Anda di halaman 1dari 2

AMEBIC COLITIS

I. Pendahuluan

Patologi gastrointestinal adalah salah satu bentuk penyakit yang paling sering terjadi di seluruh dunia,
terutama infeksi saluran pencernaan yang menyebabkan angka kematian yang signifikan terutama di
negara-negara berkembang, dimana kebersihan (sanitasi), makanan dan air tidak mencukupi. Infeksi
saluran pencernaan disebabkan oleh berbagai macam mikroorganisma termasuk bakteri, jamur, virus
dan parasit. Diantara parasit penyebab penyakit, dua diantaranya bisa menyebabkan infeksi
gastrointestinal yaitu cacing dan protozoa. Golongan protozoa penyabab infeksi saluran pencernaan
adalah flagella (giardia intestinals), pembentuk spora atau coccidia (syclospora cayetanensis),
golongan siliata (Balantidium coli) dan amuba (entamoeba histolitica). entamoeba histolitika adalah
satu-satunya amoba patogen di saluran pencernaan manusia. Spesies mikroorganisme lain bisa saja
ada di saluran pencernaan manusia tetapi tidak patogen.

Beberapa dekade terakhir, semenjak diakui secara resmi, berdasarkan biologi molekular dan analisis
phylogenik, bahwa entamoeba histolitica dan entamoeba dispar merupakan dua spesies amuba yang
berbeda, penelitian di bidang ini sudah dilakukan untuk memahami bahwa entamoba histolitica dan
patologinya yang menyebabkan invasif amebiasis (adams and Macloed, 1977), yang mana pada
kenyataannya hanya sedikit kasus amebiasis, sebagian besar diantaranya tidak ada gejala. Berdasarkan
hal ini dan pemahaman yang luas tentang epidiemiologi, patofisiologi dan biologi genetik dan
molekular tentang mikroorganisme telah tercapai, meningkatkan tidak hanya pilihan diagnosis,
tindakan medis dan tindakan operasi tetapi juga meningkatkan pengembangan vaksin yang aman dan
berkhasiat.

II. Epidemiologi
Dalam dua dekade terakhir juga, sudah semakin jelas bahwa penyakit yang disebabkan infeksi
E.Histolitica, terutama yang terjadi pada kelompok masyarakat tertentu seperti anak-anak dengan
status sosialekonomi rendah sangat tinggi. Bahkan di negara-negara miskin di dunia, terutama di
daerah pinggiran dan negara-negara berkembang (daerah tropis), amebiasis adalah penyakit yang
menyebabkan angka kematian yang tinggi, dengan kisaran kejadian lebih dari 50% (di amerika selatan
dan tengah, Asia dan Afrika). akan tetapi penyakit ini dapat ditemukan dimana saja dan diperkirakan
sekitar 10% dari populasi di seluruh dunia terinfeksi penyakit ini.

Kematian karena amebiasis mencapai 40-50 juta kasus per tahun di seluruh dunia (WHO). walaupun
demikia, sebagaian kasus tanpa gejala, disentri dan penyakit ekstraintestinal invasif bisa saja terjadi.
Pembengkakan hati karena amebiasis adalah salah satu bentuk infasiv amebiasis, tetapi organ tubuh
yang lain bisa saja terserang, termasuk paru, jantung, otak, ginjal dan kulit. Kematian karena amebiasis
diperkirakan 40000-100000 kematian per tahun (WHO). kasus mematikan dari amebiatik kolitis
diperkirakan 2-10%, akan tetapi bisa meningkat lebih dari 40% jika amebik kolitis menyerang
“nekrosis” atau terjadi ruptur.

