Anda di halaman 1dari 11

1

PEMANFAATAN LIMBAH CAIR INDUSTRI TAHU


DALAM PEMBUATAN BIOGAS

PENDAHULUAN

Latar Belakang Masalah


Semakin meningkatnya jumlah penduduk di Indonesia menyebabkan bahan bakar
yang digunakan juga semakin bertambah banyak, sehingga ketersediaan sumber
cadangan energi seperti batu bara, minyak bumi, dan gas bumi pun semakin berkurang.
Pada tahun 2011, BP Migas memperkirakan bahwa cadangan minyak di Indonesia hanya
akan bertahan selama 12 tahun ke depan, sedangkan cadangan gas akan bertahan selama
46 tahun ke depan (Siagian R., 2014). Maka diperlukan suatu solusi energi terbarukan
yang dapat dijadikan sumber energi alternatif untuk menggantikan sumber energi fosil
yang jumlahnya semakin berkurang yaitu dengan diproduksinya biogas. Biogas
merupakan gas yang dihasilkan dari proses penguraian bahan-bahan organik oleh
mikroorganisme yaitu bakteri metanogen atau metanogenik dalam kondisi tanpa udara
(anaerobik). Untuk menghasilkan biogas, dibutuhkan pembangkit biogas yang disebut
biodigester. Bahan dasar pembuatan biogas dapat berasal dari limbah pertanian, kotoran
hewan atau manusia, serta limbah organik lainnya. Apabila limbah organik membusuk,
akan dihasilkan gas metana (CH4) yang menghasilkan energi yang lebih besar dan relatif
lebih bersih daripada batu bara dengan emisi karbon dioksida (CO2) yang lebih sedikit
pula (Mujahidah, Mappiratu, Sikanna, R., 2013). Selain potensi yang besar, pemanfaatan
energi biogas dengan digester biogas memiliki keuntungan, yaitu mengurangi efek rumah
kaca, mengurangi bau tidak sedap, mencegah penyebaran penyakit, menghasilkan panas
dan daya (mekanisme atau energi listrik), serta hasil samping berupa pupuk cair dan
padat. Pemanfaatan limbah dengan cara ini secara ekonomi akan sangat kompetitif seiring
naiknya harga bahan bakar minyak dan pupuk organik.
Pembuatan biogas dengan aktivitas anaerobik marak dilakukan sebagai upaya
pengolahan limbah biodegrable karena bahan bakar tersebut dapat dihasilkan bersamaan
dengan penguraian sekaligus pengurangan volume limbah buangan. Salah satu limbah
organik yang dihasilkan dalam volume yang besar adalah air limbah industri tahu.
Industri tahu merupakan salah satu jenis industri yang di dalam proses produksinya
banyak sekali membutuhkan air. Akibat dari banyaknya pemakaian air dalam proses
pembuatan tahu maka limbah cair yang dihasilkan cukup besar. Limbah cair industri tahu
memiliki beban pencemar yang tinggi. Limbah cair tersebut mengandung bahan organik
yang memiliki kadar BOD dan COD yang cukup tinggi, sehingga apabila dibuang
langsung ke badan air maka akan menurunkan daya dukung lingkungan. Oleh karena itu,
dibutuhkan suatu pengolahan limbah cair industri tahu yang bertujuan untuk mengurangi
resiko beban pencemaran yang ada. Pengolahan tersebut dapat dilakukan dengan
2

mengonversi limbah cair tahu menjadi biogas yang ramah lingkungan dan termasuk
kategori energi terbarukan. Hal tersebut akan memberikan keuntungan berupa
dihasilkannya energi bagi masyarakat maupun industri bersangkutan dan menurunkan
tingkat bahaya limbah cair tahu.

