Anda di halaman 1dari 3

BALAI PENGOBATAN Disahkan oleh Kepala

UMUM UPT PKM


PROSEDUR
KERJA GLAUKOMA AKUT
No. DOKUMEN : SKRS-BPU-P-
1546
TERBITAN : 1
REVISI KE : -
dr. Hj. RR. Theresia Widuri
UPT PUSKESMAS TGL MULAI BERLAKU : 1-1-15
NIP.19770208 200604 2 020
HALAMAN : 1 of 3
Definisi Dan Penyebab
Glaukoma adalah penyebab kebutaan kedua terbesar di dunia setelah katarak. Kebutaan
karena glaukoma tidak bisa disembuhkan, tetapi pada kebanyakan kasus glaukoma dapat
PENGERTIAN dikendalikan. Umumnya penderita glaukoma telah berusia lanjut, terutama bagi yang
memiliki risiko. Hampir separuh penderita glaukoma tidak menyadari bahwa mereka
menderita penyakit tersebut.
No. ICPC II : F93 Glaucoma
KODE No. ICD X : H40.2 Primary angle-closure glaucoma
Tingkat Kemampuan: 4A
Sebagai pedoman diagnosis dan penatalaksanaan kasus Glaukoma Akut di Klinik
TUJUAN Pratama Sariwangi.
Keputusan Kepala Klinik Pratama Sariwangi No.2 Tentang Pelayanan Kesehatan Di
KEBIJAKAN Klinik Pratama Sariwangi.
1. Permenkes No.5 Tahun 2014 Tentang Panduan Praktik Klinis Dokter Di Fasilitas
REFERENSI Pelayanan Kesehatan Primer.
2. Buku Pedoman Pengobatan Dasar Di Puskesmas Tahun 2007.
PROSEDUR Hasil Anamnesis (Subjective)
Keluhan
Pasien datang dengan keluhan yang bervariasi dan berbeda tergantung jenis glaukoma.
Gejala pada glaukoma kronik (sudut terbuka primer) adalah kehilangan lapang pandang
perifer secara bertahap pada kedua mata. Pasien sering datang pada kondisi yang telah
lanjut. Gejala pada glaukoma akut (sudut tertutup) adalah rasa sakit atau nyeri pada mata,
mual dan muntah (pada nyeri mata yang parah), penurunan visus mendadak, mata merah
dan berair.

Faktor Risiko
a. Glaukoma akut : bilik mata depan dangkal
b. Glaukoma kronik :
1. Primer : usia di atas 40 tahun dengan riwayat keluarga glaukoma.
2. Sekunder :
 Penyakit sistemik seperti Diabetes Melitus.
 Pemakaian tetes mata steroid secara rutin.
 Riwayat trauma pada mata

Hasil Pemeriksaan Fisik dan Pemeriksaan Penunjang Sederhana (Objective)


Glaukoma adalah penyakit mata yang ditandai oleh trias glaukoma, terdiri dari:
a. Peningkatan tekanan intraokular.
b. Perubahan patologis pada diskus optikus.
c. Defek lapang pandang yang khas.

Pemeriksaan Fisik Oftalmologis


Pada glaukoma akut :
a. Visus menurun.
b. Tekanan Intra Okular meningkat.
c. Konjungtiva bulbi: hiperemia kongesti, kemosis dengan injeksi silier, injeksi
konjungtiva.
d. Edema kornea.
e. Bilik mata depan dangkal.
BALAI PENGOBATAN Disahkan oleh Kepala
UMUM UPT PKM
PROSEDUR
KERJA GLAUKOMA AKUT
No. DOKUMEN : SKRS-BPU-P-
1546
TERBITAN : 1
REVISI KE : -
dr. Hj. RR. Theresia Widuri
UPT PUSKESMAS TGL MULAI BERLAKU : 1-1-15
NIP.19770208 200604 2 020
HALAMAN : 2 of 3
f. Pupil mid-dilatasi, refleks pupil negatif.
Pada glaukoma kronik :
a. Biasanya terjadi visus dapat normal.
b. Lapang pandang menyempit dapat diperiksa dengan tes konfrontasi
c. Tekanan Intra Okular meningkat (>21 mmHg).
d. Pada funduskopi, C/D rasio meningkat (N=0.3).

Pemeriksaan Penunjang
Tidak dilakukan pada pelayanan primer.

Penegakan Diagnosis (Assessment)


Diagnosis Klinis
Penegakan diagnosis dilakukan berdasarkan anamnesis dan pemeriksaan fisik
oftalmologis.

Glaukoma kronik
Penegakan diagnosis dilakukan berdasarkan tanda dan gejala trias glaukoma.

Diagnosis Banding
Glaukoma akut:
a. Uveitis anterior
b. Keratitis
c. Ulkus kornea
Glaukoma kronis:
a. Katarak
BALAI PENGOBATAN Disahkan oleh Kepala
UMUM UPT PKM
PROSEDUR
KERJA GLAUKOMA AKUT
No. DOKUMEN : SKRS-BPU-P-
1546
TERBITAN : 1
REVISI KE : -
dr. Hj. RR. Theresia Widuri
UPT PUSKESMAS TGL MULAI BERLAKU : 1-1-15
NIP.19770208 200604 2 020
HALAMAN : 3 of 3
b. Kelainan refraksi
c. Retinopati diabetes/hipertensi
d. Retinitis pigmentosa

Rencana Penatalaksanaan Komprehensif (Plan)


Penatalaksanaan
a. Pasien tidak boleh minum sekaligus banyak, karena dapat menaikkan tekanan
b. Glaukoma akut:
1. Pertolongan pertama adalah menurunkan tekanan intraocular secepatnya dengan
memberikan serentak obat-obatan yang terdiri dari:
2. Asetasolamid Hcl 500 mg, dilanjutkan 4 x 250 mg/hari.
3. KCl 0.5 gr 3 x/hari.
4. Timolol 0.5%, 2 x 1 tetes/hari.
5. Tetes mata kombinasi kortikosteroid + antibiotik 4-6 x 1 tetes sehari
6. Terapi simptomatik.
Rujuk segera ke dokter spesialis mata/pelayanan kesehatan tingkat sekunder/tersier
setelah diberikan pertolongan pertama tersebut.
Pemeriksaan penunjang lanjutan dilakukan pada pelayanan sekunder/tersier.

Konseling dan Edukasi


a. Memberitahu keluarga bahwa kepatuhan pengobatan sangat penting untuk
keberhasilan pengobatan glaukoma.
b. Memberitahu pasien dan keluarga agar pasien dengan riwayat glaukoma pada
keluarga untuk memeriksakan matanya secara teratur.

Kriteria rujukan
Pada glaukoma akut, setelah dilakukan penanganan pertama.
Pada glaukoma kronik, dilakukan segera setelah penegakan diagnosis.

Sarana Prasarana
a. Snellen chart
b. Tonometri Schiotz
c. Oftalmoskopi

Prognosis
Quo ad vitam umumnya bonam, sedangkan quo ad fungsionam dan sanationamnya dubia
ad malam, tergantung dari ada tidaknya penyakit penyerta serta pengobatan lanjutannya.
UNIT
Dokter, perawat dan tenaga laboratorium.
TERKAIT
LAMPIRAN -

Anda mungkin juga menyukai