BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
langsung oleh ibu kepada anaknya, sebagai proses belajar bayi menghisap
keluar air susu dari payudara dengan seefesien dan ibu belajar cara menyusui
untuk bayinya. Seorang ibu harus menyusui bayinya baik siang hari ataupun
malam hari, sehingga bayi dapat tertidur dan tenang selama 3-4 jam setelah
Susu Ibu (ASI) eksklusif selama 6 bulan pertama dan selanjutnya minimal
selama 1 tahun (AAP dalam Proverawati & Rahmawati, 2010). World Health
kali bayi mau, tidak menggunakan botol dan dot (WHO dalam Proverawati &
Rahmawati, 2010).
bahwa tumbuh kembang anak secara optimal merupakan salah satu hak asasi
anak. Modal dasar pembentukan manusia berkualitas dimulai sejak bayi dalam
2013).
2
untuk memberikan makanan dan minuman pada awal kehidupan bayi. Pada
masa menyusui kebutuhan gizi ibu perlu diperhatikan karena ibu tidak hanya
2009, hampir seluruh bayi di Indonesia (96 %) pernah mendapatkan Air Susu
Ibu (ASI) tapi tidak eksklusif. Salah satu sasaran Suntainable Development
Goals (SDGs) tahun 2015 tentang pemberian Air Susu Ibu (ASI) eksklusif
(ASI) eksklusif pada bayi. Menurut Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2013
pada tahun 2012 menurut data Dinas Kesehatan Provinsi yaitu kota Manado
keberhasilan menyusui yang indikatornya diukur dari durasi Air Susu Ibu
(ASI) eksklusif, pertumbuhan bayi dan status gizi ibu pasca menyusui.
Ibu dengan gizi yang baik umumnya mampu menyusui bayinya selama
minimal 6 bulan. Sebaliknya ibu yang gizinya kurang, biasanya tidak mampu
menyusui selama itu, bahkan tidak jarang air susunya tidak keluar
kekurangan magnesium, vitamin B6, folat, kalsium, dan seng. Air Susu Ibu
(ASI) tidak memiliki suplai zat besi yang cukup untuk bayi prematur atau bayi
yang berusia lebih dari 6 bulan. Karena itu suplementasi zat besi sebaiknya
diberikan pada ibu menyusui dengan bayi prematur. Nutrisi yang tidak
adekuat dan stress dapat menurunkan jumlah produksi Air Susu Ibu (ASI)
dengan ibu yang mengkonsumsi energi dengan jumlah yang lebih rendah
kecukupan energi dengan produksi ASI pada ibu menyusui di Desa Bawen
Kecamatan Bawen Tahun 2016 dengan nilai p 0,002 < α =0,05. Ada hubungan
antara tingkat kecukupan protein dengan produksi ASI pada ibu menyusui di
Desa Bawen Kecamatan Bawen Tahun 2016 dengan nilai p 0,000 < α =0,05.
