Hariyadi Putraga
Abstrak
Pengamatan ini diadakan dikarenakan munculnya problem yang menyatakan waktu awal shalat
subuh di Indonesia terlalu pagi ataupun terlalu cepat, tidak sesuai dengan keadaan/fenomena langit
yang terjadi pada saat yang disebutkan dalam hadist. Di era teknologi saat ini digunakanlah berbagai
perangkat yang dapat digunakan untuk mendeteksi kedatangan cahaya subuh tersebut. Berbagai
penelitian pun telah dilakukan dam menunjukkan selisih yang sangat besar pada fenomena waktu
subuh dan waktu awal subuh secara hisab yang ditetapkan pemerintah Indonesia dan khususnya
MABIMS yang masih menganut criteria kedalaman matahari sebesar -20°. Diharapkan penelitian ini
dapat memberikan hasil yang baik dan dapat menjadi tambahan referansi bagi para peneliti
berikutnya, serta memberikan jawaban atas awal waktu subuh tersebut.
Alat:
Bahan
1. SQM 4 unit
2. Housing (rumah) SQM 4 unit
3. Kabel penghubung SQM – PC 4 unit
4. Software Unihedron Device Manager (UDM)
5. Minuman Panas
6. Kamera dslr
7. Laptop 1 unit
Prosedur kerja: