DEMENSIA
Oleh :
JURUSAN KEPERAWATAN
FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS BORNEO TARAKAN
2017
KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI & PENDIDIKAN TINGGI
UNIVERSITAS BORNEO TARAKAN
Jalan Amal Lama Nomor 1 Tarakan
Telp. 0551-5507023 Fax. 0551-2028655, 2052558
Laman : www.borneo.ac.id
Topik : Dimensia
Hari / tanggal : Rabu, 27 September 2017
Waktu : 08.00-selesai
Tempat : Panti Jompo Jembatan Besi
Peserta : Lansia
A. Latar Belakang
Alzheimer adalah salah satu penyakit yang digolongkan dalam
kelompok demensia, atau yang dalam bahasa awam yang dikenal sebagai
"pikun". Penyakit ini ditemukan pertama kali oleh Alois Alzheimer pada tahun
1906.
Demensia dapat disebabkan oleh banyak hal, misalnya stroke.
Demensia sendiri terbagi menjadi dua yakni Demensia Alzheimer dan
Demensia Vaskuler. Demensia Alzheimer merupakan kasus demensia
terbanyak di negara maju Amerika dan Eropa sekitar 50-70%. Demensia
vaskuler penyebab kedua sekitar 15-20% sisanya 15- 35% disebabkan
demensia lainnya. Di Jepang dan Cina demensia vaskuler 50 – 60 % dan 30 –
40 % demensia akibat penyakit Alzheimer.
Berdasarkan Laporan Departemen Kesehatan tahun 1998, populasi
usia lanjut diatas 60 tahun adalah 7,2 % (populasi usia lanjut kurang lebih 15
juta). Peningkatan angka kejadian kasus demensia berbanding lurus dengan
meningkatnya harapan hidup suatu populasi . Kira-kira 5 % usia lanjut 65 – 70
tahun menderita demensia dan meningkat dua kali lipat setiap 5 tahun
mencapai lebih 45 % pada usia diatas 85 tahun. Pada negara industri kasus
demensia 0.5 –1.0 % dan di Amerika jumlah demensia pada usia lanjut 10 –
15% atau sekitar 3 – 4 juta orang. Sekitar 10% orang berusia lebih dari 70
tahun mengalami gangguan daya ingat dan 50% di antaranya adalah penderita
alzheimer yaitu onset dini dan onset lambat. Pada onset tipe dini, gejala akan
muncul sebelum berusia 60 tahun, dan sering kali dikaitkan dengan faktor
keturunan. Sampai saat ini 3 gen yang berhubungan dengan alhzeimer onset
dini sudah berhasil di identifikasikan. Tipe ini hanya di dapat pada 5-10%
kasus alzheimer. Sedangakan tipe onset lambat terjadi pada usia lebih dari 60
tahun dan merupakaan bentuk umum dari penyakit ini.
Meskipun terjadi pada usia lanjut, penyakit alzheimer bukanlah suatu
proses yang normal pada penuaan. Penurunan fungsi kognitif, terutama fungfi
daya ingat berkembang secara lambat akibat adanya gangguan pada sinap
(sambungan antara jaringan saraf) di otak terutama daerah korteks.
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Setelah penyuluhan tentang Demensia diharapkan kepada Pasien yang ada
di Panti Jompo Jembatan Besi dapat memahami tentang pencegahan dan
penanggulangan penyakit Demensia.
2. Tujuan Khusus :
Pada akhir penyuluhan diharapkan Pasien :
a. Menyebutkan pengertian Demensia.
b. Menyebutkan penyebab Demensia.
c. Menyebutkan tanda & gejala Demensia.
d. Menjelaskan cara pencegahan Demensia dan menyatakan kesanggupan
melakukan tindakan pencegahan Demensia.
e. Menjelaskan cara penanganan Demensia.
C. Materi
1. Pengertian Demensia.
2. Penyebab Demensia.
3. Tanda & gejala Demensia.
4. Pengobatan Herbal pada pasien Demensia.
5. Diet yang dianjurkan pada pasien Demensia.
D. Metode
1. Penyuluhan
2. Tanya jawab/diskusi
E. Media
1. Lembar Balik
2. Reaflet
F. Pengorganisasian :
G. Setting Tempat
Keterangan :
= pemateri
= peserta
H. Kegiatan Penyuluhan
Alokasi
No. Fase Kegiatan Penyuluh Kegiatan Peserta waktu
I. Antisipasi Masalah
1. Penanganan Klien yang tidak aktif saat penyuluhan :
a. Memotivasi klien untuk lebih aktif
2. Bila Klien meninggalkan tempat penyuluhan tanpa pamit :
a. Panggil nama klien
b. Tanyakan alasan klien meninggalkan tempat penyuluhan
c. Berikan penjelasan tentang tujuan penyuluhan dan
berikan penjelasan pada klien bahwa klien dapat
melaksanakan keperluannya setelah itu klien boleh
kembali lagi.
3. Bila ada klien ingin ikut
a. Berikan penjelasan bahwa penyuluhan ini ditujukan pada
klien yang telah terpilih
J. Kriteria Evaluasi :
1. Evaluasi struktur :
a. Kesesuaian pelaksanaan peran & tugas
b. Ketepatan setting lokasi dengan situasi dan kondisi tempat
c. Kelengkapan panitia (petugas)
d. Jumlah peserta terhadap target sasaran
e. Kesesuaian peserta terhadap target
f. Kelengkapan dan ketepatan media dan alat bantu lainnya
g. Efektifitas dan efisiensi penggunaan dana
2. Evaluasi proses :
a. Ketepatan waktu (mulai, lamanya dan berakhirnya)
b. Kelancaran acara dan kemampuan panitia mengeliminasi hambatan
c. Sikap tubuh dan penggunaan bahasa oleh petugas / panitia
d. Respon peserta (adakah feedback?)
e. Ketepatan penggunaan metoda dan media
3. Evaluasi Hasil :
a. Peserta mampu menyebutkan pengertian Dimensia dengan benar
menurut bahasanya sendiri
b. Peserta dapat menyebutkan penyebab Dimensia dengan benar
c. Peserta mampu menyebutkan minimal 3 tanda dan gejala Dimensia
dengan benar
d. Peserta mampu menjelaskan cara pencegahan Dimensia dengan benar
menurut bahasanya sendiri
e. Peserta mampu menjelaskan cara penanganan Dimensia dengan benar
menurut bahasanya sendiri
K. Daftar Pustaka
Andrian, D. S. (2013). Fakta Ilmiah Buah & Sayur. Jakarta: Penebar Plus.
Petugas
A. Definisi
Demensia merupakan sindrom yang ditandai oleh berbagai gangguan
fungsi kognitif tanpa gangguan kesadaran. Gangguan fungsi kognitif antara
lain pada intelegensi, belajar dan daya ingat, bahasa, pemecahan masalah,
orientasi, persepsi, perhatian dan konsentrasi, penyesuaian, dan kemampuan
bersosialisasi. (Arif Mansjoer, 1999)
Demensia adalah gangguan fungsi intelektual tanpa gangguan fungsi
vegetatif atau keadaan yang terjadi. Memori, pengetahuan umum, pikiran
abstrak, penilaian, dan interpretasi atas komunikasi tertulis dan lisan dapat
terganggu. (Elizabeth J. Corwin, 2009)
Demensia adalah penurunan fungsi intelektual yang menyebabkan
hilangnya independensi sosial. (William F. Ganong, 2010)
Menurut Grayson (2004) menyebutkan bahwa demensia bukanlah
sekedar penyakit biasa, melainkan kumpulan gejala yang disebabkan beberapa
penyakit atau kondisi tertentu sehingga terjadi perubahan kepribadian dan
tingkah laku.
Demensia adalah sindroma klinis yang meliputi hilangnya fungsi
intelektual dan memori yang sedemikian berat sehingga menyebabkan
disfungsi hidup sehari -hari. Demensia merupakan keadaan ketika seseorang
mengalami penurunan daya ingat dan daya pikir lain yang secara nyata
mengganggu aktivitas kehidupan sehari hari (Nugroho, 2008).
Demensia dapat diartikan sebagai gangguan kognitif dan memori yang
dapat mempengaruhi aktifitas sehari-hari. Penderita Demensia seringkali
menunjukkan beberapa gangguan dan perubahan pada tingkah laku harian
(behavior symptom) yang menganggu (disruptive) ataupun tidak menganggu
(non-disruptif) (Voicer. L., Hurley, A.C., Mahoney, E.1998).
