Anda di halaman 1dari 12

RUMAH SAKIT HARAPAN KELUARGA

Jl. Ahmad Yani No.9 Selagalas, Mataram 83237 Nusa Tenggara Barat
Telp. +62(370) 617 7000, 670 000, Fax. +62 (370) 673 666
Email : info@harapankeluarga.co.id, www.harapankeluarga.co.id

Lampiran Keputusan
Direktur Rumah Sakit Harapan Keluarga
Nomor : 130/ SK/AKR-PPK/DIR-INT/IV/ 2017
Tanggal : 12 April 2017
Tentang : KEBIJAKAN PENDIDIKAN PASIEN DAN
KELUARGA

KEBIJAKAN PELAYANAN PASIEN DI RUMAH SAKIT HARAPAN KELUARGA

I. KEBIJAKAN UMUM :
1. Rumah sakit adalah institusi pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan
pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna yang menyediakan pelayanan
rawat inap, rawat jalan dan gawat darurat.
2. Rumah sakit memberi pelayanan bagi berbagai variasi pasien dengan berbagai
variasi kebutuhan pelayanan kesehatan.
3. Pelayanan di unit harus selalu berorientasi pada mutu dan keselamatan pasien.
4. Setiap pasien mendapat pelayanan dan perawatan yang sama/seragam bagi semua
pasien yang diatur dalam kebijakan, SPO, Inform Consent dan form yang berlaku.
5. Tenaga kesehatan PPA (Profesional Pemberi Asuhan) merupakan tim interdisiplin,
diposisikan di sekitar pasien, tugas mandiri, delegatif, kolaboratif, kompetensi
memadai, sama penting/setara pada kontribusi profesinya.
6. PPA terdiri dari DPJP, perawat/bidan, apoteker, nutrisionis/dietisien, terapis fisik,
penata anastesi, psikologi klinis dan lainnya.
7. Perawatan oleh Dokter Penanggung Jawab Pelayanan (DPJP) dan Perawat
Penanggung Jawab Pelayanan (PPJP).
8. DPJP adalah ketua tim PPA/interdisiplin/clinical leader.
9. Fungsi DPJP sebagai Clinical Leader :
a. Merencanakan/mengarahkan kerangka pokok asuhan.
b. Koordinasi asuhan pasien-indifidual PPA.
c. Kolaborasi semua PPA terkait.
d. Sintesis semua IAR terkait.
e. Interpretasi assessment.
f. Review rencana semua PPA lainnya, buat catatan di CPPT, sehingga terlaksana
asuhan pasien terintegrasi serta kontinuitas asuhannya memenuhi kebutuhan
pasiennya.
g. Verifikasi telah melakukan review, paraf
h. komunikasi dengan case manager agar terjaga kontinuitas pelayanan memenuhi
kebutuhan pasiennya.
10. Rencana tata laksana pasien dengan target terukur.
11. Pencatatan perkembangan pasien pada tempat yang seragam (catatan
perkembangan terintegrasi) untuk dokter, perawat, ahli gizi, terapis.
12. Asuhan untuk setiap pasien direncakan oleh DPJP, perawat dan pemberi kesehatan
lain dalam waktu 24 jam sesudah pasien masuk rawat inap.
13. Evaluasi perawatan setiap hari.
RUMAH SAKIT HARAPAN KELUARGA
Jl. Ahmad Yani No.9 Selagalas, Mataram 83237 Nusa Tenggara Barat
Telp. +62(370) 617 7000, 670 000, Fax. +62 (370) 673 666
Email : info@harapankeluarga.co.id, www.harapankeluarga.co.id

Lampiran Keputusan
Direktur Rumah Sakit Harapan Keluarga
Nomor : 130/ SK/AKR-PPK/DIR-INT/IV/ 2017
Tanggal : 12 April 2017
Tentang : KEBIJAKAN PENDIDIKAN PASIEN DAN
KELUARGA