Tujuan dan Manfaat Penulisan


Penulisan ini memiliki tujuan untuk :
 Memaparkan solusi bahan bakar alternatif yang dapat digunakan secara
berkelanjutan dan ramah lingkungan.
 Mengetahui langkah-langkah strategis yang dapat dilakukan untuk
mengimplementasikan bahan bakar alternatif ini.
 Mengetahui peluang dan tantangan yang akan dihadapi dalam
pengimplementasian gagasan.
 Memaparkan pengolahan limbah cair industri tahu sebagai upaya mengurangi
pencemaran yang ditimbulkan.
Adapun manfaat yang dapat dicapai dari penulisan ini adalah:
 Menemukan solusi bahan bakar alternatif sebagai pengganti bahan bakar fosil.
 Memberikan masukan kepada masyarakat agar memanfaatkan limbah cair
industri tahu.
 Memberikan dorongan kepada masyarakat agar beralih menggunakan biogas
sebagai bahan bakar alternatif.

GAGASAN

Kondisi Kekinian
Ketersediaan Energi di Indonesia
Krisis energi yang terjadi di dunia juga terjadi di Indonesia. Cadangan energi di
Indonesia terutama energi fosil (minyak bumi, batubara, gas alam) semakin hari semakin
menyusut. Hal ini juga diperburuk dengan pemborosan dalam penggunaan energi fosil.
Penduduk yang semakin meningkat juga menyebabkan ketersediaan akan energi fosil
semakin berkurang karena konsumsi energi per kapita akan meningkat. Data angka
menyebutkan produksi minyak bumi dari tahun ke tahun terus mengalami penurunan.
Sementara itu, konsumsi BBM di tahun 2013 sebanyak 70.000 Juta kL dengan jumlah
produksi hanya mencapai 40.000 Juta kL. Jumlah kendaraan bermotor terus mengalami
peningkatan pada tahun 2000 - 2014, bahkan tahun ini saja volume kendaraan di jalanan
Indonesia bertambah 1,2 juta mobil dan 8,4 juta motor (Agung, 2014).
Produksi bahan bakar minyak dalam negeri saat ini rata-rata 800.000 barrel per
hari. Dengan demikian, tanpa adanya penemuan cadangan minyak baru, cadangan lama
diperkirakan akan habis 11 tahun lagi. Pada 1970-an, Indonesia menjadi negara produsen
minyak dengan volume produksi 1,7 juta barrel per hari. Namun, pada 2014, produksi
3

hanya 700.000-800.000 barrel per hari (Subroto, 2015). Berdasarkan Kebijaksanaan


Umum Bidang Energi (KUBE) dari Departemen Pertambangan dan Energi, cadangan
minyak bumi dan gas alam yang merupakan energi tidak terbarukan (non renewable)
yang ada di dalam bumi kita diperkirakan akan menurun. Oleh karena itu, pemerintah
harus terus berusaha menggalakkan usaha-usaha penghematan energi dan pengembangan
sumber energi alternatif. Untuk mempertahankan kelangsungan energi di Indonesia,
pemerintah telah merumuskan kebijakan energi nasional (Gani D., 2013).

Limbah Cair Industri Tahu


Tahu adalah salah satu pangan utama dengan bahan baku dari kedelai. Besarnya
konsumsi tahu jauh berada di atas konsumsi kedelai segar pada periode yang sama. Tahun
2002-2012 rata-rata konsumsi tahu sebesar 7,28 kg/kapita/th walaupun terjadi laju
penurunan rata-rata 0,6% per tahun (Buletin Konsumsi Pangan, 2013).

