Anda di halaman 1dari 8

LAPORAN PRAKTIKUM

PENERAAN DAN MORFOLOGI BAKTERI

Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Mikrobiologi

Yang Dibimbing oleh Ibu Sitoresmi Prabaningtyas S.Si, M.Si

Disusun oleh:

Kelompok 5

Desi Yulia S. (160342606210)

Norma Yustika (160342606298)

Novika Dwi U.T (160342606294)

Puji Lestari (160342607278)

Rias Aldila (160342601809)

Roikhatul jannah (160342606257)

UNIVERSITAS NEGERI MALANG


FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
JURUSAN BIOLOGI
Februari 2018
A. Tujuan
1. Untuk menera harga skala mikrometer yang digunakan dalam pengukuran
berbagai macam mikroba.
2. Untuk memperoleh keterampilan menera skala mikrometer okuler dan
mengukur sel bakteri.
3. Untuk mempelajari morfologi koloni bakteri

B. Dasar Teori

Bakteri merupakan uniseluler, pada umumnya tidak berklorofil, ada


beberapa yang fotosintetik dan produksi aseksualnya secara pembelahan dan
bakteri mempunyai ukuran sel kecil dimana setiap selnya hanya dapat dilihat
dengan bantuan mikroskop. Bakteri pada umumnya mempunyai ukuran sel 0,5-
1,0 µm kali 2,0-5,0 µm, dan terdiri dari tiga bentuk dasar yaitu bentuk bulat atau
kokus, bentuk batang atau Bacillus, bentuk spiral. (Dwidjoseputro,1985

Karena bentuknya yang kecil maka penggunaan mikroskop untuk


menentukan ukuran bakteri dibutuhkan bantuan berupa mikrometer okuler dan
mikrometer objektif. Mikrometer adalah alat yang di gunakan untuk melakukan
pengukuran sesuatu secara mikroskopis. Mikrometer merupakan alat bantu ukur
yang terbuat dari kaca dan terdapat skala yang menggunakan satuan mikron. Ada
dua jenis mikrometer yaitu mikrometer okuler dan mikrometer objektif.
Mikrometer okuler dipasang pada lensa okuler mikroskop sedangkan
mikrometer objektif ditempatkan pada meja preparat mikroskop. Dalam
pengamatan obyek mikroskopis, mikrometer digunakan untuk mengukur obyek
mikroskopis. Yang dapat diukur oleh mikrometer adalah panjang suatu objek
dan luas permukaan suatu objek.

Ada dua jenis mikrometer yaitu mikrometer objektif dan mikrometer


okuler. Mikrometer objektif terbuat dari kaca. Pada mikrometer objektif,
didalamnya terdapat skala tertentu. Biasanya terbagi menjadi 10 skala besar
yang masing-masing berukuran 0,1mm. Masing-masing skala besar tersebut
terbagi lagi dengan ukuran 0,01mm. Sedangkan mikrometer okuler terdapat
skala-skala kecil yang ukurannya dapat ditentukan dengan mengkalibrasi dengan
mikrometer objektif.

Bakteri diperoleh hampir disetiap tempat, misalnya di udara, diantara


helaian rambut, di sela-sela gigi, di dalam tanah dan lain-lain. Berdasarkan
pengamatan dengan menggunakan mikrokop, morfologi bakteria dapat
dibedakan menjadi:

1. Bakteri yang berbentuk bulat (kokus)

Bakteri yang berbentuk kokus biasanya bulat, ataupun berbentuk oval,


memanjang atau mendatar pada salah satu sisinya. Apabila bakteri berbentuk
kokus ini berkembang biak dengan membelah diri, sel-selnya tetap berdempetan
dan tidak akan memisah. Bakteri yang berbentuk kokus ini masih dapat
dibedakan lagi dengan beberapa macam yaitu: monokokus, diplokokus,
streptokokus, tetrakokus, stafilokokus, dan sarsina.

