SKRIPSI
O
L
E
H
EKO K BUTAR-BUTAR
040306036
IPT
DEPARTEMEN PETERNAKAN
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2009
Eko K Butar-Butar : Efektivitas Frekuensi Exercise Terhadap Peningkatan Kualitas Semen Sapi Simmental,
2009
USU Repository 2008
EFEKTIVITAS FREKUENSI EXERCISE TERHADAP
PENINGKATAN KUALITAS SEMEN SAPI SIMMENTAL
SKRIPSI
O
L
E
H
EKO K BUTAR-BUTAR
040306036
IPT
DEPARTEMEN PETERNAKAN
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2009
Eko K Butar-Butar : Efektivitas Frekuensi Exercise Terhadap Peningkatan Kualitas Semen Sapi Simmental,
2009
USU Repository 2008
Judul Skripsi : Efektivitas Frekuensi Exercise Terhadap
Peningkatan Kualitas Semen Sapi Simmental
Nama : Eko K Butar-Butar
Nim : 040306036
Departemen : Peternakan
Program Studi : Ilmu Produksi Ternak
Disetujui Oleh
Komisi Pembimbing
Mengetahui:
Tanggal Acc:
Eko K Butar-Butar : Efektivitas Frekuensi Exercise Terhadap Peningkatan Kualitas Semen Sapi Simmental,
2009
USU Repository 2008
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas
berkat dan rahmat serta karuniaNya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi
ini dengan baik. Adapun judul dari skripsi ini adalah Efektivitas Frekuensi
Bapak Ir. Edhy Mirwandhono, MSi selaku ketua komisi pembimbing dan Ibu Dr.
Ir. Ristika Handarini, MP selaku anggota komisi pembimbing. Penulis juga tidak
lupa mengucapkan terima kasih kepada Bapak Ir. Rasman Hutapea, MSi selaku
skripsi ini, atas izin beliau juga penelitian ini dilakukan di Unit Pelaksana Teknis
Penulis
Eko K Butar-Butar : Efektivitas Frekuensi Exercise Terhadap Peningkatan Kualitas Semen Sapi Simmental,
2009
USU Repository 2008
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR....................................................................................... i
DAFTAR ISI...................................................................................................... ii
DAFTAR TABEL ............................................................................................. iii
DAFTAR GAMBAR......................................................................................... v
DAFTAR LAMPIRAN..................................................................................... vi
RINGKASAN .................................................................................................... vii
ABSTRAK ......................................................................................................... viii
PENDAHULUAN
Latar Belakang ........................................................................................ 1
Tujuan Penelitian .................................................................................... 2
Kegunaan Penelitian................................................................................ 2
Hipotesis Penelitian................................................................................. 2
TINJAUAN PUSTAKA
Sapi Simmental Sebagai Sumber Semen ................................................ 3
Fisiologi Semen Sapi............................................................................... 4
Kualitas Semen Sapi Untuk Prosesing Semen ........................................ 6
Peran Exercise alam Peningkatan Kualitas Semen ................................. 12
HASIL DANPEMBAHASAN
Hasil ................................................................................................... 26
Pembahasan............................................................................................. 34
KESIMPULANDANSARAN
Kesimpulan ............................................................................................. 46
Saran ................................................................................................... 46
DAFTAR PUSTAKA
Eko K Butar-Butar : Efektivitas Frekuensi Exercise Terhadap Peningkatan Kualitas Semen Sapi Simmental,
2009
USU Repository 2008
DAFTAR TABEL
Tabei 14. Uji keragaman gerakan massa spermatozoa sapi simmental ........... 35
Eko K Butar-Butar : Efektivitas Frekuensi Exercise Terhadap Peningkatan Kualitas Semen Sapi Simmental,
2009
USU Repository 2008
Tabel 20. Uji keragaman persentase Tudung Akrosom Utuh (TAU)
spermatozoa sapi simmental ............................................................ 42
Eko K Butar-Butar : Efektivitas Frekuensi Exercise Terhadap Peningkatan Kualitas Semen Sapi Simmental,
2009
USU Repository 2008
DAFTAR GAMBAR
Gambar 3. Spermatozoa dengan mambran plasma sel yang utuh ditandai oleh
ekor yang malingkar......................................................................... 32
Eko K Butar-Butar : Efektivitas Frekuensi Exercise Terhadap Peningkatan Kualitas Semen Sapi Simmental,
2009
USU Repository 2008
DAFTAR LAMPIRAN
Eko K Butar-Butar : Efektivitas Frekuensi Exercise Terhadap Peningkatan Kualitas Semen Sapi Simmental,
2009
USU Repository 2008
RINGKASAN
Eko K Butar-Butar : Efektivitas Frekuensi Exercise Terhadap Peningkatan Kualitas Semen Sapi Simmental,
2009
USU Repository 2008
persentase sperma hidup, persentase abnormalitas, persentase MPU, persentase
TAU).
Eko K Butar-Butar : Efektivitas Frekuensi Exercise Terhadap Peningkatan Kualitas Semen Sapi Simmental,
2009
USU Repository 2008
ABSTRAK
Eko K Butar-Butar : Efektivitas Frekuensi Exercise Terhadap Peningkatan Kualitas Semen Sapi Simmental,
2009
USU Repository 2008
ABSTRACT
Eko K Butar-Butar : Efektivitas Frekuensi Exercise Terhadap Peningkatan Kualitas Semen Sapi Simmental,
2009
USU Repository 2008
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Dinas Peternakan Sumatera Utara diperoleh dari berbagai jenis pejantan termasuk
sapi Simmental. Sapi-sapi pejantan yang digunakan sudah melewati seleksi dan
spermatozoa.
Simmental sesuai dengan genetik yang dimiliki pada umumnya, tetapi pada
kesempatan ini penulis lebih menyoroti kepada upaya peningkatan kualitas semen
Buatan antara lain Lembang dan Singosari, namun sejauh ini belum diteliti secara
reproduksinya.