14. Instalasi Rawat Jalan merupakan fasilitas yang digunakan sebagai tempat konsultasi,
penyelidikan, pemeriksaan dan pengobatan pasien oleh dokter ahli di bidang
masing-masing yang disediakan untuk pasien yang membutuhkan waktu singkat
untuk penyembuhannnya atau tidak memerlukan pelayanan perawatan.
15. Instalasi Gawat Darurat merupakan fasilitas yang melayani pasien yang berada
dalam keadaan gawat dan terancam nyawanya yang membutuhkan pertolongan
secepatnya.
16. Instalasi Rawat Inap merupakan fasilitas yang digunakan merawat pasien yang
harus dirawat lebih dari 24 jam (pasien menginap di rumah sakit).
17. Instalasi Perawatan Intensif (Intensive Care Unit = ICU) merupakan fasilitas untuk
merawat pasien yang dalam keadaan sakit berat sesudah operasi berat atau bukan
karena operasi berat yang memerlukan secara intensif pemantauan ketat dan
tindakan segera.
18. Instalasi Kebidanan dan penyakit kandungan merupakan fasilitas menyelenggarakan
kegiatan persalinan, perinatal, nifas dan gangguan reproduksi.
19. Instalasi Bedah adalah suatu unit khusus di rumah sakit yang berfungsi sebagai
tempat untuk melakukan tindakan pembedahan secara efektif maupun akut, yang
membutuhkan kondisi steril dan kondisi khusus lainnya.
20. Instalasi Farmasi merupakan fasiltas untuk penyediaan dan membuat obat racikan,
penyediaan obat paten, serta memberikan informasi dan konsultasi perihal obat.
21. Instalasi Radiologi merupakan fasilitas untuk melakukan pemeriksaan terhadap
pasien dengan menggunakan energi radioaktif dalam diagnosis dann pengobatan
penyakit.
22. Instalasi Laboratorium merupakan fasilitas kerja khususnya untuk melakukan
pemeriksaan dan penyelidikan ilmiah (misalnya fisika, kimia, higiene dan
sebagainya).
23. Instalasi Rehabilitasi Medik merupakan fasilitas pelayanan untuk memberikan tingkat
pengembalian fungsi tubuh dan mental pasien setinggi mungkin sesudah
kehilangan/berkurangnya fungsi tersebut.
24. Instalasi Administrasi dan rekam medis merupakan suatu unit dalam rumah sakit
tempat melaksanakan kegiatan administrasi dan pencatatan dan tempat
melaksanakan kegiatan merekam dan menyimpan berkas-berkas jati diri, riwayat
penyakit, hasil pemeriksaan dan pengobatan pasien yang diterapkan secara
terpusat/sentral.
25. Setiap petugas harus bekerja sesuai standar profesi, standar prosedur operasional
yang berlaku, etika profesi, etika umum dan menghormati hak pasien.
26. Peralatan di unit harus selalu dilakukan pemeliharaan secara teratur dan kolaborasi
sesuai ketentuan yang berlaku.
27. Semua petugas unit wajib memiliki izin sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
RUMAH SAKIT HARAPAN KELUARGA
Jl. Ahmad Yani No.9 Selagalas, Mataram 83237 Nusa Tenggara Barat
Telp. +62(370) 617 7000, 670 000, Fax. +62 (370) 673 666
Email : info@harapankeluarga.co.id, www.harapankeluarga.co.id

Lampiran Keputusan
Direktur Rumah Sakit Harapan Keluarga
Nomor : 130/ SK/AKR-PPK/DIR-INT/IV/ 2017
Tanggal : 12 April 2017
Tentang : KEBIJAKAN PENDIDIKAN PASIEN DAN
KELUARGA

28. Dalam melaksanakan tugasnya setiap petugas wajib mematuhi ketentuan dalam K3
(Keselamatan dan Kesehatan Kerja).
29. Pelayanan unit dilaksanakan dalam 24 jam kecuali unit-unit tertentu.
30. Penyediaan tenaga harus mengacu pada pola ketenagaan.
31. Untuk melaksanakan koordinasi dan evaluasi wajib dilaksanakan rapat rutin minimal
satu bulan sekali.
32. Semua unit wajib membuat laporan bulanan, triwulanan dan tahunan.
33. Setiap rencana asuhan dan implementasi asuhan kepada pasien harus
didokumentasikan dalam rekam medis pasien oleh pemberi pelayanan.

