Anda di halaman 1dari 52

LAPORAN KEGIATAN PRAKTIKUM

REALISASI RANCANGAN ELEKTRONIKA


TAHUN 2017
SISTEM PENDETEKSI KEBAKARAN DALAM RUANGAN
MENGGUNAKAN SENSOR ASAP (MQ-2) DAN ALARM BERBASIS
ARDUINO DUE

Disusun Oleh :
Yopi Marissa Sihite
21060115060007

PROGRAM STUDI DIPLOMA III


TEKNIK ELEKTRO-FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS DIPONEGORO
SEMARANG
2017
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Keselamatan manusia adalah faktor utama yang menjadi


pertimbangan ketika terjadi kebakaran pada suatu bangunan. Para penghuni
bangunan tersebut harus mendapatkan informasi atau peringatan dini pada
saat terjadi kebakaran. Peringatan dini kebakaran atau yang secara umum
dikenal dengan fire alarm harus dapat mendeteksi dengan baik agar
penghuni yang berada di tempat kejadian memiliki waktu untuk segera
melakukan evakuasi.

Alarm secara umum dapat didefinisikan sebagai bunyi peringatan


atau pemberitahuan. Alarm memberikan tanda bahaya berupa sinyal, bunyi,
ataupun sinar.

Alarm kebakaran otomatis pertama kali ditemukan pada tahun 1890


oleh Francis Robbins Upton. Kemudian George Andrew Darby menemukan
detektor panas dan detektor asap pada tahun 1902 di Birmingham, Inggris.
Sebelum alarm kebakaran otomatis ditemukan masyarakat di berbagai
negara didunia memakai cara tradisional untuk memberitahukan peringatan
kebakaran, seperti peluit, lonceng, kentongan, atau bahkan tembakan
senjata ke udara. Kemudian pada tahun 1852 William F Channing
menggunakan teknologi telegraf untuk menyampaikan informasi
kebakaran ke markas pusat pemadam kebakaran. Menggunakan morse yang
ditemukan oleh Samuel Morse dalam sistem telegram yang memadukan
kode dengan teknologi, Channing membuat rencana elaborasi untuk
menyalurkan sinyal dari pusat sistem pemerintah menuju stasiun pemadam
kebakaran untuk memberitahu titik lokasi terjadinya kebakaran.
Sistem alarm kebakaran merupakan sistem yang di desain dan
dibangun untuk mendeteksi adanya gejala kebakaran, untuk kemudian
memberi peringatan dalam sistem evakuasi dan ditindak lanjuti secara
otomatis maupun manual dengan sistem instalasi pemadam kebakaran.

Sistem alarm kebakaran adalah alat yang berfungsi untuk memberikan


tanda bahaya (alert) bila terjadi potensi kebakaran atau kebocoran gas. Cara
Kerja Fire Alarm System adalah alat ini mendeteksi potensi-potensi
kebakaran seperti gumpalan asap (smoke detector), temperatur tinggi (heat
detector), dan adanya gas yang berbahaya (gas detector), ketika alat ini
mendeteksi potensi kebakaran tersebut maka alat ini akan secara otomatis
memberikan tanda bahaya (alert) seperti membunyikan bell. Oleh karena itu
penggunaan sebuah alat pendeteksi kebakaran diharapkan dapat dijadikan
sebagai acuan persyaratan teknis yang diperlukan dalam perencanaan,
pelaksanaan dan pemanfatan oleh penyedia jasa dan pemilik/pengelola
bangunan gedung, serta pengendalian penyelenggaraan bangunan gedung,
melalui mekanisme perijinan, pemeriksaan dan penertiban oleh pemerintah
untuk mewujudkan bangunan gedung yang aman terhadap bahaya
kebakaran.
Sensor suhu akan melakukan pembacaan dan memberikan hasilnya ke
pin output dengan format single-wire bi-directional (kabel tunggal dua arah)
yang akan dibaca oleh Arduino DUE, Selanjutnya Arduino DUE akan
menentukan apa yang tertulis di LCD.