Jadi, Demensia adalah penurunan kemampuan mental yang biasanya
berkembang secara perlahan, dimana terjadi gangguan ingatan, fikiran,
penilaian dan kemampuan untuk memusatkan perhatian, dan bisa terjadi
kemunduran kepribadian. Penyakit yang dapat dialami oleh semua orang dari
berbagai latar belakang pendidikan maupun kebudayaan. Walaupun tidak
terdapat perawatan khusus untuk demensia, namun perawatan untuk
menangani gejala boleh dilakukan.
B. Etiologi
Penyebab demensia menurut Nugroho (2008) dapat digolongkan menjadi 3
golongan besar :
1. Sindroma demensia dengan penyakit yang etiologi dasarnya tidak dikenal
kelainan yaitu : terdapat pada tingkat subseluler atau secara biokimiawi
pada sistem enzim, atau pada metabolisme .
2. Sindroma demensia dengan etiologi yang dikenal tetapi belum dapat
diobati, penyebab utama dalam golongan ini diantaranya :
a. Penyakit degenerasi spino-serebelar.
b. Subakut leuko-ensefalitis sklerotik van Bogaert
c. Khorea Huntington
3. Sindoma demensia dengan etiologi penyakit yang dapat diobati, dalam
golongan ini diantaranya :
a. Penyakit cerebro kardiofaskuler
b. penyakit- penyakit metabolik
c. Gangguan nutrisi
d. Akibat intoksikasi menahun
D. Pengobatan Herbal
Pengobatan herbal untuk pasien dimensia adalah sebagai berikut:
1. Tomat
Lycopene dari tomat dapat memurnikan darah dan mencegah
aterosklerosis, menurut penelitian terbaru yang menunjukkan bahwa tomat
mengandung lycopene yang dapat mengontrol penyakit alzeimer dan
dimensia, dapat mencegah menurunnya memori dan kemampuan belajar.
Lycopene terdapat dlam sitoplasma dalam bentuk antioksidan didalam sel-
sel tomat, adalah termasuk jenis karoteonid, yang bisa mengurangi
akumulasi plak amioloid diotak besar, sehingga dapat mengurang
fenomena peradangan saraf, dan dapat mencapai pencegahan efek
dimensia. Lycopene ketika dipanaskan, malah menjadi lebih aktif dan
kuat, serta mudah larut dalam lemak, dengan demikian cara itu dapat
menyerap lycopene paling maksimal.
Cara mengkonsumsi : Tomat yang telah dibersihkan dipotong menjadi
empat bagian, lalu campurkan tomat dengan sayur bening.
2. Labu Kuning
Labu kuning dapat meningkatkan kekebalan, mendorong sirkulasi darah
dan memperbaiki memori jangka panjang. Labu kuning mengandung
nicotianamine, yang berfungsi memperbaiki kinerja memori dalam jangka
panjang. Hal ini dikarenakan nicotianamine akan menghambat hormone
hipertensi (angiotensin), enzim konversi (pengubah) semacam ini dan
menekan penyakit alzeimer agar tidak memburuk.
Cara mengkonsumsi : pertama, kupas labu kuning, potong menjadi
beberapa bagian, lalu cuci hingga bersih dan kukus labu kuning didalam
panci tunggu hingga matang dan hidangkan.
3. Apel meningkatkan daya ingat
Quercetin yang terkandung didalam apel, dikenal sebagai antihistamin
alami, ia dapat melindungi sel-sel otak besar dan dapat mencegah dimensia
jenis degenerative. Dan zat lainnya yakni Acetylcholine, seiring dengan
bertambahnya usia, jumlah yang dibutuhkan tubuh dalam menghasilkan
Acetylcholine semakin berkurang, itu mungkin adalah faktor yang
membuat orang tua menjadi mudah lupa. Acetylcholine memiliki
efektivitas meningkatkan memori dan kemampuan belajar. Makan 1 buah
apel setiap hari, baik memori maupun kemampuan belajar akan meningkat
pesat.
Cara mengkonsumsi : Buah apel dicuci terlebih dahulu, lalu dimakan.