Puskesmas Sewon I Bantul tahun 2015 tentang hubungan asupan gizi dengan
produksi ASI pada ibu yang menyusui bayi umur 0-6 bulan di Puskesmas
dalam kategori baik yaitu sebesar (47,9 %). Produksi ASI pada ibu yang
menyusui bayi umur 0-6 bulan di Puskesmas Sewon I Bantul termasuk dalam
kategori baik yaitu sebesar (68,8 %). Terdapat hubungan antara asupan gizi
dengan produksi ASI ibu yang menyusui bayi umur 0-6 bulan di Puskesmas
hubungan antara status gizi ibu dengan pengeluaran kolostrum karena status
gizi ibu dalam kategori baik sebanyak 25 responden. Ibu nifas yang
mempunyai gizi dan nuitrisi yang tercukupi akan mempengaruhi kinerja tubuh
baik. Begitu juga sebaliknya bila status gizi dan nutrisi ibu jelek, metabolisme
Data dari Puskesmas Bahu Kota Manado di wilayah kerja bahwa tahun
2011 jumlah bayi 265, yang diberikan Air Susu Ibu (ASI) eksklusif 1 dan
yang tidak diberikan Air Susu Ibu (ASI) eksklusif yaitu 264. Tahun 2012
jumlah bayi 499, yang diberikan Air Susu Ibu (ASI) eksklusif yaitu 347 dan
yang tidak diberikan Air Susu Ibu (ASI) eksklusif yaitu 152. Tahun 2013
jumlah bayi 559, yang diberikan Air Susu Ibu (ASI) eksklusif 522 dan yang
5
tidak diberikan Air Susu Ibu (ASI) eksklusif sebanyak 37. Tahun 2014 jumlah
bayi 386, yang diberikan Air Susu Ibu (ASI) eksklusif 266 dan yang tidak
diberikan Air Susu Ibu (ASI) eksklusif sebanyak 120. Tahun 2015 jumlah bayi
524, yang diberikan Air Susu Ibu (ASI) eksklusif sebanyak 333 dan yang
tidak diberikan Air Susu Ibu (ASI) eksklusif sebanyak 191. Data di atas
menunjukkan bahwa pemberian Air Susu Ibu (ASI) eksklusif terus meningkat,
akan tetapi peningkatan ini belum sesuai dengan target nasional yaitu 80 %.
Kota Manado jumlah ibu menyusui bayi umur 0-6 bulan yang mendapatkan
Air Susu Ibu (ASI) eksklusif pada bulan Agustus 2016 berjumlah 124 orang.
Air Susu Ibu (ASI) hal ini dikarenan tidak suka mengkonsumsi sayuran hijau
seperti sayur bayam dan daun katuk dan 7 diantaranya menyatakan lancarnya
Air Susu Ibu (ASI) hal ini dikarenakan mereka mengkonsumsi susu, sayuran
pemenuhan kebutuhan gizi ibu dengan kelancaran Air Susu Ibu (ASI) pada
ibu menyusui di Puskesmas Bahu Kota Manado belum ada yang melakukan
“Hubungan Pemenuhan Kebutuhan Gizi Ibu dengan Kelancaran Air Susu Ibu
B. Rumusan Masalah
kebutuhan gizi ibu dengan kelancaran Air Susu Ibu (ASI) pada ibu menyusui
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
dengan kelancaran Air Susu Ibu (ASI) pada ibu menyusui di Puskesmas
2. Tujuan Khusus
b. Untuk mengetahui kelancaran Air Susu Ibu (ASI) pada ibu menyusui
kelancaran Air Susu Ibu (ASI) pada ibu menyusui di Puskesmas Bahu
Kota Manado.
D. Manfaat Penelitian
pemenuhan kebutuhan gizi ibu dengan kelancaran Air Susu Ibu (ASI) pada
ibu menyusui.
2. Bagi Aplikatif
kebutuhan gizinya sehingga Air Susu Ibu (ASI) dapat diproduksi dengan
lancar.
3. Bagi Metodologi
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
1. Pengertian
(Sulistyoningsih, 2011).
Ibu (ASI) yang dikeluarkan ibu dan status gizi ibu. Konsumsi ibu
keberhasilan menyusui yang diukur dari durasi Air Susu Ibu (ASI)
eksklusif, status gizi bayi, dan status gizi ibu (Fikawati dkk, 2015).
Berikut ini beberapa zat gizi yang perlu diperhatikan oleh ibu
a. Energi
kkal dengan demikian bila ibu biasa makan 3 kali sehari bisa menjadi 4
kebutuhan energi ini karena diasumsikan tiap 100cc Air Susu Ibu
mengeluarkan 750 cc Air Susu Ibu (ASI) pada 6 bulan pertama dan
b. Protein
Sumber protein ini dapat diperoleh dari ikan, daging ayam, daging
sapi, telur, susu, dan juga tahu, tempe, serta kacang-kacangan. Jika
dari protein ibu yang berada di otot. Hal ini mengakibatkan ibu
Adapun zat gizi lain yang perlu diperhatikan oleh ibu menyusui
a. Lemak
g/hari.
