Asisten :
Sumi Arrofi
Ezria E.Adyas
Prosedur Percobaan
Pengamatan Sifat Fisik Buah dan Sayur
PadaBagian buah
perlakuan dan sayur yang
nonblanching dapatbuah
7 potong
dimakan
dadu 1x1x1kemudian
cm dan 7ditimbang kembali
potong buah dadu
3x3x3 cm direndam dalam larutan kapur sirih
(air sudah dididihkan terlebih dahulu) dengan
takaran kapur sirih:air yaitu 2 sdm: 150 ml
Setelah mendapat data
yang diperlukan, BDD
buah dan sayur dihitung
Semua perlakuan, dimasukkan
ke dalam plastik yang terpisah,
serta diamati setiap empat jam
setelah praktikum berlangsung
2. Tabel Perbandingan BDD manual dan BDD dalam DKBM
BDD hasil manual BDD dalam DKBM
Buah atau Sayur
(%) (%)
Apel 93,43 88
Jeruk 77 72
Jambu biji 99,5 82
Salak 64,7 50
Pir 90,05 100
Mangga 70,46 65
Wortel 86 88
Mentimun 100 70
Kangkung 83,33 70
Terong 94,16 87
Labu siam 84,19 83
Kacang panjang 100 100
Rasa Suka
Warna Suka
Mangga
Mangga 12%
11%
29% Salak
33% Salak
18%
17% Pala
Pala
12% Kendondong
Kedondong
22% 17% 29%
Canar
Canar
Tekstur Suka Aroma Suka
0%
25%
Mangga Mangga
20% 20%
Salak B Salak
0% 0%
Kekondong erdasark Kekondong
Pala Pala
Canar Canar
60%
an tabel pertama, terdapat beberapa sifat fisik dan kimia pada berbagai jenis
buah dan sayur. Sifat fisik mengartikan bagaimana karakteristik buah atau sayur
tersebut dari warna, aroma, rasa, bentuk, ukuran dan kekerasannya. Sementara
sifat kimia pada buah atau sayur lebih cenderung kepada tingkat
kematangannya.
Apel yang diamati memiliki warna merah kekuningan, aromanya segar,
keras, berbentuk bulat dan rasanya agak manis. Terdapat berbagai macam jenis
apel saat ini, karakterisitiknya berbeda kebanyakan dari warna dan ukurannya.
Sebaiknya pilihlah apel yang keras. Hindari apel yang tidak berwarna sesuai
dengan varietasnya. Apel juga memiliki sifat browning atau pencoklatan akibat
daging buah berhubungan langsung dengan udara di sekitar. pH apel bersifat
asam karena mengandung vitamin C yang ikut menentukan jenis apel tersebut.
Bagian kulit pada apel kaya akan serat, oleh karena itu sebaiknya makanlah apel
dengan kulitnya. Perhitungan BDD secara manual lebih besar dibandingkan
dengan BDD dalam DKBM, yakni 93, 43% dan 88%. Perbedaannya yang sedikit
mungkin terletak pada jenis apel itu sendiri, bisa saja apel yang dimaksud dalam
DKBM tidak sama dengan apel pada praktikum.
Semua jenis jeruk yang baik haruslah matang, berat dan meiliki tekstur
baik. Warna kulit jeruk tidak mengartikan kualitas yang lebih baik. Jeruk telah
matang meskipun masih berwarna hijau. Kulit jeruk boleh jadi kasar, tergantung
cuaca dan kondisi saat pertumbuhannya. Sementara itu, jeruk yang diamati
memiliki karakteristik warnanya oranye, kulitnya agak lunak atau halus, bulat,
segar, dan rasanya asam. Kulitnya yang halus menbuat jeruk tersebut terasa
agak lunak. Rasanya yang asam merupakan ciri dari jeruk sebagai anti-detox.
Kandungan vitamin C nya yang tinggi membuat rasanya menjadi asam dan pH
nya pun asam. BDD yang dihitung secara manual dan BDD dalam DKBM hanya
berselisih sedikit, yakni 77% dan 72%. Sekali lagi, mungkin ini karena perbedaan
jenis jeruk.
Jambu biji termasuk kedalam tiga besar buah yang banyak mengandung
vitamin C dan Zat Besi. Kulit buahnya mengandung banyak vitamin C 5x lebih
banyak dari jeruk. Oleh karena itu, hendaknya makanlah jambu biji dengan
kulitnya. Perhitungan BDD secara manual mengasumsikan jambu biji dimakan
dengan kulitnya, hanya mengelupas bagian tangkai menjoroknya saja. Maka
hasil BDD nya sebesar 99, 5%. Sedangkan BDD dalam DKBM sepertinya
mengasumsikan kulit buahnya dikelupas dan tidak dimakan sehingga BDD nya
sebesar 82%. pH nya sama dengan jeruk sebesar 4. Karakteristik jambu biji yang
diamati memiliki warna kulit yang hijau kekuningan, daging buahnya berwarna
merah muda, aromanya segar, rasanya manis, bulat, dan agak lunak. Itu
menunjukkan bahwa tingkat kematangannya telah sesuai untuk dimakan.
Salak memiliki karakteristik kulit sisiknya yang sangat khas. Di bagian
dalamnya terdapat daging buah yang berwarna putih gading. Rasanya manis,
keras, dan bentuknya pun khas. pH nya sama dengan jeruk dan jambu biji. BDD
secara manual lebih besar dibanding BDD dalam DKBM, yakni 64,7% dan 50%.
