Anda di halaman 1dari 13

UPAYA PENDEKATAN KELUARGA TERHADAP Nn.

R
DALAM MENANGANI PERMASALAHAN OBSERVASI FEBRIS TIGA HARI DAN
INFEKSI SALURAN PERNAFASAN ATAS

TAHAP I. KARAKTERISTIK DEMOGRAFI KELUARGA


Nama kepala keluarga : Tn. B (52 tahun)
Alamat : Jl. Sri Kuncoro III No. 24
Bentuk keluarga : Nuclear family
Tabel 1. Daftar anggota keluarga yang tinggal dalam satu rumah
No. Nama Kedudukan L/P Umur Pendidikan Pekerjaan Pasien Keterangan
1. Tn. B Kepala L 52 th S1 PNS - -
keluarga
2. Ny. H Istri P 53 th SMA Ibu rumah - -
tangga
3. Nn. R Anak P 22 th D3 Karyawan Pasien Observasi
febris tiga
hari dan ISPA
Kesimpulan tahap I :
Di dalam keluarga Nn. R berbentuk nuclear family didapatkan pasien atas nama Nn. R usia
22 tahun, pendidikan terakhir D3, sebagai pegawai di PT. Angkasa Pura Bandara Ahmad Yani
Semarang dengan penyakit observasi febris tiga hari dan ISPA.

TAHAP II. STATUS PASIEN


A. IDENTITAS PASIEN
Nama : Nn. R
Umur : 22 tahun
Jenis kelamin : Perempuan
Pekerjaan : Pegawai
Pendidikan : D3
Agama : Islam
Alamat : Sri Kuncoro III No.22
Suku : Jawa
Tanggal periksa : 2 Oktober 2017

B. ANAMNESIS
1. Keluhan Utama
Demam tiga hari
2. Riwayat Penyakit Sekarang

1
Pada 29 September 2017 pasien mengeluhkan demam diseluruh tubuh. Demam
terasa pada sore hari setelah pulang bekerja, sebelumnya pasien sudah merasa badan
nggreges. Demam dirasakan hilang timbul, turun setelah minum obat Pamol yang
dibeli di apotek. Keluhan demam disertai pusing dan batuk yang muncul pada 30
September 2017. Pusing dirasakan cekot-cekot terutama di kepala bagian depan.
Pusing terasa bertambah parah bila membaca dan terasa lebih ringan bila beristirahat.
Batuk tidak berdahak dirasakan hilang timbul, bertambah parah saat di ruangan
berAC. Karena keluhan semakin memberat pasien berobat ke Klinikita cabang
Kalipancur dan oleh dokter yang menangani dikatakan sakit infeksi saluran
pernapasan atas dan perlu memantau demam. Pasien diberi obat.Fluzep tablet
kombinasi diminum tiga kali sehari setelah makan, Goralgin tablet kombinasi
diminum tiga kali sehari setelah makan, Lexamet tablet 200 mg diminum sehari tiga
kali bersama makan, Gencef kapsul 500 mg diminum tiga kali sehari setelah makan.
3. Riwayat Penyakit Dahulu
Riwayat demam : diakui, beberapa kali
Riwayat ISPA : diakui, beberapa kali
Riwayat darah tinggi : disangkal
Riwayat sakit gula : disangkal
Riwayat sakit jantung : disangkal
Riwayat sakit gigi : disangkal
Riwayat alergi : disangkal
Riwayat opname : disangkal
4. Riwayat Penyakit Keluarga
Riwayat penyakit serupa : disangkal
Riwayat darah tinggi : disangkal
Riwayat sakit gula : disangkal
Riwayat sakit jantung : disangkal