b. Vitamin
Susu Ibu (ASI), oleh karena itu ibu perlu mengkonsumsi sayuran hijau
c. Mineral
dalam tulang dan gigi. Ibu hamil dan menyusui dianjurkan menambah
asupan kalsium sebanyak 200 mg/hari menjadi 1300 mg/hari. Pada ibu
bentuk Air Susu Ibu (ASI). Oleh Karena itu ibu menyusui memerlukan
zat besi dapat berasal dari bahan pangan hewani maupun nabati.
dalam pengaturan makan ibu saat menyusui adalah prinsip gizi seimbang.
b. Mengkonsumsi Suplemen
ibu. Makanan dengan volume yang rendah namun bergizi tinggi tepat
vitamin dan mineral) lebih baik daripada satu mangkuk bubur sumsum
ibu menyusui menurut Ramayulis & Marbun (2010), yaitu sebagai berikut:
a. Kafein
Kafein yang terdapat pada kopi, teh soda dan cokelat jika
dikonsumsi berlebih memberikan efek sulit tidur pada ibu dan ini juga
dirasakan oleh bayi. Bayi yang kurang tidur akan menjadi rewel.
b. Alkohol
a. Nikotin
kandungan nikotin pada Air Susu Ibu (ASI) akan 1,5-3 kali lebih
13
tinggi dari kadar nikotin pada darah ibu. Jumlah akan terus meningkat
diantaranya:
1) Susu sapi
3) Tepung gandum
Alergi tidak terjadi pada semua bayi, sehingga ibu dapat tetap
6. Pengaruh Status Gizi Pada Ibu Menyusui (Sukarni & Wahyu, 2013)
a. Ibu menyusui dengan diet yang adekuat tentu status gizinya baik. Hal
Susu Ibu (ASI) sehingga kecukupan nutrisi pada bayi terpenuhi dan
mengakibatkan gizi buruk. Jika gizi ibu menyusui buruk akan sangat
berupa bayi mudah sakit, bayi mudah terkena infeksi, angka kesakitan
1. Pengertian
Air susu ibu (ASI) adalah cairan kehidupan terbaik yang sangat
dibutuhkan oleh bayi. Air Susu Ibu (ASI) mengandung berbagai zat yang
(Maritalia, 2014).
Air Susu Ibu (ASI) merupakan makanan terbaik dan paling ideal
bagi bayi. Pemberian Air Susu Ibu (ASI) semaksimal mungkin merupakan
dimasa yang akan datang. Air Susu Ibu (ASI) memiliki nilai yang sangat
Air Susu Ibu (ASI) adalah susu yang diproduksi seorang ibu untuk
konsumsi bayi dan merupakan sumber gizi utama untuk bayi yang belum
Air Susu Ibu (ASI) adalah makanan terbaik untuk bayi. Air susu
ibu khusus dibuat untuk bayi manusia. Kandungan gizi dari Air Susu Ibu
(ASI) sangat khusus dan sempurna serta sesuai dengan kebutuhan tumbuh
kembang bayi. Air Susu Ibu (ASI) dibedakan dalam tiga stadium yaitu:
a. Kolostrum
ini disekresi oleh kelenjar payudara pada hari pertama sampai hari
darah putih dan antibodi yang tinggi daripada Air Susu Ibu (ASI)
matur.
Air Susu Ibu (ASI) peralihan adalah air susu ibu yang keluar
setelah kolostrum sampai sebelum Air Susu Ibu (ASI) matang, yaitu
sejak hari ke-4 sampai hari ke-10. Selama dua minggu, volume air
meningkat.
Air Susu Ibu (ASI) matur disekresi pada hari ke sepuluh dan
Kandungan air susu ibu matur relatif konstan, tidak menggumpal bila
dipanaskan.
3. Manfaat Pemberian Air Susu Ibu (ASI) Bagi Bayi (Walyani &
Purwoastusi, 2015)
b. Mengandung antibodi
limposit.
