Anda di halaman 1dari 4

Diagnosis limfoma non hodkin

Penegakan diagnosis LNH bias didapatkan setelah melakukan beberapa tes yang meliputi
:
1. Anamnesis
- Umum
Meliputi pengumpulan informasi terkait gejala sistemik seperti pembesaran kelenjar
getah bening, malaise, penurunan BB >10% dalam waktu 6 bulan, demem tinggi diatas
normal dalam 1 minggu tanpa sebab, keringat malam, keluhan anemia, keluhan organ
seperti pada lambung dan nasofaring, riwayat penggunaan obat diphantoine.
- Khusus
Meliputi informasi riwayat penyakit autoimun seperti SLE, RA atau syndrome sjorgen,
kelainan darah, penyakit infeksi seperti toksoplasma, monoblastosis, tuberculosis, cat
stretch disease.

2. Pemeriksaan Fisik
Meliputi pemeriksaan kelenjar getah bening ditemukan pembesaran atau tidak aoakah ada
nyeri tekan atau tidak, pembesaran pada organ biasanya adalah hepatospleomegali atau
splenomegaly, dan performance status meliputi ECVG atau WHO.

3. Pemeriksaan Penunjang
a. Laboratorium
 Hematologi meliputi darah perifer lengkap (DPL) dan sediaan hapus darah tepi
(SHDT)
 Urinalisis meliputi pemeriksaan urin lengkap
 Kimia klinik meliputi SGOT, SGPT, LDH, protein total, albumin, asam urat,
alkasi fosfatase, gula darah puasa 2 jam pp, elektrolit.
 Khusus meliputi gamma GT, kolinesterase (CHE), LDH/fraksi, Serum Protein
Elektrofoesis (SPE), Imuno Elektroforase (IEP), Coomb’s test, Mikroglobulin B2
b. Biopsi
Biopsy KGB dilakukan hanya 1 kelenjar yang paling representative, superfisial, dan
perifer. Jika terdapat kelenjar perifer/superfisial yang representative, maka tidak perlu
biopsy intraabdominal atau ontratorakal. Specimen kelenjar diperiksa :
o Rutin
o Histopatologi : REAL-WHO dan Working Formulation
o Khusus
o Immunoglobulin permukaan
o Histo/sitokimia
Diagnosis ditegakkam berdasarkan histopatologi dan sitology. FNAB dilakkan atas
indikasi tertentu. Tidak diperlukan penentuan stadium laparotomy.
c. Aspirasi sumsum tulang dan biopsy sumsum tulang dari 2 sisi spina iliaca dengan
hasil specimen sepanjang 2cm.
d. Radiologi meliputi :
- Rutin
Foto toraks PA dan lateral, CT scan abdomen (atas dan bawah)
- Khusus
CT scan toraks, USG abdomen, limfografi limfosintigrafi.
e. Konsultasi THT : bila cincin weldeyer terkena dilakukan gastroskopi atau foto
saluran cerna atas dengan kontras.
f. Cairan tubuh lain : cairan pleura, cairan serebrospinal jika dilakukan punksi/ aspirasi
diperiksa sitology dengan cara cytospin disamping pemeriksaan rutin lainnya.
g. Immunophenotyping : parafin panel : CD 20, CD 3

Penegakan diagnosis pun harus ditetapkan dengan stadium dari penyakit LNH ini
dimana pengelompokan stadiumnya dapat berdasarkan Ann Arbor Staging
Classification