1.2 Tujuan
Adapun tujuan pembuatan Sistem Pendeteksi Kebakaran Dalam Ruangan
Menggunakan Sensor Suhu Dan Alarm Berbasis Arduino Due ini adalah :

1. Memenuhi tugas yang diberikan dalam mengikuti mata kuliah


Praktikum Realisasi Rancangan Elektronika.
2. Melatih keterampilan dan kemandirian mahasiswa untuk membuat
suatu alat elektronika sederhana yang dapat bermanfaat.
3. Mengetahui prinsip kerja dari sensor suhu dan asap sebagai komponen
utama pendeteksi gas pada sistem proteksi yang dibuat.
4. Mengetahui prinsip kerja dari Arduino DUE sebagai pusat pengolahan
data dan pengendali sistem.
5. Mempelajari karakteristik dari peralatan elektronika yang dilibatkan
dalam pembuatan alat yaitu Arduino DUE, MQ 2, DHT11 dan Buzzer.
6. Mempelajari sistem kebakaran pada gedung gedung atau rumah.

1.3 Batasan Masalah


Dalam laporan praktikum Realisasi Rancangan Elektronika mengenai
Sistem Pendeteksi Kebakaran ini mempunyai beberapa batasan masalah
sebagai berikut:
1. Arduino DUE sebagai komponen utama pengolahan data yang nantinya
akan didapat dari keluaran sensor suhu dan sensor asap.
2. DHT11 yang digunakan untuk mengukur suhu pada ruangan.
3. MQ 2 yang digunakan untuk mendeteksi gas yang ada pada ruangan.
4. LCD yang akan memberikan informasi pada keadaan ruangan.
5. Buzzer yang berfungsi untuk mengubah getaran listrik menjadi getaran
suara.
BAB II

DASAR TEORI

2.1 Arduino DUE

Gambar Arduino Due

Arduino Due adalah papan mikronkontroler berdasarkan Atmel


SAM3X8E ARM Cortex-M3 CPU (datasheet). Ini adalah pertama papan
Arduino didasarkan pada 32-bit mikrokontroler ARM inti. Ini memiliki 54
digital pin input/ output (yang 12 dapat digunakan sebagai output PWM),
12 analog input, 4 UART (hardware port serial), jam 84 MHz, USB OTG
koneksi yang mampu, 2 DAC (digital ke analog), 2 TWI, jack listrik, header
SPI, header JTAG, tombol reset dan tombol hapus. Peringatan: Tidak seperti
papan Arduino lainnya, Arduino Due berjalan pada 3,3V. Tegangan
maksimun yang I/O pin dapat mentolerir adalah 3,3V. Memberikan
tegangan yang lebih tinggi, seperti 5V ke I/O pin dapat merusak papan.

Arduino Due brerisi semua yang diperlukan untuk mendukung


mikronkontroler, hanya menghubungkan ke komputer dengan kabel micro-
USB atau power dengan adaptor AC-DC atau baterai untuk memulainya.
Arduino Duekompatibel dengan semua perisai Arduino yang bekerja di
3,3V dan telah sesuai dengan 1,0 Arduino pinout.
The Due mengikuti 1,0 pinout:
- TWI: SDA dan SCL pin yang dekat dengan pin AREF.
- The IOREF pin yang memungkinkan perisai terpasang dengan
konfigurasi yang tepat untuk beradaptasi dengan tegangan yang
diberikan oleh Arduino.
Hal ini memungkinkan kompatibilitas perisai dengan papan 3,3V seperti
papan Karena dan AVR berbasis yang beroperasi pada 5V. Pin tidak
berhubungan. Sebuah disediakan untuk penggunaan masa depan. The Due
memiliki forum khusus untuk membahas papan.
ARM inti manfaat The Due memiliki inti ARM 32-bit yang dapat
mengalahkan papan mikrokontroler 8-bit yang khas. Perbedaan yang paling
signifikan adalah:
A 32-bit inti, yang memungkinkan operasi pada 4 byte data luas dalam jam
CPU tunggal. (untuk informasi lebih lanjut lihat inti jenis halaman).
Jam –CPU di 84Mhz.
-96 Kbyte SRAM.
-512 Kbyte memori Flash untuk kode.
DMA controller, yang dapat meringankan CPU dari melakukan tugas-tugas
intensif memori.
2.2 DHT11