II. KEBIJAKAN KHUSUS


A. PEMBERIAN PERAWATAN YANG SERAGAM BAGI SEMUA PASIEN
1. Akses perawatan dan tingkat pelayanan tanpa membedakan status sosial dan
latar belakang pasien dengan tetap mengacu pada Hospital by law dan medical
staff by law.
2. Keseragaman dan konsistensi untuk asuhan dan pengobatan yang memadai,
tidak tergantung atas kemampuan pasien untuk membayar atau sumber
pembiayaan dan dilakukan oleh praktisi yang kompeten tidak tergantung atas
hari-hari tertentu atau waktu tertentu.
3. Keseragaman dan konsistensi dalam pelayanan anastesi dan pembedahan di
seluruh kamar operasi dan kamar tindakan.
4. Ketepatan (acuity) mengenali kondisi pasien menentukan alokasi sumber daya
untuk memenuhi kebutuhan pasien.
5. Pasien dengan asuhan kebutuhan yang sama menerima asuhan yang setingkat di
seluruh rumah sakit.
6. Informed Consent wajib dimintakan sebelum pembedahan, anastesia,
penggunaan darah dan produknya serta perawatan risiko tinggi lainnya.
7. Untuk menjaga keseragaman pelayanan rumah sakit membuat dan
menggunakan:
a. Pedoman praktek klinis (Clinical Pathway), digunakan untuk memandu proses
perawatan pasien.
b. Rencana asuhan pasien harus berdasarkan data atau form asesmen awal
pasien.
c. Form CPTT untuk assessment ulang, penulisannya dilakukan dengan metode
SOAP.
d. Assessment berbasis IAR (Informasi Analisis Rencana).
8. Clinical pathway yang ditetapkan oleh Rumah Sakit Harapan Keluarga
berdasarkan diagnosa terbanyak (high volume, high cost, high risk).
RUMAH SAKIT HARAPAN KELUARGA
Jl. Ahmad Yani No.9 Selagalas, Mataram 83237 Nusa Tenggara Barat
Telp. +62(370) 617 7000, 670 000, Fax. +62 (370) 673 666
Email : info@harapankeluarga.co.id, www.harapankeluarga.co.id

Lampiran Keputusan
Direktur Rumah Sakit Harapan Keluarga
Nomor : 130/ SK/AKR-PPK/DIR-INT/IV/ 2017
Tanggal : 12 April 2017
Tentang : KEBIJAKAN PENDIDIKAN PASIEN DAN
KELUARGA

Lembar varian digunakan untuk :


a. Mencatat dan menganalisis deviasi dari standar yang ditetapkan dalam clinical
pathway.
b. Kondisi pasien yang tidak sesuai dengan standar asuhan atau standar yang
tidak bisa dilakukan dicatat dalam lembar varian.
9. Untuk pengisian CPPT dilakukan oleh PPA (Profesional Pemberi Asuhan) yang terdiri
dari dokter, bidan, perawat, farmasi, nutrisionis, dietision, teknisi medis (penata
anestesi), terapis fisik.

B. PERAWATAN PASIEN YANG TERKOORDINASI DAN TERINTEGRASI


1. Rumah Sakit melakukan rencana pelayanan diintegrasikan dan dikoordinasikan
diantara berbagai unit kerja dengan melakukan asuhan secara tim.
2. Rumah Sakit melakukan rencana pelayanan diintegrasikan dan dikoordinasikan
diantara berbagai unit kerja dengan melakukan ronde pasien multi departemen.
3. Rumah Sakit melakukan rencana pelayanan diintegrasikan dan dikoordinasikan
diantara berbagai unit kerja dengan melakukan kombinasi bentuk perencanaan
asuhan.
4. Rumah Sakit melakukan rencana pelayanan diintegrasikan dan dikoordinasikan
diantara berbagai unit kerja dengan melakukan manager kasus.
5. Petugas Rumah Sakit melakukan pencatatan kolaborasi hasil atau kesimpulan
rapat dari tim asuhan dalam rekam medis pasien.
6. Penulisan rencana perawatan harus dalam lokasi yang seragam, dalam bentuk
catatan terintegrasi.
7. Setiap rencana tindakan, prosedur dan hasil tindakan (diagnostik invasive/non
invasive) dicatat dalam rekam medis pasien.
8. Setiap permintaan pemeriksaan diagnostic imaging dan laboratorium klinik harus
mencantumkan alasan dan indikasi klinis.
9. Pasien dan keluarga diinformasikan mengenai hasil asuhan dan pengobatan,
termasuk jika ada kejadian yang tidak diharapkan.
10. Asuhan yang akan diberikan kepada setiap pasien direncanakan oleh DPJP
(Dokter Penanggung Jawab Pelayanan), perawat, dan pemberi pelayanan
kesehatan lain dalam waktu 24 jam sesudah pasien masuk rawat inap.
11. Perencanaan/pengobatan/rencana asuhan perawatan harus sesuai dengan
instruksi DPJP (Dokter Penanggung Jawab Pelayanan).
12. DPJP memberikan perintah tertulis pada CPPT dan form permintaan untuk
pemeriksaan diagnostic, imaging dan laboratorium klinis serta harus
menyertakan indikasi klinis dan alasan pemeriksaan yang rasional (indikasi).
13. Discharge plan disampaikan ketika pasien masuk, ketika diagnosa telah
ditegakkan.
RUMAH SAKIT HARAPAN KELUARGA
Jl. Ahmad Yani No.9 Selagalas, Mataram 83237 Nusa Tenggara Barat
Telp. +62(370) 617 7000, 670 000, Fax. +62 (370) 673 666
Email : info@harapankeluarga.co.id, www.harapankeluarga.co.id