5. Riwayat Kebiasaan
Riwayat berpergian jauh : disangkal, dalam 2 bulan terkahir
Riwayat makan diluar rumah : diakui, setiap makan siang
Riwayat konsumsi sayur : diakui, namun sangat jarang
Riwayat konsumsi buah : diakui, dua hari sekali
Riwayat konsumsi obat : diakui, beli di apotek
Riwayat konsumsi air putih : diakui, kurang lebih 1 Liter sehari
Riwayat merokok : disangkal
Riwayat minum alkohol : disangkal
Riwayat olahraga teratur : diakui, seminggu dua kali bermain bulutangkis
Riwayat istirahat : sering begadang
6. Riwayat Sosial Ekonomi
Pasien adalah seorang anak kedua yang merupakan pegawai di PT. Angkasa Pura
Bandara Ahmad Yani Semarang. Pasien tinggal serumah dengan ayah dan ibunya.
Pasien memiliki seorang saudara perempuan berusia 25 tahun yang sudah berkeluarga
2
dan tinggal terpisah. Kesan ekonomi cukup dengan penghasilan Rp 3.500.000,00
perbulan dengan pengeluaran sekitar Rp 1.500.000,00 – Rp 2.500.000 perbulan.
7. Riwayat Gizi
Pasien makan 2-3 kali sehari dengan nasi dan lauk pauk (daging, tahu, tempe, ikan).
Pasien gemar mengkonsumsi jajanan di warung sekitar tempat kerjanya seperti es teh
dan gorengan. Pasien selalu sarapan di rumah, makan siang di warung sekitar
lingkungan kerja, dan jarang makan malam. Kesan gizi cukup.

C. PEMERIKSAAN FISIK
1. Tanda Vital
Tekanan darah : 110/70 mmHg
Nadi : 78 kali permenit
Frekuensi nafas : 22 kali permenit
Suhu : 36,8°C
2. Status Gizi
BB = 60 kg
TB = 165 cm

IMT = = = 20,20 kg/ (normoweight)

3. Mata : dalam batas normal


4. Leher : dalam batas normal
5. Jantung : dalam batas normal
6. Pulmo : dalam batas normal
7. Abdomen : dalam batas normal
8. Ekstremitas : dalam batas normal
9. Status neurologis : dalam batas normal

D. RESUME
Pada 2 Oktober 2017 pasien demam. Pada 3 Oktober 2017 pasien pusing dan batuk.
Pasien berobat ke Klinikita cabang Kalipancur didiagnosis observasi febris dan ISPA,
diberi obat Fluzep, Goralgin, Lexamet, dan Gancef. Pasien adalah seorang pegawai yang
gemar mengkonsumsi makanan warung diluar rumah. Pada pemeriksaan fisik didapatkan
tekanan darah 110/70 mmHg, suhu normal dan status gizi kesan cukup.

PATIENT CENTERED DIAGNOSIS


1. Diagnosis Holistik
Nn. R usia 22 tahun nuclear family, observasi febris tiga hari dan ISPA, keluarga
cukup harmonis dan anggota masyarakat biasa.
2. Diagnosis Biologis
Observasi febris tiga hari dan Infeksi Saluran Pernapasan Atas
3. Diagnosis Psikologis
Hubungan antar anggota keluarga akrab dan saling mendukung.
4. Diagnosis Sosial, Ekonomi, Budaya
3
Pasien merupakan anggota masyarakat biasa dan hubungan dengan masyarakat sekitar
berjalan baik.

PENATALAKSANAAN
1. Non medikamentosa
 Konsumsi makanan yang higienis (membawa bekal makanan dari rumah)
 Perbanyak konsumsi sayur
 Istirahat cukup
2. Medikamentosa
 PO Fluzep tablet 3x1 setelah makan
 PO Goralgin tablet 3x1 setelah makan
 PO Lexamet tablet 200 mg 3x1 bersama makan
 PO Gancef kapsul 500 mg 3x1 setelah makan.

FOLLOW UP
Tanggal 5 Oktober 2017
o Subyektif :-
o Obyektif : keadaan umum baik, composmentis
o Tanda vital
Tensi : 110/80 mmHg
Nadi : 80 kali permenit
RR : 18 kali permenit
Suhu : 36,5°C
o Assesment : Observasi febris tiga hari dan ISPA
o Planning : Terapi medikamentosa bisa dihentikan karena jumlah obat sudah
dihabiskan dan keluhan tidak dirasakan lagi, terapi non medikamentosa berupa
konsumsi makanan yang higienis, perbanyak konsumsi sayur serta istirahat cukup.