Tabel 1. Perkembangan Konsumsi Bahan Makanan yang Mengandung


Kedelai di Rumah Tangga, 2002 – 2012 serta prediksi 2013 – 2014

Sumber : SUSENAS, BPS

Industri tahu menggunahan bahan baku kedelai dan menghasilkan limbah organik.
Limbah industri tahu yang dihasilkan berupa limbah cair dan padat, tetapi limbah cair
memiliki tingkat pencemaran yang lebih besar daripada limbah padat. Limbah padat
industri tahu belum dirasakan dampaknya karena limbah padat industri tahu dimanfaatkan
sebagai pakan ternak. Limbah cair yang dihasilkan oleh industri pembuatan tahu adalah
cairan kental yang terpisah dari gumpalan tahu yang disebut air dadih. Cairan ini
mengandung kadar protein yang tinggi dan dapat segera terurai. Limbah cair ini sering
dibuang secara langsung tanpa pengolahan terlebih dahulu sehingga menghasilkan bau
busuk dan mencemari sungai. Sumber limbah cair lainnya berasal dari pencucian kedelai,
pencucian peralatan proses, pencucian lantai dan pemasakan serta larutan bekas
rendaman kedelai. Jumlah limbah cair yang dihasilkan oleh industri pembuat tahu kira-
4

kira 15-20 l/kg bahan baku kedelai. Sebagian besar limbah cair yang dihasilkan berasal
dari lokasi pemasakan kedelai, pencucian kedelai, alat produksi dan lantai.
Air buangan industri tahu rata - rata mengandung BOD (Biochemical Oxygen
Demand), COD (Chemical Oxygen Demand), TSS, dan minyak/lemak berturut - turut
sebesar 4583, 7050, 4743 dan 26 mg/l. Bila dibandingkan dengan baku mutu limbah cair
industri produk makanan dari kedelai menurut Keputusan Menteri Lingkungan Hidup
No. Kep-51/MENLH/10/1995 tentang Baku Mutu Limbah Cair Bagi Kegiatan Industri,
kadar maksimum yang diperbolehkan untuk BOD, COS, dan TSS berturut - turut adalah
50, 100, 200 mg/l. Sehingga terlihat jelas bahwa limbah cair industri tahu melebihi baku
mutu yang telah dipersyaratkan (Ekawati I., 2013).

Solusi Terdahulu
Solusi Semakin Berkurangnya Ketersediaan Cadangan Energi
Solusi yang ditawarkan oleh pemerintah untuk menangani masalah ketersediaan
energi yang semakin berkurang salah satunya adalah dengan menaikkan harga BBM
bertujuan untuk meningkatkan ketahanan energi nasional baik jangka pendek maupun
jangka panjang. Pemerintah terus berupaya mencari beberapa bahan bakar alternatif
selain BBM dan BBG. Pada tahun 2012 pemerintah berencana untuk menerapkan
kebijakan untuk menurunkan konsumsi BBM bersubsidi dengan mengganti menjadi BBG
sehingga subsidi akan berkurang secara signifikan. Konversi BBM ke BBG akan
melepaskan tekanan berat dari anggaran pemerintah akibat kenaikan terus-menerus
subsidi energi transportasi. Selain itu, pemerintah mulai mencari alternatif lain dengan
mengalihkan pemakaian BBM dengan Bahan Bakar Nabati (BBN) salah satunya kemiri
sunan karena memiliki kandungan minyak nabati untuk keperluan bahan bakar biodiesel
lebih bagus dan lebih ekonomis.

Solusi Limbah Cair Industri Tahu


Solusi yang ditawarkan oleh masyarakat untuk menangani limbah cair industri
tahu sebelum ini adalah dengan mengolahnya dengan beberapa jenis teknologi.
Pengolahan tersebut bertujuan untuk mengurangi tingkat pencemaran yang dihasilkan
oleh limbah cair industri tahu agar saat dibuang ke lingkungan tidak menyebabkan
pencemaran yang berbahaya. Pengolahan limbah cair industri tahu salah satunya
dilakukan dengan menggunakan teknologi plasma. Teknologi ini merupakan green
technology karena dengan teknologi plasma maka pengolahan limbah akan lebih cepat,
tidak membutuhkan lahan yang luas serta menghasilkan hasil akhir yang ramah
lingkungan. Plasma dibentuk dengan memanfaatkan tegangan listrik, yaitu dengan
menghadapkan dua kutub elektroda dengan memberikan tegangan listrik searah yang
cukup tinggi yang nantinya akan menghasilkan loncatan ion. Teknologi ini menguraikan,
membersihkan, dan tidak mengendapkan. Selain itu, kimia pun terurai sehingga tidak
menghasilkan endapan lain, dan air akan menjadi bersih.
5

