Anda di halaman 1dari 76

PENGGUNAAN TEPUNG UMBUT DAN HASIL SAMPING KELAPA SAWIT

TERHADAP ANALISA EKONOMI DAN INCOME OVER


FEED COST DOMBA JANTAN PERSILANGAN SEI PUTIH
SELAMA TIGA BULAN PENGGEMUKKAN

SKRIPSI

OLEH:

M. INDRA SUBEKTI
030306001
IPT

DEPARTEMEN PETERNAKAN
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2007
M. Indra Subekti : Penggunaan Tepung Umbut Dan Hasil Samping Kelapa Sawit Terhadap Analisa Ekonomi Dan
Income Over Feed Cost Domba Jantan Persilangan Sei Putih Selama Tiga Bulan Penggemukkan, 2007.
USU Repository © 2009
PENGGUNAAN TEPUNG UMBUT DAN HASIL SAMPING KELAPA SAWIT
TERHADAP ANALISA EKONOMI DAN INCOME OVER
FEED COST DOMBA JANTAN PERSILANGAN SEI PUTIH
SELAMA TIGA BULAN PENGGEMUKKAN

SKRIPSI

OLEH:

M. INDRA SUBEKTI
030306001
IPT

Skripsi Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Mendapatkan Gelar


Sarjana di Departemen Peternakan Fakultas Pertanian
Universitas Sumatera Utara, Medan

DEPARTEMEN PETERNAKAN
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
M. Indra Subekti : Penggunaan Tepung Umbut Dan Hasil Samping Kelapa Sawit Terhadap Analisa Ekonomi Dan
Income Over Feed Cost Domba Jantan Persilangan Sei Putih Selama Tiga Bulan Penggemukkan, 2007.
USU Repository © 2009
2007
Judul Skripsi : Penggunaan Tepung Umbut dan Hasil Samping Kelapa
Sawit Terhadap Analisa Usaha dan Income Over Feed
Domba Jantan Persilangan Sei Putih Selama Tiga Bulan
Penggemukkan
Nama : M. Indra Subekti
NIM : 030306001
Departemen : Peternakan

Disetujui Oleh:

Komisi Pembimbing

(Ir. Tri Hesti Wahyuni, MSc) (Dr. Ir. Zulfikar Siregar, MP)
Ketua Anggota

Diketahui Oleh:

(Dr. Ir. Zulfikar Siregar, MP)


Ketua Departemen

Tanggal ACC:
M. Indra Subekti : Penggunaan Tepung Umbut Dan Hasil Samping Kelapa Sawit Terhadap Analisa Ekonomi Dan
Income Over Feed Cost Domba Jantan Persilangan Sei Putih Selama Tiga Bulan Penggemukkan, 2007.
USU Repository © 2009
ABSTRACT

Muhammad Indra Subekti, 2007. “The Use of Umbut Powder of Oil Palm
on the Economic Analysis and Income Over Feed Cost of Male Sheep With
Crossebreeding Sei Putih for Three Months of Fattening”. Under guidance and
Counseling of both Ir. Tri Hesti Wahyuni, M.Sc as the coordinator and DR. Ir.
Zulfikar Siregar, MP as sub coordinator.
The present research was carried out at Livestock Biology Laboratory of
Livestock Departement of Agriculture Faculty, Sumatera Utara University Medan
since Juni 2007 until September 2007.
The objective of the present research was to know the use of meal umbut
powder by addition of ration as by-product of oil palm can improve economy analysis
and income over feed cost of the male sheep crossebreeding of Sei Putih.
The measured parameters included profit/loss, benefit cost ratio (B/C), break
even pint (BEP) of the production cost, break even pint (BEP) of production volume
and income over feed cost.
The design used in the present research include Completed Randomized
Design with 4 treatments and 5 replications. The treatments included percentage of
the umbut flour P0 (0% of umbut flour), P1 (umbut flour 10%), P2 (umbut flour
20%), dan P3 (umbut flour 30%).
The result of the research showed that the highest average total production
cost was of 538729.60 and the significance chi-square showed that P3 was
significantly different to that of treatment , P1, P2; and the highest average total
production volume was of 602488.36 and based on the Duncan-test , it could be
known that P0 (0% of umbut flour), P1 (umbut flour 10%), P2 (umbut flour 20%),
dan P3 (umbut flour 30%) had the same effect; the highest average profit/loss ratio
was of 69021.76; the highest average b/c ratio was of 1.13; the highest average BEP
of the production cost was of 5387729.60 and the significance chi-square showed that
P3 (umbut flour 30%) was significantly different to that of P0 (0% of umbut flour),
P1 (umbut flour 10%), P2 (umbut flour 20%); the highest average; the highest
average BEP of production volume was of 1.10 and the highest average IOFC was of
67645.32.
The conclusion is that the use oil palm within by product ration of oil palm
has no profitable effect on the profit/loss and has no effect on the business suitability
based on benefit cost ratio, and even has no effect on the break even poin of the
production volume but it has a large effect on the break even pont of production cost,
and has a large effect on the output to total production cost ratio and has an effect on
income to total production ratio.

M. Indra Subekti : Penggunaan Tepung Umbut Dan Hasil Samping Kelapa Sawit Terhadap Analisa Ekonomi Dan
Income Over Feed Cost Domba Jantan Persilangan Sei Putih Selama Tiga Bulan Penggemukkan, 2007.
USU Repository © 2009
ABSTRAK

Muhammad Indra Subekti, 2007. “Penggunaan Tepung Umbut Kelapa


Sawit Terhadap Analisa Ekonomi dan Income Over Feed Cost Domba Jantan
Persilangan Sei Putih Selama Tiga Bulan Penggemukkan”. Dibawah bimbingan Ibu
Ir. Tri Hesti Wahyuni, M.Sc sebagai ketua dan Bapak DR. Ir. Zulfikar Siregar, MP
sebagai anggota.
Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Biologi Ternak Departemen
Peternakan Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara Medan, yang dimulai dari
Juni 2007 sampai dengan September 2007.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui tingkat penggunaan tepung
umbut dalam pakan berbasis hasil samping kelapa sawit terhadap income over feed
cost dan analisa ekonomi pada domba jantan persilangan Sei Putih.
Penggunaan tepung umbut sawit dalam pakan berbasis hasil samping kelapa
sawit dapat meningkatkan nilai income over feed cost dan analisa ekonomi domba
jantan persilangan Sei Putih.
Parameter yang diukur pada penelitian ini adalah laba/rugi, benerfit cost ratio
(b/c ratio), break even point (BEP) harga produksi, break even point (BEP) volume
produksi dan income over feed cost.
Rancangan yang digunakan pada penelitian ini adalah rancangan acak lengkap
(RAL) dengan 4 perlakuan 5 ulangan, perlakuannya adalah pesentase tepung umbut
yaitu P0 (tepung umbut sawit 0%), P1 (tepung umbut sawit 10%), P2 (tepung umbut
sawit 20%), dan P3 (tepung umbut sawit 30%).
Hasil penelitian menunjukkan bahwa parameter total biaya produksi berbeda
sangat nyata dan dari uji beda nyata jujur diperoleh P3 berbeda sangat nyata dengan
P tanpa umbut, P1, dan P2; parameter total hasil produksi adalah berbeda nyata dan
dari uji Duncan diperoleh P tanpa umbut, P1, P2 dan P3 memberikan pengaruh yang
sama; parameter laba/rugi adalah berbeda tidak nyata; parameter benefit cost rato
ratio adalah berbeda tidak nyata; parameter BEP harga produksi adalah berbeda
sangat nyata dan dari uji beda nyata jujur diperoleh P3 (tepung umbut 30%) berbeda
sangat nyata dengan P0 (tepung umbut 0%), P1 (tepung umbut 10%), dan P2 (tepung
umbut 20%); parameter BEP volume produksi adalah berbeda tidak nyata.
Penggunaan tepung umbut kelapa sawit dalam pakan berbasis limbah
perkebunan kelapa sawit tidak memberikan keuntungan serta tidak layak (efisien)
dijadikan suatu usaha pada penggunaan umbut 0 %, 10 % dan 20 %, tetapi pada
penggunaan umbut 30% diikuti dengan bungkil inti sawit 26 % memberikan
keuntungan yang baik dan layak dijadikan suatu usaha.

M. Indra Subekti : Penggunaan Tepung Umbut Dan Hasil Samping Kelapa Sawit Terhadap Analisa Ekonomi Dan
Income Over Feed Cost Domba Jantan Persilangan Sei Putih Selama Tiga Bulan Penggemukkan, 2007.
USU Repository © 2009
RIWAYAT HIDUP

M. Indra Subekti, dilahirkan pada 28 April 1985 di Kotamadya Medan

Sumatera Utara. Putra ketiga dari tiga bersaudara dari Ayahanda Alm. Bambang Syukri

dan Ibunda H. Fatimah Sum.

Jenjang pendidikan formal yang pernah diikuti :

1. Memasuki SD Negeri 3 Tapaktuan pada tahun 1991 dan kemudian pada tahun

1993 melanjutkannya ke SD Swasta Harapan di Medan dan menamatkannya

pada tahun 1997.

2. Memasuki SLTP Swasta Harapan di Medan pada tahun 1997 dan

menamatkannya pada tahun 2000.

3. Memasuki SMU Swasta Harapan di Medan pada tahun 2000 dan

menamatkannya pada tahun 2003.

4. Memasuki Universitas Sumatera Utara Medan pada tahun 2003 melalui jalur

SPMB di Fakultas Pertanian Departemen Peternakan.

Aktivitas yang pernah diikuti penulis selama aktif di perkuliahan:

1. Menjadi anggota Himpunan Mahasiswa Departemen (HMD) Peternakan

2. Menjadi anggota Himpunan Mahasiswa Muslim Peternakan (HIMMIP)

3. Menjadi Asisten Laboratorium Teknologi Hasil Ternak pada tahun 2007

4. Menjadi Asisten Laboratorium Manajemen Ternak Potong pada tahun 2007

M. Indra Subekti : Penggunaan Tepung Umbut Dan Hasil Samping Kelapa Sawit Terhadap Analisa Ekonomi Dan
Income Over Feed Cost Domba Jantan Persilangan Sei Putih Selama Tiga Bulan Penggemukkan, 2007.
USU Repository © 2009
5. Melaksanakan Praktek Kerja Lapangan (PKL) di P.T. Lembu Andalas Langkat

pada tahun 2006.

6. Melakukan Penelitian di Laboratorium Biologi Ternak Departemen Peternakan

Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara Medan pada bulan Juni sampai

September 2007.

M. Indra Subekti : Penggunaan Tepung Umbut Dan Hasil Samping Kelapa Sawit Terhadap Analisa Ekonomi Dan
Income Over Feed Cost Domba Jantan Persilangan Sei Putih Selama Tiga Bulan Penggemukkan, 2007.
USU Repository © 2009
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat ALLAH SWT yang telah

memberikan rahmat serta karunia-NYA sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi

ini.

Adapun judul dari skripsi ini adalah “Penggunaan Tepung Umbut dan

Hasil Samping Kelapa Sawit Terhadap Analisa Ekonomi dan Income Over Feed

Cost Domba Jantan Persilangan Sei Putih Selama Tiga Bulan Penggemukan “

yang merupakan salah satu syarat untuk mendapatkan gelar sarjana di Departemen

Peternakan Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara Medan.

Penulis mengucapkan terima kasih kepada Orang tua atas Do’a, dorongan,

semangat dan pengorbanan materil maupun moril yang telah diberikan selama ini.

Serta kepada Ibu Ir. Tri Hesti Wahyuni, MSc selaku ketua komisi pembimbing dan

Bapak Dr. Ir. Zulfikar Siregar, MP selaku anggota komisi pembimbing yang telah

memberikan arahan dan bimbingan kepada penulis dalam penyusunan skripsi ini.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini belum sempurna, untuk itu penulis

mengharapkan saran dan kritik yang bersifat membangun untuk perbaikan skripsi ini

ke depan. Akhir kata penulis mengucapkan terimakasih atas saran yang diberikan,

dan berharap skripsi ini dapat bermanfaat bagi kita semua.

M. Indra Subekti : Penggunaan Tepung Umbut Dan Hasil Samping Kelapa Sawit Terhadap Analisa Ekonomi Dan
Income Over Feed Cost Domba Jantan Persilangan Sei Putih Selama Tiga Bulan Penggemukkan, 2007.
USU Repository © 2009
Medan, November 2007

Penulis
DAFTAR ISI

Hal
ABSTRACT ................................................................................................ i

ABSTRAK................................................................................................... ii

RIWAYAT HIDUP ..................................................................................... iii

KATA PENGANTAR ................................................................................. v

DAFTAR ISI ............................................................................................... vi

DAFTAR TABEL ....................................................................................... ix

DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................... xi

PENDAHULUAN
Latar Belakang..................................................................................... 1
Tujuan Penelitian ................................................................................. 2
Kegunaan Penelitian ............................................................................ 2
Hipotesis Penelitian ............................................................................. 3

TINJAUAN PUSTAKA
Ternak Domba ..................................................................................... 4
Domba Sei Putih .................................................................................. 4
Pertumbuhan dan Pertambahan Bobot Badan Domba ........................... 5
Sistem Pencernaan Ternak Ruminansia ................................................ 6
Pakan Domba ...................................................................................... 7
Pelepah Daun Sawit ............................................................................. 10
Bungkil Inti Sawit ................................................................................ 12
Serat Perasan Buah............................................................................... 13
Solid Dekanter ..................................................................................... 13
Tepung Umbut Sawit............................................................................ 14
Urea ..................................................................................................... 15
Tepung Kerang..................................................................................... 16

M. Indra Subekti : Penggunaan Tepung Umbut Dan Hasil Samping Kelapa Sawit Terhadap Analisa Ekonomi Dan
Income Over Feed Cost Domba Jantan Persilangan Sei Putih Selama Tiga Bulan Penggemukkan, 2007.
USU Repository © 2009
Garam .................................................................................................. 17
Analisis Ekonomi ................................................................................. 17
Total Biaya Produksi .................................................................... 17
Biaya Tetap ............................................................................ 17
Biaya Variabel ....................................................................... 18
Total Hasil Produksi ..................................................................... 18
Laba/rugi ...................................................................................... 18
B/C Ratio (benefit cost ratio) ........................................................ 19
Break even point (BEP) ................................................................ 20
Break even point (BEP) Harga Produksi ................................ 20
Break even point (BEP) Volume Produksi ............................. 21

Income Over Feed Cost (IOFC) .................................................... 21

BAHAN DAN METODE PENELITIAN


Tempat dan Waktu Penelitian .............................................................. 22
Bahan dan Alat Penelitian .................................................................... 22
Bahan Penelitian ......................................................................... 22
Alat Penelitian ............................................................................ 23
Metode Penelitian ................................................................................ 24
Parameter Penelitian ............................................................................ 25
Analisis Ekonomi ........................................................................ 25
Total Biaya Produksi .............................................................. 25
Total Hasil Produksi ............................................................... 26
Laba/Rugi ............................................................................. 26
Benefit cost ratio (B/C Ratio) ................................................. 26
Break even point (BEP) Harga Produksi ................................ 26
Break even point (BEP) Volume Produksi .............................. 27
Income Over Feed Cost ............................................................... 27
Pelaksanaan Penelitian ......................................................................... 27
Persiapan Kandang ..................................................................... 27
Pengacakan Domba .................................................................... 27
Pemberian Pakan dan Air Minum ............................................... 27
Pemberian Obat-obatan............................................................... 28

HASIL DAN PEMBAHASAN


Hasil .................................................................................................... 29
Analisis Ekonomi ........................................................................ 29

M. Indra Subekti : Penggunaan Tepung Umbut Dan Hasil Samping Kelapa Sawit Terhadap Analisa Ekonomi Dan
Income Over Feed Cost Domba Jantan Persilangan Sei Putih Selama Tiga Bulan Penggemukkan, 2007.
USU Repository © 2009
Total Biaya Produksi .............................................................. 29
Total Hasil Produksi ............................................................... 30
Laba/Rugi ............................................................................. 30
Benefit cost ratio (B/C Ratio) ................................................. 31
Break even point (BEP) Harga Produksi ................................ 32
Break even point (BEP) Volume Produksi .............................. 32
Income Over Feed Cost ............................................................... 33
Pembahasan ......................................................................................... 35
Analisis Ekonomi ........................................................................ 35
Total Biaya Produksi .............................................................. 35
Total Hasil Produksi ............................................................... 36
Laba/Rugi ............................................................................. 37
Benefit cost ratio (B/C Ratio) ................................................. 38
Break even point (BEP) Harga Produksi ................................ 39
Break even point (BEP) Volume Produksi .............................. 40
Income Over Feed Cost .......................................................... 41
Rekapitulasi Hasil Penelitian................................................................ 42

KESIMPULAN DAN SARAN


Kesimpulan.......................................................................................... 43
Saran ................................................................................................... 43

