Anda di halaman 1dari 9

STATUS PASIEN

BAGIAN ILMU KESEHATAN KULIT DAN KELAMIN

RSUD UNDATA PALU

I. IDENTITAS PASIEN
Nama : Ny. H
Umur : 55 Tahun
Jenis kelamin : Perempuan
Alamat : Ampana
Agama : Islam
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga (IRT)
Tgl pemeriksaan : 20 Februari 2017

II. ANAMNESIS
1) Keluhan Utama :
Ada bercak kemerahan yang perih pada lipatan bawah
payudara dan paha.

2) Riwayat penyakit sekarang :


Seorang wanita umur 55 tahun dirawat di RSUD Undata
dengan keluhan adanya bercak kemerahan yang perih pada lipatan
bawah payudara dan paha. Pasien mengaku hal ini sudah dialami
sejak kurang lebih 5 hari yang lalu. Awalnya hanya berupa bintik-
bintik merah kecil pada lipatan bawah payudara kiri yang kemudian
digaruk-garuk oleh pasien, dan timbul sebagai bercak kemerahan
yang cukup luas pada lipatan bawah payudara kiri dan juga pada
lipatan bawah payudara kanan. Setelah itu, bercak kemerahan
tersebut terdapat pula pada lipat paha sebelah kiri dan kanan.
Awalnya bercak terasa gatal, tapi saat ini pasien tidak mengeluhkan
adanya gatal, namun terasa nyeri dan perih bila disentuh. Pasien

1
belum berobat sebelumnya. Pasien tidak memiliki alergi terhadap
makanan. Dan tidak ada riwayat alergi obat.

3) Riwayat penyakit dahulu :


Pasien sebelumnya belum pernah menderita hal seperti ini
sebelumnya. Riwayat Hipertensi (+), Diabetes mellitus (+).

4) Riwayat penyakit keluarga :


Tidak ada keluarga pasien yang mengalami keluhan yang
sama dengan pasien.

III. PEMERIKSAAN FISIK


a. Status Generalis
- Keadaan umum : Sakit ringan
- Status Gizi : Overweight
- Kesadaran : Composmentis

b. Tanda-tanda Vital
- TD : 140/90 mmHg
- Nadi : 84x/menit
- Respirasi : 18 x/menit
- Suhu : 36.6 ⸰C

c. Status Dermatologis
- Ujud Kelainan Kulit :
1. Kepala : Tidak terdapat ujud kelainan kulit (UKK)
2. Leher : Tidak terdapat ujud kelainan kulit (UKK)
3. Dada : Pada lipatan infra mammae, terdapat makula
eritematosa, yang berbatas tegas, berukuran plakat, disertai
skuama halus, dan beberapa vesikel yang berukuran miliar
disekitarnya.

2
4. Punggung : Tidak terdapat ujud kelainan kulit (UKK)
5. Perut : Tidak terdapat ujud kelainan kulit (UKK)
6. Genitalia : Tidak terdapat ujud kelainan kulit (UKK)
7. Inguinal : Terdapat makula eritematosa, yang berbatas tegas,
berukuran plakat, disertai skuama halus.
8. Bokong : Tidak terdapat ujud kelainan kulit (UKK)
9. Ekstremitas atas : Tidak terdapat ujud kelainan kulit (UKK)
10. Ekstremitas bawah : Tidak terdapat ujud kelainan kulit (UKK)

Pemeriksaan Laboratorium
- GDS : 162 mg/dl

IV. GAMBAR

Gambar 1. Pada lipatan infra mammae, terdapat makula eritematosa, yang berbatas
tegas, berukuran plakat, disertai skuama halus, dan beberapa vesikel yang
berukuran miliar disekitarnya. 3
Gambar 2. Pada daerah inguinal, terdapat makula eritematosa, yang berbatas tegas,
berukuran plakat, disertai skuama halus.

V. RESUME
Seorang wanita umur 55 tahun dirawat di RSUD Undata dengan
keluhan adanya makula eritematosa pada lipatan infra mammae dan daerah
inguinal. Pasien mengaku hal ini sudah dialami sejak kurang lebih 5 hari
yang lalu. Pasien mengeluh awalnya bercak terasa gatal, tapi saat ini pasien
tidak mengeluhkan adanya gatal, namun terasa nyeri dan perih bila disentuh.
Pasien belum pernah berobat sebelumnya. Pasien belum pernah mengalami
keluhan yang sama sebelumnya. Riwayat memiliki riwayat hipertensi dan
diabetes mellitus.
Pada status dermatologi, pada lipatan infra mammae dan daerah
inguninal terdapat makula eritematosa, sirkumskrip, berukuran plakat,
disertai skuama halus, dan beberapa vesikel yang berukuran miliar
disekitarnya, dikenal sebagai lesi satelit yang memberikan tampakan hen
and chicken appearance.

