DDST
DDST
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Tahap tumbuh kembang anak adalah tahap yang penting untuk
menentukan kematangan fisik maupun psikologis seorang anak. Proses
tumbuh kembang adalah suatu proses yang terintegrasi satu sama lain
untuk mendukung keberhasilan kedua aspek tersebut di setiap tahapannya.
Demikian pentingnya proses tumbuh kembang seorang anak maka perlu
adanya suatu penatalaksanaan yang akan membantu menilai sekaligus
mendukung proses tumbuh kembang tersebut yaitu melalui pengkajian
DDST.
Denver Developmental Screening Test (DDST) adalah sebuah
metode pengkajian yang digunakan secara luas untuk menilai kemajuan
pertumbuhan dan perkembangan anak usia 0-6 tahun. Pertumbuhan
(growth) berkaitan dengan masalah perubahan dalam ukuran fisik
seseorang. Sedangkan Perkembangan digunakan untuk menunjukan
bertambahnya keterampilan dan fungsi yang kompleks. Pengkajian DDST
adalah salah satu metode yang sering digunakan dalam mengkaji tingkat
kematangan seorang anak sesuai dengan usianya. Dalam meningkatkan
kecakapan mahsiswa untuk mengkaji pertumbuhan dan perkembangan
anak, maka kami melakukan lawatan ke TKK Laksana Kumara untuk
mengkaji DDST anak di TKK tersebut.
B. Tujuan Kegiatan
Kegiatan lawatan ke TKK Laksana Kumara bertujuan untuk :
1. Meningkatkan pengetahuan mahasiswa tentang tumbuh kembang anak
2. Meningkatkan kemampuan mahasiswa dalam melakukan pengkajian
terhadap tumbuh kembang anak (DDST)
3. Meningkatkan pengetahuan mahasiswa tentang kegiatan belajar
mengajar anak di tingkat TKK
4. Meningkatkan pengetahuan mahasiswa tentang masalah kesehatan
yang mungkin terjadi pada anak TK serta penanganannya
C. Manfaat Kegiatan
1. Manfaat bagi mahasiswa :
- Mahasiswa dapat mengetahui konsep dasar tumbuh kembang
- Mahasiswa dapat melakukan pengkajian terhadap tumbuh
kembang anak
- Mahasiswa dapat mengetahui maslah-masalah yang terjadi
pada proses tumbuh kembang.
2. Manfaat bagi lembaga :
- Lembaga dapat memperoleh informasi terkini tentang tumbuh
kembang anak
3. Manfaat bagi anak-anak :
- Anak dapat berinteraksi dengan orang baru
- Anak dapat mengekspresikan kemampuan mereka
- Hubungan interpersonal anak dapat ditingkatkan
D. Sistematika Penulisan
Penulisan laporan ini dilakukan dengan cara pembacaan literatur dan
pendokumentasian hasil praktek lapangan.
BAB II
ISI
A. Profil Lembaga
1. Pengertian TK dan Sejarah Bedirinya
Taman kanak-kanak atau disingkat TK adalah jenjang pendidikan
anak usia dini (yakni usia 6 tahun atau di bawahnya) dalam bentuk
pendidikan formal. Kurikulum TK ditekankan pada pemberian
rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan
jasmani dan rohani agar anak memiliki kesiapan dalam memasuki
pendidikan lebih lanjut.
Istilah kindergarten ( kinder= anak, garten= taman) atau taman
kanak-kanak mulai dikenal setelah Friedrich Wilhelm Frobel ( 1782-
1852) seorang ahli pendidikan, mendirikan Kindergarten di Jerman pada
1837. Sebagai orang pertama yang memperkenalkan kindrgarten system,
Froble percaya bahwa esensi pendidikan anak usia dini adalah pada
aktivitas diri anak itu sendiri dan bermaian.
Pemikiran tentang pentingnya pendidikan khusus bagi anak usia
dini sesungguhnya juga sudah dilontarkan jauh sebelumnya oleh para
filusuf dan tokoh pendidikan seperti Marthin Luther (1483-1546), Jhon
Comnius ( 1592-1670), Jen Jacques Rousseau ( 1712-1778), maupun John
Hendrick Pestalozzi ( 1747-1827). Martin Luther menyarankan agar anak
laki-laki diberikan pendidikan formal. Logikanya, baik secara ekonomi
ataupun untuk kepentingan pendidikan keturunanya kelak.
2. Tujuan Berdirinya TK
3. Persyaratan Masuk TK
B. Kegiatan
1. Tahap Persiapan
Persiapan dilakukan beberapa hari sebelum hari yang ditentukan untuk
melakukan lawatan. Tahap ini meliputi persiapan komunikasi dengan
lembaga TKK, persiapan sarana prasarana, dan persiapan peserta
lawatan (mahasiswa).
a. Pengkajian
Pengkajian dilakukan dengan teknik wawancara, observasi, dan
pengukuran langsung.
Tanggal/Jam/Tempat
a. Data Subyektif
1. Biodata
Nama : Julia Pradnya
Umur : 5 tahun 9 bulan 11 hari
Jenis kelamin : Perempuan
Alamat :
b. Data Objektif
1. Pemeriksaan antropometri
a. Berat badan : 14 kg
b. Tinggi badan : 113 cm
c. Lingkar kepala : 49 cm
d. Lila : 16 cm
e. Gigi : lengkap
2. Hasil pemeriksaan komponen DDST (personal sosial,
motorik halus, bahasa, dan motorik kasar )
1. Personal sosial :
- Dapat makan dan menyiapkan makanan sendiri
tanpa bantuan
- Dapat melepas dan memakai baju sendiri tanpa
bantuan
- Dapat menggosok gigi sendiri tanpa bantuan
2. Motorik halus :
- Dapat mencontoh bentuk
- Dapat memilih garis yang lebih panjang
- Dapat mencontoh bentuk
- Dapat menggambarkan orang 6 bagian
3. Bahasa :
- Dapat menyebutkan 2 lawan kata (besar-kecil,
panas-dingin)
- Dapat mengartikan 7 kata
- Dapat menghitung 5 kubus
4. Motorik kasar :
- Dapat berdiri satu kaki dalam 6 detik
- Dapat berjalan lurus dengan tumit di depan jari
b. Penetapan/perumusan masalah
-
c. Perencanaan
-
2. Tahap Pelaksanaan
-
3. Tahap Terminasi
a. Evaluasi Proses
b. Evaluasi Hasil
c. Tindak Lanjut