DAFTAR PUSTAKA .................................................................................. 44

LAMPIRAN ................................................................................................ 48

M. Indra Subekti : Penggunaan Tepung Umbut Dan Hasil Samping Kelapa Sawit Terhadap Analisa Ekonomi Dan
Income Over Feed Cost Domba Jantan Persilangan Sei Putih Selama Tiga Bulan Penggemukkan, 2007.
USU Repository © 2009
DAFTAR TABEL

Hal

Tabel 1. Kebutuhan nutrisi pakan domba ...................................................... 9

Tabel 2. Kandungan gizi pelepah daun sawit ................................................. 11

Tabel 3. Kandungan gizi bungkil inti sawit ................................................... 12

Tabel 4. Kandungan gizi serat perasan buah .................................................. 13

Tabel 5. Kandungan gizi solid dekanter......................................................... 14

Tabel 6. Kandungan gizi umbut sawit ........................................................... 15

Tabel 7. Rataan total biaya produksi selama penelitian .................................. 29

Tabel 8. Rataan total hasil produksi selama penelitian ................................... 30

Tabel 9. Rataan laba/rugi selama penelitian................................................... 31

Tabel 10. Rataan B/C ratio selama penelitian ................................................ 31

Tabel 11. Rataan BEP harga produksi selama penelitian ............................... 32

Tabel 12. Rataan BEP volume produksi selama penelitian ............................ 33

Tabel 13. Rataan IOFC selama penelitian...................................................... 33

Tabel 14. Analisis ragam total biaya produksi ............................................... 35

M. Indra Subekti : Penggunaan Tepung Umbut Dan Hasil Samping Kelapa Sawit Terhadap Analisa Ekonomi Dan
Income Over Feed Cost Domba Jantan Persilangan Sei Putih Selama Tiga Bulan Penggemukkan, 2007.
USU Repository © 2009
Tabel 15. Uji BNJ total biaya produksi.......................................................... 35

Tabel 16. Analisis ragam total hasil produksi ................................................ 36

Tabel 17. Uji Duncan total hasil produksi ..................................................... 36

Tabel 18. Analisis ragam laba/rugi ................................................................ 37

Tabel 19. Analisis ragam B/C ratio ............................................................... 38

Tabel 20. Analisis ragam BEP harga produksi............................................... 39

Tabel 21. Uji BNJ BEP harga produksi ......................................................... 39

Tabel 22. Analisis ragam BEP volume produksi ........................................... 40

Tabel 23. Analisis ragam IOFC .................................................................... 41

Tabel 24. Rekapitulasi Hasil Penelitian ........................................................ 42

M. Indra Subekti : Penggunaan Tepung Umbut Dan Hasil Samping Kelapa Sawit Terhadap Analisa Ekonomi Dan
Income Over Feed Cost Domba Jantan Persilangan Sei Putih Selama Tiga Bulan Penggemukkan, 2007.
USU Repository © 2009
DAFTAR LAMPIRAN

Hal

1. Lampiran kebutuhan harian zat-zat makanan untuk ternak domba ............. 48

2. Lampiran kandungan gizi bahan pakan...................................................... 48

3. Lampiran susunan pakan domba................................................................ 48

4. Lampiran harga bahan pakan domba ......................................................... 50

5. Lampiran harga pakan domba per perlakuan ............................................. 50

6. Lampiran penentuan biaya ........................................................................ 51

7. Lampiran biaya dan analisa ekonomi......................................................... 55

8. Lampiran data IOFC ................................................................................. 57

9. Lampiran hasil analisa pakan .................................................................... 57

M. Indra Subekti : Penggunaan Tepung Umbut Dan Hasil Samping Kelapa Sawit Terhadap Analisa Ekonomi Dan
Income Over Feed Cost Domba Jantan Persilangan Sei Putih Selama Tiga Bulan Penggemukkan, 2007.
USU Repository © 2009
DAFTAR GAMBAR

Hal

1. Lampiran susunan pakan domba................................................................ 10

M. Indra Subekti : Penggunaan Tepung Umbut Dan Hasil Samping Kelapa Sawit Terhadap Analisa Ekonomi Dan
Income Over Feed Cost Domba Jantan Persilangan Sei Putih Selama Tiga Bulan Penggemukkan, 2007.
USU Repository © 2009
PENDAHULUAN

Latar Belakang

Seiring dengan meningkatnya populasi penduduk, kemajuan teknologi dan

kesadaran masyarakat akan pentingnya gizi, maka kebutuhan akan protein hewani

juga semakin meningkat. Dengan demikian akan sangat menguntungkan bila sub

sektor peternakan dikedepankan, baik dalam skala kecil maupun besar termasuk di

dalamnya peternakan domba yang juga punya andil dalam memenuhi kebutuhan

protein hewani masyarakat terutama di kawasan Sumatera Utara. Untuk dapat

memenuhi kebutuhan protein hewani masyarakat tersebut, para peternak harus

menguasai ekonomi peternakan agar peternakan yang dikelolanya mampu

memproduksi domba baik dari segi kuantitas dan kualitas yang akan membawa

dampak nilai ekonomis atau keuntungan yang dapat meningkatkan pendapatan dan

taraf hidupnya.

M. Indra Subekti : Penggunaan Tepung Umbut Dan Hasil Samping Kelapa Sawit Terhadap Analisa Ekonomi Dan
Income Over Feed Cost Domba Jantan Persilangan Sei Putih Selama Tiga Bulan Penggemukkan, 2007.
USU Repository © 2009
Dilain sisi peternak sebagai produsen protein hewani masyarakat juga

mengalami kesulitan akibat harga pakan yang semakin meningkat. Dengan prinsip

ekonomi meraih keuntungan yang sebesar-besarnya dengan pengorbanan yang

sekecil-kecilnya maka solusi terbaik adalah dengan melihat potensi daerah ataupun

kawasan negara tersebut, sampai sejauh mana terdapatnya nilai tambah dan ekonomis

dalam penyediaan pakan.

Potensi Indonesia sangat besar dan dapat memenuhi kebutuhan pakan ternak

dari tanaman kelapa sawit, sebab tanaman kelapa sawit merupakan salah satu

komoditi utama perkebunan di Indonesia, luas perkebunan sawit di Indonesia

mencapai 4.686.000 ha dengan produksi tandan buah segar 5.456.700 ton (Direktorat

Jenderal Perkebunan, 2004). Perkebunan tersebut tersebar pada 16 provinsi termasuk

provinsi Sumatera Utara dengan luas areal pada tahun 2005 telah mencapai 948.811

ha yang terdiri dari 196.654 ha perkebunan rakyat, 300.060 ha perkebunan negara dan

452.097 ha perkebunan swasta dengan produksi total 3.439.748 ton. Di perkebunan

kelapa sawit tersedia limbah padat berupa pelepah daun sawit, bungkil inti sawit,

solid dekanter, umbut kelapa sawit dan serabut buah (serat) yang mengandung protein

kasar dan serat kasar yang nilai nutrisinya untuk ternak ruminansia tidak kalah

dengan jerami dan rumput.

Oleh karena itu, ditinjau dari ketersediaan limbah perkebunan kelapa sawit

yang cukup besar dan pemanfaatnnya dinilai belum optimal serta permasalahan

dalam pemenuhan kebutuhan protein hewani dan alternatif pengadaan pakan yang

bernilai ekonomis, maka integrasi perkebunan kelapa sawit dengan peternakan

M. Indra Subekti : Penggunaan Tepung Umbut Dan Hasil Samping Kelapa Sawit Terhadap Analisa Ekonomi Dan
Income Over Feed Cost Domba Jantan Persilangan Sei Putih Selama Tiga Bulan Penggemukkan, 2007.
USU Repository © 2009
khususnya ternak domba sebenarnya merupakan agroindustri masa depan yang

memberikan harapan dan nilai tambah yang cukup menjanjikan asalkan dikelola

dengan baik terutama di wilayah Sumatera Utara.

Tujuan Penelitian

Untuk mengetahui tingkat penggunaan tepung umbut dalam pakan berbasis

hasil samping kelapa sawit terhadap income over feed cost dan analisa ekonomi pada

domba jantan persilangan Sei Putih.

Kegunaan Penelitian

- Sebagai bahan informasi bagi masyarakat khususnya peternak domba dalam

pemanfaatan tepung umbut kelapa sawit sebagai salah satu bahan pakan

domba.

- Sebagai bahan informasi bagi para peneliti dan kalangan akademis maupun

instansi yang berhubungan dengan peternakan.

- Sebagai upaya alternatif dalam pemafaatan limbah tanaman kelapa sawit.

Hipotesis Penelitian

Penggunaan tepung umbut sawit dalam pakan berbasis hasil samping kelapa

sawit dapat meningkatkan nilai income over feed cost dan analisa ekonomi domba

jantan persilangan Sei Putih.

M. Indra Subekti : Penggunaan Tepung Umbut Dan Hasil Samping Kelapa Sawit Terhadap Analisa Ekonomi Dan
Income Over Feed Cost Domba Jantan Persilangan Sei Putih Selama Tiga Bulan Penggemukkan, 2007.
USU Repository © 2009
TINJAUAN PUSTAKA

Ternak Domba

Domba diklasifikasikan sebagai hewan herbivora (pemakan hijauan) karena

pakan utamanya adalah hijauan yang berupa rumput dan legum. Domba juga

merupakan hewan mamalia, karena menyusui anak-anaknya. Sistem pencernaan

pakan yang khas di dalam rumen menyebabkan domba juga digolongkan sebagai

ternak ruminansia. Sistem pencernaan yang khas inilah yang menyebabkan domba

mampu mengkonversi pakan-pakan berkualitas rendah menjadi produk bergizi tinggi,

seperti daging dan susu, serta hasil ikutan yang berkualitas tinggi, seperti kulit dan

wol (Sodiq dan Abidin, 2002).

Domba mempunyai beberapa keuntungan dilihat dari segi pemeliharaannya,

yakni:

M. Indra Subekti : Penggunaan Tepung Umbut Dan Hasil Samping Kelapa Sawit Terhadap Analisa Ekonomi Dan
Income Over Feed Cost Domba Jantan Persilangan Sei Putih Selama Tiga Bulan Penggemukkan, 2007.
USU Repository © 2009
• Cepat berkembang biak, dapat beranak lebih dari satu ekor dan dapat

beranak dua kali dalam satu tahun.

• Selalu bergerombol bila sedang merumput atau berjalan

• Kurang memilih dalam hal pakan sehingga memudahkan dalam

pemeliharaan

• Menghasilkan pupuk kandang untuk keperluan pertanian

• Sebagai sumber keuangan untuk memenuhi kebutuhan rumah tangga yang

mendadak (Tomaszewska dkk., 1993).

Domba Sei Putih

Domba Sei Putih adalah bangsa domba yang diperoleh dari persilangan yang

dilakukan oleh Sub Balai Penelitian Ternak (SBPT) Sei Putih Galang, Sumatera Utara

bekerjasama dengan Small Ruminant-Collaborative Research Support Program (SR-

CRSP) sejak tahun 1986. Komposisi darahnya adalah 50% domba lokal Sumatera, 25%

domba St. Croix (Virgin Island) dan 25% domba Barbados Blackbelly (Gatenby dkk.,

1995).

Koefisien teknis domba Sei Putih (Hair Sheep) :

1. jumlah anak per kelahiran (litter size) adalah 1,35

2. interval beranak (lambing interval) adalah 8 bulan

3. mortalitas anak (lamb-mortality) adalah 15 %

4. produksi anak per induk (lamb production per ewe) adalah 1,7 per tahun yang

merupakan perkalian dari litter size dengan angka persentase anak yang hidup

dibagi dengan lambing interval


M. Indra Subekti : Penggunaan Tepung Umbut Dan Hasil Samping Kelapa Sawit Terhadap Analisa Ekonomi Dan
Income Over Feed Cost Domba Jantan Persilangan Sei Putih Selama Tiga Bulan Penggemukkan, 2007.
USU Repository © 2009
5. bobot sapih umur 3 bulan adalah 10 kg (Gatenby dkk., 1995).

Domba Sei Putih adalah domba unggul hasil persilangan antara domba lokal

Sumatera, domba St. Croix (USA) dan domba Barbados Blackbelly (USA).

Kelebihan domba Sei Putih :

• Mampu beradaptasi pada lingkungan tropis dan lembab

• Siklus reproduksi sepanjang tahun

• Mempunyai laju pertumbuhan yang baik ( 101 gram/hari)

(http://www.litbang.deptan.go.id/produk/one/7/, 2002).

Pertumbuhan dan Pertambahan Bobot Badan Domba

Anggorodi (1990) menyatakan bahwa pertumbuhan murni mencakup dalam

bentuk dan berat jaringan-jaringan pembangun seperti urat, daging, tulang, jantung,

otak dan semua jaringan tubuh lainnya (kecuali jaringan lemak) dan alat-alat tubuh.

Pada umumnya pertumbuhan pada ternak mamalia dapat dibagi dalam dua periode

utama yakni prenatal dan postnatal.

Domba yang masih muda mempunyai perbandingan tulang dan daging yang

lebih tinggi serta mempunyai kandungan lemak yang lebih rendah daripada hewan

dewasa. Akhir-akhir ini diperoleh kecenderungan bahwa para konsumen lebih

menyukai daging yang berasal dari domba muda dengan alasan lebih empuk dan

hanya sedikit mengandung lemak. Domba yang sejak kecil terus-menerus menerima

ransum yang banyak mengandung protein, maka pada waktu dipasarkan dan dipotong

akan mempunyai banyak daging (Sumoprastowo, 1993).


M. Indra Subekti : Penggunaan Tepung Umbut Dan Hasil Samping Kelapa Sawit Terhadap Analisa Ekonomi Dan
Income Over Feed Cost Domba Jantan Persilangan Sei Putih Selama Tiga Bulan Penggemukkan, 2007.
USU Repository © 2009
Dalam masa pertumbuhan ada dua hal yang terjadi yaitu adanya kenaikan

bobot badan atau komponen tubuh sampai mencapai ukuran dewasa yang disebut

pertumbuhan dan adanya perubahan bentuk konformasi disebabkan oleh perbedaan

laju pertumbuhan jaringan atau bagian tubuh yang berbeda dengan perkembangan.

Proses penggemukan termasuk kedalam perkembangan (Hammond dkk., 1976).

Pertumbuhan biasanya mulai perlahan-lahan kemudian berlangsung lebih

cepat dan akhirnya perlahan-lahan lagi atau sama sekali terhenti. Pola seperti ini

menghasilkan kurva pertumbuhan yang terbentuk sigmoid (S). Tahap cepat

pertumbuhan terjadi pada saat kedewasaan tubuh hampir tercapai (Anggorodi, 1990).

Sistem Pencernaan Ternak Ruminansia

Sapi, kerbau, domba dan kambing adalah ternak ruminansia yang mempunyai

perut majemuk secara fisiologis sangat berbeda dengan ternak berperut tunggal,

seperti babi dan unggas. Ternak ini memamah kembali dan mengunyah pakannya

(ruminasi) serta telah beradaptasi secara fisiologis untuk mengkonsumsi pakan yang

berserat kasar tinggi (rumput dan hijauan makanan ternak) yang tidak bisa

dimanfaatkan langsung oleh manusia. Pakan yang berserat kasar tinggi yang

diberikan pada ternak kambing dan domba setelah melalui proses pencernaan dan

metabolisme diubah menjadi daging dan susu (Tomaszewska dkk., 1993).

Ternak ruminansia berbeda dengan ternak mamalia lain karena mempunyai

dua jenis lambung yaitu abomasum lambung sebenarnya dan lambung muka yang

mempunyai tiga ruangan yaitu rumen, retikulum dan omasum. Ternak ruminansia

mengunyah makanannya dan mencampurnya dengan sejumlah air liur (saliva)

M. Indra Subekti : Penggunaan Tepung Umbut Dan Hasil Samping Kelapa Sawit Terhadap Analisa Ekonomi Dan
Income Over Feed Cost Domba Jantan Persilangan Sei Putih Selama Tiga Bulan Penggemukkan, 2007.
USU Repository © 2009
sebelum ditelan kembali masuk ke dalam ruangan retikulo-rumen. Cairan retikulo-

rumen mengandung 85% air dan terdapat dalam dua bagian. Bagian bawah adalah

cairan yang mengandung makanan halus dalam bentuk suspensi, sedangkan bagian

atas terdiri dari makanan kasar dan padat. Isi retikulo-rumen dicampur aduk dengan

kontraksi berirama yang terus-menerus dari dinding retikulo-rumen tersebut.

Kemampuan lain dari ternak ruminansia adalah mengembalikan makanan dari

retikulo-rumen ke mulut (regurgitasi) untuk dikunyah kembali. Oleh proses yang

disebut ruminasi, bagian-bagian makanan dari ruang depan (anterior) rumen karena

daya vakum/hampa udara ditarik kembali ke oesophagus dan mulut. Bagian cair

segera ditelan kembali, sedangkan bagian yang kasar (bolus) dikunyah ulang sebelum

dimasukkan kembali kedalam rumen (Tillman dkk., 1991).