Selisihnya cukup besar, padahal tidak mungkin salak itu dimakan dengan
kulitnya. Sekali lagi, mungkin ini terdapat perbedaan pada jenis dan ukuran salak
itu sendiri.
Pir memiliki banyak kesamaan dengan apel. Perbedaannya hanya pada
bentuk dan tekstur kulitnya. Teksturnya yang khas itu dihasilkan dari pati yang
dikonversikan menjadi glukosa saat matang dan dipetik dari pohonnya. Aroma pir
seperti madu dan sangat terasa oleh indera penciuman manusia. Meskipun
banyak jenis pir yang ada saat ini, namun bentuk dan teksturnya kurang lebih
sama. pH nya 5 karena memang pir lebih banyak mengandung karbohidrat. BDD
yang dihitung secara manual lebih kecil daripada BDD dalam DKBM, yakni
90,05% dan 100%. Selisihnya memang tidak terlalu jauh, pir dalam DKBM sama
sekali tidak dikelupas, sedangkan pir yang diamati dikelupas bagian ujung dan
bawahnya. Sehingga BDD yang dihasilkan pun lebih kecil.
Mangga memiliki beragam bentuk, ukuran dan warna tergantung pada
tingkat kematangannnya. Warna kulitnya hijau kekuningan dan daging buahnya
kuning. Mangga yang matang itu aromanya khas dan segar. Pilih mangga yang
sedikit keras ketika ditekan. Kematangan mangga terlihat dari aromanya. Tingkat
keasamannya 3. BDD secara manual sebesar 70,46%, sedangkan dalam DKBM
sebesar 65%. Selisihnya hanya sedikit. Sepertinya perbedaan terletak pada jenis
dan ukuran buah tersebut.
Wortel memiliki kandungan vitamin A yang sangat tinggi. Wortel juga
banyak jenisnya, namun rata-rata yang ditemukan di supermarket panjangnya
sekitar 7-9 inchi dan diameternya 0,75 – 1 inchi. Beta karoten terkandung pada
wortel yang warnanya sangat oranye, oleh karena itu pilihlah wortel yang
warnanya seperti itu. pH nya bernilai 6 menunjukkan rasanya yang manis dan
segar. Nilai BDD secara manual dan BDD dalam DKBM yaitu 86% dan 88%,
berselisih sedikit. Pengertiannya sama, wortel dikelupas hanya bagian atas,
bawah, dan kulitnya saja.
Mentimun dianalisir memiliki temperatur 20 derajat lebih dingin
dibandingkan dengan air. Kulit buahnya halus karena dilapisi lilin saat dijual.
Mentimun yang matang berwarna hijau dan tidak halus. Bentuknya yang lonjong
menggembung dan rasanya tawar karena sebagian besar berupa air. pH nya
bernilai 5, padahal vitamin C nya hanya 2% dilansir dari Nutrition Facts salah
satu web Amerika. BDD yang dihasilkan secara manual sebesar 100%, padahal
seperti telah diketahui bahwa bagian atas mentimun itu rasanya pahit dan jarang
dimakan. Sedangkan BDD dalam DKBM sebesar 70%, ini berarti bagian yang
pahit itu dibuang dan kulitnya dikelupas.
Secara keseluruhan semua bagian kangkung itu berwarna hijau. Oleh
karena itu sering disebut Cooking Greens oleh orang-orang barat. Jangan
memilih kangkung yang daunnya telah berwarna agak kekuningan dan kering.
pH kangkung bernilai 7 karena memang rasanya hambar jika belum dimasak dan
ditambahkan bumbu. BDD secara manual sebesar 83,33%. Sedangkan BDD
dalam DKBM sebesar 70%. Selisihnya agak besar, mungkin karena ukuran
kangkung itu sendiri dan pemakaian bagian kangkung yang dibutuhkan untuk
dimasak.
Terdapat beberapa jenis terong, salah satunya terong ungu. Warna ungu
terong tersebut menunjukkan bahwa kadar anthosianinnya sangat tinggi. Daging
buahya berwarna putih dan rasanya agak pahit. Bentuknya lonjong dan agak
lunak. pH nya bernilai 6. BDD secara manual sebesar 94,16% karena asumsinya
kulit tidak kelupas dan hanya bagian tangkainya saja yang dibuang. Sedangkan
BDD dalam DKBM sebesar 87% dimana perbedaan terjadi bisa dari jenis,
ukuran, maupun dikelupas atau tidaknya terong tersebut.
Labu merupakan sayuran yang dagingnya dilindungi oleh kulit yang agak
keras. Kulitnya mengandung banyak beta karoren, tapi daging buahnya tidak.
Oleh karena itu, seharusnya dalam perhitungan BDD kulit jangan dibuang atau
100% dimakan. Tetapi BDD labu secara manual tidak jauh berbeda dengan BDD
dalam DKBM yakni 84,18% dan 83%. Ini berarti keseluruhan kulit yang
mengandung beta karoten itu dibuang. Hendaknya pilihlah labu yang berat
sesuai dengan ukurannya. Selain itu bagian luarnya terlihat segar. Rasanya agak
manis-pahit.
Kacang panjang memiliki kulit buah yang berwarna hijau tua dan bagian
dalamnya yang berwarna putih. Bentuknya panjang dan lentur. Rasanya hambar
atau tidak berasa sama sekali. pH nya bernilai 6. BDD secara manual dan BDD
dalam KBM bernilai 100% karena memang tidak mungkin dikupas kulitnya.