2. Bakteri yang berbentuk batang (basil)

Bakteri berbentuk basil menyerupai bentuk batang pendek, silindris,


yang ukuran dan bentuknya bermacam-macam. Basil dapat bergandengan
panjang disebut streptobasil. Basil yang terlepas satu dengan yang lain
mempunyai ujung yang tumpul, sedangkan basil yang masih bergandengan satu
sama lain berujung tajam. Bakteri yang berbentuk basil ini ada yang membentuk
spora, yaitu bakteri yang termasuk dalam bakteri golongan Gram positif, akan
berwarna ungu apabila diwarnai dengan cat Gram. Ada juga bakteri yang
berbentuk batang kecil dan langsing yang tidak membentuk spora, merupakan
bakteri Gram negatif yang akan berwarna merah apabila dicat dengan cat Gram.
Ada juga bakteri yang berbentuk “coccobacilli” yaitu Moraxella lacunata
berbentuk seperti batang pendek mendekati bentuk kokus, dapat menyebabkan
konjunktivitis pada manusia.

3. Bakteri yang berbentuk spiril.

Ada bakteri yang berbentuk helikoidal, yang berpilin-pilin seperti spiral


dan ada juga yang berbentuk seperti koma, misalnya Vibrio cholera. Bakteri
yang berbentuk spiral ini, bentuknya bengkok-bengkok serupa spiral. Ada yang
bentuknya seperti batang, melengkung dan menyerupai bentuk koma, disebut
Vibrio. Bentuk bakteri ditentukan oleh faktor hereditas dan juga dipengaruhi
oleh seperangkat faktor-faktor lingkungan. Kalau faktor lingkungan dapat
mengubah bentuk bakteria, maka hal ini dapat menyulitkan kita dalam
mengadakan identifikasi. Ada juga beberapa bakteri berbentuk pleomorfik.
Pleomorfik ini merupakan bentuk varian dari sejenis bakteri yang menyimpang
dari bentuk normal, walaupun sel-selnya msih muda yang tumbuh pada media
dan kondisi lingkungan yang cocok untuknya akan mempunyai bentuk yang
bervariasi (Tarigan. 1988)

C. ALAT DAN BAHAN


Alat:
1. Mikroskop
2. Mikrometer okuler (ocular micrometer)
3. Mikrometer meja (stage micrometer)
D. CARA KERJA
Menera Mikrometer Okuler

Memasang mikrometer okuler pada bagian tempat lensa okuler


mikroskop

Memasang mikrometer meja pada meja preparat mikroskop

Mengatur posisi kedua skala sehingga titik nolnya berada pada satu
garis lurus.

Mengamati garis skala dari mikrometer okuler yang berada pada


garis lurus dengan garis skala dari mikrometer meja selain titik nol.

Menentukan perbesaran lensa mikroskop yang dipakai saat menera.

F. Data Pengamatan

Kel 100X (µm) 400X (µm) 1000X (µm)

I 5 1,46 1
II 10,5 2,59 2

III 10 2,5 1

IV 10 2,5 1

V 10 2,5 1

VI 10 2,5 1

E. ANALISIS DAN PEMBAHASAN

100X 400X 1000X

10 µm 2,5 µm 1 µm

1. Perbesaran 100X
0,05 : 5 = 0,01 mm  0,01 X 1000 = 10 µm

2. Perbesaran 400X
0,01 : 4 = 0,0025 mm  0,0025 X 1000 = 2,5 µm

3. Perbesaran 1000X
0,01 : 10 = 0,001 mm  0,001 X 1000 = 1 µm

Pada pengamatan peneraan mikrometer okuler ini didapatkan hasil 10 µm pada


perbesaran 100X lensa objektif; 2,5 µm pada perbesaran 400X lensa objektif; 1 µm
pada perbesaran 100X lensa objektif yang sesuai dengan hasil perhitungan di atas.
Peneraan mikrometer okuler pada dasarnya bertujuan untuk menetapkan nilai skala
berdasarkan skala standar yang sudah ada pada mikrometer meja ataupun mikrometer
objektif. Pada percobaan ini juga didapatkan hasil data gabungan dari kelompok lain,
yaitu 5 µm; 10,5 µm; 10 µm; 10 µm; 10 µm; dan 10 µm pada perbesaran 100X lensa
objektif. Sedangkan pada perbesaran 400X lensa objektif didapatkan hasil 1,46 µm;
2,59 µm; 2,5 µm; 2,5 µm; 2,5 µm; dan 2,5 µm. Kemudian pada perbesaran 1000X
didapatkan hasil sebagai berikut : 1 µm; 2 µm; 1 µm; 1 µm; 1 µm; 1 µm. Sehingga hasil
dari beberapa kelompok tidak ditemukan beda yang jauh pada pengamatan peneraan
mikrometer okuler tersebut. Mikrometer objektif sudah memiliki nilai skala yang pasti,
nilai satu skala pada mikrometer objektif adalah 1,01 mm. Dimensi sel umunya
dinyatakan dalam satuan mikrometer (µm), yaitu 1/1000 mm.