Lampiran Keputusan
Direktur Rumah Sakit Harapan Keluarga
Nomor : 130/ SK/AKR-PPK/DIR-INT/IV/ 2017
Tanggal : 12 April 2017
Tentang : KEBIJAKAN PENDIDIKAN PASIEN DAN
KELUARGA

14. Singkatan harus sesuai dengan daftar singkatan.


15. Pain score.
16. Rencana tata laksana dicatat dalam rekam medis dengan target terukur.
17. Rencana tata laksana setiap pasien dievaluasi dan diverifikasi oleh DPJP (Dokter
Penanggung Jawab Pelayanan) dan dicatat dalam rekam medis.
18. Rencana perawatan harus mengandung prinsip :
a. Berdasarkan data pengkajian yang spesifik.
b. Bersifat individual, ada kesamaan untuk masing-masing diagnostik tetapi
tetap dengan penilaian individual.
c. Dalam bentuk tujuan yang terukur (measurable goals)
d. Tujuan dapat direview dan dapat di up-date sesuai dengan dengan kebutuhan
pasien.
e. Terintegrasi dengan rencana tim kesehatan lain yang bertanggung jawab
terhadap pasien dan setiap rencana perawatan diverifikasi oleh Dokter
Penanggung Jawab Pelayanan.
19. Penggunaan cap profesi pada catatan perkembangan pasien terintegrasi:
a. Dokter DPJP / Dokter Ruangan : Biru
b. Perawat/bidan/penata anastesi : Merah
c. Nutrisionis/dietisien : Hijau
d. Terapis : Ungu
e. Apoteker : Hitam
20. Harus selalu melakukan evaluasi pada hari target yang telah ditentukan sesuai
target sasaran (measurable goals) pada tiap care of plan untuk mengetahui
apakah target perawatan sudah teracapai atau belum.

C. PELAYANAN PASIEN RISIKO TINGGI DAN PENYEDIAAN PELAYANAN


RISIKO TINGGI
1. Pelayanan pasien dengan risiko tinggi merupakan pelayanan pasien dengan
peralatan BHD, penyakit menular atau imunosuppressed, peralatan dialysis,
peralatan pengikat atau restraint, ketergantungan bantuan dan pengobatan
kemoterapi.
2. Semua staf rumah sakit dilatih untuk mengarahkan asuhan pasien resiko tinggi.
3. Kelompok pasien beresiko tinggi atau pelayanan yang beresiko tinggi, agar tepat
dan efektif dalam mengurangi resiko terkait harus mengatur :
a. Perencanaan dan identifikasi pasien dewasa dan anak-anak atau keadaan
khusus lain.
b. Dokumentasi yang diperlukan oleh pelayanan secara tim untuk bekerja dan
berekomunikasi secara efektif.
c. Pertimbangan persetujuan khusus bila diperlukan.
RUMAH SAKIT HARAPAN KELUARGA
Jl. Ahmad Yani No.9 Selagalas, Mataram 83237 Nusa Tenggara Barat
Telp. +62(370) 617 7000, 670 000, Fax. +62 (370) 673 666
Email : info@harapankeluarga.co.id, www.harapankeluarga.co.id

Lampiran Keputusan
Direktur Rumah Sakit Harapan Keluarga
Nomor : 130/ SK/AKR-PPK/DIR-INT/IV/ 2017
Tanggal : 12 April 2017
Tentang : KEBIJAKAN PENDIDIKAN PASIEN DAN
KELUARGA

d. Persyaratan pemantauan pasien .