4
VI. DIAGNOSIS KERJA
Kandidosis Intertriginosa

VII. DIAGNOSIS BANDING


a. Eritrasma
b. Dermatitis Kontak Alergi
c. Psoriasis Inversa

VIII. ANJURAN PEMERIKSAAN


- Pemeriksaan langsung dengan kerokan kulit ditambah KOH 10 %
- Pemeriksaan Biakan

IX. PENATALAKSANAAN
1. Non-medikamentosa
- Menjelaskan kepada pasien tentang penyakit ini adalah penyakit
yang disebabkan oleh jamur
- Memberi tahu pasien untuk menggunakan obat secara teratur dan
tidak menghentikan pengobatan
- Menjaga kebersihan tubuh, memakai pakaian yang menyerap
keringat, menyetrika pakaian sebelum digunakan, mengganti
pakaian jika sudah lembab dan tidak menggunakan pakaian
bersama dengan orang lain.
2. Medikamentosa
- Topikal : Mikonazol krim 2%, 2 x 1 selama 4 minggu
- Sistemik : Ketokonazol 200 mg, 2 x 1 selama 5 hari

X. PROGNOSIS
Quo ad vitam : ad bonam
Quo ad fungtionam : ad bonam
Quo ad sanationam : dubia ad bonam
Quo ad Cosmetikam : ad bonam

5
XI. PEMBAHASAN
Seorang wanita umur 55 tahun dirawat di RSUD Undata dengan
keluhan adanya bercak kemerahan yang perih pada lipatan bawah payudara
dan paha. Pasien mengaku hal ini sudah dialami sejak kurang lebih 5 hari.
Awalnya hanya berupa bintik-bintik merah kecil pada lipatan bawah
payudara kiri yang kemudian digaruk-garuk oleh pasien, dan timbul sebagai
bercak kemerahan yang cukup luas pada lipatan bawah payudara kiri dan
juga pada lipatan bawah payudara kanan. Setelah itu, bercak kemerahan
tersebut terdapat pula pada lipat paha sebelah kiri dan kanan. Awalnya
bercak terasa gatal, tapi saat ini pasien tidak mengeluhkan adanya gatal,
namun terasa nyeri dan perih bila disentuh. Pasien belum berobat
sebelumnya. Pasien tidak memiliki alergi terhadap makanan. Dan tidak ada
riwayat alergi obat.
Pasien belum pernah mengalami keluhan yang sama sebelumnya.
Riwayat hipertensi (+), DM (+). Tidak terdapat alergi obat. Tidak ada
keluarga pasien yang mengalami keluhan yang sama dengan pasien.
Kandidiasis atau kandidosis adalah suatu infeksi yang disebabkan
[1]
oleh Candida albicans atau jenis Candida lainnya . Organisme ini
menginfeksi kulit, kuku, membran mukosa, traktus gastrointestinal, bahkan
bisa juga mengakibatkan penyakit sistemik [2].
Kandidiasis dapat ditemukan di seluruh dunia, dapat menyerang
semua umur, baik laki-laki maupun perempuan. Tidak terdapat hubungan
yang jelas antara kejadian penyakit ini dengan ras tetapi insiden diduga lebih
[3]
tinggi di negara berkembang . Penyakit ini lebih banyak terjadi pada
daerah tropis dengan kelembaban udara yang tinggi dan pada musim hujan
sehubungan dengan daerah-daerah yang tergenang air [4].
Infeksi Candida terjadi jika terdapat faktor yang menyuburkan
pertumbuhannya atau ada yang memudahkan terjadi invasi jaringan karena
daya tahan yang lemah dari pejamu. Faktor-faktor penyebab kandidiasis
dibagi menjadi dua, yaitu faktor predisposisi endogen dan eksogen. Faktor
predisposisi endogen seperti : perubahan fisiologik pada kehamilan,

6
kegemukan, iatrogenik, endokrinopati, diabetes melitus (DM), penyakit
kronik, umur dan imunologik. Faktor predisposisi eksogen seperti: iklim,
kebersihan kulit, kebiasaan berendam kaki dan kontak dengan penderita [5].
Berdasarkan tempat yang terkena CONANT dkk. (1971),
membaginya menjadi : [4].
a. Kandidiasis Selaput Lendir
- Kandidiasis oral (thrush), Perléche, Vulvovaginitis, Balanitis atau
balanopostitis, Kandidiasis mukokutan kronik, Kandidiasis
bronkopulmonar dan paru.
b. Kandidiasis Kutis
- Lokalisata yaitu daerah intertriginosa dan daerah perianal,
Generalisata, Paronikia dan onikomikosis, Kandidiasis kutis
granulomatosa.
c. Kandidiasis Sistemik
- Endokarditis, Meningitis, Pielonefritis, Septikemia.
d. Reaksi Id (Kandidid).
Candidiasis intertriginosa terjadi di lipatan ketiak, lipat paha,
intergluteal, lipat payudara,antara jari tangan atau kaki, glans penis dan
umbilicus [6].
Manifestasi klinis yang muncul dapat berupa bercak yang berbatas
tegas,bersisik, basah dan eritematosa. Lesi tersebut dikelilingi oleh
satelit berupavesikel-vesikel dan pustul-pustul kecil atau bula yang bila
pecah meninggalkandaerah yang erosif dengan pinggiran kasar dan
berkembang seperti lesi primer. Ditengah lesi yang lebar sering terjadi
erosi, sedangkan ditepinya terjadipengelupasan kulit tanpa peninggian
lesi [7].
Patofisiologi timbulnya manifestasi penyakit kulit pada penderita
[6]
DM belum sepenuhnya diketahui. Menurut Djuanda , kadar gula kulit
merupakan 55% kadar gula darah pada orang biasa. Pada penderita DM,
rasio meningkat sampai 69-71% dari glukosa darah yang sudah meninggi.
Pada penderita yang sudah diobati pun rasio melebihi 55 %. Gula kulit