Pakan Domba
Bahan baku pakan yang dapat diberikan pada domba terdiri dari dua jenis,

yakni hijauan pakan, yang merupakan makanan kasar yang terdiri dari hijauan pakan

yang dapat berupa rumput lapangan, limbah hasil pertanian, rumput jenis unggul

yang telah diintroduksikan, juga beberapa jenis leguminosa. Hijauan pakan

merupakan makanan utama bagi ternak ruminansia dan berfungsi sebagai sumber gizi

yaitu protein, energi, vitamin dan mineral. Jenis pakan yang lain adalah konsentrat,

yang merupakan makanan penguat yang terdiri dari bahan baku yang kaya akan

karbohidrat dan protein seperti jagung kuning, bekatul, dedak, gandum dan bungkil-

bungkilan seperti bungkil inti sawit, bungkil kelapa, bungkil kacang kedelai dan

bungkil kacang tanah (Murtidjo, 1993).

M. Indra Subekti : Penggunaan Tepung Umbut Dan Hasil Samping Kelapa Sawit Terhadap Analisa Ekonomi Dan
Income Over Feed Cost Domba Jantan Persilangan Sei Putih Selama Tiga Bulan Penggemukkan, 2007.
USU Repository © 2009
Pemeliharaan domba yang efisien dan ekonomis untuk maksud pembibitan,

penggemukan, peningkatan persentase kelahiran dan cepat tumbuh berpangkal pada

pemberian pakan. Memang dalam hal ini, jumlah pakan dan mutu pakan yang baik

tidak bisa merubah tubuh domba yang secara genetik bertubuh kecil menjadi domba

yang besar tetapi pemberian pakan dalam jumlah dan mutu yang rendah tidak akan

mampu menumbuhkan karkas sesuai dengan sifat genetik yang dimiliki ternak

tersebut. Kebutuhan pakan yang dimaksud adalah zat makanan seperti lemak,

protein, karbohidrat, vitamin-vitamin, mineral dan air (Sugeng, 1985).

Jumlah kebutuhan ternak ruminansia terhadap pakan setiap hari sangat

tergantung pada jenis, umur domba, fase pertumbuhan domba (dewasa, bunting dan

menyusui), kondisi tubuh (normal dan sakit), bobot badan dan faktor lingkungan

(Kartadisastra, 1997). Pakan merupakan faktor terbesar yang mempengaruhi

produktivitas ternak. Kondisi pakan baik kualitas maupun kuantitas yang tidak

mencukupi kebutuhan akan menyebabkan produktivitas ternak menjadi rendah yang

ditujukkan oleh laju pertumbuhan yang lambat serta bobot badan yang rendah

(Martawidjaya dkk., 1999).

Tabel 1. Kebutuhan harian zat-zat makanan untuk ternak domba

BB BK Energi Protein Ca P
(Kg) (Kg) %BB ME TDN Total DD (g) (g)
(Mcal) (Kg) (g)
5 0.14 2.8 0.6 0.61 51 41 1.91 1.4
10 0.25 2.5 1.01 1.28 81 68 2.3 1.6
15 0.36 2.4 1.37 0.38 115 92 2.8 1.9
20 0.51 2.6 1.8 0.5 150 120 3.4 2.3
25 0.62 2.5 1.91 0.53 160 128 4.1 2.8
30 0.81 2.7 2.44 0.67 204 163 4.8 2.3
Sumber: NRC (1995)

M. Indra Subekti : Penggunaan Tepung Umbut Dan Hasil Samping Kelapa Sawit Terhadap Analisa Ekonomi Dan
Income Over Feed Cost Domba Jantan Persilangan Sei Putih Selama Tiga Bulan Penggemukkan, 2007.
USU Repository © 2009
Dilihat dari kandungan gizinya hasil samping kelapa sawit dapat dijadikan

sebagai konsentrat bagi ternak ruminansia seperti yang dituturkan oleh Hasan

dan Ishida (1991) bahwa serat sabut sawit dapat digunakan untuk sapi sebesar 40%

dan domba 25% sedangkan daun kelapa sawit dapat diberikan pada domba 20-40%

dalam pakan. Bungkil Inti Sawit dapat digunakan sampai 30% pada domba

sedangkan sludge sawit dapat diberikan 20-30% pada domba (Davendra, 1997).

Penelitian tentang limbah sawit akan semakin mendapatkan perhatian karena

semakin sulitnya mencari dan mendapatkan hijauan yang bermutu baik dan ekonomis

(Aritonang, 1986).

Skema hasil pengolahan buah kelapa sawit (Ginting dan Boer, 1992):

Pelepah Daun Sawit

Pelepah daun sawit meliputi helai daun, setiap helainya terdiri dari lamina dan

midrib, racis tengah, petiol dan kelopak pelepah. Helai daun berukuran 55 cm hingga

65 cm dan menguncup dengan lebar 2.5 cm hingga 4 cm. Setiap pelepah mempunyai
M. Indra Subekti : Penggunaan Tepung Umbut Dan Hasil Samping Kelapa Sawit Terhadap Analisa Ekonomi Dan
Income Over Feed Cost Domba Jantan Persilangan Sei Putih Selama Tiga Bulan Penggemukkan, 2007.
USU Repository © 2009
lebih kurang 100 pasang helai daun. Jumlah pelepah yang dihasilkan

meningkat 30-40 batang pada saat tanaman berumur tiga hingga empat tahun

(http://www.wikipedia.org/Pokok Kelapa Sawit, 2006)

Di perkebunan PT Agricinal, setiap pohon rata-rata dapat menghasilkan 22

pelepah/tahun dengan rataan bobot pelepah 3,25 kg. Dengan demikian setiap hektar

tanaman dapat menghasilkan pelepah 9.292 kg. Total bahan kering pelepah yang

dihasilkan dalam setahun untuk setiap hektar adalah 1.640 kg. Apabila 4,686 juta

hektar pertanaman kelapa sawit Indonesia merupakan tanaman produktif maka bahan

kering pelepah yang tersedia mencapai 3.302 ton. Setiap pelepah rata-rata dapat

menyediakan daun 0,5 kg, setara dengan 658 kg bahan kering/ha/ tahun

(http//www.pustaka.bogor.net, 2003).

Komposisi nutrisi pelepah daun sawit dapat dilihat pada Tabel 2.

Tabel 2. Kandungan gizi pelepah daun sawit

Uraian Kandungan (%)


Protein Kasar 6,5 a
TDN 56,00 a
Serat Kasar 32,55 a
Lemak Kasar 4,47 a
Bahan Kering 93,4 a
Ca 0,568 b
P 0,157 b
Sumber : a. Laboratorium Ilmu Makanan Ternak, Departemen Peternakan FP USU (2005)
b. Siregar (2003)

Dilihat dari kandungan serat kasar, maka pelepah daun sawit dapat dijadikan

sebagai sumber pengganti serat kasar. Pemanfaatan pelepah daun sawit sebagai bahan

pakan ternak ruminansia disarankan tidak melebihi 30%. Untuk meningkatkan

konsumsi dan kecernaan pelepah dapat ditambahkan produk samping lain dari kelapa
M. Indra Subekti : Penggunaan Tepung Umbut Dan Hasil Samping Kelapa Sawit Terhadap Analisa Ekonomi Dan
Income Over Feed Cost Domba Jantan Persilangan Sei Putih Selama Tiga Bulan Penggemukkan, 2007.
USU Repository © 2009
sawit seperti bungkil inti sawit, lumpur sawit, dan serat perasan buah (Warta

Penelitian dan Pengembangan Pertanian, 2003).

Kandungan lignin, selulosa dan hemiselulosa mempengaruhi kecernaan pakan

dan telah diketahui bahwa antara kandungan lignin dan kecernaan bahan kering

berhubungan erat terutama pada rumput – rumputan (Hasan, 1990).

Lignin dan selulosa sering membentuk senyawa lignoselulose dalam dinding

sel tanaman dan merupakan suatu ikatan yang sangat kuat (Sutardi dkk., 1999).

Daun kelapa sawit bila dilihat dari kandungan protein kasarnya maka bisa dijadikan

sebagai sumber protein dalam pakan ternak ataupun sebagai pengganti sumber

protein yang harganya relatif mahal. Tetapi menurut Sutardi (1980) kandungan serat

kasanya yang tinggi mempengaruhi kecernaan bahan pakan.

Bungkil Inti Sawit

Bungkil Inti Sawit adalah limbah ikutan proses ekstraksi inti sawit. Bahan ini

dapat diperoleh dengan proses kimia atau dengan cara mekanik. Walaupun

kandungan proteinnya cukup baik tetapi karena serat kasarnya tinggi dan

palatabilitasnya rendah menyebabkan kurang cocok untuk ternak monogastrik dan

lebih sering diberikan pada ternak ruminansia Batubara, dkk (1992) menyatakan

bahwa bungkil inti sawit dapat digunakan sebesar 40% dalam konsentrat domba yang

ditambah dengan 20% molases karena bungkil inti sawit mengandung Cu yang cukup

tinggi sehingga untuk mencegah timbulnya keracunan perlu dilakukan pembatasan

bungkil inti sawit pada pakan ternak domba.

M. Indra Subekti : Penggunaan Tepung Umbut Dan Hasil Samping Kelapa Sawit Terhadap Analisa Ekonomi Dan
Income Over Feed Cost Domba Jantan Persilangan Sei Putih Selama Tiga Bulan Penggemukkan, 2007.
USU Repository © 2009
Bungkil kelapa sawit mengandung nilai nutrisi yang tinggi. Namun,

penggunaan bungkil kelapa sawit sebagai pakan tunggal dapat menyebabkan

gangguan pada saluran pencernaan. Oleh karena itu, bungkil kelapa sawit tersebut

perlu diberikan bersama-sama bahan pakan lainnya

(Warta Penelitian dan Pengembangan Pertanian, 2003).

Kandungan nilai gizi bungkil inti sawit dapat dilihat pada Tabel 3.

Tabel 3. Kandungan nilai gizi bungkil inti sawit

Uraian Kandungan (%)


Protein Kasar 15,4 a
TDN 81 d
Serat Kasar 16,9 a
Lemak Kasar 2,4 a
Bahan Kering 92,6 a
EM (Kkal/kg) 2810 b
Ca 0,100 c
P 0,220 c
Sumber : a. Laboratorium Ilmu Makanan Ternak, Departemen Peternakan FP USU (2005)
b. Laboratorium Loka Penelitian Kambing Potong Sei Putih (2005)
c. Siregar (2003)
d. Laboratorium Ilmu Makanan Ternak IPB, Bogor (2000)

Serat Perasan Buah


Serat perasan buah merupakan hasil ekstraksi minyak sawit. Kandungan

protein kasar serat perasan sekitar 6% dan serat kasar 48%. Kemampuan ternak untuk

mengkonsumsi serat perasan buah cukup rendah akibat nilai kecernaan yang rendah,

yakni hanya 24-30% (Warta penelitian dan pengembangan pertanian, 2003).

Kandungan nutrisi serat perasan buah dapat dilihat pada Tabel 4.


M. Indra Subekti : Penggunaan Tepung Umbut Dan Hasil Samping Kelapa Sawit Terhadap Analisa Ekonomi Dan
Income Over Feed Cost Domba Jantan Persilangan Sei Putih Selama Tiga Bulan Penggemukkan, 2007.
USU Repository © 2009
Tabel 4. Kandungan nilai gizi serat perasan buah kelapa sawit

Uraian Kandungan (%)


Protein Kasar 4,0
TDN 30
Serat Kasar 30,0
Lemak Kasar 16,5
Bahan Kering 66,0
Abu 8,5
Ca 0,110
P 0,080
Sumber : Tim Penulis PS (1998)

Serat perasan buah sawit adalah hasil limbah pengolahan kelapa sawit setelah

minyak dan biji diambil dalam proses pemerasan. Serat buah sawit ini biasanya

digunakan sebagai bahan bakar untuk boiler. Namun penggunaannya hanya cocok

untuk ternak ruminansia. Hal ini disebabkan karena tingginya kandungan serat

kasarnya (Siregar, 1994). Tingginya kandungan serat kasar tersebut menjadi faktor

pembatas penggunaannya dalam pakan ternak. Kandungan serat kasar serat buah

sawit hampir menyamai komposisi nutrisi rumput

(Hartadi dkk., 1990).

Solid Dekanter
Limbah minyak sawit “solid exdecanter” sangat potensial untuk digunakan

sebagai pakan ternak, karena limbah ini diproduksi setiap hari sebanyak 6-11 ton

(bahan segar) per unit pabrik kelapa sawit, tergantung kapasitas tandan buah

segar/jam dari mesin “exdecanter” yang digunakan dan mengandung gizi protein

kasar 13,30%, DE 2,7 Mkal/kg (Sianipar dkk., 1995). Kandungan nilai gizi solid

dekanter dari berbagai sumber disajikan pada Tabel 5.

Tabel 5. Kandungan nilai gizi solid dekanter


M. Indra Subekti : Penggunaan Tepung Umbut Dan Hasil Samping Kelapa Sawit Terhadap Analisa Ekonomi Dan
Income Over Feed Cost Domba Jantan Persilangan Sei Putih Selama Tiga Bulan Penggemukkan, 2007.
USU Repository © 2009
Uraian Kandungan (%)
Protein kasar 13,30 a
TDN 79 d
Serat Kasar 16,30 a
Lemak Kasar 13,70 a
Abu 13.9 b
Ca 0,230 c
P 0,200 c
Sumber : a. Arti (2001)
b. Laboratorium Ilmu Makanan Ternak IPB, Bogor (2000)
c. Siregar (2003)
d. Laboratorium Ilmu Makanan Ternak, Departemen Peternakan FP USU (2005)

Tepung Umbut Sawit

Umbut kelapa sawit adalah ujung titik tumbuh batang kelapa sawit bertekstur

lunak yang akan tumbuh menjadi pelapah dan daun kelapa sawit. Perkebunan kelapa

sawit tiap 25 tahun akan melakukan peremajaan tanaman yang biasanya lebih dikenal

dengan istilah “replanting”. Sampai saat ini setiap dilakukan replanting terhadap

tanaman kelapa sawit, umbutnya tidak dimanfaatkan padahal umbut berpotensi

sebagai bahan pakan alternatif karena mengandung energi yang tinggi.

Pada dekade ini, perkelapasawitan di Indonesia memasuki babak baru yaitu

sebagian besar akan memasuki generasi kedua. Bahkan di Sumatera Utara dan

sebagian Lampung rata-rata memasuki generasi ketiga atau keempat. Diperkirakan

luas areal yang siap untuk di-replanting adalah 1,5 juta Ha sehingga dengan asumsi

kelapa sawit yang akan di-replanting per tahun adalah 5% maka tiap tahun kebun di-

replanting sebanyak 75.000 Ha/tahun. Kebun kelapa sawit ini sebagian besar terdapat

di Sumatera Utara. Alasan replanting adalah produksi tanaman yang sudah turun dan

sulitnya pemanenan karena tanaman sudah terlalu tinggi yakni sekitar 17 meter

(Susanto dan Hartono, 2002).


M. Indra Subekti : Penggunaan Tepung Umbut Dan Hasil Samping Kelapa Sawit Terhadap Analisa Ekonomi Dan
Income Over Feed Cost Domba Jantan Persilangan Sei Putih Selama Tiga Bulan Penggemukkan, 2007.
USU Repository © 2009
Kandungan nilai gizi umbut kelapa sawit dari berbagai sumber disajikan pada

Tabel 6.

Tabel 6. Kandungan nilai gizi umbut kelapa sawit

Uraian Kandungan (%)


Protein Kasar 12,65 a
TDN 74,46b
Serat Kasar 20,72 a
Lemak Kasar 3,66 a
EM (Kkal/kg) 2630,1 b
Ca 0,45 c
P 1,21 c
Sumber: a. Laboratorium Ilmu MakananTernak, Departemen Peternakan FP USU (2005)
b. Laboratorium Ilmu MakananTernak IPB, Bogor (2007)
c. Laboratorium Sentral Fakultas Pertanian USU (2006)

Urea

Urea merupakan bahan pakan sumber nitrogen yang dapat difermentasi di

dalam sistem pencernaan ruminansia. Urea dalam proporsi tertentu mempunyai

dampak positif terhadap peningkatan konsumsi protein kasar dan daya cerna. Urea

bila diberikan kepada ruminansia akan melengkapi sebagian dari kebutuhan protein,

karena dapat disintesis menjadi protein oleh mikroorganisme dalam rumen

(Anggorodi, 1984). Menurut yang dilaporkan Basir (1990) selain meningkatkan

M. Indra Subekti : Penggunaan Tepung Umbut Dan Hasil Samping Kelapa Sawit Terhadap Analisa Ekonomi Dan
Income Over Feed Cost Domba Jantan Persilangan Sei Putih Selama Tiga Bulan Penggemukkan, 2007.
USU Repository © 2009
kualitas hijauan, urea juga dapat dimanfaatkan sebagai pengganti protein butir-

butiran. Urea juga dapat memenuhi kebutuhan protein untuk pertumbuhan pada

produksi ternak ruminansia.