e. Kompetensi atau keterampilan yang khusus dari staf yang terlibat dalam
proses asuhan.
f. Ketersediaan dan penggunaan peralatan khusus.
4. Pasien yang tergolong resiko tinggi (karena umur, kondisi atau kebutuhan yang
bersifat kritis) adalah :
a. Pasien anak dan lanjut usia.
b. Pasien yang ketakutan, bingung atau koma.
c. Pasien yang memerlukan peralatan yang kompleks.
d. Pengobatan penyakit yang mengancam jiwa (pasien dialisis).
e. Sifat penggunaan (penggunaan darah atau produk darah).
f. Potensi yang membahayakan pasien atau efek toksik dari obat beresiko tinggi
(misalnya kemoterapi).
5. Yang termasuk pasien resiko tinggi :
a. Pasien dengan kegawatdaruratan / Kasus emergency.
b. Pasien dengan pelayanan resusitasi di seluruh unit rumah sakit.
c. Pasien yang menggunakan peralatan bantu hidup dasar (ventilator) atau
yang koma.
d. Pasien dengan penyakit menular (comunicable disease)
e. Pasien yang dengan daya tahannya diturunkan (imunosupresi).
f. Pasien dengan dialisis (cuci darah).
g. Pasien dengan penggunaan alat pengekang (restraint) dan pasien yang diberi
pengekang/penghalang.
h. Pasien lanjut usia, mereka yang cacat, anak-anak dan populasi yang berisiko
diperlakukan kasar/ kejam.
i. Pasien yang mendapat kemoterapi.
j. Pasien yang mendapat terapi lain yang berisiko tinggi.
6. Pelayanan yang beresiko tinggi meliputi :
a. Pelayanan transfuse darah/ produk darah.
b. Pelayanan penyakit menular.
c. Pelayanan dialysis.
d. Pelayanan kemoterapi.
e. Pelayanan terapi beresiko lainnya.
7. Pimpinan bertanggung jawab untuk :
a. Mengidentifikasi pasien dan pelayanan yang dianggap berisiko tinggi di
rumah sakit;
b. Menggunakan proses kerjasama (kolaborasi) untuk mengembangkan
kebijakan dan prosedur yang sesuai;
RUMAH SAKIT HARAPAN KELUARGA
Jl. Ahmad Yani No.9 Selagalas, Mataram 83237 Nusa Tenggara Barat
Telp. +62(370) 617 7000, 670 000, Fax. +62 (370) 673 666
Email : info@harapankeluarga.co.id, www.harapankeluarga.co.id

Lampiran Keputusan
Direktur Rumah Sakit Harapan Keluarga
Nomor : 130/ SK/AKR-PPK/DIR-INT/IV/ 2017
Tanggal : 12 April 2017
Tentang : KEBIJAKAN PENDIDIKAN PASIEN DAN
KELUARGA

c. Melaksanakan pelatihan staf dalam mengimplementasikan kebijakan dan


prosedur.
8. Pelayanan Resusitasi (Tim Medis Reaksi Cepat/ Code Blue)
a. Tim medis reaksi cepat :
Tim yang memberikan pertolongan segera pada pasien dengan
kegawatdaruratan sebelum dan saat henti nafas adan atau henti jantung (pre
arrest dan arrest).
b. Golden time TMRC RSHK maksimal adalah 5 menit.
c. Aktivasi TMRC dengan nomer telepon internal : 0 telepon eksternal (0370)
6177009
d. Kriteria pemanggilan TMRC :
1. Airway : ancaman gangguan nafas
2. Breathing : Henti nafas, perubahan mendadak saturasi oksigen < 90%
dengan pemberian suplementasi oksigen.
3. Henti jantung : perubahan laju jantung, perubahan mendadak pada
tekanan darah diastolik.
4. Neurologi : penurunan kesadaran tiba-tiba (penurunan GCS > 2 poin),
kejang berulang atau lama.
5. Pasien lain yang keadaan umumnya memburuk dan mencemaskan yang
tidak sesuai kriteria di atas.
9. Pelaksanaan tranfusi darah :
a. Sebelum pemberian produk darah harus dilakukan identifikasi pasien dengan
minimal dua dari tiga identitas pasien (nama, tanggal lahir, dan No. rekam
medis).
b. Harus dimulai dalam 30 menit setelah keluar dari UPTD/UTDD PMI dan selesai
dalam waktu 4 jam.
c. Observasi tanda vital pasien: 15 menit setelah mulai. Perhatikan ketika terjadi
ketidakcocokan darah maka proses transfusi harus segera dihentikan, bila
tidak terjadi masalah lakukan transfusi hingga selesai.
d. Pada label darah dituliskan apakah TIDAK ADA REAKSI atau ADA REAKSI. Bila
ada reaksi catat kronologi kejadian dalam rekam medis dan buat laporan
reaksi tranfusi untuk Unit Pelayanan Tranfusi Darah. Tulis “ADA REAKSI” pada
isian label darah, dan kembalikan label darah beserta hal lain yang diminta.
e. Pemeriksaan sebelum tranfusi dilakukan oleh dua orang untuk meminimalkan
terjadinya kesalahan (double check).
f. Monitoring pemberian tranfusi darah dan produk darah tercatat di rekam
medik.
10. Pasien koma dan yang dengan alat bantu hidup menerima asuhan sesuai
pelayanan pasien tahap terminal.
RUMAH SAKIT HARAPAN KELUARGA
Jl. Ahmad Yani No.9 Selagalas, Mataram 83237 Nusa Tenggara Barat
Telp. +62(370) 617 7000, 670 000, Fax. +62 (370) 673 666
Email : info@harapankeluarga.co.id, www.harapankeluarga.co.id