Gambar sensor dht11

Gambar Skema Rangkaian DHT11

DHT11 adalah sensor Suhu dan Kelembaban, dia memiliki keluaran


sinyal digital yang dikalibrasi dengan sensor suhu dan kelembaban yang
kompleks. Teknologi ini memastikan keandalan tinggi dan sangat baik
stabilitasnya dalam jangka panjang. Sensor ini termasuk elemen resistif dan
perangkat pengukur suhu NTC. Memiliki kualitas yang sangat baik, respon
cepat, kemampuan anti-gangguan dan keuntungan biaya tinggi kinerja.
Setiap sensor DHT11 memiliki fitur kalibrasi sangat akurat dari
kelembaban ruang kalibrasi. Koefisien kalibrasi yang disimpan dalam
memori program OTP, sensor internal mendeteksi sinyal dalam proses, kita
harus menyebutnya koefisien kalibrasi. Sistem antarmuka tunggal-kabel
serial terintegrasi untuk menjadi cepat dan mudah. Kecil ukuran, daya
rendah, sinyal transmisi jarak hingga 20 meter, sehingga berbagai aplikasi
dan bahkan aplikasi yang paling menuntut. Produk ini 4-pin pin baris paket
tunggal. Koneksi nyaman, paket khusus dapat diberikan sesuai dengan
kebutuhan pengguna.

Spesifikasi:

• Pasokan Voltage: 5 V
Gambar 3.3 Skema
•Sensor
Rentang temperatur :0-50 ° C kesalahan ± 2 ° C
Sensor Gas dan Asap MQ2 akan
• Kelembaban :20-90% RH ± 5% RH error

• Interface: Digital.

Sensor DHT 11 juga dapat mudah berkomunikasi dengan berbagai macam


jenis controller yang populer saat ini seperti Arduino dan Mikrokontroler.

Prinsip Kerja sensor DHT 11


Untuk memudahkan dalam memahami prinsip kerja sensor DHT 11,
terlebih dahulu akan dijelaskan karakteristrik sensor DHT 11:
Tegangan kerja power supply :3,5 – 5 Volt DC
Jumlah pin : 4 buah terdiri dari VCC, Ground,
Data, NC (Not Connected)
Resolusi Kelembaban : 16 bit data ( 25℃ ±2℃)
Resolusi Suhu : 16 bit data ( 25℃ ±2℃)

Dengan hanya memiliki 1 pin data, maka sensor DHT 11 dapat


berkomunikasi dengan controller baik mikrokontroler ataupun Arduino
dengan metode komunikasi serial (single wire bi-directional).
Data yang dikirim oleh sensor DHT 11 ke controller sebanyak 40 bit
data dimana, 16 bit data pertama merupakan data biner kelembaban, 16 bit
selanjutnya merupakan data biner suhu, dana 8 bit data terakhir merupakan
hasil dari penjumlahan dari nilai suhu dan kelembaban.
Dengan metode pengiriman data secara serial sebanyak 40 bit yang
terdiri dari data suhu dan kelembaban membuat sensor DHT 11 ini tidak
memerlukan kalibrasi lagi. Data suhu dan kelembaban sudah dapat terbaca
dengan menerjamahkan ke 40 bit data biner yang dikirim sensor DHT 11
menjadi data desimal.

2.3 Transistor 2N222

Gambar transistor 2N222

2N2222 adalah transistor junction Bipolar NPN yang umum


digunakan (BJT) yang digunakan untuk keperluan umum
untuk penguat atau pengalihan daya rendah. Ini dirancang
untuk arus rendah sampai sedang, daya rendah, tegangan menengah, dan
dapat beroperasi dengan kecepatan cukup tinggi. Ini pada awalnya dibuat
di logam TO-18 seperti yang ditunjukkan pada gambar.
2N2222 dianggap sebagai transistor yang sangat umum, dan
digunakan sebagai contoh transistor NPN. Hal ini sering digunakan
sebagai transistor sinyal kecil, dan tetap menjadi tujuan umum kecil
transistor dari popularitas abadi.
2N2222 adalah bagian dari keluarga perangkat yang dideskripsikan
oleh Motorola pada konvensi IRE 1962. Sejak itu telah dilakukan oleh
banyak perusahaan semikonduktor, misalnya Texas Instruments .
Spesifikasi :