7
berkonsentrasi tinggi di daerah intertriginosa dan interdigitalis. Hal tersebut
mempermudah timbulnya dermatitis, infeksi bakterial (terutama furunkel),
dan infeksi jamur (terutama kandidosis). Keadaan-keadaan ini dinamakan
diabetes kulit. Kondisi hiperglikemia juga menyebabkan terjadinya
gangguan mekanisme sistem imunoregulasi. Hal ini menyebabkan
menurunnya daya kemotaksis, fagositosis dan kemampuan bakterisidal sel
leukosit sehingga kulit lebih rentan terkena infeksi [6].
Diagnosis ditegakkan berdasarakan pada ujud kelainan kulit
dan lokalisasinya, terutama jika ada faktor resiko yang menyertai.
Penegakan diagnosis dapat dibantu dengan beberapa pemeriksaan
penunjang:
1) Pemeriksaan Langsung
Pemeriksaan dari bahan kerokan kulit atau kuku, diperiksa
dengan larutan KOH 10% atau 20%, akan didapatkan hifa semu
(pseudohifa) dengan atau tanpa blastospora [8].
2) Pemeriksaan biakan
Bahan yang akan diperiksa ditanam pada agar Sabouraud
dekstrosa (ASD), dengan antibiotika (kloramfenikol) untuk mencegah
pertumbuhan bakteri. Inkubasi dalam suhu kamar atau lemari suhu
37°C, koloni tumbuh setelah 24-48 jam, berupa yeast like colony [8].
Penatalaksanaan terpenting adalah menghindari atau
menghilangkan faktorpredisposisi. Adapun secara topikal menggunakan
larutan ungu gentian 0,5 %untuk selaput lendir, 1-2% untuk kulit, dioleskan
sehari 2 kali selama 3 hari.Nistatin dapat diberikan berupa krim, salep,
emulsi. Maupun golongan azol antaralain mikonazol 2% berupa krim atau
bedak, klotrimazol 1% berupa bedak, larutandan krim, tiokonazol,
bufonazol, isokonazol, dan siklopiroksolamin 1% berupakrim. Terapi
sistemik dapat diberikan ketokonazol 1x400 mg dosis tunggal atau
dengan flukonazol 150 mg dosis tunggal. Itrakonazol diberikan bila dipakai
untukkandidiasis vulvovaginalis dosis untuk orang dewasa 2x100 mg
sehari, selama 3hari [4].

8
DAFTAR PUSTAKA

1. Pudjiati SR dan Soedarmadi. Infeksi Menular Seksual dengan Penyebab


Jamur. Edisi ke-4. Di dalam: Daili SF, Wresti IBM, Farida Z, editor. Infeksi
Menular Seksual. Jakarta: FKUI. 2009. p. 171.

2. Janik MP and Michael PH. Yest Infection: Candidiasis and Tinea (Pytriasis)
Versicolor. Ed. 7th Di dalam: Wolf K, Goldsmith LA, Katz SI, Gilcharest
BA, Paller AS, and Leffell DJ, editor. Fitzpatrick Dermatology in General
Medicine. New York: McGraw-Hill Company. 2008. p.1822-8.

3. Siregar RS. Atlas Berwana Saripati Penyakit Kulit. Edisi ke-2. Jakarta:
EGC. 2004. p. 31-4.

4. Kuswadji. Kandidosis. Edisi ke-4. Di dalam: Djuanda A, Hamzah M, Aisah


S, editor. Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin. edisi ke-4. Jakarta: FKUI. 2005.
p. 106-9.

5. Mansjoer A, Kuspuji T, Rakhmi S, Wahyu IW, dan Wiwiek S. Kapita


Selekta Kedokteran. Jilid 2. Edisi ke-3. Jakarta: Media Aesculapius FKUI.
2009. p. 105-9.

6. Djuanda A, Hamzah M, Aisah S, editors. Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin.


Ed. Ke 5. Jakarta. FKUI. 2007.

7. Harahap M. Ilmu Penyakit Kulit. Jakarta. Hipokrates. 2000.

8. Wolff, Klauss. Candidiasis. Dalam : Fitzpatrick. Dermatology in General


Medicine. Ed 7th, New york. McGraw Hill Company. 2011. p: 1822

Anda mungkin juga menyukai