Teknologi plasma dapat langsung digunakan dalam proses pengolahan limbah


organik dan apabila air limbah mengandung logam maka akan terjadi gumpalan atau
pembentukan flok pada waktu proses pengolahan yang merupakan proses destabilisisasi.
Zat yang terbentuk dari salah satu reaksi plasma dengan bahan organik limbah cair
industri tahu berupa gas. Semakin banyak gas yang keluar dan kotoran yang mengendap
pada pengolahan limbah cair industri tahu maka kandungan COD dan TSS dalam limbah
cair tersebut juga akan berkurang.

Solusi yang Ditawarkan


Potensi Biogas
Dengan semakin berkurangnya jumlah cadangan energi yang tersedia di alam,
tentunya masyarakat Indonesia perlu memiliki kesadaran untuk beralih menggunakan
energi alternatif sebagai bahan bakar. Jika manusia hanya mengandalkan bahan bakar
fosil, maka perlahan-lahan jumlah persediaan bahan bakar fosil akan habis dan terjadi
krisis serta kelangkaan bahan bakar. Energi alternatif yang dapat dikembangkan salah
satunya adalah biogas. Biogas merupakan salah satu sumber energi alternatif yang dibuat
dari pengolahan limbah organik untuk dijadikan bahan bakar. Oleh karena itu, biogas juga
dapat bermanfaat sebagai salah satu cara mengolah limbah sehingga mengurangi angka
penumpukan dan pencemaran limbah.

Potensi Biogas dari Limbah Cair Industri Tahu


Masih banyak pabrik tahu di Indonesia yang tidak memiliki proses pengolahan
limbah cair. Salah satu alasannya adalah cara pengolahan yang kompleks dan tidak
efisiennya proses pengolahan limbah. Padahal limbah cair pabrik tahu memiliki
kandungan senyawa organik tinggi yang dapat berpotensi untuk menghasilkan biogas
melalui proses anaerobik. Pada umumnya, biogas mengandung 50-80 % metana, karbon
dioksida, H2S, dan sedikit air yang bisa dijadikan sebagai pengganti minyak tanah dan
LPG. Dengan mengkonversi limbah cair tahu menjadi biogas, industri-industri tahu tidak
hanya ikut serta berkontribusi dalam menjaga lingkungan tetapi juga meningkatkan
pendapatan mereka dengan mengurangi konsumsi bahan bakar pada proses pembuatan
tahu. Selain itu, biogas dari limbah cair industri tahu juga dapat menggantikan
penggunaan LPG, minyak tanah, dan kayu bakar pada kebutuhan rumah tangga. Hal
tersebut selain menambah nilai ekonomis limbah cair industri tahu juga memberi solusi
dari semakin berkurangnya cadangan energi di bumi. Apabila hal tersebut dilakukan
secara berkelanjutan maka ketersediaan sumber energi akan tetap terjaga dan tidak akan
terjadi krisis energi.

Proses Pembuatan Biogas dari Limbah Cair Industri Tahu


Biogas dari limbah cair industri tahu dibuat dengan menyimpan limbah cair
industri tahu pada penampungan sementara untuk didingankan terlebih dahulu.
Kemudian, limbah tersebut dipindahkan ke dalam bak digester untuk ditambahkan bakteri
6

metanogenik dan didiamkan selama 30-45 hari. Dalam rentang waktu inilah gas metana
akan dihasilkan. Selanjutnya, biogas yang dihasilkan akan ditampung pada penampung
biogas untuk dialirkan ke kompor gas agar biogas dapat digunakan.