Lampiran Keputusan
Direktur Rumah Sakit Harapan Keluarga
Nomor : 130/ SK/AKR-PPK/DIR-INT/IV/ 2017
Tanggal : 12 April 2017
Tentang : KEBIJAKAN PENDIDIKAN PASIEN DAN
KELUARGA

11. Pasien dengan penyakit menular dan immune-suppressed beresiko terjadi


penularan airbone dan terkena infeksi.
12. Pasien dengan prosedur dialisis beresiko terjadi infeksi serta hindari pemakaian
alat re-used. Sebelum tindakan dialisis form inform consent harus diisi lengkap.
13. Pasien dengan penggunaan restraint harus selalu didahului form inform consent
yang diisi lengkap, selama penggunaan restrain dilakukan monitoring (antara lain:
sirkulasi, destruksi kulit, fraktur).
14. Pasien yang lemah, lanjut usia yang tidak mandiri, anak-anak dan anak dengan
ketergantungan bantuan, serta pasien dengan resiko kekerasan maka staf rumah
sakit wajib memahami resiko bila mereka tidak mengerti, tidak dapat mengikuti/
terlibat asuhan.
15. Pasien dengan kemoterapi atau obat resiko tinggi lain untuk saat ini dirujuk ke
RSUD Provinsi NTB.

D. MAKANAN DAN TERAPI NUTRISI


1. Nutrisi adalah makanan yang dikonsumsi untuk bertahan hidup, tumbuh,
berkembang dan sebagai sumber energi untuk beraktivitas. Seluruh nutrisi yang
dibutuhkan tubuh terdapat dalam makanan. Terapi nutrisi itu sendiri diperlukan
untuk mengembalikan keseimbangan fungsi tubuh yang terganggu akibat
kekurangan nutrisi.
2. Dokter harus menuliskan preskription diet pasien dan berkoordinasi dengan
dietisien.
3. Makanan dan nutrisi yang memadai penting bagi kondisi kesehatan dan proses
pemulihan pasien.
4. Hal yang harus dipenuhi oleh rumah sakit terkait nutrisi pasien adalah :
a. Ada bermacam variasi pilihan makanan yang sesuai dengan status gizi
pasien,kondisi pasien, pelayanan dan konsisten dengan asuhan klinisnya
tersedia secara teratur atau reguler.
b. Sebelum memberi makan pasien, semua pasien rawat inap telah memesan
makanan dan dicatat dalam form permintaan makanan/diet.
c. Pesanan didasarkan atas status gizi, latar belakang agama dan budaya serta
kebutuhan pasien.
d. Bila keluarga menyediakan makanan, mereka diberikan edukasi tentang
pembatasan diet pasien.
e. Praktik penyiapan makanan, penanganan, penyimpanan dan pendistribusian
yang aman serta memenuhi undang-undang, peraturan dan praktik terkini
yang berlaku.
RUMAH SAKIT HARAPAN KELUARGA
Jl. Ahmad Yani No.9 Selagalas, Mataram 83237 Nusa Tenggara Barat
Telp. +62(370) 617 7000, 670 000, Fax. +62 (370) 673 666
Email : info@harapankeluarga.co.id, www.harapankeluarga.co.id

Lampiran Keputusan
Direktur Rumah Sakit Harapan Keluarga
Nomor : 130/ SK/AKR-PPK/DIR-INT/IV/ 2017
Tanggal : 12 April 2017
Tentang : KEBIJAKAN PENDIDIKAN PASIEN DAN
KELUARGA