Berbagai bahan makanan yang baik untuk bayi yaitu terdiri dari
proporsi yang seimbang dan cukup kuantitas semua zat gizi yang
lebih tinggi dibandingkan yang mendapat Air Susu Ibu (ASI), karena
17
kebiasaan menyusui dengan botol dan dot terutama pada waktu tidur
e. Memberi rasa nyaman dan aman pada bayi dan adanya ikatan antara
menimbulkan alergi.
Lemak pada Air Susu Ibu (ASI) adalah lemak tak jenuh yang
otak bayi yang mendapat Air Susu Ibu (ASI) eksklusif akan tumbuh
anak lebih cerdas dan terhindar dari kerusakan sel-sel saraf otak.
adalah:
18
e. Ibu dapat melakukan di mana saja, bahkan jika tidak ada air disekitar
ringan dan minuman, karena ibu memiliki Air Susu Ibu (ASI)
disusukan selama 10-15 menit untuk merangsang produksi Air Susu Ibu (ASI)
dan membiasakan puting susu diisap oleh bayi. Untuk mengetahui banyaknya
produksi Air Susu Ibu (ASI), beberapa kriteria yang dipakai sebagai patokan
untuk mengetahui Air Susu Ibu (ASI) lancar atau tidak adalah:
1) Air Susu Ibu (ASI) yang banyak dapat merembes keluar melalui
puting.
4) Jika Air Susu Ibu (ASI) cukup, setelah menyusu bayi akan
2014)
a. Makanan
terhadap kelancaran Air Susu Ibu (ASI). Apabila makanan yang ibu
makan cukup akan gizi dan pola makan yang teratur, maka produksi
Kondisi kejiwaan dan pikiran harus tenang agar Air Susu Ibu
tertekan, sedih dan tegang akan menurunkan volume Air Susu Ibu
(ASI).
d. Perawatan payudara
oksitosin.
e. Anatomi Payudara
Susu Ibu (ASI). Selain itu, perlu diperhatikan juga bentuk anatomis
f. Faktor Fisiologi
g. Pola istirahat
Susu Ibu (ASI). Apabila kondisi ibu terlalu capek, kurang istirahat
produksi dan pengeluaran Air Susu Ibu (ASI) akan semakin banyak.
menghisap Air Susu Ibu (ASI) yang lebih rendah disbanding bayi yang
berat lahir normal (BBL > 2500 gr). Kemampuan mengisap Air Susu
Ibu (ASI) yang lebih rendah ini meliputi frekuensi dan lama penyusuan
yang lebih rendah dibandingkan berat lahir bayi normal yang akan
sehingga produksi Air Susu Ibu (ASI) lebih rendah daripada bayi yang
cukup bulan.
merangsang produksinya
b. Berikan bayi, kedua belah dada ibu tiap kali menyusui, juga untuk
merangsang produksinya
c. Biarkan bayi mengisap lama pada tiap buah dada, makin banyak
e. Ibu dianjurkan minum yang banyak (8-10 gelas/hari) baik berupa susu
maupun air putih, karena Air Susu Ibu (ASI) yang diberikan pada bayi
g. Ibu harus banyak istirahat dan banyak tidur, keadaan tegang dan
h. Jika jumlah Air Susu Ibu (ASI) yang diproduksi tidak cukup, maka
dapat dicoba dengan pemberian obat pada ibu, seperti tablet Maloco
D. Pemenuhan Kebutuhan Gizi Ibu dengan Kelancaran Air Susu Ibu (ASI)
Air Susu Ibu (ASI) merupakan makanan yang dibutuhkan bayi selama
kurang lebih enam bulan. Komposisi Air Susu Ibu (ASI) dirancang bukan
hanya untuk mencukupi kebutuhan zat gizi bayi, tetapi juga untuk melindungi
bayi dari infeksi dan penyakit kronis. Proses menyusui sejak dini dapat
memperkuat ikatan antara ibu dan bayi. Ikatan ini adalah salah satu faktor
memerlukan gizi dan nutrisi yang baik (Ramayulis & Marbun, 2010).
