PENDAHULUAN
mengonversi limbah cair tahu menjadi biogas yang ramah lingkungan dan termasuk
kategori energi terbarukan. Hal tersebut akan memberikan keuntungan berupa
dihasilkannya energi bagi masyarakat maupun industri bersangkutan dan menurunkan
tingkat bahaya limbah cair tahu.
GAGASAN
Kondisi Kekinian
Ketersediaan Energi di Indonesia
Krisis energi yang terjadi di dunia juga terjadi di Indonesia. Cadangan energi di
Indonesia terutama energi fosil (minyak bumi, batubara, gas alam) semakin hari semakin
menyusut. Hal ini juga diperburuk dengan pemborosan dalam penggunaan energi fosil.
Penduduk yang semakin meningkat juga menyebabkan ketersediaan akan energi fosil
semakin berkurang karena konsumsi energi per kapita akan meningkat. Data angka
menyebutkan produksi minyak bumi dari tahun ke tahun terus mengalami penurunan.
Sementara itu, konsumsi BBM di tahun 2013 sebanyak 70.000 Juta kL dengan jumlah
produksi hanya mencapai 40.000 Juta kL. Jumlah kendaraan bermotor terus mengalami
peningkatan pada tahun 2000 - 2014, bahkan tahun ini saja volume kendaraan di jalanan
Indonesia bertambah 1,2 juta mobil dan 8,4 juta motor (Agung, 2014).
Produksi bahan bakar minyak dalam negeri saat ini rata-rata 800.000 barrel per
hari. Dengan demikian, tanpa adanya penemuan cadangan minyak baru, cadangan lama
diperkirakan akan habis 11 tahun lagi. Pada 1970-an, Indonesia menjadi negara produsen
minyak dengan volume produksi 1,7 juta barrel per hari. Namun, pada 2014, produksi
3
Industri tahu menggunahan bahan baku kedelai dan menghasilkan limbah organik.
Limbah industri tahu yang dihasilkan berupa limbah cair dan padat, tetapi limbah cair
memiliki tingkat pencemaran yang lebih besar daripada limbah padat. Limbah padat
industri tahu belum dirasakan dampaknya karena limbah padat industri tahu dimanfaatkan
sebagai pakan ternak. Limbah cair yang dihasilkan oleh industri pembuatan tahu adalah
cairan kental yang terpisah dari gumpalan tahu yang disebut air dadih. Cairan ini
mengandung kadar protein yang tinggi dan dapat segera terurai. Limbah cair ini sering
dibuang secara langsung tanpa pengolahan terlebih dahulu sehingga menghasilkan bau
busuk dan mencemari sungai. Sumber limbah cair lainnya berasal dari pencucian kedelai,
pencucian peralatan proses, pencucian lantai dan pemasakan serta larutan bekas
rendaman kedelai. Jumlah limbah cair yang dihasilkan oleh industri pembuat tahu kira-
4
kira 15-20 l/kg bahan baku kedelai. Sebagian besar limbah cair yang dihasilkan berasal
dari lokasi pemasakan kedelai, pencucian kedelai, alat produksi dan lantai.
Air buangan industri tahu rata - rata mengandung BOD (Biochemical Oxygen
Demand), COD (Chemical Oxygen Demand), TSS, dan minyak/lemak berturut - turut
sebesar 4583, 7050, 4743 dan 26 mg/l. Bila dibandingkan dengan baku mutu limbah cair
industri produk makanan dari kedelai menurut Keputusan Menteri Lingkungan Hidup
No. Kep-51/MENLH/10/1995 tentang Baku Mutu Limbah Cair Bagi Kegiatan Industri,
kadar maksimum yang diperbolehkan untuk BOD, COS, dan TSS berturut - turut adalah
50, 100, 200 mg/l. Sehingga terlihat jelas bahwa limbah cair industri tahu melebihi baku
mutu yang telah dipersyaratkan (Ekawati I., 2013).
Solusi Terdahulu
Solusi Semakin Berkurangnya Ketersediaan Cadangan Energi
Solusi yang ditawarkan oleh pemerintah untuk menangani masalah ketersediaan
energi yang semakin berkurang salah satunya adalah dengan menaikkan harga BBM
bertujuan untuk meningkatkan ketahanan energi nasional baik jangka pendek maupun
jangka panjang. Pemerintah terus berupaya mencari beberapa bahan bakar alternatif
selain BBM dan BBG. Pada tahun 2012 pemerintah berencana untuk menerapkan
kebijakan untuk menurunkan konsumsi BBM bersubsidi dengan mengganti menjadi BBG
sehingga subsidi akan berkurang secara signifikan. Konversi BBM ke BBG akan
melepaskan tekanan berat dari anggaran pemerintah akibat kenaikan terus-menerus
subsidi energi transportasi. Selain itu, pemerintah mulai mencari alternatif lain dengan
mengalihkan pemakaian BBM dengan Bahan Bakar Nabati (BBN) salah satunya kemiri
sunan karena memiliki kandungan minyak nabati untuk keperluan bahan bakar biodiesel
lebih bagus dan lebih ekonomis.
metanogenik dan didiamkan selama 30-45 hari. Dalam rentang waktu inilah gas metana
akan dihasilkan. Selanjutnya, biogas yang dihasilkan akan ditampung pada penampung
biogas untuk dialirkan ke kompor gas agar biogas dapat digunakan.