FLOW SHEET
Nama : Nn. R (22 tahun)
Diagnosis : Observasi febris tiga hari dan ISPA
Tabel 2. Flowsheet pasien
Tanggal Tanda Vital Keluhan Rencana Terapi Target
5/10/17 Tensi : 110/80 (-) Non medikamentosa : Keluhan tidak
- Konsumsi makanan yang higienis
mmHg dirasakan lagi
Nadi : - Perbanyak konsumsi sayur
- Istirahat cukup
80x/menit - Edukasi pada pasien dan keluarga
RR : 18x/menit
Suhu : 36,5°C mengenai ISPA, penyebab dan
komplikasinya.

TAHAP III. IDENTIFIKASI FUNGSI-FUNGSI KELUARGA


1. FUNGSI HOLISTIK
a. Fungsi Biologis
Keluarga terdiri atas ayah (Tn. B 52 tahun), ibu (Ny. H 53 tahun), pasien (Nn.R 22
tahun), tinggal bersama dalam satu rumah.
4
b. Fungsi Psikologis
Hubungan keluarga cukup harmonis, saling mendukung, dan perhatian satu sama lain.
c. Fungsi Sosial
Pasien dan keluarga hanya sebagai anggota masyarakat biasa. Hubungan dengan
masyarakat sekitar baik dan cukup aktif dalam kegiatan kemasyarakatan.
d. Fungsi Ekonomi dan Pemenuhan Kebutuhan
Pasien bekerja sebagai karyawan PT. Angkasa Pura Bandara Ahmad Yani Semarang
dengan penghasilan Rp 3.500.000,00 perbulan dan pengeluaran Rp 1.500.000,00 – Rp
2.500.000,00 perbulan. Kebutuhan dapat terpenuhi dengan cukup baik, biaya hidup
sehari-hari dibantu oleh orangtua.
e. Fungsi Penguasaan Masalah dan Kemampuan Beradaptasi
Komunikasi anggota keluarga berlangsung baik, permasalahan diselesaikan dengan
cara dimusyawarahkan bersama-sama.

2. FUNGSI FISIOLOGIS
Tabel 3. APGAR score keluarga Nn. R
Kode APGAR Tn. B Ny. H Nn. R
A Saya puas bahwa saya dapat kembali ke keluarga saya bila 2 2
saya mendapat masalah.
P Saya puas dengan cara keluarga saya membahas dan 2 1
membagi masalah dengan saya.
G Saya puas dengan cara keluarga saya menerima dan 2 1
mendukung keinginan saya untuk melakukan kegiatan
baru atau arah hidup yang baru.
A Saya puas dengan cara keluarga saya mengekspresikan 2 2
kasih sayangnya dan merespon emosi saya seperti
kemarahan, perhatian dll.
R Saya puas dengan cara keluarga saya dan saya membagi 2 1
waktu bersama-sama.
Total (kontribusi) 10 7

Rata-rata APGAR score keluarga Nn. R = 10 + 7 = 8,5


2
Kesimpulan : Fungsi fisiologis keluarga Nn. R = baik

3. FUNGSI PATOLOGIS
Tabel 4. Fungsi Patologis SCREEM keluarga Nn. R
Sumber Patologi Keterangan
Social Interaksi sosial cukup, aktif dalam kegiatan kemasyarakatan. -
Cultural Kepuasan atau kebanggaan terhadap budaya baik, banyak tradisi budaya yang -
masih diikuti.
Religion Beragama dan memiliki pemahaman terhadap ajaran agama, ketaatan ibadah -
cukup baik
Economic Penghasilan keluarga cukup ( di atas UMR) -

5
Education Tingkat pendidikan keluarga baik (menempuh wajib belajar 9 tah) -
Medical Kesadaran tentang pentingnya kesehatan cukup baik. Jika sakit pasien segera -
berobat ke dokter, puskesmas, rumah sakit.
Kesimpulan : keluarga Nn. R tidak memiliki fungsi patologis.

4. GENOGRAM

Tn. B Ny.H

Diagram 1. Genogram keluarga Nn. R


Nn.R
Keterangan :

: laki-laki : pasien

: perempuan

: laki-laki, perempuan meninggal : tinggal serumah


Kesimpulan Genogram :
Berdasarkan genogram di atas, tidak ada penyakit ISPA yang diturunkan dari keluarga.