Utomo (1991) menyatakan bahwa penggunaan urea dalam ransum ternak

domba sebanyak 4,5% dari pemberian konsentrat belum menunjukkan adanya gejala

keracunan. Namun apabila urea diberikan terlalu banyak/berlebihan akan

menyebabkan kenaikan pH rumen dan serum darah yang menyebabkan

perkembangan dan perkembangbiakan mikroorganisme rumen terhambat.

Tepung Kerang

Sumber mineral adalah bahan-bahan yang memiliki kandungan mineral yang

cukup tinggi, misalnya garam dapur, kapur makan, tepung ikan,

grit kulit bekicot, grit kulit kerang dan grit kulit ikan

(http://peternakan.litbang.deptan.go.id/download/sapipotong/sapo04-12.pdf, 2004).

Mineral adalah zat anorganik yang dibutuhkan dalam jumlah kecil, namun

berperan penting agar proses fisiologis dapat berlangsung dengan baik. Mineral

digunakan sebagai kerangka pembentukan tulang dan gigi, pembentukan darah dan

pembentukan jaringan yang tumbuh serta diperlukan sebagai komponen enzim yang

berperan dalam proses metabolisme di dalam sel. Penambahan mineral dalam ransum

domba dapat mencegah kekurangan mineral di dalam pakan

(Setiadi dan Inounu, 1991).

Bahan Pakan yang diberikan untuk domba tidak akan sempurna bila tidak

mengandung mineral, sehingga dapat menyebabkan pertumbuhan terhambat dan


M. Indra Subekti : Penggunaan Tepung Umbut Dan Hasil Samping Kelapa Sawit Terhadap Analisa Ekonomi Dan
Income Over Feed Cost Domba Jantan Persilangan Sei Putih Selama Tiga Bulan Penggemukkan, 2007.
USU Repository © 2009
gejala–gejala lain yang disebabkan mineral itu. Menurut Tillman dkk (1991) secara

umum mineral berfungsi sebagai bahan pembentuk tulang dan gigi yang

menyebabkan adanya jaringan yang keras dan kuat, mempertahankan keadaan

koloidal dari beberapa senyawa tubuh, memelihara keseimbangan asam basa dalam

tubuh, sebagai aktivator sistem enzim tertentu, sebagai komponen dari suatu sistem

enzim, mempunyai kepekaan terhadap otot dan syaraf.

Garam

Garam yang dimaksud disini adalah garam dapur (NaCl), dimana selain

berfungsi sebagai mineral juga berfungsi sebagai pembatas konsumsi yang berlebihan

bagi ternak karena adanya rasa asin (Pardede dan Asmira, 1997).

Garam dapur ditambahkan sebanyak 0,5% untuk meningkatkan tingkat

konsumsi konsentrat berenergi tinggi sampai menjadi 1,25–1,75 kg/ekor/hari. Semula

pengaruhnya terlihat meningkatkan konsumsi kemudian menurunkan sampai jumlah

yang dikehendaki (Parakkasi, 1995).

Analisis Ekonomi

• Total Biaya Produksi

Dalam usaha penggemukan domba yang berorientasi bisnis, pencatatan

mutlak perlu dilakukan. Tujuannya adalah agar peternak atau pengusaha dapat

mengadakan evaluasi terhadap bidang usahanya, sehingga potensi – potensi kejadian

yang tidak diinginkan, seperti terjadinya kerugian besar, bisa terhindarkan sejak dini.

Selain itu analisis mengenai efisiensi usaha bisa terus dilakukan, sehingga usaha bisa

M. Indra Subekti : Penggunaan Tepung Umbut Dan Hasil Samping Kelapa Sawit Terhadap Analisa Ekonomi Dan
Income Over Feed Cost Domba Jantan Persilangan Sei Putih Selama Tiga Bulan Penggemukkan, 2007.
USU Repository © 2009
berjalan lebih efisien dari waktu ke waktu, yang secara keseluruhan akan semakin

meningkatkan jumlah keuntungan.

Pencatatan perlu dilakukan untuk dua pos besar, yaitu pos pengeluaran atau

biaya dan pos pendapatan. Pengeluaran atau biaya dibagi menjadi dua bagian, yaitu

biaya tetap (fixed cost) dan biaya variabel (variable cost).

a. Biaya Tetap (Fixed Cost)

Biaya tetap diartikan sebagai biaya yang besarnya tetap, walaupun hasil

produksinya berubah sampai batas tertentu. Termasuk dalam biaya tetap ini adalah

sewa lahan, pembuatan kandang, pembelian peralatan dan tenaga kerja.

b. Biaya Variabel (Variable Cost)

Biaya variable (variable cost) adalah biaya yang jumlahnya berubah

jika hasil produksinya berubah. Termasuk dalam biaya ini adalah biaya pembelian

domba bakalan dan biaya pakan. Biaya pembelian domba bakalan dikatakan sebagai

biaya variabel karena biaya tersebut sangat tergantung pada unit domba bakalan yang

dibeli dan digemukkan (Sodiq dan Abidin, 2002).

• Total Hasil Produksi

Pendapatan usaha merupakan seluruh penerimaan yang diperoleh oleh suatu

usaha, baik yang berupa hasil pokok (penjualan domba yang sudah digemukkan)

maupun hasil sampingan (penjualan pupuk kandang) (Sodiq dan Abidin, 2002).

M. Indra Subekti : Penggunaan Tepung Umbut Dan Hasil Samping Kelapa Sawit Terhadap Analisa Ekonomi Dan
Income Over Feed Cost Domba Jantan Persilangan Sei Putih Selama Tiga Bulan Penggemukkan, 2007.
USU Repository © 2009
• Laba/rugi

Keuntungan (laba) suatu usaha secara matematis dapat dituliskan K= TR – TC

dimana K= Keuntungan, TR= Total penerimaan dan TC= Total pengeluaran

(Soekartawi, 1995) mendefinisikan laba sebagai nilai maksimum yang dapat

didistribusikan oleh suatu satuan usaha dalam suatu periode .Untuk memperoleh

angka yang pasti mengenai tingkat keuntungan atau kerugian suatu usaha, hal

terpenting yang perlu dilakukan adalah pencatatan, baik untuk pos – pos pengeluaran

(biaya) maupun pos–pos pendapatan. Sekecil apapun biaya dan pendapatan tersebut

harus dicatat.

Memperoleh suatu laba (keuntungan) dari setiap usaha adalah suatu sasaran

dalam berusaha. Jadi, jika merencanakan suatu usaha walaupun sederhana sekalipun

diperlukan analisa ekonomi dengan harapan mendapatkan keuntungan. Ini tidak

terlepas dari modal saja tetapi juga manajemen dan pemasaran hasil produksi.

Padahal tujuan perusahaan pada umumnya adalah mendapatkan laba (keuntungan),

menampung tenaga kerja, menaikkan pendapatan masyarakat dan daerah, serta

melangsungkan hidup dan usaha ternak tersebut (Murtidjo, 1988).

• Benefit Cost Ratio (B/C Ratio)

B/C Ratio adalah nilai atau manfaat yang diperoleh dari setiap satuan biaya

yang dikeluarkan. Dimana B/C ratio diperoleh dengan cara membagikan total

penerimaan yang dikeluarkan. Dimana B/C Ratio diperoleh dengan cara membagikan

total penerimaan (total revenue) dengan total pengeluaran (total cost). Kadariah

(1987) menyatakan bahwa untuk mengetahui tingkat efisiensi suatu usaha dapat
M. Indra Subekti : Penggunaan Tepung Umbut Dan Hasil Samping Kelapa Sawit Terhadap Analisa Ekonomi Dan
Income Over Feed Cost Domba Jantan Persilangan Sei Putih Selama Tiga Bulan Penggemukkan, 2007.
USU Repository © 2009
digunakan parameter tingkat keuntungan dan kerugian suatu usaha yaitu dengan

mengukur besarnya pemasukan dibagi besarnya korbanan, dimana bila:

B/C Ratio lebih besar dari 1 : efisien


B/C Ratio sama dengan dari 1 : impas
B/C Ratio lebih kecil dari 1 : tidak efisien
Soekartawi (1995) menyatakan bahwa suatu usaha dikatakan memberikan

manfaat bila nilai B/C Ratio di atas 1 ( >1). Semakin besar nilai B/C Ratio maka

semakin efisien usaha tersebut dan sebaliknya, semakin kecil nilai B/C Ratio maka

semakin tidak efisien usaha tersebut. Rumus untuk mencari B/C Ratio dapat

dituliskan sebagai berikut:

Input
B/C Ratio =
Output

• Break even point (BEP)

Break even point (BEP) adalah kondisi dimana suatu usaha dinyatakan tidak

untung dan tidak rugi dan disebut titik impas. Jadi analisa BEP (break even point)

atau titik keseimbangan adalah suatu teknik yang digunakan seorang manajer

perusahaan yang mengetahui pada jumlah produksi berapa usaha yang dijalankan

tidak memperoleh keuntungan atau tidak menderita kerugian.

Menurut Rahardi, dkk (1993), BEP (break even point) dimaksudkan untuk

mengetahui titik impas (tidak untung dan juga tidak rugi) dari usaha bisnis yang

diusahakan tersebut. Jadi dalam keadaan tersebut pendapatan yang diperoleh sama

dengan modal usaha yang dikeluarkan.

M. Indra Subekti : Penggunaan Tepung Umbut Dan Hasil Samping Kelapa Sawit Terhadap Analisa Ekonomi Dan
Income Over Feed Cost Domba Jantan Persilangan Sei Putih Selama Tiga Bulan Penggemukkan, 2007.
USU Repository © 2009
Analisis ini merupakan suatu metode analisis yang digunakan untuk

mengetahui hubungan antara beberapa variabel dalam kegiatan usaha, yang

menggambarkan posisi biaya total sama dengan penerimaan total. Dengan kata lain,

titik ini disebut titik impas.

BEP (break even point) dapat dibagi menjadi dua yaitu :

- BEP harga produksi, dimana diperoleh dari hasil pembagian total

biaya produksi dengan berat hidup domba (kg). Diperoleh dengan

rumus:

Total Biaya
BEP harga produksi =
Total Produksi

- BEP volume produksi, dimana diperoleh dari pembagian total

biaya produksi dengan harga domba (rupiah/kg). Diperoleh dengan

rumus:

Total Biaya
BEP volume produksi =
H arga Satuan Hasil Produksi
(Sodiq dan Abidin, 2002).

Income Over Feed Cost (IOFC)

Income over feed cost (IOFC) adalah selisih dari total pendapatan dengan

total biaya pakan digunakan selama usaha penggemukan ternak. IOFC ini merupakan

barometer untuk melihat seberapa besar biaya pakan yang merupakan biaya terbesar

dalam usaha penggemukan ternak. IOFC diperoleh dengan menghitung selisih

pendapatan usaha peternakan dikurangi biaya pakan. Pendapatan merupakan


M. Indra Subekti : Penggunaan Tepung Umbut Dan Hasil Samping Kelapa Sawit Terhadap Analisa Ekonomi Dan
Income Over Feed Cost Domba Jantan Persilangan Sei Putih Selama Tiga Bulan Penggemukkan, 2007.
USU Repository © 2009
perkalian antara produksi peternakan atau pertambahan bobot badan akibat perlakuan

dengan harga jual (Prawirokusumo, 1990).

BAHAN DAN METODE PENELITIAN

Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Biologi Ternak, Departemen

Peternakan, Fakultas Pertanian, Universitas Sumatera Utara, Medan. Penelitian ini

berlangsung selama Empat bulan (dengan persiapan penelitian satu bulan dan

adaptasi pakan domba satu bulan) yang dimulai dari Juni 2007 sampai September

2007.

Bahan dan Alat Penelitian

Bahan yang digunakan antara lain:

• Dua puluh ekor domba jantan lepas sapih dengan rataan bobot badan awal

12,95 ± 2,05 kg.

• Rumput lapangan selama adaptasi domba terhadap pakan inkonvensional

(pelepah dan daun sawit, bungkil inti sawit, solid dekanter, serat buah sawit,

tepung umbut sawit, urea, garam dan kapur pertanian).

• Pakan terdiri dari:


M. Indra Subekti : Penggunaan Tepung Umbut Dan Hasil Samping Kelapa Sawit Terhadap Analisa Ekonomi Dan
Income Over Feed Cost Domba Jantan Persilangan Sei Putih Selama Tiga Bulan Penggemukkan, 2007.
USU Repository © 2009
Pakan 1: 0% tepung umbut sawit + 100% (pelepah sawit + bungkil inti sawit

+ solid dekanter + serat buah sawit + urea + garam + kapur

pertanian)

Pakan 2: 10% tepung umbut sawit + 90% (pelepah sawit + bungkil inti sawit

+ solid dekanter + serat buah sawit + urea + garam + kapur

pertanian)

Pakan 3: 20% tepung umbut sawit + 80% (pelepah sawit + bungkil inti sawit

+ solid dekanter + serat buah sawit + urea + garam + kapur

pertanian)

Pakan 4: 30% tepung umbut sawit + 70% (pelepah sawit + bungkil inti sawit

+ solid dekanter + serat buah sawit + urea + garam + kapur

pertanian)

• Obat-obatan yaitu obat cacing (kalbazen), anti bloat untuk obat kembung,

terramycin (salep mata), vitamin B kompleks dan Rhodalon sebagai

desinfektan.

• Formalin, sebagai bahan untuk fumigasi

• Air minum

Alat yang digunakan antara lain:

• Kandang individual 20 unit dengan ukuran 1 x 0,5 m beserta

kelengkapannya

• Ember tempat pakan dan minum

M. Indra Subekti : Penggunaan Tepung Umbut Dan Hasil Samping Kelapa Sawit Terhadap Analisa Ekonomi Dan
Income Over Feed Cost Domba Jantan Persilangan Sei Putih Selama Tiga Bulan Penggemukkan, 2007.
USU Repository © 2009
• Timbangan, untuk menimbang bobot hidup berkapasitas 50 kg dengan

kepekaan 50 g, timbangan berkapasitas 2 kg dengan kepekaan 10 g untuk

menimbang pakan.

• Sapu

• Karung plastik

• Pisau dan sabit

• Alat tulis

• Alat penerangan

• Chopper

• Grinder

• Sekop

• Terpal

Metode penelitian

Rancangan penelitian yang digunakan adalah rancangan acak lengkap (RAL)

yang terdiri dari 4 perlakuan dan 5 ulangan.

Perlakuan yang diteliti adalah:

P0: 0% tepung umbut sawit

P1: 10% tepung umbut sawit

P2: 20% tepung umbut sawit

P3: 30% tepung umbut sawit

Denah pemeliharaan yang dilaksanakan sebagai berikut:

P01 P02 P03 P04 P05

M. Indra Subekti : Penggunaan Tepung Umbut Dan Hasil Samping Kelapa Sawit Terhadap Analisa Ekonomi Dan
Income Over Feed Cost Domba Jantan Persilangan Sei Putih Selama Tiga Bulan Penggemukkan, 2007.
USU Repository © 2009
P11 P12 P13 P14 P15

P21 P22 P23 P24 P25

P31 P32 P33 p34 P35

Dimana: Perlakuan (P0, P1, P 2, dan P3)


Ulangan (1, 2, 3, 4, dan 5)

Untuk ulangan diperoleh dengan rumus sebagai berikut:

t (n-1) ≥ 15

4 (n-1) ≥ 15

4n-4 ≥ 15

4n ≥ 19

n ≥ 4,75 ≈ 5

Adapun metode linear yang digunakan adalah:

Yij = µ + τi+ Σij

Dimana:

Yij = hasil pengamatan dari perlakuan berbagai level umbut sawit tingkat ke-i

dan pada ulangan ke-j

I = 0,1,2,3 (perlakuan)

J = 1,2,3,4,5 (ulangan)

µ = nilai rata-rata (mean) harapan

τi = pengaruh perlakuan berbagai level umbut sawit ke-i

Σij = pengaruh galat (experimental error) perlakuan ke-i dan ulangan ke-j

(Hanafiah, 2002).

M. Indra Subekti : Penggunaan Tepung Umbut Dan Hasil Samping Kelapa Sawit Terhadap Analisa Ekonomi Dan
Income Over Feed Cost Domba Jantan Persilangan Sei Putih Selama Tiga Bulan Penggemukkan, 2007.
USU Repository © 2009
Parameter Penelitian

1. Analisis Ekonomi

Analisis Ekonomi yaitu untuk mengetahui apakah usaha tersebut rugi atau

menguntungkan dengan cara menghitung selisih antara total penerimaan dan total

pengeluaran.

