakukan - Kaji keluhan - Mengindikasikan imajinasi dan meningkatkan
Nyeri asuhan nyeri, kebutuhan untuk visualisasi kemampuan
berhubungan keperawatan perhatikan intervensi dan latihan nafas koping
dengan pasca nyeri pada klien lokasi tanda-tanda dalam.
Kolaborasi:
- Pemberian - Meredakan rasa Kolaborasi: - Cairan glukosa
analgesik nyeri - Pemberian dapat
tramal sup Dextrose 5% meningktakan
3x50 mg energi pada klien

3 Resiko tinggi Setelah Mandiri: 4 Resiko Tinggi Setelah Mandiri:


- Perubahan TD Infeksi dilakukan - Tekankan - Mencegah
kekurangan dilakukan - Awasi
dan nadi dapat berhubungan asuhan teknik penyebaran
cairan tubuh asuhan Tanda-tanda
digunakan untuk dengan bekas keperawatan mencuci bakteri dan
berhubungan keperawatan vital
perkiraan kasar luka operasi infeksi pada tangan kontaminasi
dengan pasca cairan klien
kehilangan darah ditandai klien tidak dengan tepat silang
operasi tetap dapat
ditandai terpenuhi dengan terjadi dengan
- Memberikan DO:- - Menurunkan
dengan dengan baik - Awasi kriteria hasil: - Pertahankan
pedoman untuk DS:- - Tidak ada infeksi
DO:- dengan kriteria masukan dan teknik
penggantian tanda-tanda nosokomial
DS:- hasil: haluaran dan aseptic pada
cairan infeksi, misal: penggantian
- Perbaikan hubungkan
kemerahan balutan,
keseimbangan dengan berat
dan demam prosedur
cairan badan
- Luka bekas invasive
dibuktikan - Mengetahui operasi pada - Deteksi dini
oleh turgor - Catat tanda seberapa banyak klien cepat - Lihat insisi terjadinya infeksi
kulit baik, perdarahan perdarahan yang sembuh dan bedah memberikan
membrane baru setelah terjadi kering invasive pencegahan
mukosa berhentinya
untuk komplikasi serius
lembab, perdarahan
pengisisan awal eritema.
kapiler cepat - potensial
- Pertahankan kelebihan
pencatatan transfuse cairan, - menurunkan
akurat khususnya bila Kolaborasi: resiko
subtotal volume tambahan - Berikan kontaminasi
cairan / diberikan antibiotic infeksi
darah selama sebelum transfuse clofamox perioperasi
terapi darah 3x1 gram IV
penggantian sesuai
indikasi
DAFTAR PUSTAKA
Smeltzer Suzanne C. and Bare Brenda G. 2002. Buku Ajar Keperawatan Medikal
Bedah Brunner & Suddarth Volume 2. Jakarta: EGC.
Doengoes, Marilynn E.2000.Rencana Asuhan Keperawatan : Pedoman untuk
Perencanaan dan Pendokumentasian Perawatan pasien. Jakarta: Penerbit Buku
Kedokteran EGC.
http://medicastore.com/obat/7739/CLAVAMOX_TABLET_500.html
http://www.kimiafarmaapotek.com/index.php?
page=shop.product_details&flypage=flypage.tpl&product_id=1412&category_id=26
&option=com_virtuemart&Itemid=98
http://harnawatiaj.wordpress.com/2008/03/17/kuretase/
http://valentinadewi.blogspot.com/2010/11/histerektomi-parsial.html
http://anantaindra.blogspot.com/2010_11_12_archive.html
http://www.docstoc.com/docs/76029836/Askep-ADENOMIOSIS
http://reproduksiumj.blogspot.com/2009/10/endometriosis-dan-adenomiosis.html

Anda mungkin juga menyukai