5. POLA INTERAKSI KELUARGA

Tn.B Keterangan :
Nn.R
: Hubungan baik

: Hubungan tidak baik

Ny.H
Diagram 2. Pola interaksi keluarga Nn. R
Kesimpulan : Pola interaksi 2 arah antar anggota keluarga berjalan baik dan harmonis.

6. FAKTOR PERILAKU
a. Pengetahuan
Pendidikan keluarga pasien baik, ayah pasien bersekolah hingga lulus S1 dan ibu
pasien bersekolah hingga lulus SMA. Keluarga menyadari arti penting kesehatan tetapi
memiliki pengetahuan yang kurang tentang demam tiga hari dan ISPA.
b. Sikap
Sikap keluarga dan pasien sendiri terhadap penyakit yang dideritanya kurang positif
karena selama pasien sakit dan masih masuk kerja, tidak pernah membawa bekal dari

6
rumah, pasien dan masih mengkonsumsi makanan warung disekitar lingkungan kerja
yang kurang higienis namun memandang sisi praktis dan ekonomis.
c. Tindakan
Pasien dan keluarga cukup menyadari pentingnya arti hidup sehat karena setiap ada
anggota keluarga yang sakit dan dirasa mengganggu aktivitas akan diperiksakan ke
dokter praktek atau klinik. Pasien tidak terbiasa mengkonsumsi makanan sehat dan tidak
suka mengkonsumsi sayur.

7. FAKTOR NON PERILAKU


a. Lingkungan
Rumah yang ditempati oleh keluarga Nn.R baik. Keadaan di luar rumah bersih,
namun didalam rumah terdapat banyak tumpukan botol kosong yang sengaja
disimpan dan wadah pasir terbuka sebagai tempat kotoran tiga ekor kucing peliharaan
yang berkeliaran bebas didalam rumah, sampah dibuang pada tempat sampah, sumber
air terjaga kebersihannya, sanitasi baik, pencahayaan dan ventilasi cukup. Halaman
rumah terdapat pot tanaman hias dan pohon belimbing yang rindang.
b. Keturunan
Tidak terdapat faktor keturunan yang mempengaruhi penyakit pasien.
c. Pelayanan Kesehatan
Unit pelayanan kesehatan tersedia dengan baik. Apabila ada anggota keluarga
yang sakit langsung berobat ke klinik atau dokter yang praktek di sekitar tempat
tinggal pasien.

8. LINGKUNGAN INDOOR
Keluarga Nn. R tinggal di sebuah rumah berukuran 13x20 m2 dengan posisi rumah
menghadap ke selatan. Rumah tertata cukup rapi terdiri atas ruang tamu yang cukup luas,
empat kamar tidur, ruang keluarga yang dilengkapi TV, ruang makan, dapur, satu kamar
mandi dengan WC yang terpisah dan satu kamar mandi dengan WC tidak terpisah.
Dinding rumah terbuat dari batu bata yang sudah dicat. Lantai rumah semuanya telah
dilapisi keramik. Atap rumah terbuat dari genteng dan ditutupi langit-langit. Rumah
pasien juga dilengkapi dua pintu keluar, yaitu pintu depan dan pintu garasi. Ventilasi dan
pencahayaan cukup. Masing-masing kamar sudah memiliki ranjang dan kasur yang layak.
Perabotan rumah tangga cukup. Secara keseluruhan kebersihan rumah cukup baik, namun
terdapat kebiasaan menyimpan botol bekas pakai didalam rumah. Sehari-hari keluarga
memasak menggunakan kompor gas. Sumber air berasal dari PAM dan sumur.

7
9. LINGKUNGAN OUTDOOR
Rumah pasien terletak di perkampungan dengan halaman yang cukup luas dengan
pagar yang tidak tinggi. Di halaman depan terdapat satu pohon belimbing besar, dan
banyak pot tanaman hias. Di belakang dan depan rumah terdapat tempat untuk membuang
sampah, tidak dipisahkan sampah organik dan non organik. Di sebelah kanan dan kiri
berdekatan dengan rumah tetangga. Di depan rumah terdapat selokan dengan aliran
lancar.

