LP CA Laring
LP CA Laring
Kanker laring adalah keganasan pada pita suara, kotak suara (laring) atau
daerah lainnya di tenggorokan (Erfansah . 2010). Kanker laring
merupakan tumor ganas ketiga menurut jumlah tumor ganas di bidang
THT dan lebih banyak terjadi pada pria berusia 50-70 tahun. Yang
tersering adalah jenis karsinoma sel skuamosa (Kepacitan. 2010).
1
dan diasamkan (dalam bentuk acar) meningkatkan resiko terjadinya
kanker lambung. Minuman yang mengandung alkohol menyebabkan
berisiko lebih tinggi terhadap kanker kerongkongan. Zat pewarna
makanan. Logam berat seperti merkuri yang sering terdapat pada
makanan laut yang tercemar seperti: kerang, ikan. Berbagai makanan
(manis,tepung) yang diproses secara berlebihan.
3. Virus
Virus yang dapat dan dicurigai menyebabkan kanker laring antara lain
Virus Epstein – Bar (di Afrika) menyebabkan Limfoma Burkitt,
sedangkan di China virus ini menyebabkan kanker hidung dan
tenggorokan. Ini terjadi karena faktor lingkungan dan genetic.
2
oleh para ahli. Kanker kepala dan leher menyebabkan 5,5% dari semua
penyakit keganasan. Terutama neoplasma laringeal 95% adalah
karsinoma sel skuamosa. Bila kanker terbatas pada pita suara (intrinsik)
menyebar dengan lambat. Pita suara miskin akan pembuluh limfe
sehingga tidak terjadi metastase kearah kelenjar limfe. Bila kanker
melibatkan epiglotis (ekstrinsik) metastase lebih umum terjadi.Tumor
supraglotis dan subglotis harus cukup besar, sebelum mengenai pita suara
sehingga mengakibatkan suara serak. Tumor pita suara yang sejati terjadi
lebih dini biasanya pada waktu pita suara masih dapat digerakan
3
T4 : Tumor menginvasi tulang rawan tiroid dan/ atau meluas ke jaringan
lain selain laring: trakea, jaringan lunak leher, tiroid, faring.
Subglottis
Tis : Karsinoma insitu
T1 : Tumor terbatas pada subglotis.
T2 : Tumor meluas ke pita suara dengan mobilitas normal atau terdapat
gangguan.
T3 : Tumor terbatas pada laring dengan fiksasi pita suara.
T4 : Tumor menginvasi krikoid atau tulang rawan tiroid dan/ atau meluas
ke jaringan lain selain laring: trakea, jaringan lunak leher, tiroid,
esophagus.
4
1.6 Penatalaksanaan pada Ca Laring
Stadium I dikirim untuk radiasi, stadium 2 dan 3 untuk operasi dan
stadium 4 operasi dengan rekonstruksi atau radiasi
Terapi Radiasi; Pada pasien yang hanya mengalami satu pita suara yang
sakit dan normalnya dapat digerakkan. Terapi radiasi juga dapat
digunakan secara proferatif untuk mengurangi ukuran tumor
Operasi : Laringektomi
Laringektomi Parsial: direkomendasikan pada kanker area glottis tahap
dini ketika hanya satu pita suara yang terkena Leringektomi Supraglotis:
digunakan untuk tumor supraglotis Laringektomi hemivertikal:
dilakukan jika tumor meluas diluar pita suara, tetapi perluasan tersebut
kurang dari 1 cm dan terbatas pada area subglotis.
Laringektomi Total : dilakukan ketika tumor meluas diluar pita suara
Pemakaian Sitostatika belum memuaskan,biasanya jadwal pemberian
sitostatika tidak sampai selesai karena keadaan umum memburuk
Rehabilitasi khusus (voice rehabilitation), agar pasien dapat berbicara/
bersuaran sehingga dapat berkomunikasi secara verbal. Rehabilitasi
suara dapat dilakukan dengan pertolongan alat bantu suara yakni
semacam vibrator yang ditempelkan di daerah sub mandibula, ataupun
dengan suara yang dihasilkan dari esophagus (esophangeal speech)
melalui proses belajar.
5
1.7 Pathway
Brunner. 2002. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah.Vol 2.Edisi 8.Jakarta : EGC
6
II. Rencana Asuhan Keperawatan dengan gangguan Ca Laring
2.1 Pengkajian
a. Faktor herediter atau riwayat kanker pada keluarga misal ibu atau
nenek dengan riwayat kanker payudara
b. Lingkungan yang berpengaruh seperti iritasi bahan kimia, asap sejenis
kayu tertentu.
c. Kebiasaan memasak dengan bahan atau bumbu masak tertentu dan
kebiasaan makan makanan yang terlalu panas serta makanan yang
diawetkan ( daging dan ikan).
d. Golongan sosial ekonomi yang rendah juga akan menyangkut keadaan
lingkungan dan kebiasaan hidup.
7
Kelainan suara nafas (rales, wheezing)
Kesulitan berbicara
Batuk, tidak efekotif atau tidak ada
Produksi sputum
Gelisah
Perubahan frekuensi dan irama nafas
8
2.4 perencanaan
Diagnosa 1 : bersihan jalan nafas tidak efektif
2.4.1 tujuan kriteria hasil
Respiratory status : Ventilation
Respiratory status : Airway patency
Aspiration Control
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama …………..pasien
menunjukkan keefektifan jalan nafas dibuktikan dengan kriteria
hasil:
Mendemonstrasikan batuk efektif dan suara nafas yang bersih,
tidak ada sianosis dan dyspneu (mampu mengeluarkan sputum,
bernafas dengan mudah, tidak ada pursed lips)
Menunjukkan jalan nafas yang paten (klien tidak merasa tercekik,
irama nafas, frekuensi pernafasan dalam rentang normal, tidak ada
suara nafas abnormal)
Mampu mengidentifikasikan dan mencegah faktor yang penyebab.
Saturasi O2 dalam batas normal
Foto thorak dalam batas normal
9
Jelaskan pada pasien dan keluarga tentang penggunaan peralatan :
O2, Suction, Inhalasi.
10
III. Daftar Pustaka
Carpenito Lynda Juall. 1999. Rencana Asuhan Keperawatan dan
Dokumentasi Keperawatan. Edisi 2.Jakarta : EGC
( ) ` ( )
.
11