Eko K Butar-Butar : Efektivitas Frekuensi Exercise Terhadap Peningkatan Kualitas Semen Sapi Simmental,
2009
USU Repository 2008
menghasilkan ternak baru yang berkualitas baik mendekati potensi genetik yang
dimiliki oleh sapi Simmental atau bahkan lebih baik bila dilakukan persilangan.
Tujuan Penelitian
Kegunaan Penelitian
Bahan informasi bagi peneliti dan kalangan akademisi atau instansi yang
Hipotesis Penelitian
Eko K Butar-Butar : Efektivitas Frekuensi Exercise Terhadap Peningkatan Kualitas Semen Sapi Simmental,
2009
USU Repository 2008
TINJAUAN PUSTAKA
Sapi Simmental berasal dari lembah Simme di Swis. Sapi ini menjadi
sapi yang paling terkenal di Eropa. Di Perancis sapi ini dikenal dengan nama Pie
Rouge dan di Jerman diberi nama Fleckvieh (Blakely dan Bade, 1998).
Sapi Simmental bukan hanya sapi dwiguna (sapi pedaging dan sapi
perah), tetapi triguna (pedaging, perah dan pekerja). Melihat daya gunanya yang
luas (triguna), diperkirakan sapi ini cocok dipergunakan sapi untuk memperbaiki
mutu sapi di Indonesia. Sapi ini berukuran besar, pertumbuhan ototnya sangat
baik dan tidak banyak penimbunan lemak di bawah kulit. Menurut Sugeng (1996).
Berat sapi Simmental betina mencapai 800 kg dan jantan 1150 kg.
Warna bulu pada umumnya krem kecoklatan hingga sedikit merah dan
warna bulu pada muka putih. Demikian pula dari lutut ke bawah dan ujung ekor
warna bulunya putih. Tanduknya tidak begitu besar. Meskipun berat lahir anaknya
tidak setinggi anak sapi lainnya, tetapi berat sapihnya tinggi. Demikian pula
pertambahan berat badanya setelah sapih, kesulitan lahir tidak sering terjadi
(Pane, 1993).
Phylum : Chordata
Sub phylum : Vertebrata
Class : Mamalia
Ordo : Artiodactyla
Sub ordo : Ruminantia
Famili : Bovidae
Eko K Butar-Butar : Efektivitas Frekuensi Exercise Terhadap Peningkatan Kualitas Semen Sapi Simmental,
2009
USU Repository 2008
Genus : Bos
Spesies : Bos Indicus
pedaging, perah dan pekerja tetapi umumnya sapi Simmental diusahakan sebagai
sangat baik, menghasilkan karkas yang tinggi dengan sedikit lemak (Ditjenak,
2004).
dalam saluran kelamin betina sewaktu kopulasi, tetapi dapat pula ditampung
dengan berbagai cara untuk keperluan inseminasi buatan. Semen terdiri dari dua
bagian, spermatozoa atau sel-sel kelamin jantan yang bersuspensi di dalam suatu
dihasilkan di dalam testes sedangkan plasma semen adalah campuran sekresi yang
tanpa spermatozoa adalah plasma semen yang tidak memiliki sifat-sifat sangat
penting dalam proses reproduksi hewan jantan, dengan fungsi utama membuahi
ovum. Semen segar yang diejakulasikan oleh sapi jantan dikatakan normal, bila
Eko K Butar-Butar : Efektivitas Frekuensi Exercise Terhadap Peningkatan Kualitas Semen Sapi Simmental,
2009
USU Repository 2008
sedikit jumlahnya, sedangkan semen yang keruh dan kental, dalam keadaan yang
1985).
sifatnya dengan spesies lain. Perbedaan itu terletak pada volume, kekentalan, pH,
konsentrasi, warna, dan baunya. Pada sapi dan domba (Tabel 1), volume semen
sedikit karena kelenjar asesoris mengeluarkan cairan dalam jumlah yang rendah
(Hardjopranjoto, 1995).
dan pergerakan spermatozoa. Pada semen sapi, sumber utama karbohidrat berasal
dari fruktosa (Tabel 2). Spermatozoa akan memanfaatkan fruktosa dalam plasma
untuk kelangsungan hidup dan pergerakannya. Setelah fruktosa habis, maka GPC
fruktosa kembali.
Eko K Butar-Butar : Efektivitas Frekuensi Exercise Terhadap Peningkatan Kualitas Semen Sapi Simmental,
2009
USU Repository 2008
Tabel 2. Komposisi kimiawi semen sapi dalam mg/100ml
pH 6,9 (6,4-7,8)
Air, g/100ml 90 (87-95)
Natrium 230 (140-280)
Kalium 140 (80-210)
Kalsium 44 (35-60)
Magnesium 9 (7-12)
Klorida 180 (110-290)
Fructosa 530 (150-900)
Sorbitol (10-140)
Asam citrate 720 (340-1150)
Inositol 35 (25-46)
Glyceryl Phosphoryl Choline (GPC) 350 (100-500)
Ergothioneine Kosong
Protein,g/100ml 6,8
Plasmalogen (30-90)
Sumber: Toelihere (1979).
Semen sapi normal berwarna seperti susu atau krem keputih-putihan dan
kuningan. Warna ini disebabkan oleh pigmen riboflavin yang dibawakan oleh satu
gene autosomal resesif dan tidak mempunyai pengaruh terhadap fertilitas. Semen
yang berwarna merah gelap sampai merah muda menandakan adanya darah segar
dalam jumlah berbeda dan berasal dari saluran kelamin urethra atau penis. Warna
Eko K Butar-Butar : Efektivitas Frekuensi Exercise Terhadap Peningkatan Kualitas Semen Sapi Simmental,
2009
USU Repository 2008
Volume semen sapi jantan yang diejakulasikan tidak sama di antara sapi
jantan yang satu dengan yang lain (Salisbury dan Vandenmark, 1985). Menurut
Toelihere (1981) dalam jenis ternak itu sendiri volume semen per ejakulat
penampungan dan berbagai faktor lain. Volume semen sapi bervariasi antara 1,0
sampai 15,0 ml, 4-8 ml, Hunter (1995) 4-8 ml. Semen sapi dan domba
memperlihatkan warna krem, kuning atau warna putih susu. Sapi jantan yang
masih muda, akan menghasilkan semen sedikit, yaitu sekitar 1 sampai 2 ml atau
lebih rendah dari itu. Sedangkan sapi jantan yang sudah dewasa dan potensial
mengamati aliran semen yang mengalir pada dinding tabung setelah dimiringkan
misalnya semen yang berwarna krem biasanya konsistensinya pekat atau kental,
Sperma sangat aktif dan tahan hidup lama pada pH sekitar 7,0. Motilitas
partial dapat dipertahankan pada pH antara 5 sampai 10. Walaupun sperma segera
kembali apabila pH dikembalikan ke netral dalam waktu satu jam. Sperma sapi
dan domba menghasilkan asam laktat dalam jumlah yang tinggi dan metabolisme
Eko K Butar-Butar : Efektivitas Frekuensi Exercise Terhadap Peningkatan Kualitas Semen Sapi Simmental,
2009
USU Repository 2008
fruktosa plasma seminalis, sehingga penting untuk memberikan unsur penyangga
seperti garam phosphat, sitrat atau bikarbonat di dalam medium (Toelihere, 1981).