RESUME IDENTIFIKASI FUNGSI-FUNGSI KELUARGA


1. Fungsi Holistik (biopsikososial) : baik
2. Fungsi Fisiologis (APGAR) : baik
3. Fungsi Patologis (SCREEM) : tidak ada
4. Fungsi Genogram Keluarga : tidak ada penyakit serupa yang diturunkan
5. Fungsi Pola Interaksi Keluarga : baik
6. Fungsi Perilaku Keluarga : baik
7. Fungsi Non Perilaku Keluarga : baik
8. Fungsi Lingkungan Indoor : baik
9. Fungsi Lingkungan Outdoor : baik

DAFTAR MASALAH
1. Masalah Medis
Observasi demam tiga hari dan ISPA
2. Masalah Nonmedis
a. Kebiasaan konsumsi makanan yang kurang higienis.
b. Kurangnya pengetahuan pasien dan keluarganya tentang demam dan ISPA meliputi
bahayanya dan pengobatannya.
c. Kurangnya kesadaran pasien untuk mengkonsumsi sayur.
d. Kebiasaan menumpuk sampah plastik bekas pakai didalam dirumah

8
PRIORITAS MASALAH
Tabel 5.Teknik kriteria matriks untuk memilih prioritas masalah
No. Daftar Masalah I T R Jumlah
P S SB Mn Mo Ma
IxTxR
1. Kebiasaan konsumsi makanan yang 5 5 5 4 3 4 5 32.000 (I)
kurang higienis
2. Kurangnya pengetahuan pasien tentang 5 5 4 3 3 4 4 14.400 (II)
demam dan ISPA meliputi bahayanya, dan
pengobatannya
3. Kurangnya kesadaran pasien untuk 5 4 4 4 4 3 4 11.520 (III)
mengkonsumsi sayur
4. Kebiasaan menumpuk sampah plastik 4 3 5 4 5 3 4 10.800 (IV)
bekas pakai didalam rumah
Keterangan :
I : Importancy (pentingnya masalah)
P : Prevalence (besarnya masalah)
S : Severity (akibat yang ditimbulkan oleh masalah)
SB : Social Benefit (keuntungan sosial karena selesainya masalah)
T : Technology (teknologi yang tersedia)
R : Resources (sumber daya yang tersedia)
Mn : Man (tenaga yang tersedia)
Mo : Money (sarana yang tersedia)
Ma : Material (pentingnya masalah)

DIAGRAM PERMASALAHAN PASIEN

I. Kebiasaan konsumsi makanan yang kurang


higienis

Nn. R 22 tahun dengan observasi


febris tiga hari dan ISPA

II. Pengetahuan tentang demam dan III. Kurangnya kesadaran pasien IV. Kebiasaan menumpuk
ISPA meliputi bahaya, dan untuk mengkonsumsi sayur sampah plastik bekas pakai
pengobatannya yang masih kurang didalam rumah

Diagram 3. Diagram permasalahan pasien

TAHAP IV. HUBUNGAN KONSUMSI MAKANAN YANG KURANG HIGIENIS


DENGAN DEMAM TIGA HARI DAN ISPA

9
Demam adalah peninggian suhu tubuh dari variasi suhu normal sehari - hari yang
berhubungan dengan peningkatan titik patokan suhu di hipotalamus, Suhu tubuh
normal berkisar antara 36,5-37,2°C. Demam dapat disebabkan oleh faktor infeksi
ataupun faktor non infeksi. Demam akibat infeksi bisa disebabkan oleh infeksi bakteri,
virus, jamur, ataupun parasit. Demam akibat faktor non infeksi dapat disebabkan oleh
beberapa hal antara lain faktor lingkungan (suhu lingkungan yang eksternal yang terlalu
tinggi, keadaan tumbuh gigi), penyakit autoimun, keganasan, dan pemakaian obat-
obatan.1

ISPA adalah infeksi saluran pernapasan yang berlangsung sampai 14 hari. Yang
dimaksud dengan saluran pernapasan adalah organ mulai dari hidung sampai gelembung
paru, beserta organ-organ disekitarnya seperti : sinus, ruang telinga tengah dan selaput paru.
ISPA dapat ditularkan melalui air ludah, darah, bersin, udara pernapasan yang mengandung
kuman yang terhirup oleh orang sehat kesaluran pernapasannya.2,3