Pendaftaran JEDEC untuk nomor perangkat memastikan nilai nilai


tertentu akan dipenuhi oleh semua bagian yang ditawarkan di bawah
nomor tersebut. Parameter yang terdaftar JEDEC meliputi dimensi garis
besar, gain arus sinyal kecil, frekuensi transisi , nilai maksimum untuk
menahan tegangan, rating arus, disipasi daya dan rating suhu, dan lain-
lain, diukur berdasarkan kondisi uji standar. Nomor bagian lainnya akan
memiliki parameter yang berbeda. Spesifikasi yang tepat bergantung
pada produsen, tipe kasus, dan variasi. Oleh karena itu, penting untuk
mengacu pada datasheet untuk nomor bagian dan produsen yang tepat.

2.4 LCD 1602A

Display elektronik adalah salah satu komponen elektronika yang


berfungsi sebagai tampilan suatu data, baik karakter, huruf ataupun
grafik. LCD (Liquid Cristal Display) adalah salah satu jenis display
elektronik yang dibuat dengan teknologi CMOS logic yang bekerja dengan
tidak menghasilkan cahaya tetapi memantulkan cahaya yang ada di
sekelilingnya terhadap front-lit atau mentransmisikan cahaya dari back-
lit. LCD (Liquid Cristal Display) berfungsi sebagai penampil data baik
dalam bentuk karakter, huruf, angka ataupun grafik.

Gambar LCD 1602A 2x16

Material LCD (Liquid Cristal Display)


LCD adalah lapisan dari campuran organik antara lapisan kaca
bening dengan elektroda transparan indium oksida dalam bentuk tampilan
seven-segment dan lapisan elektroda pada kaca belakang. Ketika elektroda
diaktifkan dengan medan listrik (tegangan), molekul organik yang panjang
dan silindris menyesuaikan diri dengan elektroda dari segmen. Lapisan
sandwich memiliki polarizer cahaya vertikal depan dan polarizer cahaya
horisontal belakang yang diikuti dengan lapisan reflektor. Cahaya yang
dipantulkan tidak dapat melewati molekul-molekul yang telah
menyesuaikan diri dan segmen yang diaktifkan terlihat menjadi gelap dan
membentuk karakter data yang ingin ditampilkan.

Pengendali / Kontroler LCD (Liquid Cristal Display)


Dalam modul LCD (Liquid Cristal Display) terdapat
microcontroller yang berfungsi sebagai pengendali tampilan karakter LCD
(Liquid Cristal Display). Microntroller pada suatu LCD (Liquid Cristal
Display) dilengkapi dengan memori dan register. Memori yang digunakan
microcontroler internal LCD adalah :
 DDRAM (Display Data Random Access Memory) merupakan memori
tempat karakter yang akan ditampilkan berada.
 CGRAM (Character Generator Random Access Memory) merupakan
memori untuk menggambarkan pola sebuah karakter dimana bentuk dari
karakter dapat diubah-ubah sesuai dengan keinginan.
 CGROM (Character Generator Read Only Memory) merupakan memori
untuk menggambarkan pola sebuah karakter dimana pola tersebut
merupakan karakter dasar yang sudah ditentukan secara permanen oleh
pabrikan pembuat LCD (Liquid Cristal Display) tersebut sehingga
pengguna tinggal mangambilnya sesuai alamat memorinya dan tidak dapat
merubah karakter dasar yang ada dalam CGROM.

Register control yang terdapat dalam suatu LCD diantaranya adalah.


 Register perintah yaitu register yang berisi perintah-perintah dari
mikrokontroler ke panel LCD (Liquid Cristal Display) pada saat proses
penulisan data atau tempat status dari panel LCD (Liquid Cristal Display)
dapat dibaca pada saat pembacaan data.
 Register data yaitu register untuk menuliskan atau membaca data dari atau
keDDRAM. Penulisan data pada register akan menempatkan data tersebut
keDDRAM sesuai dengan alamat yang telah diatur sebelumnya.
Pin, kaki atau jalur input dan kontrol dalam suatu LCD (Liquid Cristal
Display) diantaranya adalah :
 Pin data adalah jalur untuk memberikan data karakter yang ingin
ditampilkan menggunakan LCD (Liquid Cristal Display) dapat
dihubungkan dengan bus data dari rangkaian lain seperti mikrokontroler
dengan lebar data 8 bit.
 Pin RS (Register Select) berfungsi sebagai indikator atau yang
menentukan jenis data yang masuk, apakah data atau perintah. Logika low
menunjukan yang masuk adalah perintah, sedangkan logika high
menunjukan data.
 Pin R/W (Read Write) berfungsi sebagai instruksi pada modul jika low
tulis data, sedangkan high baca data.
 Pin E (Enable) digunakan untuk memegang data baik masuk atau keluar.
 Pin VLCD berfungsi mengatur kecerahan tampilan (kontras) dimana pin
ini dihubungkan dengan trimpot 5 Kohm, jika tidak digunakan
dihubungkan ke ground, sedangkan tegangan catu daya ke LCD sebesar 5
Volt.

