Anda di halaman 1dari 2

BLOK

06 HEMATOLOGI & IMUNOLOGI


PENYAKIT AUTOIMUN

PENYAKIT AUTOIMUN
Suryadi Kurniawan

Autoimunitas sebenarnya bukan merupakan penyakit, tetapi merupakan suatu keadaan dimana tubuh
tidak mampu membedakan sel atau jaringan tubuh sendiri dari sel atau jaringan asing, sehingga jaringan
tubuh sendiri dianggap sebagai antigen asing. Akibatnya adalah timbul suatu respons imun, baik respons
seluler, seperti misalnya terjadi infiltrasi atau perusakan jaringan oleh limfosit T atau makrofag, maupun
respons humoral dengan membentuk antibodi yang ditujukan terhadap jaringan tubuh sendiri.
Penyebab keadaan ini belum diketahui dengan pasti, namun para akhli berpendapat bahwa faktor
genetik, faktor imunologik, bahkan virus memegang peranan penting.
Penyakit autoimun dapat dibagi dalam 3 golongan besar :

I. Kelainan autoimun yang organ spesifik


Ciri kelainannya adalah inflamasi kronik dalam organ tertentu dan terdapatnya autoantibodi terhadap
organ tersebut, misal : antibodi terhadap tiroid, antibodi terhadap sel mukosa lambung dll. Biasanya
merupakan kelainan turun temurun.
Contoh : a. Thyroiditis Hashimoto
b. Thyrotoxicosis (Grave’s disease)

II. Kelainan autoimun yang non organ spesifik


Ciri kelainannya berupa kelainan patologik dalam berbagai organ dan jaringan yang tersebar diseluruh
tubuh. Selain itu didalam serum terdapat antibodi yang tidak khusus ditujukan kepada organ tertentu,
misal adanya faktor antinukleus (Anti Nuclear Factor = ANF) atau Anti Nuclear Antibody (ANA)
Kelainan ini juga sering turun temurun.
Contoh : a. SLE

KAPITA SELEKTA 265


BLOK

06 HEMATOLOGI & IMUNOLOGI


PENYAKIT AUTOIMUN

b. Arthritis Rheumatoid
c. Anemia hemolitik autoimun

III. Kelainan autoimun kombinasi antara organ spesifik dan non organ spesifik

Anemia hemolitik autoimun


Anemia hemolitik autoimun ditandai oleh adanya autoantibodi terhadap eritrosit yang dapat berupa
aglutinin maupun hemolisin. Antibodi ini ada yang dapat bekerja pada suhu badan (warm antibody)
maupun pada suhu dingin (cold antibody), seperti misalnya antibodi Donald Landsteiner.
Pada umumnya etiologi penyakit ini belum diketahui (idiopatik) tetapi ada pula yang terjadi sebagai
akibat penyakit lain (sekunder), diantaranya yang sering disebut adalah:
- limfoma
- CLL
- SLE
- MNI
- infeksi dengan virus, dll
Oleh karena tes laboratorium ditujukan untuk mengetahui ada tidaknya antibodi serta jenisnya, dan
untuk mengetahui adakah penyakit lain yang mengakibatkan timbulnya antoantibodi tersebut.
Diagnosis laboratorium perlu dilakukan dengan cermat oleh karena terapi sangat tergantung pada
hasil pemeriksaan laboratorium yang tepat.
Misalnya: penderita dengan warm antibody dapat diobati dengan:
- kortikosteroid atau
- splenektomi
tetapi penatalaksanaan penderita dengan cold antibody yang paling tepat adalah dengan mengusahakan
suasana/lingkungan yang hangat, sedangkan kortikosteroid dan splenektomi pada penderita ini jarang
memberikan hasil yang memuaskan. Untuk mengetahui ada tidaknya antoantibodi dapat dilakukan tes
penyaring, yaitu tes Coombs, sedangkan spesifisitas antibodi dapat ditetapkan dengan menggunakan
antiserum monospesifik baik pada suhu 370C maupun 40C. Yang paling sering ditemukan adalah IgG
dan komplemen yang melapisi eritrosit serta anti IgG dalam serum untuk golongan warna antibody,
sedangkan untuk golongan cold antibody adalah anti-IgM dengan titer yang sangat tinggi.

KAPITA SELEKTA 266

Anda mungkin juga menyukai