f. Makanan disiapkan dan disimpan dengan cara mengurangi risiko kontaminasi


dan pembusukan. Proses untuk mengurangi resiko kontaminasi dan
pembusukan :
1) Penerimaan bahan kering basah, pembersihan, pengukuran suhu,
log/catatan periodik.
2) Buat penyimpanan, termasuk produk nutrisi enteral/ susu.
3) Produksi, perhatikan kondisi suhu ruangan, tidak panas, kontaminasi
keringat.
4) Distribusi.
5) Penjamah menggunakan APD (Alat Pelindung Diri) mulai dari kepala,
badan, sampai kaki, kebersihan kuku.
6) Kebersihan dan pembersihan ruangan.
g. Produk nutrisi enteral disimpan sesuai rekomendasi pabrik.
h. Distribusi makanan dilaksanakan secara tepat waktu dan memenuhi
permintaan khusus pasien.
i. Pasien, termasuk pasien anak dan balita yang pada asesmen berada pada
risiko nutrisional, mendapat terapi gizi.
j. Suatu proses kerjasama (asuhan gizi terintegrasi ) dipakai untuk
merencanakan, memberikan dan memonitor terapi gizi.
k. Respon pasien terhadap terapi gizi dimonitor.
l. Respon pasien terhadap terapi gizi dicatat dalam rekam medisnya.
m. Pendokumentasian pada form CPPT agar ditandatangani bersama minimal
DPJP dan Nutrisionis/Dietision.

E. PENGELOLAAN PELAYANAN RASA NYERI


1. Pasien berhak untuk tidak nyeri. Nyeri adalah symptom yang setiap saat bisa
masuk kondisi bahaya atau meninggal.
2. Pasien di bantu dalam pengelolaan rasa nyeri secara efektif meliputi :
a. Rumah Sakit memiliki prosedur untuk identifikasi pasien yang kesakitan.
b. Mendapat asuhan sesuai pedoman pengelolaan nyeri.
c. Rumah Sakit menjalankan proses untuk berkomunikasi dan mendidik pasien
serta keluarga tentang rasa sakit.
d. Rumah Sakit menjalankan proses mendidik para praktisi pelayanan kesehatan
tentang assessment dan pengolaan rasa nyeri.

F. PELAYANAN PADA TAHAP TERMINAL (AKHIR HIDUP)


1. Rumah Sakit melakukan pelayanan akhir kehidupan.
2. Semua staf harus diupayakan memahami kebutuhan pasien yang unik pada akhir
kehidupan.
RUMAH SAKIT HARAPAN KELUARGA
Jl. Ahmad Yani No.9 Selagalas, Mataram 83237 Nusa Tenggara Barat
Telp. +62(370) 617 7000, 670 000, Fax. +62 (370) 673 666
Email : info@harapankeluarga.co.id, www.harapankeluarga.co.id

Lampiran Keputusan
Direktur Rumah Sakit Harapan Keluarga
Nomor : 130/ SK/AKR-PPK/DIR-INT/IV/ 2017
Tanggal : 12 April 2017
Tentang : KEBIJAKAN PENDIDIKAN PASIEN DAN
KELUARGA

3. Asuhan akhir kehidupan yang diberikan rumah sakit termasuk :


a. Pemberian pengobatan yang sesuai dengan gejala dan keinginan pasien dan
keluarga.
b. Menyampaikan isu yang sensitif seperti autopsi dan donasi organ.
c. Menghormati nilai yang dianut paien, agama dan preferensi budaya.
d. Mengikutsertakan pasien dan keluarganya dalam semua aspek pelayanan.
e. Memberi respon pada masalah masalah psikologi, emosional, spiritual dan
budaya dari pasien dan keluarganya.
4. Kualitas asuhan akhir kehidupan di evaluasi oleh staf dan keluarga pasien.
5. Asuhan pasien dalam proses kematian harus meningkatkan kenyamanan dan
kehormatannya.
6. Asesmen dan asesmen ulang sesuai kondisi pasien harus mengevaluasi:
a. Gejala seperti mau muntah dari kesulitan pernapasan.
b. Factor-faktor yang meningkatkan dan membangkitkan gejala fisik.
c. Menajemen gejala saat ini dan hasil respon pasien.
d. Orientasi spiritual pasien dan keluarga dan bila perlu keterlibatan kelompok
dan agama.
e. Urusan dan kebutuhan spiritual pasien dan keluarga, seperti putus asa,
penderitaan, rasa bersalah, dan pengampunan.
f. Status psikososial pasien dan keluarga seperti hubungan keluarga, lingkungan
rumah yang memadai apabila diperlukan perawatan dirumah, cara mengatasi
dan reaksi pasien dan keluarga atas penyakit pasien.
g. Kebutuhan dukungan atau kelonggaran pelayanan (respite services) bagi
pasien, keluarga dan pemberi pelayanan lain.
h. Kebutuhan akan alternative atau tingkat pelayanan lain.
i. Factor resiko bagi yang ditinggalkan dalam hal cara mengatasi dan potensi
reaksi patologis atas kesedihan.
G. ASUHAN PASIEN
1. Asuhan pasien dilaksanakan berdasarkan pola Pelayanan Berfokus pada Pasien
(PCC-Patient Centered Care).
2. Pasien adalah pusat pelayanan dan pasien dan keluarga adalah mitra dari tim
interdisiplin, asuhan diberikan berbasis kebutuhan pelayanan pasien.
3. Professional Pemberi Asuhan (PPA) adalah mereka yang secara langsung
memberikan asuhan kepada pasien, antara lain dokter, perawat, bidan, ahli gizi,
apoteker, fisioterapis, analis, radiographer, dan sebagainya.
4. PPA dalam PCC merupakan Tim Interdisiplin :
a. Diposisikan disekitar pasien.
b. Dengan kompetensi yang memadai.
c. Sama pentingnya atau setara pada kontribusi profesinya.
RUMAH SAKIT HARAPAN KELUARGA
Jl. Ahmad Yani No.9 Selagalas, Mataram 83237 Nusa Tenggara Barat
Telp. +62(370) 617 7000, 670 000, Fax. +62 (370) 673 666
Email : info@harapankeluarga.co.id, www.harapankeluarga.co.id