Diagnosis limfoma hodkin

a. Laboratorium
- Pemeriksaan darah terdapat anomi, eosinophilia, penigkatan LED, flow cytometry
terdeteksi limfosit abnormal atau limfositotsis dalam sirkulasi.
- Pemeriksaan faal hati terdapat gangguan faal hati yang tidak sejalan dengan keterlibatann
limfoma dengan hati, penigkatan alkali fosfatase, icterus kolesterarik, obstruksi biliaris
ekstrahepatik karena pembesaran kelenjar getah bening porta hepatis.
- Pemeriksaan faal ginjal terdapat penigkatan kreatini dan ureum akibat obstruksi ureter,
nefropati urat, hiperkalsemia, syndrome nefrotik, LDH darah meningkat,
hiperglobulinemia poliklonal.
b. Biopsy
Dilakukan papda stadium lanjut untuk keperluan staging keterlibatann sumsum tulang
pada limfoma Hodgkin sulit didiagnosis dengan aspirasi sumsum tulang.
c. Radiologi
Pemeriksaan foto toraks untuk melihat limfodenopati hilar dan mediastinal, efusipleura
atau lesi parenkim paru obstruksi aliran limfatik mediastinal dapat mnyebablan efusi
chylosus (putih seperti susu). USG abdomen, pemeriksaan CT scan toraks untuk
mendeteksi abnormalitas parenkim paru dan mediastinal sedangkan CT scan abdomen
memberi jawaban limfadenopati retro peritoneal, mesenteric, portal, hepatosplenomegaly
atau lesi di ginjal.
Diagnosis Banding
Faringitis, mononukleus infeksiosa, toksoplasmosis, LNH, kanker nasofaring, kanker
tiroid, tumor paru, kanker payudara, sarcoidosis, sarcoma, dan karsinoma.

Diagnosis dan Diagnosis Banding


Diagnosis TBC KGB
a. Anamnesis
1. Lokasi
Dapat menyerang limfatik regional, yaitu servikal, submandibular, epitoklear, dan
inguinal ( >3 kelenjar), dapat berlangsung kronik.
2. Pajanan
Paparan terhadap infeksi atau pernah kontak sebelumnya dengan orang dengan
TBC, riwayat vaksinasi.
b. Pemeriksaan Fisik
Terdapat benjolan berukuran >2 cm pada limfatik regional, seperti servikal,
submandibular, epitoklear, dan inguinal. Benjolan tidak terasa nyeri. Dapat disertai
nekrosis perkijuan yang melekat pada jaringan sekitarnya.
c. Pemeriksaan Penunjang :
1. Tes Tuberkulin
Tes Mantoux, menyuntikkan 2 TU (Tuberculin Unit) dalam 0,1 ml PPD-RT23
secara Intrakutan. Apabila hasil positif, setelah tiga hari akan muncul indurasi di
kulit dengan diameter ≥10 mm. Tes yang positif kuat merupakan indikasi diagnosis
TB, tetapi hasil tes yang negatif tidak menyingkirkan kemungkinan adanya TB
apabila ada petunjuk lain yang mengarah ke diagnosis TB.
2. Pemeriksaan radiologi fototoraks
Dapat ditemukan lesi berupa sarang-sarang pneumonia dengan gambaran radiologi
berupa bercak-bercak seperti awan dan batas-batas yang tidak tegas. Lokasi lesi TB
umumnya di daerah apeks paru, tetapi dapat juga mengenai lobus bawah bagian
inferior atau di daerah hillus menyerupai tumor paru.
3. Pemeriksaan sputum
Ditemukan kuman BTA
4. Pemeriksaan darah
- Tidak sensitif dan spesifik
- Leukosit sedikit meningkat, pergeseran ke kiri (shift to the left)
- Limfosit normal
- LED meningkat
- Anemia ringan dengan gambaran normokrom dan normositer
- Gamma globulin meningkat
- Kadar natrium darah menurun
5. Biopsi eksisional
Biopsi dapat dilakukan dengan mengambil sel keluar melalui jarum atau dengan
operasi menghapus satu atau lebih kelenjar getah bening. Sel-sel atau kelenjar getah
bening akan dibawa ke lab dan diuji. Biopsy KGB memiliki nilai sensitifitas 98 %
dan spesifisitas 95 %. Kegagalan untuk mengecil setelah 4-6 minggu dapat menjadi
indikasi untuk dilaksanakan biopsy KGB.

Diagnosis Banding
a. Metastatic carcinoma
b. Lymphoma
c. Fungal diseases
d. Cat-scratch fever
e. Sarcoidosis
f. Toxoplasmosis
g. Bacterial adenitis

Anda mungkin juga menyukai