Sebenarnya amebiasis adalah penyebab utama kematian no dua dari penyakit yang disebabkan oleh
parasit di seluruh dunia. Di banyak negara, epidemiologi amebiasis telah diakui sebagai salah satu hal
yang secara signifikan mempengaruhi masalah kesehatan masyarakat, bahkan di banyak negara,
sebelum tahun 1990 an, terlalu banyak kasus amebiasis sehingga terjadi overdiagnosa karena
kebingungan membedakan infeksi karena entamoeba histolitika atau entamoeba dispar sehingga
menghasilkan diagnosa palsu karena salah mendiagnosa infeksi yang disebabkan entamoeba dispar
sebagai amebiasis karena infeksi entamoeba histolitika. Hal ini terjadi karena kedua spesies ini tidak
bisa dibedakan dengan pemeriksaan langsung, terutama dengan teknik molekuler yang sering
digunakan sehari-hari. Meskipun saat ini masih terjadi kontroversi mengenai peran entamoeba
histolitica pada pasien tertentu (HIV/AIDS) dan pada pasien kanker, ibu hamil dan menyusui. Selain itu
telah dinyatakan bahwa pada kelompok pasien tertentu cenderung mudah terserang amebic kolitis
yaitu pasien anak-anak, pasien yang malnutrisi, pasien yang mengkonsumsi obat steroid rutin, serta
kelainan ketertarikan seksual (Homo/lesbi). selain itu faktor ras, jenis kelamin dan usia secara umum
tidak berpengaruh secara signifikan terhadap epidemiologi penyakit ini.
Penelitian terbaru, infeksi ini juga beresiko terjadi pada pasien yang menerima transplantasi organ.
Infeksi karena entamoeba histolitika bisa terjadi pada pasien yang menerima transplantasi organ
sehingga menyebabkan radang usus besar dan pembengkakan hati. Bahkan pada era globalisasi dan
migrasi, kemungkinan infeksi gastrointestinal semaking meningkat. Penularan diare terjadi 20-60%
diantara penyakit lain di negara-negara berkembang, dimana 5-10% diantaranya disebabkan oleh
protozoa. Pada kasus ini, penularan dari negara-negara dengan kasus diare yang tinggi yang
disebabkan oleh amebiasis juga beresiko terhadap infeksi. Pembengkakan hati karena amebiasis telah
dilaporkan berkembang sangat cepat selama 4 hari, dengan rata-rata penularan terjadi selama 3 hari.
Sedangkan kolitis amebik tidak umum terjadi pada orang-orang dengan perjalanan singkat.

III. Patologi
Protozoa parasit Entamoeba histolitka adalah patogen yang mematikan, yang di transmisikan melalui
proses masuknya amoeba dewasa ke dalam saluran pencernaan…berikut proses/siklusnya

Kista amoeba bisa bertahan di lingkungan kita selama berminggu-minggu sampai berbulan-bulan,
kista juga bisa ditemukan pada feses yang terkontaminasi tanah yang mengandung parasit,atau
melalui air atau melalui tangan penjamah makanan yang terkontaminasi dan zat-zat yang
terkontaminasi yang digunakan selama proses pengolahan makanan (dicson gonzales dkk 2009).

Penularan fecal-oral juga bisa terjadi karena aktivitas seksual menyimpang, dimana penelitian
menemukan bahwa penularan pada orang-orang dengan kebiasaan seksual menyimpang (Lesbian dan
homo) lebih tinggi atau bisa juga terjadi penularan melalui inokulasi rektum secara langsung melalui
alat irigasi kolon.

Eksistasi terjadi pada termila ileum atau kolong sehingga menghasilkan trophozoites, bentuk infasif.
Thropozoites dapat menembus dan menyerang dinding mukosa kolon, sehingga menyebabkan
penghancuran jaringan, diare berdarah dan kolitis yang menyerupai penyakit radang usus. Selain itu,
thropozoites dapat menyebar secara hematogen melalui sirkulasi portal ke hati atau bahkan ke organ-
organ yang lebih jauh termasuk paru, otak, ginjal dan kulit.

Sekarang ini sudah diketahui secara luas bahwa mekanisme patogen yang terlibat dalam penyakit ini
diproduksi oleh parasit ini, seperti mensekresikan proteinase yang melarutkan jaringan inang,
membunuh sel inang dan menelan sel darah merah, sehingga thrpozoites menyerang mukosa usus,
menyebabkan kolitis amebik. Ikatan gal lectin, protein sistein dan amoebapora dari parasit dianggap
protein utama yang terlibat dalam patogenesis amoebasis.

Berdasarkan patofisiologinya, bukti-bukti baru menunjukkan interaksi antara Entamoeba histolitika


dan polimorfonuklear neutrofil manusia, berdasarkan percobaan pada hewan baik secara invitro
maupun in vivo.penelitian ini membuktikan bahwa PMN aktif berperan dalam mekanisme invasi
jaringan amebik.

Anda mungkin juga menyukai