Tabel 2.1 Pin pada LCD dan fungsinya


PIN Nama Fungsi

1 VSS Ground voltage

2 VCC +5V

3 VEE Contrast voltage

Register Select

0 = Instruction Register
4 RS
1 = Data Register
Read/ Write, to choose write or
read mode
5 R/W
0 = write mode
1 = read mode

Enable

0 = start to lacht data to LCD


6 EN
character
1= disable

7 DB0 LSB

8 DB1 -

9 DB2 -

10 DB3 -

11 DB4 -

12 DB5 -

13 DB6 -

14 DB7 MSB
15 BPL Back Plane Light

16 GND Ground voltage

2.5 Modul i2C

Inter Integrated Circuit atau sering disebut I2C adalah standar


komunikasi serial dua arah menggunakan dua saluran yang didisain
khusus untuk mengirim maupun menerima data. Sistem I2C terdiri
dari saluran SCL (Serial Clock) dan SDA (Serial Data) yang
membawa informasi data antara I2C dengan pengontrolnya. Piranti
yang dihubungkan dengan sistem i2C Bus dapat dioperasikan
sebagai Master dan Slave. Master adalah piranti yang
memulai transfer data pada I2C Bus dengan membentuk sinyal Start,
mengakhiri transfer data dengan membentuk
Sinyal Start merupakan sinyal untuk memulai semua perintah,
didefinisikan sebagai perubahan tegangan SDA dari “1” menjadi “0”
pada saat SCL “1”. Sinyal Stop merupakan sinyal untuk mengakhiri
semua perintah, didefinisikan sebagai perubahan tegangan SDA dari
“0” menjadi “1” pada saat SCL “1”.
2.6 MQ 2

Modul MQ-2 adalah modul sensor yang digunakan untuk


mendeteksi gas - gas rumah tangga atau gas - gas industri. Modul ini
memiliki dua tipe output yaitu output analog dan digital. Modul ini dapat
digunakan secara langsung dengan menggunakan mikrokontroller atau
mikroprosessor dengan berbagai tipe. Inti dari sensor MQ2 adalah
material yang sensitif terhadap konsentrasi gas yang tersusun dari
senyawa SNO2 atau biasa disebut Timah. Material ini memiliki
karakakteristik akan berubah konduktivitasnya seiring dengan
perubahan konsentrasi gas disekitarnya.

Gambar Sensor MQ-2

2.7 Relay

Gambar Relay
Relay dikenal sebagai komponen yang dapat mengimplementasikan
logika switching. Relay yang paling sederhana adalah relay
elektromekanis yang memberikan pergerakan mekanis open/close saat
mendapatkan energi listrik. Komponen relay terdiri dari coil dan contact.
Coil adalah gulungan kawat yang dialiri arus listrik, sedangkan contact
adalah sejenis saklar yang pergerakannya tergantung ada tidaknya arus
listrik di coil. Ketika coil mendapat energi listrik (energized), akan timbul
gaya elekromagnet yang akan menarik armature yang berpegas, dan
contact akan menutup. Ada dua jenis contact yakni Normally Open
(kondisi awal sebelum diaktifkan open) dan Normally Close.

2.8 Resistor

Resistor adalah komponen dasar elektronika yang digunakan untuk


membatasi jumlah arus yang mengalir dalam satu rangkaian. Sesuai
dengan namanya resistor bersifat resistif dan umumnya terbuat dari bahan
karbon. Resistor memiliki gelang warna sebagai penunjuk besar kecilnya
tahanan, memiliki 2 buah kaki tanpa kutub sehingga pemasangannya boleh
terbalik. Karena resistor adalah tahanan yang nilainya tetap, maka harus
diperhatikan arus yang mengalir jangan sampai arus yang besar melewati
tahanan yang kecil karena bisa menyebabkan resistor panas bahkan
terbakar.