Sumber : https://evanputra.wordpress.com/category/energi/
Gambar 1. Desain Sederhana Perangkat Pembuatan Biogas
Proses pembuatan gas metana pada biogas terbagi ke dalam tiga tahap, yaitu :
1. Hidrolisis secara enzimatik, bahan-bahan organik tak larut menjadi bahan-bahan
organik dapat larut. Enzim utama yang terlibat adalah selulase yang
menguraikan selulosa.
2. Perubahan bahan-bahan organik dapat larut menjadi asam organik. Pembentukan
asam organik ini terjadi dengan bantuan bakteri non methanogenik, protozoa dan
jamur.
3. Perubahan asam organik menjadi gas metan dan karbondioksida. Proses
perubahan ini dapat terjadi karena adanya bantuan bakteri metanogenik
(Methanobacterium dan Methanobacillus).
BIOGAS
DARI Pemerintah :
LIMBAH Riset dan Penelitian : Dukungan untuk
CAIR Pengujian Biogas pengadaan dan
INDUSTRI pendirian pabrik biogas
TAHU
GAGASAN
Penyuluhan : Optimalisasi Produksi:
TERLAKSANA :
Kepada Pengumpulan bahan
BIOGAS DAPAT
masyarakat baku dari industri tahu
DIGUNAKAN
KESIMPULAN
Teknik Implementasi
Dalam mengimplementasikan pembuatan biogas dari limbah cair industri tahu
dibutuhkan kerjasama dari berbagai pihak agar biogas tersebut dapat digunakan secara
berkelanjutan. Langkah strategis yang dilakukan adalah dengan melakukan kerjasama
dengan lembaga riset dan penelitia dan industri tahu sebagai penyedia bahan baku. Selain
itu, diperlukan pula kerjasama pemerintah dan kementerian terkait agar mengeluarkan
kebijakan mengenai pembatasan penggunaan bahan bakar, serta lembaga sosial dan
media massa untuk melakukan sosialisasi penggunaan biogas kepada masyarakat.
9
Namun, yang paling penting dari implementasi gagasan ini adalah kesediaan masyarakat
Indonesia dalam penggunaan biogas sebagai pengganti bahan bakar fosil.
DAFTAR PUSTAKA
Agung, T. dan Winata, H.S. (n.d) ’Pengolahan Air Limbah Industri Tahu dengan
Menggunakan Teknologi Plasma’, Jurnal Ilmiah Teknik Lingkungan, vol. 2, no. 2,
hal 19-28.
Mujahidah, Mappiratu, dan Sikanna, R. (2013) ’Kajian Teknologi Produksi Biogas dari
Sampah Basah Rumah Tangga’, Online Journal of Natural Science, vol. 2, Maret,
ISSN : 2338-0950, hal 25-34.
Rochintaniawati, D. (n.d) ‘Pembuatan Biogas’, Direktori File Universitas Pendidikan
Indonesia, hal 1-6.
Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian (2013) ‘BAB III : Kedelai’, Buletin Konsumsi
Pangan, vol. 4, no. 3, hal 8-16.
Agung (2014) Pemerintah Perlu Dorong Konversi Minyak Bumi ke Gas, [Online],
Available: https://ugm.ac.id/id/berita/9493-
pemerintah.perlu.dorong.konversi.minyak.bumi.ke.gas [11 November 2015].
BUMN (2015) Indonesia Di Ambang Krisis Energi, [Online], Available:
http://www.bumn.go.id/emi/berita/29/Indonesia.Di.Ambang.Krisis.Energi [21
November 2015].
Ekawati, I. (2013) Limbah Industri Tahu, [Online], Available:
http://www.kompasiana.com/intan.ekawati/limbah-industri-
tahu_552bc43a6ea834ad028b45ec [19 November 2015].
Gani, D. (2013) Kondisi Cadangan Energi dan Situasi Energi di Indonesia, [Online],
Available:
http://mahasiswa.ung.ac.id/521413035/home/2013/9/6/kondisi_cadangan_energi_da
n_situasi_energi_di_indonesia.html [11 November 2015].
Siagian, R. (2014) Pentingnya Pembatasan BBM Bersubsidi, [Online], Available:
http://medanbisnisdaily.com/news/read/2014/08/09/110508/pentingnya_pembatasan
_bbm_bersubsidi/#.Vl79idIrLIU [21 November 2015].
11
LAMPIRAN
Biodata Penulis
A. Identitas Diri
1 Nama lengkap (dengan gelar) Tita Tri Yolandini
2 Jenis kelamin Perempuan
3 Program studi Teknik Kimia
4 NPM 1506673403
5 Tempat tanggal lahir Tegal, 7 Januari 1998
6 E-mail titatriyolandini@yahoo.co.id
7 Nomor telepon/HP 085842000757
B. Riwayat Pendidikan
SD SMP SMA
Nama institusi SDN Kaligangsa 4 SMPN 7 Tegal SMAN 1 Tegal
Jurusan - - IPA
Tahun masuk-lulus 2003-2009 2009-2012 2012-2015
Semua data yang saya isikan dan tercantum dalam biodata ini adalah benar dan dapat
dipertanggungjawabkan secara hukum. Apabila di kemudian hari ternyata dijumpai
ketidaksesuaian dengan kenyataan, saya sanggup menerima sanksi.
Demikian biodata ini saya buat dengan sebenarnya untuk memenuhi salah satu
persyaratan dalam pengajuan program kreativitas mahasiswa-penelitian.