penting, karena faktor inilah yang menggambarkan sifat-sifat semen dan dipakai
salah satu kriteria penentuan kualitas semen (Toelihere, 1981). Jumlah sel
spermatozoa setiap unit volume semen sapi bervariasi dari nol sampai tiga miliyar
(3000 x 106) sel spermatozoa setiap ml atau dari keadaan azoospermia semen
khusus dengan dasar produksi energi spermatozoa hidup dapat mendorong dirinya
sendiri maju ke depan di dalam lingkungan zat cair (Salisbury dan Vandenmark,
1985). Gerakan maju yang kuat merupakan indeks daya hidupyang penting dalam
dalam ejakulat yang sangat pekat dari sapi jantan (Hunter, 1995).
besar, banyak, gelap, tebal dan aktif serta bergerak cepat. b) baik (dengan nilai
++), terlihat gelombang-gelombang kecil, tipis, jarang, kurang jelas dan agak
lamban. c) lumayan (dengan nilai +), jika tidak terlihat gelombang melainkan
Eko K Butar-Butar : Efektivitas Frekuensi Exercise Terhadap Peningkatan Kualitas Semen Sapi Simmental,
2009
USU Repository 2008
hanya gerakan individual aktif progresif. d) buruk (dengan nilai N/O), bila
immotil atau tidak bergerak; 1 bila pergerakan sperma berputar di tempat; 2 bila
persen sperma motil; 5 bila gerakan yang sangat progresif, gelombang yang
sangat cepat, menunjukkan 100 persen motil aktif (Toelihere, 1981). Semen yang
layak untuk diproses untuk preservasi (produk semen cair) maupun kriopreservasi
(produksi semen beku) adalah semen dengan motilitas 70%, konsentrasi > 2000
juta sel per ml, gerakan massa ++ atau +++, dan persentase abnormalitas < 15 %
(Rizal, 2002; Handarini., 2006 ) motilitas lebih besar dari 60% Marlene (2002).
dapat membuahi ovum. Banyak macam bentuk abnormal yang mungkin dapat
dilihat. Bentuk abnormal dapat dibedakan antara bentuk abnormal yang primer
dan yang sekunder. Bentuk abnormal yang primer berasal dari suatu gangguan
pada testes, mungkin karena memang cacat. Biasanya bila kita ulangi pengamatan
ini beberapa kali secara berkala maka bentuk-bentuk abnormal akan terlihat lagi.
semen itu meninggalkan testes, misalnya mendapat kocokan yang keras dalam
Eko K Butar-Butar : Efektivitas Frekuensi Exercise Terhadap Peningkatan Kualitas Semen Sapi Simmental,
2009
USU Repository 2008
tabung penampung, dikeringkan terlalu cepat, dipanaskan pada temperatur terlalu
(Rauge, 2003). Pada sapi apabila sperma abnormal melewati 30 sampai 35%
(Toelihere, 1979).
Perbedaan afinitas zat warna antara sel-sel sperma yang mati dan yang
hidup dipergunakan untuk menghitung jumlah sperma yang hidup secara obyektif
pada waktu semen segar dicampur dengan zat warna eosin 2%. Sel-sel sperma
yang hidup tidak atau sedikit sekali menghisap warna sedangkan sel yang mati
akan mengambil warna karena permeabilitas dinding sel meningkat sewaktu mati.
menghisap warna, sedangkan pada penafsiran dengan dasar bergerak dan tidak
bergerak dianggap immotil. Spermatozoa yang hidup dan bergerak, diiringi defect
dianggap mati, sedang penafsiran yang lain dianggap hidup (Partodiharjo, 1982)
dan menurut Salisbury dan Vandenmark (1985) persentase sperma hidup pada
Eko K Butar-Butar : Efektivitas Frekuensi Exercise Terhadap Peningkatan Kualitas Semen Sapi Simmental,
2009
USU Repository 2008
domba 57%, sapi 64%, babi 66%, kuda 17%, dan manusia 46%, Rizal (2002)
Membran plasma yang utuh merupakan hal yang mutlak harus dimiliki
spermatozoa yang baik, karena membran plasma memegang peranan yang sentral
dalam mengatur seluruh proses biokemik yang terjadi dalam sel. Selain berfungsi
menjaga organel-organel sel secara fisik, membran plasma juga berperan dalam
mengatur lalu lintas keluar masuk sel seluruh nyawa (substrat) dan elektrolit yang
(Membran Plasma Utuh) seyogianya tidak jauh berbeda dari nilai persentase
spermatozoa hidup. (Rizal, 2002). Nilai persentase MPU semen segar yang
kurang dari 60% dikategorikan sebagai semen yang infertil (Revell dan Mrode,
1994) disitasi Rizal (2002) dan menurut Rizal (2002), persentase MPU domba
garut sebesar 87,94%, dan Handarini (2006) melaporkan persentase MPU pada
anterior sperma. Pada kondisi tertentu, akrosom masih dapat bertahan meski telah
mengalami kerusakan membran plasma. Hal ini telah dibuktikan melalui berbagai
pewarnaan akrosom. Letak cup acrosome sendiri berada dibagian dalam membran
plasma, mempunyai dua lapisan yaitu lapisan luar (outer acrosomal membrane)
persentase TAU semen segar yang kurang dari 60% dikategorikan sebagai semen
Eko K Butar-Butar : Efektivitas Frekuensi Exercise Terhadap Peningkatan Kualitas Semen Sapi Simmental,
2009
USU Repository 2008
yang infertil (Revell dan Mrode, 1994) disitasi Rizal (2002) dan menurut Rizal
(2002), persentase TAU domba garut sebesar 86,74%, dan Handarini (2006)
Salah satu faktor yang paling penting untuk pengembangan sapi yang baik
adalah latihan (exercise). Sapi jantan selama musim pembiakan bisa disamakan
dengan atlit karena dalam kebanyakan situasi dia harus melintasi beberapa mil
setiap hari dan mempertahankan aktivitas fisik yang tinggi. Kebugaran fisik
adalah sangat aktif dan makin aktif menjelang musim perkawinan (pembiakan).