Sumber : https://evanputra.wordpress.com/category/energi/
Gambar 1. Desain Sederhana Perangkat Pembuatan Biogas

Proses pembuatan gas metana pada biogas terbagi ke dalam tiga tahap, yaitu :
1. Hidrolisis secara enzimatik, bahan-bahan organik tak larut menjadi bahan-bahan
organik dapat larut. Enzim utama yang terlibat adalah selulase yang
menguraikan selulosa.
2. Perubahan bahan-bahan organik dapat larut menjadi asam organik. Pembentukan
asam organik ini terjadi dengan bantuan bakteri non methanogenik, protozoa dan
jamur.
3. Perubahan asam organik menjadi gas metan dan karbondioksida. Proses
perubahan ini dapat terjadi karena adanya bantuan bakteri metanogenik
(Methanobacterium dan Methanobacillus).

Pihak-pihak yang Terkait


Agar produksi biogas dari limbah cair industri tahu dapat diimplementasikan
secara luas di masyarakat, dibutuhkan kerjasama dari beberapa pihak, diantaranya:
1. Pemerintah
Pemerintah bersama kementerian terkait (ESDM) berperan dengan membantu
mengawasi produksi biogas di masyarakat, melakukan sosialisasi ke berbagai daerah
mengenai penggunaan biogas, serta membuat peraturan dan regulasi mengenai
pembatasan penggunaan bahan bakar fosil yaitu dengan mengurangi subsidi BBM.
2. Media massa dan lembaga sosial
Lembaga sosial dan media massa berperan dalam penyuluhan dan sosialisasi kepada
masyarakat mengenai biogas dari limbah cair industri tahu.
7

3. Lembaga riset dan penelitian


Lembaga riset dan penelitian berperan dalam melakukan penelitian lebih lanjut untuk
mengembangkan dan menguji biogas dari limbah cair industri tahu, dan mencari
proses produksi yang lebih efektif dan efisien.
4. Masyarakat
Masyarakat adalah sasaran utama untuk mengimplementasikan biogas dari limbah cair
industri tahu. Masyarakat diharapkan bisa menerima bahwa biogas adalah suatu solusi
terkini energi alternatif yang bisa digunakan sebagai pengganti bahan bakar fosil dengan
berbagai kelebihan yang dimilikinya.
5. Industri Tahu
Industri-industri tahu berperan dalam penyediaan bahan baku biogas berupa limbah cair
yang mereka hasilkan sebagai hasil buangan produksi tahu.

Langkah-langkah Strategis Implementasi Biogas dari Limbah Cair Industri Tahu


Agar pembuatan biogas ini dapat berjalan dengan baik dan dapat diterapkan
secara efektif ke masyarakat luas, diperlukan langkah-langkah strategis dalam
penerapannya. Berikut langkah-langkah yang dapat dilakukan:
1. Mengembangkan penelitian biogas dari limbah cair tahu dan menguji biogas yang
dihasilkan.
2. Meminta dukungan kepada pemerintah tentang pengadaan biogas dari limbah cair tahu
dan pendirian pabrik yang menghasilkan biogas tersebut.
3. Mengimbau industri-industri tahu untuk tidak membuang limbah cair secara langsung
ke lingkungan agar dapat dimanfaatkan menjadi bahan pembuatan biogas.
4. Mengembangkan produksi biogas dari limbah cair tahu agar dapat digunakan secara
optimal.
5. Melakukan sosialisasi dan penyuluhan kepada masyarakat agar mereka beralih
menggunakan biogas demi mengimbangi ketersediaan cadangan energi.