Lampiran Keputusan
Direktur Rumah Sakit Harapan Keluarga
Nomor : 130/ SK/AKR-PPK/DIR-INT/IV/ 2017
Tanggal : 12 April 2017
Tentang : KEBIJAKAN PENDIDIKAN PASIEN DAN
KELUARGA

d. Masing-masing menjalankan tugas mandiri, kolaboratif dan deligatif.


e. Dengan kolaborasi interpopesional yang memadai.
5. PPA melaksanakan asuhan secara terintegrasi. Pencatatan oleh PPA dilakukan
pada lembar catatan perkembangan pasien terintegrasi (CPPT).
6. Peran DPJP dalam Patient Centre Care :
a. Adalah sebagai Clinical atau team leader.
b. Melakukan refiew asuhan.
c. Melakukan sintesa, koordinasi dan mengintegrasikan asuhan.
7. Masing-masing PPA memberikan asuhan pasien terdiri dari 2 blok proses atau
kegiatan :
a. Assessment pasien.
b. Implementasi rencana, tindakan.
8. Assessment pasien terdiri dari 3 langkah IAR :
a. (I) pengumpulan informasi yaitu anamnesa, pemeriksaan fisik, pemeriksaan
lain atau penunjang, dsb.
b. (A) analisa informasi : menghasilkan kesimpulan antara lain masalah, kondisi,
diagnosis, untuk mengidentifikasi kebutuhan pelayanan pasien.
c. (R) penyusun rencana pelayanan/ care plan untuk memenuhi pelayanan
pasien (“rencana asuhan”).
d. Pencatatannya dengan metode SOAP, untuk pelayanan Gizi dengan ADIME,
sesuai pedoman pelayanan gizi RS,2013 kementerian Kesehatan.
9. Implementasi rencana pelayanan, tindakan.
10. Manager pelayanan pasien atau case manager.
a. Melakukan fasilitas untuk koordinasi, komunikasi dan kolaborasi antara pasien
dan pemangku kepentingan, serta menjaga kontinuitas pelayana, interaksi
antara MPP dan tim PPA berbagai unit pelayanan, pelayanan administrasi,
perwakilan pembayar.
b. Menjaga kontinuitas pelayanan, termasuk pada rencana pemulangan, edukasii
yang adekuat.
c. Berkolaborasi dengan tim PPA.
d. Melakukan monitoring dan evaluasi proses-proses pelayanan dan asuhan
pasien, sehingga pasien mendapat pelayanan yang layak atau adekuat sesuai
kebutuhannya.
RUMAH SAKIT HARAPAN KELUARGA
Jl. Ahmad Yani No.9 Selagalas, Mataram 83237 Nusa Tenggara Barat
Telp. +62(370) 617 7000, 670 000, Fax. +62 (370) 673 666
Email : info@harapankeluarga.co.id, www.harapankeluarga.co.id

Lampiran Keputusan
Direktur Rumah Sakit Harapan Keluarga
Nomor : 130/ SK/AKR-PPK/DIR-INT/IV/ 2017
Tanggal : 12 April 2017
Tentang : KEBIJAKAN PENDIDIKAN PASIEN DAN
KELUARGA

Ditetapkan di : Mataram,
Pada tanggal : 13 April 2017

RUMAH SAKIT HARAPAN KELUARGA

dr. H. Slamet Tjahyono, Sp.P


Direktur

Anda mungkin juga menyukai