Jika ditempatkan pada daerah lapang pada anak sapi jantan, dia akan berlatih
sendiri. Dalam mendesain fasilitas untuk sapi jantan, perlu menyediakan makanan
dan tempat air sebisa mungkin. Sapi jantan yang kuat secara fisik bila dikeluarkan
akan mengawini lebih banyak betina selama musim perkawinan karena memiliki
libido yang tinggi dan tahan lama. Latihan selama musim perkawinan mengurangi
luka dari perkelahian dan penunggangan yang normal terjadi selama waktu
tersebut (http://geocities.com).
Latihan diluar ruangan sepanjang tahun adalah salah satu hal penting
dalam membuat sapi jantan tetap dalam kondisi kejantanan yang prima dan galak,
dalam kondisi alami. Metode yang paling baik dan paling awal adalah
1989).
Eko K Butar-Butar : Efektivitas Frekuensi Exercise Terhadap Peningkatan Kualitas Semen Sapi Simmental,
2009
USU Repository 2008
Sapi jantan memerlukan cukup latihan untuk mempertahankan kekuatan
ototnya. Latihan bisa didapatkan dengan akses ke tempat latihan ataupun dengan
antara jumlah latihan dan kuantitas dan kualitas semen yang dihasilkan oleh sapi
jantan. Latihan adalah faktor yang mempengaruhi selera sapi jantan dan kekuatan
otot, dan bisa membantu mendukung pemakaian kuku yang benar. Jumlah latihan
(Mitchel, 2004).
sehingga juga akan tergantung terhadap kerja optimal dari organ-organ tubuh
seperti jantung, paru-paru dan juga pembuluh darah untuk dapat mengangkut
oksigen agar proses pembakaran sumber energi dapat berjalan dengan sempurna.
dan arteri dapat digunakan untuk memungkinkan ion penting, metabolit dan atau
banyak mengandung syaraf dan pembuluh darah, sehingga pembuluh darah sangat
penis akan penuh berisi darah dengan tekanan yang tinggi (Salisbury dan
Vandenmark, 1985).
Eko K Butar-Butar : Efektivitas Frekuensi Exercise Terhadap Peningkatan Kualitas Semen Sapi Simmental,
2009
USU Repository 2008
BAHAN DAN METODE PENELITIAN
Buatan Dinas Peternakan, Propinsi Sumatera Utara, Medan. Penelitian ini telah
Bahan
a. 4 ekor sapi jantan bangsa Simmental yang mempunyai umur rata-rata 3-7
c. NaCl fisiologis .
d. Alkohol 70%.
plasma.
j. Tisu.
Eko K Butar-Butar : Efektivitas Frekuensi Exercise Terhadap Peningkatan Kualitas Semen Sapi Simmental,
2009
USU Repository 2008
Alat
a. Satu set Vagina Buatan (VB) terdiri dari : silinder luar, selongsong karet
dibagian dalam (inner liner), wadah tempat air hangat, ventilasi udara,
h. Pipet penghisap untuk mengambil sperma dari dalam tabung reaksi dan
j. Cover glass.
k. pH meter.
l. Pembakar bunsen.
n. Pipet tetes.
o. Ember.
p. Beko.
q. Timbangan.
Eko K Butar-Butar : Efektivitas Frekuensi Exercise Terhadap Peningkatan Kualitas Semen Sapi Simmental,
2009
USU Repository 2008
Metode Penelitian
A B C D
D A B C
C D A B
B C D A
Pengacakan baris
Urutan pemilihan :1 2 3 4
Pangkat (rank) :2 1 4 3
D A B C
A B C D
B C D A
C D A B
Eko K Butar-Butar : Efektivitas Frekuensi Exercise Terhadap Peningkatan Kualitas Semen Sapi Simmental,
2009
USU Repository 2008
Pengacakan kolom
Urutan pemilihan :1 2 3 4
Pangkat (rank) :2 1 3 4
A D B C
B A C D
C B D A
D C A B
Sapi
S1 S2 S3 S4
I P0 P3 P1 P2
II P1 P0 P2 P3
III P2 P1 P3 P0
IV P3 P2 P0 P1
Keterangan:
P 0 3 = Perlakuan
S1 4 = Sapi kesatu, kedua, ketiga dan keempat.
Eko K Butar-Butar : Efektivitas Frekuensi Exercise Terhadap Peningkatan Kualitas Semen Sapi Simmental,
2009
USU Repository 2008
Tabel 4. Kombinasi perlakuan yang dihasilkan
Sapi
Periode pelaksanaan
exercise (waktu)
Xij(k) = + i + j + k + ij(k)
dimana
i = 1,2,3,..........
j = 1,2,3,..........
k = 1,2,3,..........
Yij(k) = Hasil pengamatan dalam baris ke-i, kolom ke-j, dan perlakuan ke-k
ij(k) = Efekacak dalam baris ke-i, kolom ke-j, dan perlakuan ke-k
Eko K Butar-Butar : Efektivitas Frekuensi Exercise Terhadap Peningkatan Kualitas Semen Sapi Simmental,
2009
USU Repository 2008
Pelaksanaan Penelitian
1. Penelitian Pendahuluan
mengamati semua parameter yang akan diuji pada saat penelitian utama.