• Total Biaya Produksi

Total Biaya Produksi atau total pengeluaran yaitu biaya – biaya yang

dikeluarkan untuk menghasilkan suatu produk, diperoleh dengan cara menghitung:

- Biaya bibit

- Biaya pakan

- Biaya obat-obatan

- Biaya sewa kandang

- Biaya perbaikan kandang

- Biaya peralatan

- Biaya tenaga kerja

- Biaya fumigasi

• Total Hasil Produksi

Total Hasil Produksi atau total penerimaan yaitu seluruh produk yang

dihasilkan dalam kegiatan ekonomi diperoleh dengan cara menghitung:

M. Indra Subekti : Penggunaan Tepung Umbut Dan Hasil Samping Kelapa Sawit Terhadap Analisa Ekonomi Dan
Income Over Feed Cost Domba Jantan Persilangan Sei Putih Selama Tiga Bulan Penggemukkan, 2007.
USU Repository © 2009
- Harga jual domba, dan

- Penjualan kotoran domba

• Laba/rugi

Keuntungan (laba) suatu usaha dapat diperoleh dengan cara K= TR – TC

dimana K= Keuntungan, TR= Total penerimaan dan TC= Total pengeluaran

• Benefit cost ratio (B/C Ratio)

Benefit cost ratio (B/C Ratio) diperoleh dengan cara membagikan total hasil

produksi dengan total biaya produksi.

• Break even point ( BEP )


Break even point ( BEP ) yaitu kondisi dimana suatu usaha dinyatakan

tidak untung dan tidak rugi dan disebut titik impas. BEP (break even point) dapat

dibagi menjadi dua yaitu :

- BEP harga produksi, dimana diperoleh dari hasil pembagian

total biaya produksi dengan berat hidup domba (kg).

Total Biaya
BEP harga produksi =
Total Produksi

- BEP volume produksi, dimana diperoleh dari pembagian total

biaya produksi dengan harga domba (rupiah/kg).

Total Biaya
BEP volume produksi =
H arga Satuan Hasil Produksi
M. Indra Subekti : Penggunaan Tepung Umbut Dan Hasil Samping Kelapa Sawit Terhadap Analisa Ekonomi Dan
Income Over Feed Cost Domba Jantan Persilangan Sei Putih Selama Tiga Bulan Penggemukkan, 2007.
USU Repository © 2009
2. Income Over Feed Cost (IOFC)

Income Over Feed Cost diperoleh dengan menghitung selisih

pendapatan usaha peternakan dengan dikurangi dengan biaya pakan. Pendapatan

merupakan perkalian antara produksi petenakan atau pertambahan bobot badan akibat

perlakuan (dalam kg hidup) demgan harga jual, sedangkan biaya pakan adalah biaya

yang dikeluarkan untuk menghasilkan pertambahan bobot badan ternak tersebut

(Prawirokusumo, 1990).

Pelaksanaan Penelitian

• Persiapan Kandang

Kandang dan semua peralatan yang digunakan seperti tempat pakan dan

tempat minum dibersihkan dengan larutan desinfektan.

• Pengacakan Domba

Domba yang digunakan dalam penelitian ini sebanyak 20 ekor. Penempatan

domba dengan sistem acak yang tidak membedakan bobot badan domba.

Sebelumnya dilakukan penimbangan awal bobot badan domba.

• Pemberian Pakan dan Air Minum

Pakan yang diberikan adalah pakan dalam bentuk tepung tanpa hijauan

dimana semua bahan pakan yang digunakan dijadikan dalam bentuk seperti

konsentrat. Pakan diberikan pada pagi hari pada pukul 08.00 WIB dan sore

hari pada pukul 16.00 WIB. Sisa pakan ditimbang pada waktu pagi hari

keesokan harinya sesaat sebelum ternak diberi makan kembali untuk

mengetahui konsumsi ternak tersebut. Sebelum dilaksanakan penelitian

M. Indra Subekti : Penggunaan Tepung Umbut Dan Hasil Samping Kelapa Sawit Terhadap Analisa Ekonomi Dan
Income Over Feed Cost Domba Jantan Persilangan Sei Putih Selama Tiga Bulan Penggemukkan, 2007.
USU Repository © 2009
diberikan waktu untuk beradaptasi selama 1 bulan (4 minggu) sedikit demi

sedikit. Pemberian air minum dilakukan secara adlibitum, air diganti setiap

harinya dan tempatnya dicuci bersih.

• Pemberian Obat – obatan

Ternak domba pertama masuk kandang diberikan obat cacing sebelum

penelitian dimulai. Sedangkan obat lainnya diberikan bila ternak sakit.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil

Analisis Ekonomi

• Total Biaya Produksi

Total Biaya Produksi pada penelitian ini diperoleh dari penjumlahan semua

biaya yang dikeluarkan untuk produksi meliputi biaya bibit, biaya pakan, biaya obat-

obatan, biaya sewa kandang, biaya perbaikan kandang, biaya peralatan, biaya tenaga

kerja dan biaya fumigasi. Rataan total biaya produksi dapat dilihat pada Tabel 7 .

Tabel 7. Rataan total biaya produksi selama penelitian

Perlakuan Ulangan Total Rataan


1 2 3 4 5
P0 524706 529078 527883 527304 525502 2634473 526894.60
P1 527299 530461 529451 527445 521415 2636071 527214.20
P2 538811 521944 529159 532402 535610 2657926 531585.20
P3 538311 538234 538727 538290 540086 2693648 538729.60
Total 2129127 2119717 2125220 2125441 2122613 10622118
Rataan 532281.75 529929.25 531305 531360.25 530653.25 531105.90

M. Indra Subekti : Penggunaan Tepung Umbut Dan Hasil Samping Kelapa Sawit Terhadap Analisa Ekonomi Dan
Income Over Feed Cost Domba Jantan Persilangan Sei Putih Selama Tiga Bulan Penggemukkan, 2007.
USU Repository © 2009
Dari Tabel 7 terlihat bahwa rataan total biaya produksi penggemukan domba

jantan persilangan Sei Putih secara keseluruhan adalah Rp.531.105,90,- dengan

kisaran Rp.526894,60,- sampai dengan Rp.538.729,60,- total biaya produksi tertinggi

terdapat pada perlakuan P3 sebesar Rp.538.729,60,- dan total biaya produksi terkecil

terdapat pada perlakuan P1 sebesar Rp.526894,60,-.

• Total Hasil Produksi

Total hasil produksi pada penelitian ini diperoleh dari penjumlahan semua

biaya yang diperoleh dari hasil produksi yaitu penjualan domba dan penjualan

kotoran domba. Rataan total hasil produksi dapat dilihat pada Tabel 8.

Tabel 8. Rataan total hasil produksi selama penelitian

Perlakuan Ulangan Total Rataan


1 2 3 4 5
P0 515059.4 585774 553631 541188.8 521488 2717141.2 543428.24
P1 540773.8 521488 489345 495773.6 405773.2 2453153.6 490630.72
P2 611488.4 373630.2 527916.6 579345.4 547202.4 2639583 527916.60
P3 630774.2 572916.8 566488.2 598631.2 643631.4 3012441.8 602488.36
Total 2298095.8 2053809 2137380.8 2214939 2118095 10822319.6
Rataan 574523.95 513452.25 534345.2 553734.75 529523.75 541115.98

Dari Tabel 8 dapat dilihat bahwa rataan total hasil produksi penggemukan

domba jantan persilangan Sei Putih secara keseluruhan adalah Rp. 541.115,98,-

dengan pendapatan tertinggi pada perlakuan P3 sebesar Rp. 602.488,36,- sedangkan

pendapatan terendah terdapat pada perlakuan P1 sebesar Rp. 490.630,72,- sedangkan

pada perlakuan lainnya P0 sebesar Rp.543.428,24,- dan P2 sebesar Rp.527.916,60,-.


M. Indra Subekti : Penggunaan Tepung Umbut Dan Hasil Samping Kelapa Sawit Terhadap Analisa Ekonomi Dan
Income Over Feed Cost Domba Jantan Persilangan Sei Putih Selama Tiga Bulan Penggemukkan, 2007.
USU Repository © 2009
• Laba/Rugi

Laba/rugi pada penelitian ini diperoleh dari selisih antara total hasil produksi

dengan total biaya produksi. Dimana total hasil produksi diperoleh dari hasil

penjualan domba dan kotorannya, Sedangkan total biaya produksi diperoleh dari

jumlah seluruh biaya yang dikeluarkan. Rataan laba/rugi dapat dilihat pada Tabel 9 .

Tabel 9. Rataan laba/rugi selama penelitian

Perlakuan Ulangan Total Rataan


1 2 3 4 5
P0 -9646.60 56696.00 25748.00 13884.80 -4014.00 82668.20 16533.64
P1 13474.80 -8973.00 -40106.00 -31671.40 -115641.80 -182917.40 -36583.48
P2 72677.40 -148313.80 -1242.40 46943.40 11592.40 -18343.00 -3668.60
P3 92463.20 34682.80 27761.20 60341.20 103545.40 318793.80 63758.76
Total 168968.80 -65908.00 12160.80 89498.00 -4518.00 200201.60
Rataan 42242.20 -16477.00 3040.20 22374.50 -1129.50 10010.08

Dari Tabel 9 dapat dilihat bahwa rataan laba/rugi penggemukan domba jantan

persilangan Sei Putih secara keseluruhan adalah Rp.10.010,08,- dengan keuntungan

tertinggi pada perlakuan P3 sebesar Rp.63.758,76,- sedangkan keuntungan P0 sebesar

Rp.16.533,64,- dan kerugian tertinggi dialami pada P1 sebesar - Rp. 36.583,48-

sedangkan kerugian P2 sebesar - Rp. 3.668,60,-.

• Benefit Cost Ratio (B/C Ratio)

Untuk Mengetahui Efisiensi usaha yang dilakukan maka harus dicari nilai B/C

Rationya. Pada penelitian ini B/C Ratio diperoleh dari hasil pembagian total hasil

produksi dengan total biaya produksi. Sehingga diperoleh rataan B/C Ratio seperti

pada Tabel 10.


M. Indra Subekti : Penggunaan Tepung Umbut Dan Hasil Samping Kelapa Sawit Terhadap Analisa Ekonomi Dan
Income Over Feed Cost Domba Jantan Persilangan Sei Putih Selama Tiga Bulan Penggemukkan, 2007.
USU Repository © 2009
Tabel 10. Rataan B/C ratio selama penelitian

Perlakuan Ulangan Total Rataan


1 2 3 4 5
P0 0.98 1.11 1.05 1.03 0.99 5.16 1.03
P1 1.03 0.98 0.92 0.94 0.78 4.65 0.93
P2 1.13 0.72 1.00 1.09 1.02 4.96 0.99
P3 1.17 1.06 1.05 1.11 1.19 5.59 1.12
Total 4.31 3.87 4.02 4.17 3.98 20.36
Rataan 1.08 0.97 1.01 1.04 1.00 1.02

Dari Tabel 10 terlihat bahwa rataan B/C Ratio penggemukan domba jantan

persilangan Sei Putih secara keseluruhan adalah 1,02 dengan kisaran 0,93 sampai

dengan 1,12. B/C Ratio tertinggi terdapat pada perlakuan P3 sebesar 1,12 dan B/C

Ratio terkecil terdapat pada perlakuan P1 sebesar 0,93. Sedangkan pada perlakuan

lainnya P0 sebesar 1,03 dan P2 sebesar 0,99.

• Break Event Point harga produksi

Pada penelitian ini Break Event Point untuk harga produksi diperoleh dari

hasil pembagian total biaya produksi dengan jumlah ternak yang dipelihara per

perlakuan per ulangan. Sehingga diperoleh analisis BEP Harga produksi seperti pada

Tabel 11.

Tabel 11. Rataan BEP harga produksi selama penelitian

Perlakuan Ulangan Total Rataan


1 2 3 4 5
P0 524706 529078 527883 527304 525502 2634473 526894.60
P1 527299 530461 529451 527445 521415 2636071 527214.20
P2 538811 521944 529159 532402 535610 2657926 531585.20
P3 538311 538234 538727 538290 540086 2693648 538729.60
Total 2129127 2119717 2125220 2125441 2122613 10622118
Rataan 532281.75 529929.25 531305 531360.25 530653.25 531105.90

M. Indra Subekti : Penggunaan Tepung Umbut Dan Hasil Samping Kelapa Sawit Terhadap Analisa Ekonomi Dan
Income Over Feed Cost Domba Jantan Persilangan Sei Putih Selama Tiga Bulan Penggemukkan, 2007.
USU Repository © 2009
Dari Tabel 11 terlihat bahwa rataan BEP harga produksi penggemukan domba

jantan persilangan Sei Putih secara keseluruhan adalah Rp.531.105,90,- dengan

kisaran Rp.526894,60,- sampai dengan Rp.538.729,60,- BEP harga produksi tertinggi

terdapat pada perlakuan P3 sebesar Rp.538.729,60,- dan BEP harga produksi terkecil

terdapat pada perlakuan P1 sebesar Rp.526894,60,-.

• Break Event Point volume produksi

Untuk Break Event Point volume produksi diperoleh dari hasil pembagian

total biaya produksi dengan harga domba (rupiah/Kg). Sehingga diperoleh rataan

BEP volume produksi seperti pada Tabel 12.

Tabel 12. Rataan BEP volume produksi selama penelitian

Perlakuan Ulangan Total Rataan


1 2 3 4 5
P0 1.03 0.91 0.97 0.99 1.02 4.92 0.98
P1 0.99 1.03 1.10 1.08 1.31 5.51 1.10
P2 0.89 1.42 1.02 0.93 0.99 5.25 1.05
P3 0.86 0.95 0.96 0.91 0.85 4.54 0.91
Total 3.78 4.32 4.04 3.91 4.17 20.22
Rataan 0.94 1.08 1.01 0.98 1.04 1.01

Dari Tabel 12 terlihat bahwa rataan BEP volume produksi penggemukan

domba jantan persilangan Sei Putih secara keseluruhan adalah 1,01 dengan BEP

volume produksi tertinggi terdapat pada perlakuan P1 sebesar 1,10 dan BEP volume

produksi terkecil terdapat pada perlakuan P3 sebesar 0,91 sedangkan pada perlakuan

lainnya P0 sebesar 0,98 dan P2 sebesar 1,05.

Income Over Feed Cost (IOFC)

M. Indra Subekti : Penggunaan Tepung Umbut Dan Hasil Samping Kelapa Sawit Terhadap Analisa Ekonomi Dan
Income Over Feed Cost Domba Jantan Persilangan Sei Putih Selama Tiga Bulan Penggemukkan, 2007.
USU Repository © 2009
Income Over Feed Cost diperoleh dengan menghitung selisih pendapatan

usaha peternakan dengan dikurangi dengan biaya pakan. Sehingga diperoleh rataan

IOFC seperti pada Tabel 13.

Tabel 13. Rataan IOFC selama penelitian

Perlakuan Ulangan Total Rataan


1 2 3 4 5
P0 51309.00 60737.25 84932.00 25711.00 68912.50 291601.75 58320.35
P1 39516.30 4153.80 23564.40 48569.65 -9800.25 106003.89 21200.78
P2 101603.71 -56329.04 46855.56 75812.83 22005.33 189948.39 37989.68
P3 83703.62 19380.53 55688.14 102124.84 77329.44 338226.58 67645.32
Total 276132.63 27942.54 211040.10 252218.31 158447.02 925780.60
Rataan 69033.16 6985.64 52760.03 63054.58 39611.75 46289.03

Dari Tabel 13 terlihat bahwa rataan IOFC penggemukan domba jantan

persilangan Sei Putih IOFC tertinggi terdapat pada perlakuan P3 sebesar 67.645,32

dan IOFC terkecil terdapat pada perlakuan P1 sebesar 21.200,78 sedangkan pada

perlakuan lainnya P0 sebesar 58.320,35 dan P2 sebesar 37.989,68. IOFC secara

keseluruhan adalah 46.289,03 selama tiga bulan.

M. Indra Subekti : Penggunaan Tepung Umbut Dan Hasil Samping Kelapa Sawit Terhadap Analisa Ekonomi Dan
Income Over Feed Cost Domba Jantan Persilangan Sei Putih Selama Tiga Bulan Penggemukkan, 2007.
USU Repository © 2009
Pembahasan

• Total Biaya Produksi

Untuk mengetahui pengaruh pemberian tepung umbut kelapa sawit terhadap

total biaya produksi domba persilangan Sei Putih maka dilakukan analisis keragaman

yang dapat dilihat pada Tabel 14.

Tabel 14.Analisis ragam total biaya produksi

F Tabel
SK DB JK KT F Hitung 0.05 0.01
Perlakuan 3 456154533.8 152051511.3 10.48** 3.24 5.29
Galat 16 232248716 14515544.75
Total 19 688403249.8
KK = 0,72%
** = sangat nyata

Hasil yang diperoleh dari Tabel 14 menunjukkan bahwa tepung umbut yang

diberikan berpengaruh sangat nyata (P < 0,01) terhadap total biaya produksi

penggemukan domba jantan persilangan Sei Putih. Menurut Hanafiah (2002), dari

koefisien keragaman yang diperoleh 0,72% maka uji lanjutan yang digunakan adalah

uji BNJ, disajikan pada Tabel 15.