BIOGAS
DARI Pemerintah :
LIMBAH Riset dan Penelitian : Dukungan untuk
CAIR Pengujian Biogas pengadaan dan
INDUSTRI pendirian pabrik biogas
TAHU

GAGASAN
Penyuluhan : Optimalisasi Produksi:
TERLAKSANA :
Kepada Pengumpulan bahan
BIOGAS DAPAT
masyarakat baku dari industri tahu
DIGUNAKAN

Gambar 2. Bagan Strategi


8

Peluang dan Tantangan dalam Mengimplementasikan Biogas dari Limbah Cair


Industri Tahu
Adapun peluang yang didapat dari gagasan ini adalah :
1. Banyaknya limbah cair industri tahu yang ada di masyarakat sehingga biogas
dari limbah cair industri tahu dapat diproduksi secara optimal.
2. Menambah nilai ekonomis limbah cair industri tahu sehingga dapat
menambah pendapatan industri-industri tahu.
3. Dengan membuat biogas dari limbah cair industri tahu maka akan tercipta
sebuah solusi bahan bakar alternatif sebagai pengganti bahan bakar fosil.
Dan tantangan yang akan dihadapi dalam menerapkan sistem ini adalah :
1. Dibutuhkan peran aktif masyarakat sebagai pengguna bahan bakar sehingga
mereka perlu memiliki kesadaran untuk beralih menggunakan biogas sebagai
bahan bakar alternatif.
2. Dibutuhkan kerja sama yang baik dengan pemerintah agar produksi dan
penggunaan biogas oleh masyarakat dapat dioptimalkan.
3. Dibutuhkan sosialisasi yang berkelanjutan kepada masyarakat agar
masyarakat menggunakan biogas dari limbah cair industri tahu secara
berkelanjutan pula.

KESIMPULAN

Gagasan yang Diajukan


Dari pembahasan di atas dapat disimpulkan bahwa pemanfaatan limbah cair
industri tahu dalam pembuatan biogas merupakan salah satu cara untuk meningkatkan
produksi biogas. Biogas dari limbah cair industri tahu dibuat dengan pengolahan limbah
cair industri tahu yang memanfaatkan peran bakteri metanogenik sehingga terjadi
penguraian secara anaerobik yang menghasilkan gas metana. Dengan diproduksi dan
digunakannya biogas dari limbah cair industri tahu maka ketersediaan energi akan tetap
terjaga. Selain itu, dengan dikonversinya limbah cair industri tahu menjadi biogas maka
dapat mengatasi masalah pencemaran lingkungan yang ditimbulkan oleh limbah cair
industri tahu yang dapat mengurangi daya dukung lingkungan.

Teknik Implementasi
Dalam mengimplementasikan pembuatan biogas dari limbah cair industri tahu
dibutuhkan kerjasama dari berbagai pihak agar biogas tersebut dapat digunakan secara
berkelanjutan. Langkah strategis yang dilakukan adalah dengan melakukan kerjasama
dengan lembaga riset dan penelitia dan industri tahu sebagai penyedia bahan baku. Selain
itu, diperlukan pula kerjasama pemerintah dan kementerian terkait agar mengeluarkan
kebijakan mengenai pembatasan penggunaan bahan bakar, serta lembaga sosial dan
media massa untuk melakukan sosialisasi penggunaan biogas kepada masyarakat.
9

Namun, yang paling penting dari implementasi gagasan ini adalah kesediaan masyarakat
Indonesia dalam penggunaan biogas sebagai pengganti bahan bakar fosil.

Prediksi Hasil yang Diperoleh


Dari gagasan yang diajukan, bahan bakar minyak yang berasal dari fosil dapat
digantikan dengan biogas yang berbahan baku limbah cair industri tahu. Penggantian
bahan bakar ini diharapkan dan diprediksikan dapat menjaga ketersediaan cadangan
minyak bumi dengan memaksimalkan penggunaan energi alternatif, mengurangi
pencemaran yang ditimbulkan limbah cair industri tahu, serta memaksimalkan
pemanfaatan limbah cair industri tahu. Peluang yang terdapat dalam produksi biogas ini
adalah ketersediaan bahan baku yang ada di masyarakat . Namun, dibutuhkan kerjasama
dari berbagai pihak agar penggunaan biogas dari limbah cair industri tahu ini dapat
berjalan secara tepat dan berkelanjutan.
10