2. Perawatan Ternak
a. Pemberian Pakan
semen yang terdiri dari tauge 1 kg dan konsentrat 1 kg. Pada pukul 10.30
WIB pemberian pakan berupa hijauan. Pada pukul 15.00 WIB pemberian
b. Memandikan Sapi
Pada pukul 08.00 WIB sapi dimandikan. Pada pukul 12.00 WIB sapi disiram
hal ini dilakukan untuk menurunkan panas tubuh sapi karena sapi jenis
c. Pembersihan Kandang
Pembersihan kandang dilakukan pada pukul 08.30 WIB dan pada pukul
16.30 WIB.
Eko K Butar-Butar : Efektivitas Frekuensi Exercise Terhadap Peningkatan Kualitas Semen Sapi Simmental,
2009
USU Repository 2008
3. pemberian Perlakuan
Pukul 08.00-09.00
Pukul 09.15-10.15
Pukul 08.00-09.00
Pukul 09.15-10.15
Pukul 08.00-09.00
Pukul 09.15-10.15
masing perlakuan.
4. Penampungan
Eko K Butar-Butar : Efektivitas Frekuensi Exercise Terhadap Peningkatan Kualitas Semen Sapi Simmental,
2009
USU Repository 2008
B. Persiapan Vagina Buatan
C. Proses Penampungan
penampungan.
alamiah.
Eko K Butar-Butar : Efektivitas Frekuensi Exercise Terhadap Peningkatan Kualitas Semen Sapi Simmental,
2009
USU Repository 2008
D. Setelah ejakulasi, VB dilepas dengan segera dan dipegang dengan
penampung.
E. Evaluasi Semen
meter.
Eko K Butar-Butar : Efektivitas Frekuensi Exercise Terhadap Peningkatan Kualitas Semen Sapi Simmental,
2009
USU Repository 2008
g. TAU: menghitung sperma yang mempunyai tudung akrosom
utuh (Lampiran 5)
Defenisi Operasional
1. Motilitas: adalah salah satu kriteria penentu kualitas semen yang dilihat
yang diam atau beberapa persen sperma yang motil progresif dari seluruh
sama kesatu arah, sehingga memebentuk gelombang yang tebal atau tipis,
hidup didalamnya.
6. TAU: tudung akrosom utuh, ditandai dengan warna hitam pada bagian
formalin 1%.
Eko K Butar-Butar : Efektivitas Frekuensi Exercise Terhadap Peningkatan Kualitas Semen Sapi Simmental,
2009
USU Repository 2008
Parameter yang diamati:
1. Volume.
2. Warna.
3. pH.
4. Konsistensi.
5. Gerakan masa
6. Motilitas
7. Konsentrasi.
Eko K Butar-Butar : Efektivitas Frekuensi Exercise Terhadap Peningkatan Kualitas Semen Sapi Simmental,
2009
USU Repository 2008
9. Abnormalitas Sperma
Eko K Butar-Butar : Efektivitas Frekuensi Exercise Terhadap Peningkatan Kualitas Semen Sapi Simmental,
2009
USU Repository 2008
HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil
Rataan volume semen hasil penelitian 4,6 ml dengan kisaran data (1 9,1
ml). Volume semen dengan jumlah terendah diperoleh pada perlakuan P0 pada
Warna putih susu diperoleh dari sapi pada perlakuan P4 (ulangan II, Tabel 9),
dengan konsentrasi yang rendah yaitu 781 juta/ml, maka warna yang ditampilkan
putih susu.
Eko K Butar-Butar : Efektivitas Frekuensi Exercise Terhadap Peningkatan Kualitas Semen Sapi Simmental,
2009
USU Repository 2008
Evaluasi Mikroskopis Semen Sapi Simmental
Gerakan Masa
atau tipis. Cepat atau lambatnya gerakan sperma tergantung pada konsentrasi
P1 3 4 2 3 3,00 0,82
P2 3 2 3 3 2,75 0,50
P3 4 3 3 3 3,25 0,50
P4 3 2 3 3 2,75 0,50
Rataan 3,25 2,75 2,75 3,00 2,94 0,57
sebesar 3,25 0,50. Rataan gerakan masa terkecil pada P2 dan P4 sebesar 2,75
0,50.
Motilitas
digunakan secara luas untuk menguji kualitas semen. Pada penelitian ini
Unit Pelaksana Teknis. Dari pengamatan yang dilakukan diperoleh data gerakan
Eko K Butar-Butar : Efektivitas Frekuensi Exercise Terhadap Peningkatan Kualitas Semen Sapi Simmental,
2009
USU Repository 2008
Tabel 8. Motilitas Spermatozoa Sapi Simmental (%)
Ulangan
Perlakuan Rataan ( SD)
I II III IV
P1 50 40 40 70 50,00 14,14
P2 60 40 45 65 52,50 11,90
P3 50 40 65 65 55,00 12,25
P4 60 20 50 70 50,00 21,60
Rataan 55,00 35,00 50,00 67,50 51,88 14,01
55% dan rataan motilitas terendah diperoleh pada perlakuan P1 dan P4 sebesar
50%. Secara individu motilitas terendah 20% pada perlakuan P4 ulangan II dan
Konsentrasi
penting, karena faktor inilah yang menggambarkan sifat-sifat semen dan dipakai
Ulangan
Perlakuan I II III IV Rataan ( SD)
Eko K Butar-Butar : Efektivitas Frekuensi Exercise Terhadap Peningkatan Kualitas Semen Sapi Simmental,
2009
USU Repository 2008
Dari Tabel 9 diperoleh rataan konsentrasi tertinggi pada perlakuan P1
sebesar 1590,00 juta/ml dan rataan konsentrasi terkecil terdapat pada perlakuan
ulasan dengan pewarna eosin 2% dengan batasan bahwa spermatozoa hidup tidak
kimia dapat dengan bebas melewati membran plasma masuk ke sel. Dari
pada perlakuan P2 sebesar sebesar 73,03 % dan rataan persentase sperma hidup
Eko K Butar-Butar : Efektivitas Frekuensi Exercise Terhadap Peningkatan Kualitas Semen Sapi Simmental,
2009
USU Repository 2008
Gambar 1. Spermatozoa hidup dengan kepala berwarna putih dan spermatozoa
mati dengan kepala berwarna merah
Persentase Abnormalitas
dilakukan diperoleh data persentase abnormalitas seperti terlihat pada Tabel 11.
dahulu membuat preparat ulas dengan menggunakan eosin 2% hal ini serupa
dengan yang dilakukan terhadap pengamatan sperma hidup dan mati, dan preparat
(Partodiharjo, 1982).