Tabel 15. Uji BNJ total harga produksi


M. Indra Subekti : Penggunaan Tepung Umbut Dan Hasil Samping Kelapa Sawit Terhadap Analisa Ekonomi Dan
Income Over Feed Cost Domba Jantan Persilangan Sei Putih Selama Tiga Bulan Penggemukkan, 2007.
USU Repository © 2009
Perlakuan Rataan N 0.05
P0 526894.60 a
P1 527214.20 ab
P2 531585.20 ab
P3 538729.60 c

Hasil yang diperoleh dari Tabel 15 menunjukkan bahwa tepung umbut yang

diberikan menunjukkan bahwa penggunaan tepung umbut yang paling baik diperoleh

pada P3, karena pengaruh P3 ini terhadap total biaya produksi berbeda sangat nyata

dengan pengaruh penggunaan tepung umbut yang lain yaitu pada P tanpa umbut, P1

dan P2. Sedangkan P1 dan P2 mempunyai pengaruh yang sama terhadap total biaya

produksi.

• Total Hasil Produksi

Untuk mengetahui pengaruh pemberian tepung umbut kelapa sawit terhadap

total hasil produksi domba persilangan Sei Putih maka dilakukan analisis keragaman

yang dapat dilihat pada Tabel 16.

Tabel 16 .Analisis ragam total hasil produksi

F Tabel
SK DB JK KT F Hitung 0.05 0.01
Perlakuan 3 32474503414 10824834471 3.31* 3.24 5.29
Galat 16 52367448580 3272965536
Total 19 84841951994
kk = 10,57%
* = nyata

Hasil yang diperoleh dari Tabel 16 menunjukkan bahwa tepung umbut yang

diberikan berpengaruh nyata (P < 0,05) terhadap total hasil produksi penggemukan

domba jantan persilangan Sei Putih. Menurut Hanafiah (2002), dari koefisien

M. Indra Subekti : Penggunaan Tepung Umbut Dan Hasil Samping Kelapa Sawit Terhadap Analisa Ekonomi Dan
Income Over Feed Cost Domba Jantan Persilangan Sei Putih Selama Tiga Bulan Penggemukkan, 2007.
USU Repository © 2009
keragaman yang diperoleh 10,57% maka uji lanjutan yang digunakan adalah uji

Duncan, disajikan pada Tabel 17.

Tabel 17. Uji Duncan total hasil produksi

Perlakuan Rataan N 0.05 N 0.01


P1 490630.72 a A
P2 527916.60 ab AB
P0 543428.24 abc ABC
P3 602488.36 bcd ABCD

Hasil yang diperoleh dari Tabel 17 menunjukkan bahwa tepung umbut yang

diberikan pada perlakuan P1 berbeda nyata dengan P tanpa umbut, P2 dan P3 karena

pada semua perlakuan tersebut memberikan pengaruh yang berbeda dalam

menentukan total hasil produksi dari setiap individu domba yang dipelihara. Hal ini

sesuai dengan pendapat Sodiq dan Abidin, (2002) menyatakan bahwa pendapatan

usaha merupakan seluruh penerimaan yang diperoleh oleh suatu usaha, baik yang

berupa hasil pokok (penjualan domba yang sudah digemukkan) maupun hasil

sampingan (penjualan pupuk kandang).

• Laba/Rugi

Untuk mengetahui pengaruh pemberian tepung umbut kelapa sawit terhadap

laba/rugi domba persilangan Sei Putih maka dilakukan analisis keragaman yang dapat

dilihat pada Tabel 18.

Tabel 18 .Analisis ragam laba/rugi

F Tabel
SK DB JK KT F Hitung 0.05 0.01
Perlakuan 3 26447717784 8815905928 3.03tn 3.24 5.29
Galat 16 46478612862 2904913304
Total 19 72926330646
M. Indra Subekti : Penggunaan Tepung Umbut Dan Hasil Samping Kelapa Sawit Terhadap Analisa Ekonomi Dan
Income Over Feed Cost Domba Jantan Persilangan Sei Putih Selama Tiga Bulan Penggemukkan, 2007.
USU Repository © 2009
tn = tidak nyata

Hasil yang diperoleh dari Tabel 18 menunjukkan bahwa tepung umbut yang

diberikan berpengaruh tidak nyata (P > 0,05) terhadap laba/rugi penggemukan domba

jantan persilangan Sei Putih. Hal ini dikarenakan total biaya produksi lebih tinggi dari

total hasil produksi. Dimana total hasil produksi dipengaruhi oleh konsumsi,

pertambahan bobot badan, konversi dan banyaknya kotoran yang dihasilkan. Tingkat

konsumsi untuk pakan domba sudah sangat baik namun konversi yang rendah

menyebabkan pertambahan bobot badannya tidak terlalu tinggi akibatnya harga

penjualan menjadi rendah. Hal ini sesuai dengan pendapat Murtidjo, (1988)

menyatakan bahwa bila dalam suatu usaha peternakan dapat mengontrol konsumsi

dan harga pakan serendah mungkin tanpa mengabaikan kualitas dari pakan tersebut

maka akan diperoleh keuntungan dari usaha peternakan tersebut. Selain itu kotoran

domba yang dipelihara dapat juga berperan dalam menambah pendapatan, hal ini

sesuai dengan pernyataan Sodiq dan Abidin, (2002) menyatakan bahwa pendapatan

usaha merupakan seluruh penerimaan yang diperoleh oleh suatu usaha, baik yang

berupa hasil pokok (penjualan domba yang sudah digemukkan) maupun hasil

sampingan (penjualan pupuk kandang). Namun dari hasil penelitian yang diperoleh

penjualan kotoran belum cukup mendukung total hasil produksi dalam menutupi total

biaya produksi yang tinggi.

• Benefit Cost Ratio ( B/C Ratio )

M. Indra Subekti : Penggunaan Tepung Umbut Dan Hasil Samping Kelapa Sawit Terhadap Analisa Ekonomi Dan
Income Over Feed Cost Domba Jantan Persilangan Sei Putih Selama Tiga Bulan Penggemukkan, 2007.
USU Repository © 2009
Untuk mengetahui pengaruh pemberian tepung umbut kelapa sawit terhadap

B/C domba persilangan Sei Putih maka dilakukan analisis keragaman yang dapat

dilihat pada Tabel 19.

Tabel 19.Analisis ragam B/C Ratio

F Tabel
SK DB JK KT F Hitung 0.05 0.01
Perlakuan 3 0.093196831 0.03106561 2.96tn 3.24 5.29
Galat 16 0.167673122 0.01047957
Total 19 0.260869954
KK = 10,05%
tn = tidak nyata

Hasil yang diperoleh dari Tabel 19 menunjukkan bahwa tepung umbut yang

diberikan berpengaruh tidak nyata (P > 0,05) terhadap B/C Ratio penggemukan

domba jantan persilangan Sei Putih. Dimana hasil yang diperoleh total biaya produksi

melebihi total hasil produksi sehingga nilai BEP <1 yang berarti penggemukan

domba tersebut tidak efisien dan rugi. Hal ini dikarenakan pendapatan yang diperoleh

dari total hasil produksi dibandingkan dengan total biaya produksi, yang hasilnya

total biaya produksi nilainya melebihi nilai total hasil produksi. Total biaya produksi

yang tinggi dipicu dari pembelian bibit yang terlalu mahal sedangkan total hasil

produksi yang rendah dipengaruhi harga jual domba yang rendah.

Hal ini sesuai dengan pendapat Karo-karo dkk,(1995) bahwa nilai B/C Ratio

>1 maka usaha tersebut menguntungkan, semakin besar nilai B/C Ratio maka usaha

dinyatakan efisien.

• Break Event Point harga produksi

M. Indra Subekti : Penggunaan Tepung Umbut Dan Hasil Samping Kelapa Sawit Terhadap Analisa Ekonomi Dan
Income Over Feed Cost Domba Jantan Persilangan Sei Putih Selama Tiga Bulan Penggemukkan, 2007.
USU Repository © 2009
Untuk mengetahui pengaruh pemberian tepung umbut kelapa sawit terhadap

BEP harga produksi domba persilangan Sei Putih maka dilakukan analisis keragaman

yang dapat dilihat pada Tabel 20.

Tabel 20.Analisis ragam BEP harga produksi

F Tabel
SK DB JK KT F Hitung 0.05 0.01
Perlakuan 3 456154533.8 152051511.3 10.48** 3.24 5.29
Galat 16 232248716 14515544.75
Total 19 688403249.8
KK = 0,72%
** = sangat nyata

Hasil yang diperoleh dari Tabel 20 menunjukkan bahwa tepung umbut yang

diberikan berpengaruh sangat nyata (P < 0,01) terhadap BEP harga produksi

penggemukan domba jantan persilangan Sei Putih. Menurut Hanafiah (2002), dari

KK yang diperoleh 0,72% maka uji lanjutan yang digunakan adalah uji BNJ,

disajikan pada Tabel 21.

Tabel 21. Uji BNJ BEP harga produksi

Perlakuan Rataan N 0.05


P0 526894.60 a
P1 527214.20 ab
P2 531585.20 ab
P3 538729.60 c

Hasil yang diperoleh dari Tabel 21 menunjukkan bahwa tepung umbut yang

diberikan menunjukkan bahwa penggunaan tepung umbut yang paling baik diperoleh

pada P3, karena pengaruh P3 ini terhadap Break Event Point harga produksi berbeda

sangat nyata dengan pengaruh penggunaan tepung umbut yang lain yaitu pada P

M. Indra Subekti : Penggunaan Tepung Umbut Dan Hasil Samping Kelapa Sawit Terhadap Analisa Ekonomi Dan
Income Over Feed Cost Domba Jantan Persilangan Sei Putih Selama Tiga Bulan Penggemukkan, 2007.
USU Repository © 2009
tanpa umbut, P1 dan P2. Sedangkan P1 dan P2 mempunyai pengaruh yang sama

terhadap total biaya produksi.

Break Event Point harga produksi ini sebenarnya memberikan gambaran

tentang harga produsen yang harus dicapai dengan volume produksi yang telah

ditentukan agar modal/biaya yang dikeluarkan dapat kembali. Hal Ini sesuai dengan

pendapat Rahardi, (1993) yang menyatakan bahwa BEP dimaksudkan untuk

mengetahui titik impas (tidak untung tidak rugi) dari usaha bisnis yang diusahakan

dimana dalam keadaan tersebut pendapatan yang diperoleh sama dengan modal usaha

yang telah dikeluarkan.

• Break Event Point volume produksi

Untuk mengetahui pengaruh pemberian tepung umbut kelapa sawit terhadap

BEP volume produksi domba persilangan Sei Putih maka dilakukan analisis

keragaman yang dapat dilihat pada Tabel 22.

Tabel 22.Analisis ragam BEP volume produksi

F Tabel
SK DB JK KT F Hitung 0.05 0.01
Perlakuan 3 0.105791495 0.035263832 2.13tn 3.24 5.29
Galat 16 0.26447793 0.016529871
Total 19 0.370269425
KK = 12,71%
tn = tidak nyata

M. Indra Subekti : Penggunaan Tepung Umbut Dan Hasil Samping Kelapa Sawit Terhadap Analisa Ekonomi Dan
Income Over Feed Cost Domba Jantan Persilangan Sei Putih Selama Tiga Bulan Penggemukkan, 2007.
USU Repository © 2009
Hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa tepung umbut yang diberikan

berpengaruh tidak nyata (P > 0,05) terhadap BEP volume produksi penggemukan

domba jantan persilangan Sei Putih.

Break Event Point volume produksi ini sebenarnya memberikan gambaran

tentang total produksi yang harus dicapai dalam usaha agribisnis dengan harga

produksi (harga domba) yang telah ditentukan agar modal/biaya yang dikeluarkan

dapat kembali. Dengan demikian dari Tabel 22 di atas dapat dilihat bahwa titik modal

akan tercapai jika volume domba yang dihasilkan untuk P0 adalah sebesar 0.98, P1

sebesar 1.10, P2 sebesar 1.05 dan untuk P3 sebesar 0.91, agar modal/biaya yang

dikeluarkan dapat kembali dan hasil uji statistik menunjukkan berpengaruh tidak

nyata. Ini sesuai dengan pendapat Sigit, (1991) yang menyatakan bahwa apabila nilai

titik impas tersebut telah tercapai maka usaha tersebut tidak mengalami kerugian dan

tidak mengalami keuntungan. Sehingga bilamana nilai titik impas tersebut terlampaui

maka profit yang diperoleh adalah sebesar selisih antara total pendapatan dengan nilai

titik impas.

Income Over Feed Cost (IOFC)

Untuk mengetahui pengaruh pemberian tepung umbut kelapa sawit terhadap

IOFC domba persilangan Sei Putih maka dilakukan analisis keragaman yang dapat

dilihat pada Tabel 23.

Tabel 23.Analisis ragam IOFC

F Tabel
SK DB JK KT F Hitung 0.05 0.01
Perlakuan 3 6495716353 2165238784 1.51 tn 3.24 5.29
Galat 16 23000917805 1437557363

M. Indra Subekti : Penggunaan Tepung Umbut Dan Hasil Samping Kelapa Sawit Terhadap Analisa Ekonomi Dan
Income Over Feed Cost Domba Jantan Persilangan Sei Putih Selama Tiga Bulan Penggemukkan, 2007.
USU Repository © 2009
Total 19 29496634158
tn = tidak nyata

Hasil yang diperoleh dari Tabel 23 menunjukkan bahwa tepung umbut yang

diberikan berpengaruh tidak nyata terhadap IOFC penggemukan domba jantan

persilangan Sei Putih. Hal ini dipengaruhi pendapatan yang dihasilkan (pertambahan

bobot badan dikali harga jual) dan biaya pakan yang dikeluarkan selama penelitian.

Hasil IOFC penelitian ini lebih baik yaitu sebesar 46289,03 selama tiga bulan

penelitian dibandingkan IOFC Hadi (2006) 45308,78 yang memberikan empat

macam pakan inkonvensional dengan suplementasi EM-4 terhadap domba jantan

lepas sapih selama tiga bulan penggemukkan. Pengaruh tepung umbut terhadap

kenaikan IOFC (melalui pertambahan bobot badan) cukup baik, disamping juga

karena biaya pakan yang murah. Menurut Prawirokusumo (1990) income over

feed cost cost dipengaruhi oleh besarnya pendapatan dan biaya pakan yang

dikeluarkan selama penelitian.

Rekapitulasi Hasil penelitian

Tabel 24. Rekapitulasi hasil penelitian penggunaan tepung umbut kelapa sawit
terhadap analisa ekonomi dan income over feed cost domba jantan
persilangan sei putih selama tiga bulan penggemukkan

Perlakuan
P0 P1 P2 P3
Total Biaya Produksi 526894.60** 527214.20** 531585.20** 538729.60**
Total Hasil Produksi 543428.24* 490630.72* 527916.60* 602488.36*
Laba/rugi 16533.64 tn -36583.48 -3668.60 63758.76
B/C Ratio 1.03 tn 0.93 tn 0.99 tn 1.12 tn
BEP Harga Produksi 526894.60** 527214.20** 531585.20** 538729.60**
BEP Volume Produksi 0.98 tn 1.10 tn 1.05 tn 0.91 tn
IOFC 58320.35 tn 21200.78 tn 37989.68 tn 67645.32 tn
tn = tidak nyata
M. Indra Subekti : Penggunaan Tepung Umbut Dan Hasil Samping Kelapa Sawit Terhadap Analisa Ekonomi Dan
Income Over Feed Cost Domba Jantan Persilangan Sei Putih Selama Tiga Bulan Penggemukkan, 2007.
USU Repository © 2009
* = nyata
** = sangat nyata

Dari Tabel 24 dapat dilihat bahwa hasil penelitian dari total hasil produksi

berbeda sangat nyata, total hasil produksi berbeda nyata, laba/rugi berbeda tidak

nyata, B/C ratio berbeda tidak nyata, BEP harga produksi berbeda sangat nyata, BEP

volume produksi berbeda tidak nyata, dan untuk IOFC berbeda tidak nyata.

KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan

Penggunaan tepung umbut kelapa sawit dalam pakan berbasis limbah

perkebunan kelapa sawit pada penggunaan umbut 0 %, 10 % dan 20 % tidak

memberikan keuntungan serta tidak layak (efisien) dijadikan suatu usaha, akan tetapi

pada penggunaan umbut 30% diikuti dengan bungkil inti sawit 26 % memberikan

keuntungan yang baik dan layak dijadikan suatu usaha.

M. Indra Subekti : Penggunaan Tepung Umbut Dan Hasil Samping Kelapa Sawit Terhadap Analisa Ekonomi Dan
Income Over Feed Cost Domba Jantan Persilangan Sei Putih Selama Tiga Bulan Penggemukkan, 2007.
USU Repository © 2009
Saran

Peternak di dalam lahan kelapa sawit disarankan menggunakan tepung umbut

kelapa sawit dengan menggunakan alat teknologi tepat guna dan perencanaan yang

matang karena cukup sulit untuk dapat memperoleh bahan baku umbut kelapa sawit

sehingga berdampak pada biaya produksi yang cukup besar.