mengurangi produksi dan kelancaran air susu ibu. Keadaan kurang gizi tingkat
berat badan ibu, baik pada waktu hamil maupun menyusui dapat
mempengaruhi kelancaran air susu ibu. Produksi Air Susu Ibu (ASI) pada ibu
kurang gizi menjadi lebih sedikit jumlahnya (Proverawati & Asfuah, 2009).
komposisi dan kelancaran Air Susu Ibu (ASI). Kebutuhan energi dan zat gizi
ibu saat menyusui lebih tinggi dari pada kebutuhan ibu saat hamil. Apabila ibu
Aspek gizi ibu dapat berdampak terhadap kelancaran Air Susu Ibu
paling bergizi yang dapat diadakan oleh keluarga. Jumlah energi untuk
24
keperluan menyusui per hari adalah 500-600 kkal lebih banyak dari yang
BAB III
KERANGKA KONSEP
konsep satu atau terhadap konsep yang lainnya dari masalah yang ingin
menjelaskan secara panjang lebar tentang suatu topik yang akan dibahas.
Kerangka ini didapatkan dari konsep ilmu/teori yang dipakai sebagai landasan
(Setiadi, 2013).
Pemenuhan Kebutuhan
Gizi Ibu:
Ket:
: Diteliti
26
B. Hipotesis Penelitian
Air Susu Ibu (ASI) Pada Ibu Menyusui di Puskesmas Bahu Kota Manado.
Kelancaran Air Susu Ibu (ASI) Pada Ibu Menyusui di Puskesmas Bahu
Kota Manado.
C. Definisi Operasional
BAB IV
METODE PENELITIAN
A. Desain Penelitian
rancangan Cross Sectional yaitu variabel sebab atau resiko dan akibat atau
kasus yang terjadi pada objek penelitian diukur atau dikumpulkan secara
simultan, satu kali saja dalam satu waktu (dalam waktu yang bersamaan)
(Setiadi, 2013).
1. Lokasi Penelitian
2. Waktu Penelitian
1. Populasi
(Setiadi, 2013). Populasi dalam penelitian ini adalah semua ibu menyusui
bayi usia 0-6 bulan yang ada di Puskesmas Bahu Kota Manado. Jumlah
28
ibu menyusui bayi umur 0-6 bulan pada bulan Agustus 2016 adalah 124
orang.
2. Sampel
dan dianggap mewakili seluruh populasi. Dengan kata lain, sampel adalah
populasi 3 bulan terakhir ibu menyusui bayi umur 0-6 bulan di Puskesmas
Bahu Kota Manado. Besarnya sampel menurut rumus Slovin yang dikutip
n= N
1+N (d2)
Dimana:
n = Jumlah Sampel
N = Jumlah Populasi
n= 124
1+124 (0,052)
n = 124
1+ 0,31
n = 94,8 dibulatkan 95
Jadi sampel dalam penelitian ini yaitu 95 sampel ibu menyusui Air
Susu Ibu (ASI) eksklusif pada bayi umur 0-6 bulan yang berada di
29
a. Kriteria Inklusi
(Notoatmodjo, 2012).
responden.
b. Kriteria Eksklusi
1. Tahap Persiapan
b. Mendapat surat izin pengambilan data awal dari Program Studi Ilmu
Manado.
bayi usia 0-6 bulan kemudian memilih sesuai kriteria inklusi yang
ditetapkan
2. Tahap Pelaksanaan
c. Menemui semua Ibu menyusui bayi usia 0-6 bulan di Puskesmas Bahu
tersebut
yang menyusui bayi umur 0-6 bulan dan lembar kuesioner kelancaran
Air Susu Ibu (ASI). Lembar kuesioner akan diambil pada hari yang
3. Tahap Akhir
E. Instrumen Penelitian
akan dibagikan dan diisi oleh ibu menyusui bayi umur 0-6 bulan yang
Puskesmas Bahu Kota Manado dan kuesioner akan dikumpulkan pada hari
yang sama.