A B C D
Membran plasma yang utuh merupakan hal yang mutlak harus dimiliki
spermatozoa, karena membran plasma sel memegang peranan yang sentral dalam
seluruh proses biokemik yang terjadi didalam sel selain berfungsi menjaga
organel-organel sel secara fisik, membran plasma sel juga berperan dalam
mengatur lalu lintas keluar masuk sel seluruh substrat dan elektrolit yang
utuh ditandai dengan adanya pembengkokan pada bagian ujung ekor sperma.
Hasil pengamatan persentase membran plasma utuh tertera pada Tabel 12.
Eko K Butar-Butar : Efektivitas Frekuensi Exercise Terhadap Peningkatan Kualitas Semen Sapi Simmental,
2009
USU Repository 2008
Tabel 12. Persentase Membran Plasma Utuh (MPU) spermatozoa sapi Simmental
(%)
Ulangan
Perlakuan Rataan ( SD)
I II III IV
P1 75,57 49,12 44,35 62,74 57,95 14,09
P2 60,39 35,27 64,31 65,95 56,48 14,33
P3 53,02 40,74 65,96 62,31 55,51 12,25
P4 76,75 35,00 59,13 55,16 54,14 13,71
Rataan 64,06 40,03 58,44 61,54 56,02 12,08
perlakuan P1 sebesar 57,95 % dan rataan persentase MPU terkecil terdapat pada
tertinggi pada perlakuan P4 ulangan I yaitu sebesar 76,75%, dan yang terendah
Gambar 3. Spermatozoa dengan mambran plasma sel yang utuh ditandai oleh ekor
yang malingkar
Eko K Butar-Butar : Efektivitas Frekuensi Exercise Terhadap Peningkatan Kualitas Semen Sapi Simmental,
2009
USU Repository 2008
yang dilakukan diperoleh data persentase Tudung Akrosom Utuh (TAU) terlihat
Tabel 13. Persentase Tudung Akrosom Utuh (TAU) spermatozoa sapi Simmental
(%)
Ulangan
Perlakuan Rataan ( SD)
I II III IV
P1 77,13 68,66 80,17 78,22 76,05 5,08
P2 72,88 68,96 80,09 72,05 73,50 4,71
P3 78,93 44,70 77,36 70,45 67,86 15,87
P4 77,68 59,27 76,06 73,66 71,67 8,43
perlakuan P1 sebesar 76,05% dan rataan persentase TAU terendah terdapat pada
perlakuan P3 sebesar 67,86 %. Secara individu diperoleh TAU yang cukup tinggi
perlakuan P2 ulangan III sebesar 80,09%, dan yang terendah terdapat pada
Eko K Butar-Butar : Efektivitas Frekuensi Exercise Terhadap Peningkatan Kualitas Semen Sapi Simmental,
2009
USU Repository 2008
Pembahasan
Evaluasi Makroskopis
dibawah rataan standar volume semen pejantan sapi yaitu sekitar 1,0 15,0 ml
(Hunter, 1995).Warna semen berkisar pada warna kuning dengan kisaran putih
susu sampai krem. Konsistensi dan warna semen berkorelasi dengan jumlah sel
spermatozoa maka konsistensi akan semakin kental dan warna lebih ke arah krem.
Secara umum kualitas semen hasil penelitian ini lebih rendah dibandingkan
standart kualitas semen sapi jantan yang telah dilaporkan oleh Toelihere (1981)
yaitu kualitas semen pejantan untuk yang memenuhi syarat untuk prosesing
1000 1800 juta/ml. Bila dilihat dari produksi awal atau rataan pada perlakuan
P0 ulangan II (Tabel 8) menunjukkan rataan volume yang rendah yaitu 1 ml. Hal
Eko K Butar-Butar : Efektivitas Frekuensi Exercise Terhadap Peningkatan Kualitas Semen Sapi Simmental,
2009
USU Repository 2008
Evaluasi Mikroskopis
Gerakan Masa
(P<0,05) terhadap gerakan masa spermatozoa sapi Simmental asumsi peneliti hal
gerakan masa di lakukan secara kasat mata di bawah mikroskop, sehingga dalam
hal ini perlakuan exercise tidak memberi pengaruh yang cukup nyata terhadap
spermatozoa. Gerakan masa yang diperoleh berkisar antara + dan +++ , yang
Eko K Butar-Butar : Efektivitas Frekuensi Exercise Terhadap Peningkatan Kualitas Semen Sapi Simmental,
2009
USU Repository 2008
dengan ++ dan +++ sesuai dengan yang dikemukakan oleh Rizal (2002) semen
segar yang memenuhi syarat prosesing adalah semen segar dengan gerakan masa
++ atau +++.