DAFTAR PUSTAKA

Anggorodi, R., 1984. Ilmu Makanan Ternak Umum. Gramedia, Jakarta.

Anggorodi, R., 1990. Ilmu Makanan Ternak Umum. Gramedia, Jakarta.

Aritonang, D., 1986. Perkebunan Kelapa Sawit Sumber Pakan Ternak di Indonesia.
Jurnal Penelitian dan Pengembangan Peternakan, Jakarta.

Arti, T., 2001. Pengujian Kecernaan BK, Organik, VFA Total dan KadarN-NH3
Melalui Suplementasi Seng Pada Ransum Domba Berbasis Limbah
Perkebunan Secara In Vitro. Skripsi, Jurnusan Peternakan USU, Medan.

M. Indra Subekti : Penggunaan Tepung Umbut Dan Hasil Samping Kelapa Sawit Terhadap Analisa Ekonomi Dan
Income Over Feed Cost Domba Jantan Persilangan Sei Putih Selama Tiga Bulan Penggemukkan, 2007.
USU Repository © 2009
Basir, H. J., 1990, Penggunaan Limbah Pertanian sebagai Pakan Ternak, Laporan
Penelitian Jurusan Peternakan, Fakultas Peternakan Universitas Syiah Kuala
Darussalam, Banda Aceh.

Batubara, L.P., J. Sianipar, S. Elieser, S. Karokaro dan P. Barus, 1992. Pemanfaatan


Agroindustri By Product/Waste Sebagai Pakan Ternak. Badan Penelitian dan
Pengembangan Pertanian. Departemen Pertanian, Sumatera Utara.

Davendra, C., 1997. Utilization of Feeding Stuff for Livestock in South East Asia.
Malaysia Agricultural Research and Development Institute, Serdang
Malaysia.

Direktorat Jenderal Perkebunan, 2004, Statistik Perkebunan Kelapa Sawit dan


Cokelat Indonesia, Jakarta.

Gatenby, R. M., M. Doloksaribu, G. E. Bradford, E. Romjali, L. Batubara and I.


Mirza. 1995. Reproductive Performance of Sumatera and Hair Sheep
Crossbred Ewes. SR-CRSP annual report 1994-1995, Sungai Putih, Sumatera
Utara.

Ginting, S.P. dan M. Boer, 1992. Pemberian Bungkil Inti Sawit dan Ampas Minyak
Sawit Sebagai Pakan Tambahan pada Sapi. Jurnal Penelitian Peternakan
Sungai Putih (JPPS), Vol.1, No.1, Maret 1995, Sumatera Utara.

Hadi, U., 2006. Pemberian Beberapa Pakan Inkonvensional Dengan Suplementasi


EM-4 Pada Domba Jantan Lepas Sapih Terhadap Performans dan Income
Over Feed Cost Selama Tiga Bulan. Departemen Peternakan Fakultas
Pertanian USU Medan.

Hammond, J.R., I.L. Mason and T.J. Robinson, 1976. Hammonds Farm Animals.
Edward Arnold, London.

Hartadi, H., S. Reksohadiprodjo dan S. Lebdosoekodjo, 1990. Tabel-Tabel Komposisi


Bahan Makanan Ternak Untuk Indonesia. Published by The International
Feedstuff, Institute Utah Agri, Logan, Utah.

Hanafiah, K. A., 2002, Rancangan Percobaan, Raja Grafindo Persada, Jakarta.

Hasan, 1990. Optimum Steaming Condition of Oil palm Press Fiber Processing and
Utilization of Oil Palm By Product For Ruminant.

M. Indra Subekti : Penggunaan Tepung Umbut Dan Hasil Samping Kelapa Sawit Terhadap Analisa Ekonomi Dan
Income Over Feed Cost Domba Jantan Persilangan Sei Putih Selama Tiga Bulan Penggemukkan, 2007.
USU Repository © 2009
Hasan, A. and M. Ishida, 1991. Chemical Composition and in vitro Digestibility of
Leaf and Petiole from Various Location in Oil Palm Fronds. Malaysian
Society of Animal Production, Malaysia.

http://ms.wikipedia.org/wiki/Pokok Kelapa Sawit, 2006.

http://peternakan.litbang.deptan.go.id/download/sapipotong/sapo04-12.pdf, 2004.

http://www.litbang.deptan.go.id/produk/one/7/, 2002.

http://www.pustaka.bogor.net,1993.

Kadariah., 1987. Pengantar Evaluasi Proyek. Lembaga Penelitian Fakultas Ekonomi


Universitas Indonesia, Jakarta.

Karo-karo,S., Junias Sirait and Henk Knipscheer,1995. Farmers shares,Marketing


Margin and Demand for small Ruminant in North Sumatera ,Working paper
No.150 November.

Kartadisastra, H.R., 1997. Penyediaan dan Pengelolaan Pakan Ternak Ruminansia.


Kanisius, Yogyakarta.

Laboratorium Ilmu Makanan Ternak, 2000. IPB, Bogor.

Laboratorium Ilmu Makanan Ternak, 2005. Departemen Peternakan FP USU, Medan.

Laboratorium Ilmu Makanan Ternak, 2007. IPB, Bogor.

Laboratorium Loka Penelitian Kambing Potong Sei Putih, 2004. Galang.

Laboratorium Sentral, 2006. Fakultas Pertanian USU, Medan.

Loebis, B. dan P.L. Tobing, 1988. Potensi Pemanfaatan Limbah Pabrik Kelapa
Sawit. Balai Penelitian dan Pengembangan Pertanian. Departemen Pertanian,
Sumatera Utara.

Martawidjaya, M., B. Setiadi dan S.S. Sitorus, 1999. Pengaruh Tingkat Protein
Energi Ransum Terhadap Kinerja Produksi Kambing Kacang Muda. Balai
Penelitian Ternak, Jurnal Ilmu Ternak dan Veteriner 4(3).

Murtidjo,B.A., 1988. Memelihara Domba. Kanisius, Yogyakarta.

M. Indra Subekti : Penggunaan Tepung Umbut Dan Hasil Samping Kelapa Sawit Terhadap Analisa Ekonomi Dan
Income Over Feed Cost Domba Jantan Persilangan Sei Putih Selama Tiga Bulan Penggemukkan, 2007.
USU Repository © 2009
Murtidjo, B.A., 1993. Memelihara Domba. Kanisius, Yogyakarta Sodiq, A. dan Z.
Abidin, 2002. Kiat Mengatasi Permasalahan Praktis: Penggemukan Domba.
Agro Media Pustaka, Jakarta.

N.R.C., 1995. Nutrient Requirement of Sheep. National Academy of Science,


Washington DC.

Parakkasi, A., 1995, Ilmu Nutrisi dan Makanan Ternak Ruminansia, UI Press,
Jakarta.

Pardede, S. I. dan S. Asmira., 1997, Pengolahan Produk Sampingan Industri


Pertanian Menjadi Permen Jilat Untuk Sapi Potong Yang di Pelihara Secara
Tradisional, Karya Tulis Ilmiah Bidang Studi Peternakan, Universitas
Andalas, Padang.

Prawirokusumo, S., 1990. Ilmu Gizi Komparatif. BPFE, Yogyakarta.

Rahardi, F., I. Satyawibawa dan R. N. Setyowati, 1993. Agribisnis Peternakan.


Penerbit Penebar Swadaya, Jakarta.

Sa’id, E.G., 1996. Penanganan dan Pemanfaatan Limbah Kelapa Sawit. Trubus
Agriwidya, Ungaran.

Setiadi, B., dan I. Inounu, 1991, Beternak Kambing-Domba Sebagai Ternak Potong,
Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian, Bogor.

Sianipar, J. Leo P. Batubara, Simon E., Artaria M. dan Peter H., 1995. Penggunaan
Solid Sawit dalam Pakan Tambahan Domba, JPPS 1 (1), Februari 1995, Sub
Balitnak Sei Putih, Galang-Sumut, Indonesia.

Sigit, S., 1991. Analisa Break Even. Rancangan Linier Secara Ringkas dan Praktis.
BPFE, Yogyakarta.

Siregar, S. B., 1994. Ransum Ternak Ruminansia. Penebar Swadaya, Jakarta.

Siregar, Z., 2003. Peningkatan Pertumbuhan Domba Persilangan dan Lokal Melalui
Suplementasi Hidrolisat Bulu Ayam dan Mineral Essensial dalam Ransum
Berbasis Limbah Perkebunan. Disertasi Fakultas Peternakan IPB, Bogor.

Sodiq, A., dan Z. Abidin., 2002. Penggemukan Domba. (Kiat Mengatasi


Permasalahan Praktis). Agromedia Pustaka, Jakarta.

Soekartawi., 1995. Dasar Penyusunan Evaluasi Proyek. Pustaka Sinar Harapan,


Jakarta.
M. Indra Subekti : Penggunaan Tepung Umbut Dan Hasil Samping Kelapa Sawit Terhadap Analisa Ekonomi Dan
Income Over Feed Cost Domba Jantan Persilangan Sei Putih Selama Tiga Bulan Penggemukkan, 2007.
USU Repository © 2009
Sugeng, Y.B., 1985. Beternak Domba. Penebar Swadaya, Jakarta.

Sumoprastowo, R.M., 1993. Beternak Domba Pedaging dan Wol. Bhratara, Jakarta.

Susanto, A. dan Y. Hartono, 2002. Teknik Replanting Kelapa Sawit yang Aman
Terhadap Penyakit Ganoderma dan Oryces rhinoceros. Warta PPKS Vol
10(2-3).

Sutardi, T., 1980. Landasan Ilmu Nutrisi Jilid 1, Departemen Ilmu Makanan Ternak.
Fakultas Pertanian IPB, Bogor.

Sutardi, T., E. B. Laconi, I. G. Permana dan D.A.B., 1999. Potensi Limbah


Perkebunan Sebagai Salah Satu Pakan Ternak. Makalah Pada Pertemuan
Tingkat nasional Agribisnis Peternakan Berbasis Perkebunan. Dinas
Peternakan I Sumatera Utara, Medan.

Tillman, A.D., H. Hartadi, S. Reksohadiprojo, S. Prawirokusumo dan S.


Lebdosoekojdo, 1991. Ilmu Makanan Ternak Dasar. Gajah Mada University
Press, Yogyakarta.

Tim Penulis PS, 1998. Usaha Budidaya, Pemanfaatan Hasil dan Aspek Pemasaran.
Penebar Swadaya, Jakarta.

Tomaszewska, M.W., J.M. Mastika., A. Djaya Negara, S. Gardiner dan T.R.


Wiradarya, 1993. Produksi Kambing dan Domba di Indonesia. Universitas
Sebelas Maret, Surabaya.

Utomo, R., 1991, Pengaruh Tingkat Penggunaan Urea Dalam Ransum Terhadap
Kenaikan Bobot Badan, Kadar Amonia dan Urea Darah Domba, Buletin
Peternakan, Universitas Gajah Mada, Tahun XV No. 2, Yogyakarta.

Warta Penelitian dan Pengembangan Pertanian, 2003. Perkebunan Kelapa Sawit


Dapat Menjadi Basis Pengembangan Sapi Potong. www.pustakabogor.net.

LAMPIRAN

1. Lampiran kebutuhan harian zat-zat makanan untuk ternak domba

BB BK Energi Protein Ca P
(Kg) (Kg) %BB ME TDN Total DD (g) (g)
M. Indra Subekti : Penggunaan Tepung Umbut Dan Hasil Samping Kelapa Sawit Terhadap Analisa Ekonomi Dan
Income Over Feed Cost Domba Jantan Persilangan Sei Putih Selama Tiga Bulan Penggemukkan, 2007.
USU Repository © 2009
(Mcal) (Kg) (g)

5 0.14 2.8 0.6 0.61 51 41 1.91 1.4


10 0.25 2.5 1.01 1.28 81 68 2.3 1.6
15 0.36 2.4 1.37 0.38 115 92 2.8 1.9
20 0.51 2.6 1.8 0.5 150 120 3.4 2.3
25 0.62 2.5 1.91 0.53 160 128 4.1 2.8
30 0.81 2.7 2.44 0.67 204 163 4.8 2.3

2. Lampiran kandungan gizi bahan pakan

a. Kandungan nilai gizi pelepah daun sawit

Uraian Kandungan (%)


Protein Kasar 6,5
TDN 56,00
Serat Kasar 32,55
Lemak Kasar 4,47
Bahan Kering 93,4
Ca 0,568
P 0,157

b. Kandungan nilai gizi bungkil inti sawit

Uraian Kandungan (%)


Protein Kasar 15,4
TDN 81
Serat Kasar 16,9
Lemak Kasar 2,4
Bahan Kering 92,6
EM (Kkal/kg) 2810
Ca 0,100
P 0,220

c. Kandungan nilai gizi serat perasan buah kelapa sawit

Uraian Kandungan (%)


Protein Kasar 4,0
TDN 30
Serat Kasar 30,0
Lemak Kasar 16,5
M. Indra Subekti : Penggunaan Tepung Umbut Dan Hasil Samping Kelapa Sawit Terhadap Analisa Ekonomi Dan
Income Over Feed Cost Domba Jantan Persilangan Sei Putih Selama Tiga Bulan Penggemukkan, 2007.
USU Repository © 2009
Bahan Kering 66,0
Abu 8,5
Ca 0,110
P 0,080

d. Kandungan nilai gizi solid dekanter

Uraian Kandungan (%)


Protein kasar 13,30
TDN 79
Serat Kasar 16,30
Lemak Kasar 13,70
Abu 13.9
Ca 0,230
P 0,200

e. Kandungan nilai gizi umbut kelapa sawit

Uraian Kandungan (%)


Protein Kasar 12,65
TDN 74,46
Serat Kasar 20,72
Lemak Kasar 3,66
EM (Kkal/kg) 2630,1
Ca 0,45
P 1,21

3. Lampiran susunan pakan domba

Susunan pakan P0
Jumlah
Bahan % PK TDN SK LK Ca P
Pelepah daun sawit 29.90 1.94 16.74 9.73 1.34 0.170 0.047
M. Indra Subekti : Penggunaan Tepung Umbut Dan Hasil Samping Kelapa Sawit Terhadap Analisa Ekonomi Dan
Income Over Feed Cost Domba Jantan Persilangan Sei Putih Selama Tiga Bulan Penggemukkan, 2007.
USU Repository © 2009
Bungkil inti sawit 47.20 7.27 38.23 7.98 1.13 0.268 0.104
Solid deknter 16.40 2.18 8.62 2.67 2.25 0.038 0.033
Serat buah sawit 5.00 0.31 1.50 2.41 0.16 0.006 0.004
Urea 1.10 2.35
Tepung kerang 0.10 0.038
Garam 0.30
TOTAL 100 14.05 65.09 22.79 4.88 0.519 0.188

Susunan pakan P1
Jumlah
Bahan % PK TDN SK LK Ca P
Umbut sawit 10.00 1.37 7.45 2.07 0.37 0.045 0.121
Pelepah daun sawit 28.00 1.82 15.68 9.11 1.25 0.159 0.044
Bungkil inti sawit 40.00 6.16 32.40 6.76 0.96 0.040 0.088
Solid deknter 15.50 2.06 8.15 2.53 2.12 0.036 0.031
Serat buah sawit 4.50 0.28 1.35 2.16 0.14 0.005 0.004
Urea 1.10 2.35
Tepung kerang 0.60 0.228
Garam 0.30
TOTAL 100 14.04 65.03 22.63 4.84 0.513 0.288

Susunan pakan P2
Jumlah
Bahan % PK TDN SK LK Ca P
Umbut sawit 20.00 2.73 14.89 4.14 0.73 0.090 0.242
Pelepah daun sawit 26.30 1.71 14.73 8.56 1.18 0.149 0.041
Bungkil inti sawit 32.80 5.05 26.57 5.54 0.79 0.033 0.072
Solid deknter 14.00 1.86 7.36 2.28 1.92 0.032 0.028
Serat buah sawit 5.00 0.31 1.50 2.41 0.16 0.006 0.004
Urea 1.10 2.35
Tepung kerang 0.50 0.190
Garam 0.30
TOTAL 100 14.01 65.05 22.93 4.78 0.500 0.387

Susunan pakan P3
Jumlah
Bahan % PK TDN SK LK Ca P
Umbut sawit 30.00 4.10 22.34 6.22 1.10 0.135 0.363
M. Indra Subekti : Penggunaan Tepung Umbut Dan Hasil Samping Kelapa Sawit Terhadap Analisa Ekonomi Dan
Income Over Feed Cost Domba Jantan Persilangan Sei Putih Selama Tiga Bulan Penggemukkan, 2007.
USU Repository © 2009
Pelepah daun sawit 23.40 1.52 13.10 7.62 1.05 0.133 0.037
Bungkil inti sawit 26.00 4.00 21.06 4.39 0.62 0.026 0.057
Solid deknter 13.20 1.76 6.94 2.15 1.81 0.030 0.026
Serat buah sawit 5.50 0.34 1.65 2.65 0.18 0.006 0.004
Urea 1.10 2.35
Tepung kerang 0.50 0.190
Garam 0.30
TOTAL 100 14.07 65.09 23.03 4.76 0.520 0.487