DAFTAR PUSTAKA

Agung, T. dan Winata, H.S. (n.d) ’Pengolahan Air Limbah Industri Tahu dengan
Menggunakan Teknologi Plasma’, Jurnal Ilmiah Teknik Lingkungan, vol. 2, no. 2,
hal 19-28.
Mujahidah, Mappiratu, dan Sikanna, R. (2013) ’Kajian Teknologi Produksi Biogas dari
Sampah Basah Rumah Tangga’, Online Journal of Natural Science, vol. 2, Maret,
ISSN : 2338-0950, hal 25-34.
Rochintaniawati, D. (n.d) ‘Pembuatan Biogas’, Direktori File Universitas Pendidikan
Indonesia, hal 1-6.
Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian (2013) ‘BAB III : Kedelai’, Buletin Konsumsi
Pangan, vol. 4, no. 3, hal 8-16.
Agung (2014) Pemerintah Perlu Dorong Konversi Minyak Bumi ke Gas, [Online],
Available: https://ugm.ac.id/id/berita/9493-
pemerintah.perlu.dorong.konversi.minyak.bumi.ke.gas [11 November 2015].
BUMN (2015) Indonesia Di Ambang Krisis Energi, [Online], Available:
http://www.bumn.go.id/emi/berita/29/Indonesia.Di.Ambang.Krisis.Energi [21
November 2015].
Ekawati, I. (2013) Limbah Industri Tahu, [Online], Available:
http://www.kompasiana.com/intan.ekawati/limbah-industri-
tahu_552bc43a6ea834ad028b45ec [19 November 2015].
Gani, D. (2013) Kondisi Cadangan Energi dan Situasi Energi di Indonesia, [Online],
Available:
http://mahasiswa.ung.ac.id/521413035/home/2013/9/6/kondisi_cadangan_energi_da
n_situasi_energi_di_indonesia.html [11 November 2015].
Siagian, R. (2014) Pentingnya Pembatasan BBM Bersubsidi, [Online], Available:
http://medanbisnisdaily.com/news/read/2014/08/09/110508/pentingnya_pembatasan
_bbm_bersubsidi/#.Vl79idIrLIU [21 November 2015].
11

LAMPIRAN

Biodata Penulis
A. Identitas Diri
1 Nama lengkap (dengan gelar) Tita Tri Yolandini
2 Jenis kelamin Perempuan
3 Program studi Teknik Kimia
4 NPM 1506673403
5 Tempat tanggal lahir Tegal, 7 Januari 1998
6 E-mail titatriyolandini@yahoo.co.id
7 Nomor telepon/HP 085842000757

B. Riwayat Pendidikan
SD SMP SMA
Nama institusi SDN Kaligangsa 4 SMPN 7 Tegal SMAN 1 Tegal
Jurusan - - IPA
Tahun masuk-lulus 2003-2009 2009-2012 2012-2015

C. Pemakalah Seminar Ilmiah (Oral Presentation)


Nama Pertemuan Waktu dan
No Judul Artikel Ilmiah
Ilmiah / Seminar Tempat
1 - - -

D. Penghargaan dalam 10 tahun Terakhir


Institusi Pemberi
No Jenis Penghargaan Tahun
Penghargaan
Juara 3 OSN Sains SD Dinas Pendidikan
1 2008
tingkat Kota Pemerintah Kota Tegal
Juara 3 Lomba PAI SD Dinas Pendidikan
2 2008
tingkat Kota Pemerintah Kota Tegal

Semua data yang saya isikan dan tercantum dalam biodata ini adalah benar dan dapat
dipertanggungjawabkan secara hukum. Apabila di kemudian hari ternyata dijumpai
ketidaksesuaian dengan kenyataan, saya sanggup menerima sanksi.

Demikian biodata ini saya buat dengan sebenarnya untuk memenuhi salah satu
persyaratan dalam pengajuan program kreativitas mahasiswa-penelitian.

Depok, 29 November 2015


Pengusul,

Tita Tri Yolandini

Anda mungkin juga menyukai