Motilitas Sperma
Hal ini berarti jenis sapi juga berpengaruh terhadap motilitas spermatozoa sapi
Eko K Butar-Butar : Efektivitas Frekuensi Exercise Terhadap Peningkatan Kualitas Semen Sapi Simmental,
2009
USU Repository 2008
Vandenmark (1985) bahwa kecepatan spermatozoa bervariasi, kecepatan akan
menurun bila viskositas meningkat. Baris (frekuensi exercise) dan perlakuan tidak
yang nyata yang didapat pada kolom (sapi) bukan pada perlakuan (exercise) maka
prosesing adalah 43,75% yaitu semen dengan motilitas lebih besar atau sama
dengan 60% (Marlene, 2002) sedikit lebih rendah dibanding dengan yang
dilaporkan Rizal (2002) dan Handarini (2006) yaitu 70%. Selama penelitian
Konsentrasi
Eko K Butar-Butar : Efektivitas Frekuensi Exercise Terhadap Peningkatan Kualitas Semen Sapi Simmental,
2009
USU Repository 2008
nyata (P<0,05) terhadap konsentrasi semen sapi Simmental. Secara individu
terdapat konsentrasi yang tergolong rendah yaitu dibawah 1000 juta/ml yaitu pada
perlakuan P3 ulangan III (829 juta/ml) dan perlakuan P4 ulangan II (781 juta/ml)
hal ini sesuai dengan yang di laporkan oleh Salisbury dan Vandenmark (1985)
Tabel 17. Uji Keragaman persentase sperma hidup spermatozoa sapi Simmental
(P<0,05) terhadap persentase sperma hidup semen sapi Simmental. Kolom (sapi)
Simmental. Hal ini berarti jenis sapi juga berpengaruh sangat nyata terhadap
persentase sperma hidup sapi simmental. Baris (frekuensi exercise) dan perlakuan
Eko K Butar-Butar : Efektivitas Frekuensi Exercise Terhadap Peningkatan Kualitas Semen Sapi Simmental,
2009
USU Repository 2008
tidak berpengaruh nyata (P<0,05) terhadap persentase sperma hidup sapi
Simmental. Karena hasil nyata yang didapat pada kolom (sapi) bukan perlakuan
rata-rata 70,18 12,94 (berkisar antara 48,83 dan 88,13 %) tidak jauh berbeda
dengan persentase sperma hidup Salisbury dan Vandenmark (1985) domba 57%,
sapi 64%, babi 66%, dan hampir sama dengan yang dilaporkan Toelihere (1993)
mikroskopois sperma yang tidak bergerak belum tentu mati. Hal ini sesuai dengan
bergerak belum tentu mati sehingga tidak menghisap warna, sedangkan pada
Spermatozoa yang hidup dan bergerak, diiringi defect (cacat) pada dinding selnya,
Persentase Abnormalitas
Eko K Butar-Butar : Efektivitas Frekuensi Exercise Terhadap Peningkatan Kualitas Semen Sapi Simmental,
2009
USU Repository 2008
Tabel 18. Uji keragaman persentase abnormalitas spermatozoa sapi Simmental
antara 1,27 dan 8,56) ini menunjukkan semen layak digunakan dalam program IB
karena menurut Rizal (2002) Handarini. (2006) semen yang baik memiliki
spermatozoa abnormal tidak lebih dari 15%. Dari rataan abnormalitas yang
berasal dari kesalahan perlakuan setelah semen itu meninggalkan testes, misalnya
Eko K Butar-Butar : Efektivitas Frekuensi Exercise Terhadap Peningkatan Kualitas Semen Sapi Simmental,
2009
USU Repository 2008
mendapat perlakuan kocokan yang keras dalam tabung penampung, dikeringkan
terlalu cepat, dipanaskan pada temperatur terlalu tinggi, smear yang tidak berhati-
Tabel 19. Uji keragaman Persentase Membran Plasma Utuh (MPU) spermatozoa
sapi Simmental
Simmental.
(berkisar antara 35,00 dan 76,75) lebih rendah dibanding dengan yang dilaporkan
Rizal (2002) pada domba garut sebesar 87,94%, dan Handarini (2006)
melaporkan persentase MPU pada rusa sebesar 70,86%. Dari hasil yang diperoleh
yaitu dibawah 60% sperma sapi dapat digolongkan sperma infertil sesuai dengan
Eko K Butar-Butar : Efektivitas Frekuensi Exercise Terhadap Peningkatan Kualitas Semen Sapi Simmental,
2009
USU Repository 2008
pernyataan (Revell dan Mrode, 1994) disitasi Rizal (2002) yaitu nilai persentase
TAU semen segar yang kurang dari 60% dikategorikan sebagai semen yang
infertil.
Tabel 20. Uji keragaman Persentase Tudung Akrosom Utuh (TAU) spermatozoa
sapi Simmental
Hal ini berarti jenis sapi juga berpengaruh nyata terhadap persentase TAU
Simmental. Karena didapat hasil nyata yang didapat pada kolom (sapi) bukan
Eko K Butar-Butar : Efektivitas Frekuensi Exercise Terhadap Peningkatan Kualitas Semen Sapi Simmental,
2009
USU Repository 2008
Hasil penelitian didapatkan persentase TAU sebesar 72,27 9,15 (berkisar
antara 44,70 dan 80,17) lebih rendah dibanding dengan yang dilaporkan Rizal
(2002) pada domba garut sebesar 86,74%, dan Handarini (2006) melaporkan
persentase TAU pada rusa sebesar 85,19%. Berbeda dengan hasil yang diperoleh
pada persentase MPU bahwa berdasarkan hasil yang diperoleh dari hasil
persentase TAU sperma sapi tidak dapat dikatakan infertil karena diperoleh lebih
tinggi dari 60% dan sesuai dengan pernyataan (Revell dan Mrode, 1994) disitasi
Rizal (2002) yaitu nilai persentase TAU semen segar yang kurang dari 60%
dikategorikan sebagai semen yang infertil. Perbedaan yang diperoleh antara TAU
dan MPU biasa terjadi karena kerusakan pada membran belum tentu juga akan
merusak akrosom hal ini sesuai dengan pernyataan Handarini (2006) yang
menyatakan pada kondisi tertentu, akrosom masih dapat bertahan meski telah
Eko K Butar-Butar : Efektivitas Frekuensi Exercise Terhadap Peningkatan Kualitas Semen Sapi Simmental,
2009
USU Repository 2008
Rekapitulasi Hasil penelitian
Gerakan
Perlakuan Motilitas Konsentrasi % Sperma Hidup
Massa
%
Perlakuan % MPU % TAU
Abnormalitas
pengaruh pengaruh tidak nyata terhadap semua parameter kualitas semen secara
mikroskopis pada sapi Simmental. Tujuan awal dari penelitian ini dilakukanpun
sebenarnya adalah untuk memperbaiki kualitas semen sapi Simmental yang sudah
lama menurun, dan sebelum penelitian dilakukan peneliti sudah menyadari adanya
perbedaan kualitas dari masing-masing sapi yang digunakan akan tetapi karena
keterbatasan dalam penyediaan ternak, untuk itu peneliti mengambil jalan keluar
Eko K Butar-Butar : Efektivitas Frekuensi Exercise Terhadap Peningkatan Kualitas Semen Sapi Simmental,
2009
USU Repository 2008
Asumsi peneliti penurunan kualitas yang sapi-sapi penelitian tersebut
Simmental habitat aslinya berada di daerah adalah sub tropis dengan suhu dingin
yang berbeda jauh dengan suhu di kota Medan tempat sapi tersebut dipelihara.