4. Lampiran harga bahan pakan domba

No Bahan Pakan Harga/kg


1 Umbut sawit Rp.1.218,-
2 Pelepah daun sawit Rp.600,-
3 Bungkil inti sawit Rp.809,-
4 Solid deknter Rp.835,-
5 Serat buah sawit Rp.485,-
6 Urea Rp.2000,-
7 Tepung kerang Rp.1000,-
8 Garam Rp.1500,-

5. Lampiran harga pakan domba per perlakuan

No Perlakuan Harga/kg
1 P0 Rp.750,
2 P1 Rp.797,
3 P2 Rp.839,
4 P3 Rp.884,

6. Lampiran penentuan biaya

TOTAL BIAYA PRODUKSI


A. Biaya Bibit

M. Indra Subekti : Penggunaan Tepung Umbut Dan Hasil Samping Kelapa Sawit Terhadap Analisa Ekonomi Dan
Income Over Feed Cost Domba Jantan Persilangan Sei Putih Selama Tiga Bulan Penggemukkan, 2007.
USU Repository © 2009
Harga total Rp.8.350.000,-
Jumlah 20 ekor
Jadi, biaya bibit per ekor domba =

= Rp.416.250,-

1 2 3 4 5
P0 Rp.416.250,- Rp.416.250,- Rp.416.250,- Rp.416.250,- Rp.416.250,-
P1 Rp.416.250,- Rp.416.250,- Rp.416.250,- Rp.416.250,- Rp.416.250,-
P2 Rp.416.250,- Rp.416.250,- Rp.416.250,- Rp.416.250,- Rp.416.250,-
P3 Rp.416.250,- Rp.416.250,- Rp.416.250,- Rp.416.250,- Rp.416.250,-

B. Biaya Pakan
Biaya Pakan P0 per kilogram Rp.750,-
Biaya Pakan P1 per kilogram Rp.797,-
Biaya Pakan P2 per kilogram Rp.839,-
Biaya Pakan P3 per kilogram Rp.884,-

Jadi, biaya pakan domba dikalikan konsumsinya per perlakuan per ulangan :

1 2 3 4 5
P0 Rp.31.491,- Rp.35.863,- Rp.34.668,- Rp.34.089,- Rp.32.287,-
P1 Rp.34.084,- Rp.37.246,- Rp.36.236,- Rp.34.230,- Rp.28.200,-
P2 Rp.45.596,- Rp.28.729,- Rp.35.944,- Rp.39.187,- Rp.42.395,-
P3 Rp.45.096,- Rp.45.019,- Rp.45.512,- Rp.45.075,- Rp.46.871,-

C. Biaya obat-obatan

1 2 3 4 5
M. Indra Subekti : Penggunaan Tepung Umbut Dan Hasil Samping Kelapa Sawit Terhadap Analisa Ekonomi Dan
Income Over Feed Cost Domba Jantan Persilangan Sei Putih Selama Tiga Bulan Penggemukkan, 2007.
USU Repository © 2009
P0 Rp.2.040,- Rp.2.040,- Rp.2.040,- Rp.2.040,- Rp.2.040,-
P1 Rp.2.040,- Rp.2.040,- Rp.2.040,- Rp.2.040,- Rp.2.040,-
P2 Rp.2.040,- Rp.2.040,- Rp.2.040,- Rp.2.040,- Rp.2.040,-
P3 Rp.2.040,- Rp.2.040,- Rp.2.040,- Rp.2.040,- Rp.2.040,-
Biaya obat-obatan yang dikeluarkan hanya berupa desinfektan yaitu rodhalon seharga
Rp. Rp.40.800- dengan rincian per ekor domba dibagi 20 ekor :

D. Biaya sewa kandang

Biaya sewa per bulan Rp.100.000,-

Lama penyewaan 3 bulan = Rp.100.000 x 3


= Rp.300.000-
Dibagi jumlah domba maka biaya sewa setiap individu domba :
=

= Rp.15.000,-
1 2 3 4 5
P0 Rp.15.000,- Rp.15.000,- Rp.15.000,- Rp.15.000,- Rp.15.000,-
P1 Rp.15.000,- Rp.15.000,- Rp.15.000,- Rp.15.000,- Rp.15.000,-
P2 Rp.15.000,- Rp.15.000,- Rp.15.000,- Rp.15.000,- Rp.15.000,-
P3 Rp.15.000,- Rp.15.000,- Rp.15.000,- Rp.15.000,- Rp.15.000,-

E. Biaya perbaikan kandang

Total biaya perbaikan kandang = Rp.74.500,-

Dibagi dengan jumlah domba =

= Rp.3.725,-

1 2 3 4 5
P0 Rp.3.725,- Rp.3.725,- Rp.3.725,- Rp.3.725,- Rp.3.725,-
P1 Rp.3.725,- Rp.3.725,- Rp.3.725,- Rp.3.725,- Rp.3.725,-
P2 Rp.3.725,- Rp.3.725,- Rp.3.725,- Rp.3.725,- Rp.3.725,-
P3 Rp.3.725,- Rp.3.725,- Rp.3.725,- Rp.3.725,- Rp.3.725,-

M. Indra Subekti : Penggunaan Tepung Umbut Dan Hasil Samping Kelapa Sawit Terhadap Analisa Ekonomi Dan
Income Over Feed Cost Domba Jantan Persilangan Sei Putih Selama Tiga Bulan Penggemukkan, 2007.
USU Repository © 2009
F. Biaya Peralatan

Total biaya peralatan yang dikeluarkan = Rp.156.000,-

Dibagi dengan jumlah domba =

= Rp.7.800,-

1 2 3 4 5
P0 Rp.7.800,- Rp.7.800,- Rp.7.800,- Rp.7.800,- Rp.7.800,-
P1 Rp.7.800,- Rp.7.800,- Rp.7.800,- Rp.7.800,- Rp.7.800,-
P2 Rp.7.800,- Rp.7.800,- Rp.7.800,- Rp.7.800,- Rp.7.800,-
P3 Rp.7.800,- Rp.7.800,- Rp.7.800,- Rp.7.800,- Rp.7.800,-

G. Biaya tenaga kerja


1 tenaga kerja = 50 ekor domba intensif
Jumlah tenaga kerja = 2 orang
Dipelihara = 20 ekor = = 0.4

UMR(upah minimum regional) = Rp.740.000/bulan


Lama pemeliharan selama 84 hari (12 minggu) = 3 bulan
Biaya 2 tenaga kerja/bulan = 0.4 x 740.000 = Rp.296.000,-
Biaya 1 tenaga kerja/bulan =

= Rp.148.000,-
Biaya tenaga kerja untuk setiap individu domba =

= Rp.44.400,-

1 2 3 4 5
P0 Rp.44.400,- Rp.44.400,- Rp.44.400,- Rp.44.400,- Rp.44.400,-
P1 Rp.44.400,- Rp.44.400,- Rp.44.400,- Rp.44.400,- Rp.44.400,-
P2 Rp.44.400,- Rp.44.400,- Rp.44.400,- Rp.44.400,- Rp.44.400,-
P3 Rp.44.400,- Rp.44.400,- Rp.44.400,- Rp.44.400,- Rp.44.400,-
H. Biaya fumigasi

M. Indra Subekti : Penggunaan Tepung Umbut Dan Hasil Samping Kelapa Sawit Terhadap Analisa Ekonomi Dan
Income Over Feed Cost Domba Jantan Persilangan Sei Putih Selama Tiga Bulan Penggemukkan, 2007.
USU Repository © 2009
Biaya yang dikeluarkan untuk membeli formalin = Rp.80.000,-

Jadi, rincian biaya per individu =

= Rp.4.000,-

1 2 3 4 5
P0 Rp.4.000,- Rp.4.000,- Rp.4.000,- Rp.4.000,- Rp.4.000,-
P1 Rp.4.000,- Rp.4.000,- Rp.4.000,- Rp.4.000,- Rp.4.000,-
P2 Rp.4.000,- Rp.4.000,- Rp.4.000,- Rp.4.000,- Rp.4.000,-
P3 Rp.4.000,- Rp.4.000,- Rp.4.000,- Rp.4.000,- Rp.4.000,-

TOTAL HASIL PRODUKSI

A. Penjualan domba

Harga per kilogram domba =

= Rp.32.143-

Cara menentukan harga jual domba, harga per kilogramnya Rp.32.143 x dengan
bobot badan akhir dari setiap individu domba

1 2 3 4 5
P0 Rp.507.859,- Rp.578.574,- Rp.546.431,- Rp.533.989,- Rp.514.288,-
P1 Rp.533.574,- Rp.514.288,- Rp.482.145,- Rp.488.574,- Rp.398.573,-
P2 Rp.604.288,- Rp.366.430,- Rp.520.717,- Rp.572.145,- Rp.540.002,-
P3 Rp.623.574,- Rp.565.717,- Rp.559.288,- Rp.591.431,- Rp.636.431,-

B. Penjualan kotoran domba

Domba menghasilkan kotoran tiap minggunya = 2 karung, 1 karung = 30 kg

Jadi kotoran yang dihasilkan = 60 kg/minggunya

Lama pemeliharaan 12 minggu = 12 x 2 karung

M. Indra Subekti : Penggunaan Tepung Umbut Dan Hasil Samping Kelapa Sawit Terhadap Analisa Ekonomi Dan
Income Over Feed Cost Domba Jantan Persilangan Sei Putih Selama Tiga Bulan Penggemukkan, 2007.
USU Repository © 2009
= 24 karung dengan berat total 720 kg

Harga 1 karung = Rp.6.000

Harga total kotoran domba = 24 x 6000

= Rp.144.000,-

Jadi, setiap domba mampu menghasilkan pendapatan sebesar =

= Rp.7.200,-

1 2 3 4 5
P0 Rp.7.200,- Rp.7.200,- Rp.7.200,- Rp.7.200,- Rp.7.200,-
P1 Rp.7.200,- Rp.7.200,- Rp.7.200,- Rp.7.200,- Rp.7.200,-
P2 Rp.7.200,- Rp.7.200,- Rp.7.200,- Rp.7.200,- Rp.7.200,-
P3 Rp.7.200,- Rp.7.200,- Rp.7.200,- Rp.7.200,- Rp.7.200,-

7.Lampiran biaya dan analisa ekonomi

M. Indra Subekti : Penggunaan Tepung Umbut Dan Hasil Samping Kelapa Sawit Terhadap Analisa Ekonomi Dan
Income Over Feed Cost Domba Jantan Persilangan Sei Putih Selama Tiga Bulan Penggemukkan, 2007.
USU Repository © 2009
No Uraian P0
1 2 3 4 5
A Biaya Produksi (Rp/ekor)
1.Bibit 416.250 416.250 416.250 416.250 416.250
2.Pakan 31.491 35.863 34.668 34.089 32.287
3.Obat-obatan 2.040 2.040 2.040 2.040 2.040
4.Sewa Kandang 15.000 15.000 15.000 15.000 15.000
5.Perbaikan Kandang 3.725 3.725 3.725 3.725 3.725
6.Peralatan 7.800 7.800 7.800 7.800 7.800
7.Tenaga Kerja (2 orang) 44.400 44.400 44.400 44.400 44.400
8.Fumigasi 4.000 4.000 4.000 4.000 4.000
Total Biaya Produksi 524.706 529.078 527.883 527.304 525.502
B Hasil Produksi (Rp/ekor)
Penjualan domba 508.254 579.024 546.856 533.989 514.688
Penjualan kotoran domba 7.200 7.200 7.200 7.200 7.200
Total Hasil Produksi 515059 585774 553631 541189 521488
C Laba / Rugi (Rp) -9.647 56.696 25.748 13.885 -4.014
D B/C Ratio 0,98 1,11 1,05 1,03 0,99
E BEP Harga Produksi (Rp) 524.706 529.078 527.883 527.304 525.502
BEP Volume Produksi 1,03 0,91 0,97 0,99 1,2

No Uraian P1
1 2 3 4 5
A Biaya Produksi (Rp/ekor)
1.Bibit 416.250 416.250 416.250 416.250 416.250
2.Pakan 34.084 37.246 36.236 34.230 28.200
3.Obat-obatan 2.040 2.040 2.040 2.040 2.040
4.Sewa Kandang 15.000 15.000 15.000 15.000 15.000
5.Perbaikan Kandang 3.725 3.725 3.725 3.725 3.725
6.Peralatan 7.800 7.800 7.800 7.800 7.800
7.Tenaga Kerja (2 orang) 44.400 44.400 44.400 44.400 44.400
8.Fumigasi 4.000 4.000 4.000 4.000 4.000
Total Biaya Produksi 527.299 530.461 529.451 527.445 521.415
B Hasil Produksi (Rp/ekor)
Penjualan domba 533.989 514.688 482.520 488.954 398.883
Penjualan kotoran domba 7.200 7.200 7.200 7.200 7.200
Total Hasil Produksi 540.774 521.488 489.345 495.774 405.773
C Laba / Rugi (Rp) 13.475 -8.973 -40.106 -31.671 -115.642
D B/C Ratio 1,03 0,98 0,92 0,94 0,78
E BEP Harga Produksi (Rp) 527.299 530.461 529.451 527.445 521.415
BEP Volume Produksi 0,99 1,03 1,10 1,08 1,31

No Uraian P2

M. Indra Subekti : Penggunaan Tepung Umbut Dan Hasil Samping Kelapa Sawit Terhadap Analisa Ekonomi Dan
Income Over Feed Cost Domba Jantan Persilangan Sei Putih Selama Tiga Bulan Penggemukkan, 2007.
USU Repository © 2009
1 2 3 4 5
A Biaya Produksi (Rp/ekor)
1.Bibit 416.250 416.250 416.250 416.250 416.250
2.Pakan 45.596 28.729 35.944 39.187 42.395
3.Obat-obatan 2.040 2.040 2.040 2.040 2.040
4.Sewa Kandang 15.000 15.000 15.000 15.000 15.000
5.Perbaikan kandang 3.725 3.725 3.725 3.725 3.725
6.Peralatan 7.800 7.800 7.800 7.800 7.800
7.Tenaga Kerja (2 orang) 44.400 44.400 44.400 44.400 44.400
8.Fumigasi 4.000 4.000 4.000 4.000 4.000
Total Biaya Produksi 538.811 521.944 529.159 532.402 535.610
B Hasil Produksi (Rp/ekor)
Penjualan domba 604.758 366.715 521.122 572.590 540.422
Penjualan kotoran domba 7.200 7.200 7.200 7.200 7.200
Total Hasil Produksi 611.488 373.630 527.917 579.345 547.202
C Laba / Rugi (Rp) 72.677 -148.314 -1.242 46.943 11.592
D B/C Ratio 1,13 0,72 1,00 1,09 1,02
E BEP Harga Produksi (Rp) 538.811 521.944 529.159 532.402 535.610
BEP Volume Produksi 0,89 1,42 1,02 0,93 0,99

No Uraian P3
1 2 3 4 5
A Biaya Produksi (Rp/ekor)
1.Bibit 416.250 416.250 416.250 416.250 416.250
2.Pakan 45.096 45.019 45.512 45.075 46.871
3.Obat-obatan 2.040 2.040 2.040 2.040 2.040
4.Sewa Kandang 15.000 15.000 15.000 15.000 15.000
5.Perbaikan Kandang 3.725 3.725 3.725 3.725 3.725
6.Peralatan 7.800 7.800 7.800 7.800 7.800
7.Tenaga Kerja (2 orang) 44.400 44.400 44.400 44.400 44.400
8.Fumigasi 4.000 4.000 4.000 4.000 4.000
Total Biaya Produksi 538.311 538.234 538.727 538.290 540.086
B Hasil Produksi (Rp/ekor)
Penjualan domba 624.059 566.157 559.723 591.891 636.926
Penjualan kotoran domba 7.200 7.200 7.200 7.200 7.200
Total Hasil Produksi 630.774 572.917 566.488 598.631 643.631
C Laba / Rugi (Rp) 92.463 34.683 27.761 60.341 103.545
D B/C Ratio 1,17 1,06 1,05 1,11 1,19
E BEP Harga Produksi (Rp) 538.311 538.234 538.727 538.290 540.086
BEP Volume Produksi 0,86 0,95 0,96 0,91 0,85

M. Indra Subekti : Penggunaan Tepung Umbut Dan Hasil Samping Kelapa Sawit Terhadap Analisa Ekonomi Dan
Income Over Feed Cost Domba Jantan Persilangan Sei Putih Selama Tiga Bulan Penggemukkan, 2007.
USU Repository © 2009

Anda mungkin juga menyukai