Pembahasan Pada kegaitan praktikum kali ini, kami melakukan pengamatan


sel bakteri dengan terlebih dahulu menera nilai mikrometer okuler yang akan
digunakan.

1. Peneraan Mikrometer Okuler


Peneraan mikrometer okuler pada dasarnya bertujuan untuk menetapkan nilai skala
berdasarkan skala standar yang sudah ada pada mikrometer meja/mikrometer objektif.
Hal ini dikarenakan mikrometer objektif sudah memiliki nilai skala yang pasti. Nilai
satu skala mikrometer objektif adalah 0.01 mm. Dimensi sel umumnya dinyatakan
dalam satuan mikrometer (µm), yaitu 1/1000mm. Peneraan mikrometer okuler harus
dilakukan untuk setiap perbesaranyang ada pada mikrosop karena akan mempengaruhi
perbesaran sel yang akan kita dapatkan nantinya. Hal ini juga berlaku untuk mikroskop
dan mikrometerokuler berbeda yang digunakan karena setiap mikroskop memiliki
resolusiyang berbeda-beda walaupun hanya sedikit. Hal ini didukung oleh (Hadioetomo
,1985) bahwa sebelum digunakan untuk mengukur sel, mikrometer okuler initerlebih
dahulu harus ditera terhadap mikrometer pentas yang sudah memiliki skala yang pasti.

F. KESIMPULAN

Berdasarkan hasil percobaan, dapat disimpulkan bahwa :

1. Harga skala mikrometer okuler dan objektif berbeda, dimana mikroskop yang
kami gunakan berspesifikasi nomor 5 dengan mikrometer okuler nomor 6. Pada

hasil peneraan dengan perbesaran 100x didapatkan hasil skala sebesar 10 ,

pada perebesaran 400x didapatkan hasil skala sebesar 2,5 dan pada

perbesaran 1000x didapatkan hasil skala sebesar 1


2. Dengan skala peneraan yang telah diketahui tersebut dapat membantu kami
dalam mengukur sel bakteri dengan prinsip mikrometer okuler dan spesifikasi
mikroskop yang digunakan harus sama.
3. jumlah koloni A lebih banyak dibanding koloni B dengan perbandingan 5:1,
koloni A berwarna kuning telur sedangkan koloni B berwarna putih pudar, tepi
koloni A bertekstur licin sedangkan koloni B bertekstur berlekuk, koloni A
berbentuk L sedangkan koloni B berbentuk filiform, elevasi koloni A seperti
sedangkan koloni B brbentuk bukit, koloni A memiliki kepekatan pada bagian
tengah saja sedangkan koloni B memiliki kepekatan diseluruhnya, koloni A dan

B memiliki ciri mengkilat yang sama, koloni A berdiameter 0,32 sedangkan

koloni B berdiameter 0,5

Daftar Rujukan

Dwidjoseputro, D. 1985. Pengantar Fisiologi Tumbuhan. Gramedia, Jakarta.

Tarigan, Jeneng. 1988. Pengantar Mikrobiologi. Jakarta: Departemen Pendidikan dan


Kebudayaan Direktorat Pendidikan Tinggi.

Pelczar, Michael J. & Chan, E. C. S. 2008. Dasar-Dasar Mikrobiologi. Jakarta :UI Press
Tarigan, Jeneng. 1998.Pengantar Mikrobiologi. Jakarta : Departemen Pendidikandan
Kebudayaan Direktorat Jendral

Hadioetomo, Ratna Siri. 1985. Mikrobiologi Dasar Dalam Praktek: Teknik dan Prosedur
Dasar Laboratorium. Jakarta: PT Gramedia.

Anda mungkin juga menyukai