sebenarnya ternak itu sendiri memiliki kemampuan untuk untuk mengatur suhu
testesnya sendiri atau yang lebih sering disebut fungsi thermoregulator oleh
tunika dartos, tetapi itu hanya akan efektif dalam kisaran suhu yang tidak ekstrim
dan ditambah lagi sapi-sapi mendapat perlakuan exercise yang otomatis juga
terpengaruh. Pada akhirnya faktor suhu terakumulasi pada satu titik yaitu kualitas
semen yang dihasilkan tidak stabil pada setiap penampungan. Sehingga meskipun
belum banyak dilakukan penelitian tentang pengaruh pemberian exercise dan hasil
penelitian ini belum memberikan pengaruh, namun keberadaan BIBD yang sudah
Eko K Butar-Butar : Efektivitas Frekuensi Exercise Terhadap Peningkatan Kualitas Semen Sapi Simmental,
2009
USU Repository 2008
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
per minggu, 4 jam per minggu dan 6 jam per minggu tidak memberikan pengaruh
Saran
ternak itu sendiri khususnya penggunaan sapi Simmental sebagai sumber semen.
Eko K Butar-Butar : Efektivitas Frekuensi Exercise Terhadap Peningkatan Kualitas Semen Sapi Simmental,
2009
USU Repository 2008
DAFTAR PUSTAKA
Blakely, J., dan Bade, D. H.,1998. Ilmu Peternakan. Gadjah Mada University
Press, Yogyakarta.
Balai Besar Inseminasi Buatan., 2004. Pejantan Sapi Potong dan Kambing,
Singosari, Malang.
Ensminger, M. E., 1989. Beef Cattle Science. The Interstate Printers and
Publisher, California.
Hardjopranjoto, S.H., 1995. Ilmu Kemajiran Pada Ternak. Air Langga University
Press, Surabaya.
Hafez, E. S. E., 1987. Reproduction in Farm Animals. Fifth Edition, Lea and
Febiger, Philadelphia.
Marlene, W. N., 2003. Kajian Biologi Reproduksi dan Penerapan IB Pada Rusa
Timor. Disertasi Doktor Institut Pertanian Bogor, Bogor.
Eko K Butar-Butar : Efektivitas Frekuensi Exercise Terhadap Peningkatan Kualitas Semen Sapi Simmental,
2009
USU Repository 2008
Rizal, M. 2002. Fertilitas Spermatozoa Ejakulat Epididimis Domba Garut Hasil
Kriopreservasi Menggunakan Modifikasi Pengencer Tris Dengan Berbagai
Krioprotektan danAntioksidan. Disertasi Doktor Institut Pertanian Bogor,
Bogor.
Taurin, B., Santi, D., Putri, K. H., 2000. Inseminasi Buatan. Universitas terbuka,
Jakarta.
Eko K Butar-Butar : Efektivitas Frekuensi Exercise Terhadap Peningkatan Kualitas Semen Sapi Simmental,
2009
USU Repository 2008
Lampiran 1. Prosedur Pengamatan Gerakan Massa (Toelihere, 1985)
Diteteskan semen
pada gelas objek
Eko K Butar-Butar : Efektivitas Frekuensi Exercise Terhadap Peningkatan Kualitas Semen Sapi Simmental,
2009
USU Repository 2008
Lampiran 2. Pengamatan Motilitas Spermatozoa (Toelihere, 1985)
Diteteskan semen
Dengan perbesaran 40 x 10
Diperhatikan gerakan sebagai berikut :
Eko K Butar-Butar : Efektivitas Frekuensi Exercise Terhadap Peningkatan Kualitas Semen Sapi Simmental,
2009
USU Repository 2008
Lampiran 3. Pengamatan % Sperma Hidup
Dikeringkan dengan
menggunakan api Bunsen
Eko K Butar-Butar : Efektivitas Frekuensi Exercise Terhadap Peningkatan Kualitas Semen Sapi Simmental,
2009
USU Repository 2008
Lampiran 4. Pengamatan MPU (Membran Plasma Utuh)
Eko K Butar-Butar : Efektivitas Frekuensi Exercise Terhadap Peningkatan Kualitas Semen Sapi Simmental,
2009
USU Repository 2008
Lampiran 5. Pengamatan TAU (Tudung Akrosom Utuh)
Eko K Butar-Butar : Efektivitas Frekuensi Exercise Terhadap Peningkatan Kualitas Semen Sapi Simmental,
2009
USU Repository 2008
50
Lampiran 6. Jadwal Pemberian Perlakuan Exercise Terhadap Sapi
WAKTU
1 2 4 8 9 11 14 22 23 25 29 30 1 4 12 13 15 19 20 22 25 2 3 5 9 10 12 15
D D D D
I I I I
A L L L L
A A A A
K K K K
U U U U
B K K K K
A A A A
N N N N
C E
V
E
V
E
V
E
V
A A A A
L L L L
U U U U
D A A A A
S S S S
I I I I
Eko K Butar-Butar : Efektivitas Frekuensi Exercise Terhadap Peningkatan Kualitas Semen Sapi Simmental, 2009
USU Repository 2008
Eko K Butar-Butar : Efektivitas Frekuensi Exercise Terhadap Peningkatan Kualitas Semen Sapi Simmental, 2009
USU Repository 2008