1. Identitas Respondsen
menyusui yaitu lembar kuesioner yang digunakan oleh Sari, S (2010) dan
telah diuji validitas kembali oleh peneliti dengan nilai cronbach’s Alpha
dengan isian dibagi dalam kategori penilaian skor 1 = Tidak Pernah, skor 2
kebutahan gizi terpenuhi dan kebutuhan gizi ibu tidak terpenuhi, diperoleh
= 22.5 dibulatkan 23
Jadi, untuk kategori kebutuhan gizi terpenuhi jumlah skor ≥23, dan
Lismaysarah (2013) dan telah diuji validitas kembali oleh peneliti dengan
terdiri dari 4 pertanyaan, dengan isian dibagi dalam dua kategori yaitu Ya
atau Tidak dimana kurang lancar, jika responden menjawab tidak pada
salah satu pertanyaan dan lancar, jika responden menjawab ya pada semua
pertanyaan.
F. Pengolahan Data
1. Editing
masih kurang.
2. Coding
3. Entry data
pengolahan computer.
4. Cleaning
G. Analisa Data
1. Analisa Univariat
kebutuhan gizi ibu dengan kelancaran Air Susu Ibu (ASI). Variabel
dan Variabel Dependen dalam penelitian ini adalah Kelancaran Air Susu
Ibu (ASI).
2. Analisa Bivariat
penelitian ini adalah uji Chi-Square dengan α < 0,05 dan Ho ditolak jika
34
H. Etika Penelitian
1. Informed Consent
diteliti yang memenuhi kriteria inklusi. Jika subjek menolak, peneliti tidak
2. Anonimity
3. Confidentialy
BAB V
HASIL PENELITIAN
Puskesmas Bahu yaitu Kelurahan Bahu, Kleak, Batu kota, Winangun satu dan
lantai dengan luas 620 m2, terdiri dari 1 Ruangan pemerikasaan pasien umum
bersalin, 3 ruangan Nifas dengan 5 tempat tidur, 1 Ruangan Poli gigi dan 1
orang bidan.
36
dan pengukuran kelancaran air susu ibu dengan pembagian kuesioner yang
B. Analisis Univariat
1. Umur
a. Umur Ibu
Umur N %
< 21 tahun 10 10,5
21-25 tahun 28 29,5
26-30 tahun 29 30,5
31-35 tahun 17 17,9
> 35 tahun 11 11,6
Total 95 100,00
Sumber : Data Primer (diolah tahun 2016)
umur Ibu tarbanyak yakni rentang umur dari 26-30 tahun yang
kelompok umur Ibu paling sedikit adalah rentang umur < 21 tahun
b. Umur Bayi
Umur n %
1 bulan 17 17,9
2 bulan 21 22,1
3 bulan 18 18,9
4 bulan 15 15,8
5 bulan 15 15,8
6 bulan 9 9,5
Total 95 100,0
Sumber : Data Primer (diolah tahun 2016)
presentase 9,5 %.
2. Tingkat Pendidikan
Tingkat Pendidikan N %
SD 2 2,1
SMP 7 7,4
SMA 62 65,3
Perguruan Tinggi 24 25,3
Total 95 100,0
Sumber : Data Primer (diolah tahun 2016)
3. Pekerjaan
Pekerjaan N %
IRT 64 67,4
Mahasiswa 1 1,1
Swasta 19 20,0
PNS 11 11,6
Total 95 100,0
Sumber : Data Primer (diolah tahun 2016)
Pemenuhan Kebutuhan n %
Gizi
Gizi Ibu Tidak Terpenuhi 13 13,7
Gizi Ibu Terpenuhi 82 86,3
Total 95 100,0
Sumber : Data Primer (diolah tahun 2016)
Berdasarkan data pada tabel 5.5 dapat dilihat bahwa lebih banyak
Tabel 5.6 Distribusi responden berdasarkan kelancaran air susu ibu (ASI)
Berdasarkan data pada tabel 5.6 dapat dilihat bahwa lebih banyak
17,9 %.
C. Analisis Bivariat
hubungan Pemenuhan Kebutuhan Gizi Ibu dengan Kelancaran Air Susu Ibu
berikut :
Tabel 5.7 Hasil analisis Hubungan Pemenuhan Kebutuhan Gizi Ibu dengan