KEJANG DEMAM
I. Konsep Penyakit
1.1 Definisi
Istilah kejang demam digunakan untuk bangkitan kejang yg timbul akibat
kenaikan suhu tubuh. “Kejang demam ialah bangkitan kejang yg terjadi pada
kenaikan suhu tubuh (suhu rektal 38C) yang disebabkan oleh suatu proses
ekstrakranium (Hasan, 1995).
1
2
1.2 Etiologi
Penyebab Febrile Convulsion hingga kini belum diketahui dengan Pasti,
demam sering disebabkan oleh infeksi saluran pernafasan atas, otitis media,
pneumonia, gastroenteritis dan infeksi saluran kemih. Kejang tidak selalu
tinbul pada suhu yang tinggi. Kadang-kadang demam yang tidak begitu tinggi
dapat menyebabkan kejang (Mansjoer, 2000).
Dengan perbedaan jenis konsentrasi ion di dalam dan di luar sel maka terdapat
perbedaan potensial yang disebut potensial membran dan ini dapat dirubah
dengan adanya :
a. Perubahan konsentrasi ion di ruang ekstraseluler
b. Rangsangan yang datangnya mendadak, misalnya mekanis, kimiawi atau
aliran listrik dari sekitarnya
c. Perubahan patofisiologi dari membran sendiri karena penyakit atau
keturunan.
4
Pada kenaikan suhu tubuh tertentu dapat terjadi perubahan keseimbangan dari
membran dan dalam waktu yang singkat terjadi difusi dari ion kalium maupun
ion natrium melalui membran tadi, dengan akibat terjadinya lepas muatan
listrik. Lepas muatan listrik ini demikian besarnya sehingga meluas ke seluruh
sel maupun ke membran sel tetangganya sehingga terjadi kejang.Tiap anak
mempunyai ambang kejang yang berbeda, tergantung dari tinggi rendahnya
ambang kejang tersebut. Pada anak dengan ambang kejang rendah, kejang
dapat terjadi pada suhu 38 C, sedang pada ambang kejang tinggi baru terjadi
pada suhu 40 C atau lebih.
1.6 Komplikasi
Pada penderita kejang demam yang mengalami kejang lama biasanya terjadi
hemiparesis. Kelumpuhannya sesuai dengan kejang fokal yang terjadi. Mula –
mula kelumpuhan bersifat flasid, tetapi setelah 2 minggu timbul spastisitas.
Kejang demam yang berlangsung lama dapat menyebabkan kelainan anatomis
di otak sehingga terjadi epilepsy.
Ada beberapa komplikasi yang mungkin terjadi pada klien dengan kejang
demam :
a. Pneumonia aspirasi
b. Asfiksia
c. Retardasi mental
6
1.7 Penatalaksaan
Ada beberapa hal yang perlu dilakukan, yaitu :
1.8 Pathway
b. Kesehatan fisik
1) Pola nutrisi
2) Pola eliminasi
3) Pola tidur
Yang perlu dikaji meliputi jam tidur, waktu tidur dan lamanya
dan rambut
5) Pola aktifitas
1) Riwayat prenatal
2) Riwayat kelahiran
4) Tumbuh kembang
5) Imunisasi
badan meningkat
f. Riwayat psikologis
Diagnosa 2: hipertemia
2.2.3 Definisi
Peningkatan suhu tubuh diatas rentang normal
2.2.4 Batasan karakteristik
Objektif
Kulit merah
Suhu tubuh meningkat diatas rentang normal
Kejang atau konvusi
Teraba hangat
Takikardia
Takipnea
2.2.5 Faktor yang berhubungan
Dehidrasi
Penyakit atau trauma
Ketidakmampuan atau penurunan kemampuan untuk berkeringat
Pakaian yang tidak tepat
Peningkatan laju metabolisme
Obat atau anestesia
Terpajan pada lingkungan yang panas
Aktivitas yang berlebihan
2.3 Perencanaan
Diagnosa 1: Risiko cedera
2.3.1 Tujuan dan kriteria hasil
Pengendalian risiko cedera:
Keluarga akan mempersiapkan lingkungan yang aman
Keluarga akan menghindari cedera fisik
2.3.2 Intervensi keperawatan dan rasional
Vital signs monitoring:
Monitor adanya hipertermia.
Catat tren dan fluktuasi peningkatan suhu.
Monitor nadi dan respirasi.
Sediakan lingkungan yang aman untuk pasien
Identifikasi kebutuhan keamanan pasien, sesuai dengan kondisi fisik dan
fungsi kognitif pasien dan riwayat penyakit terdahulu pasien
12
Diagnosa 2: Hipertermia
2.3.3 Tujuan dan kriteria hasil
Pasien akan menunjukkan termoregulasi
2.3.4 Intervensi keperawatan dan rasional
- Pantau suhu tubuh
Rasional : Suhu 38,9-41,1 menunjukkan adanya proses infeksius
akut. Pola demam dapat membantu dalam diagnosis
- Pantau suhu lingkungan, batasi / tambahkan penggunaan seprai di
tempat tidur sesuai indikasi
Rasional : Suhu ruangan / jumlah selimut harus dirubah untuk
mempertahankan suhu mendekati normal
- Berikan kompres hangat