Makanan adalah semua substansi yang diperlukan oleh tubuh, kecuali air dan obat dan
substansi yang diperlukan untuk pengobatan. Makanan dikatakan sehat apabila makanan
tersebut higienis dan bergizi. Higiene dan sanitasi makanan merupakan bagian yang penting
dalam proses pengolahan makanan yang harus dilaksanakan dengan baik.4

Higiene sanitasi adalah upaya untuk mengendalikan faktor makanan, orang, tempat
dan perlengkapannya yang dapat atau mungkin dapat menimbulkan penyakit atau gangguan
kesehatan. Diperlukan persyaratan khusus makanan higienis antara lain kebersihan bahan
makanan yang digunakan, cara pengolahan yang memenuhi syarat, cara penyimpanan yang
betul, dan pengangkutan yang sesuai dengan ketentuan. Agar makanan sehat maka makanan
tersebut harus bebas dari kontaminasi. Makanan yang terkontaminasi akan menyebabkan
penyakit yang dikenal dengan food borne disease.5,6

Pada kasus Nn. R, kebiasaan konsumsi makanan yang kurang higienis dapat menjadi
salah satu penyebab mudahnya penularan penyakit yang menyebabkan demam dan ISPA.

TAHAP V. SIMPULAN DAN SARAN

10
V-A. SIMPULAN
Diagnosis Holistik :
1. Diagnosis Biologis
Observasi febris tiga hari dan ISPA
2. Diagnosis Psikologis
Pasien tidak memiliki beban pikiran maupun mental akan penyakitnya. Hubungan
antar anggota keluarga harmonis dan saling mendukung.
3. Diagnosis Sosial
Hubungan dengan masyarakat sekitar berjalan baik, kondisi lingkungan dan rumah
cukup sehat, pendidikan dan ekonomi pasien dan keluarganya cukup baik, dan
pasien menyadari arti pentingnya kesehatan.

V-B. SARAN
Saran Komprehensif
Saran yang dapat diberikan kepada pasien dan keluarganya adalah sebagai berikut:
1. Promotif
 Edukasi kepada keluarga mengenai kemungkinan penyebab demam dan ISPA
yang diderita Nn. R dan juga komplikasinya sehingga keluarga dapat
membantu mengawasi konsumsi makanan Nn. R serta istirahat yang cukup.
 Menjelaskan bahwa demam perlu diamati untuk mencari tahu sumber utama
penyebab demam, dan apabila diperlukan dilakukan pemeriksaan penunjang.
2. Preventif
 Konsumsi makanan higienis
 Perbanyak konsumsi sayuran
 Istirahat yang cukup
 Menjaga kebersihan rumah
3. Kuratif
 PO Fluzep tablet 3x1 setelah makan
 PO Goralgin tablet 3x1 setelah makan
 PO Lexamet tablet 200 mg 3x1 bersama makan
 PO Gancef kapsul 500 mg 3x1 setelah makan.
4. Rehabilitatif
 Membawa bekal makanan dari rumah saat bekerja

11
DAFTAR PUSTAKA

1. Arvin, Ann M. Demam dalam: A. Samik Wahab. Ilmu Kesehatan Anak Nelson.
Edisi bahasa Indonesia. Edisi 15 Vol 2. Jakarta : EGC, 2000.
2. Departemen Kesehatan RI. Direktorat Jenderal PPM & PLP. Pedoman Pemberantasan
Penyakit Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA). Jakarta. 1992.

12
3. Pendekatan Epidemiologi I dan Dasar-Dasar Surveilans. Untuk Pelatihan Prajabatan
Umum dan Khusus Tenaga Paramedis di Puskesmas. Jakarta. 1992.

4. Depkes RI. Higiene Sanitasi Makanan dan Minuman. Dirjen PPL dan PM. Jakarta.
2004.

5. Fathonah, Siti. Higiene dan Sanitasi Makanan. Unnes Press. Semarang. 2005.

6. Hartono, Andry. Penyakit Bawaan Makanan. EGC. Jakarta. 2005.

Halaman belakang WC

Kamar tidur Kamar tidur K.


Mandi

Dapur

Kamar Mandi

LAMPIRAN

1. Kamar
Denahtidur Kamar tidur
Rumah Pasien Ruang tamu Garasi

13
Halaman Depan

Teras Rumah
Ruang Keluarga dan Ruang Makan

Anda mungkin juga menyukai