Gambar Resistor
2.9 Transformator

Trafo merupakan alat listrik dengan dua buah lilitan yang mampu
menaikkan atau menurunkan energi listrik menggunakan prinsip induksi
elektromagnet. Penggunaan trafo dalam sistem tenaga memungkinkan
terpilihnya tegangan yang sesuai dan ekonomis untuk tiap-tiap keperluan
misalnya kebutuhan akan tegangan tinggi dalam pengiriman daya listrik
jarak jauh. Inti besi pada trafo sengaja dibuat berkeping-keping, karena
dengan bentuk kepingan terdapat rongga udara, ini juga digunakan sebagai
pendingin trafo serta untuk mengurangi arus pusar yang menyebabkan
rugi-rugi daya.

Gambar Trafo

Persamaan trafo :

Keterangan :
Np = jumlah belitan primer
Ns = jumlah belitan sekunder
Vp = tegangan primer
Vs = tegangan sekunder
Ip = arus primer
Is = arus sekunder

2.10 Kapasitor
Kapasitor adalah komponen elektronika yang dapat menyimpan
muatan listrik dengan strukturnya terbuat dari 2 buah plat metal yang
dipisahkan oleh bahan dielektrik. Bahan dielektrik misalnya udara vakum,
keramik, gelas, dan lain-lain. Jika kedua ujung plat ini diberi tegangan
listrik, maka muatan-muatan positif akan mengumpul pada salah satu kaki
(elektroda) metalnya dan pada saat yang sama muatan-muatan negatid
terkumpul pada ujung metal yang lain.

Gambar Kapasitor

Muatan positif tidak dapat mengalir menuju ujung negati dan


sebaliknya juga muatan negatif tidak dapat mengalir ke ujun positif karena
terpisah oleh bahan dielektrik yang bersifat konduktif. Muatan elektrik ini
tersimpan selama tidak ada konduksi pada ujung-ujung kakinya. Kapasitas
untuk menyimpan kemampuan kapasitor dalam muatan listrik disebut Farad
(F) yang diambil dari nama penemu Michael Faraday sedangkan simbol dari
kapasitor adalah C (kapasitor).
Berdasarkan kapasitasnya, kapasitor dibedakan menjadi kapasitor tetap
dan tidak tetap. Kapasitor tetap adalah kapasitor yang memiliki nilai
kapasitansi yang tetap dan tidak dapat diubah-ubah, dibedakan menjadi 2
yakni kapasitor polar dan non-polar. Kapasitor polar yakni kapasitor yang
bahan dielektriknya adalah lapisan metal-oksida. Umumnya kapasitor ini
mempunyai tanda + dan – di badannya. Mengapa kapasitor ini mampu
memiliki polaritas, adalah karena proses pembuatannya menggunakan
elektrolisa sehingga terbentuk kutub. Sedangkan kapasitor non-polar adalah
kapasitor yang dibuat dari bahan dielektrik keramik, film, dan mika.
Keramik dan mika adalah bahan yang popular dan murah untuk membuat
kapasitor yang kapasitasinnya kecil.
Kapasitor juga mempunyai tegangan kerja, biasanya pada rangkaian
DC berkisar antara 3,3 V sampai 25 V. Jangan menggunakan kapasitor yang
teganagn kerjanya lebih rendah dari tegangan kerja yang ditentukan. Lebih
baik memilih kapasitor yang tegangan kerjanya 10-15% lebih besar dari
tegangan rangkaian.

2.11 Dioda
Dioda merupakan suatu semikonduktor terdiri dari dua elektroda
yang hanya dapat menghantarkan arus listrik dan tegangan pada satu arah
saja. Dua lapisan elektroda tersebut adalah elektroda N (katoda) dan lapisan
P (anoda). Bahan pokok untuk pembuatan dioda adalah Germanitum (Ge)
dan Silikon (Si).
Gambar Dioda

Pada daerah sambuangan 2 jenis semi konduktor yang berlawanan


tersebut akan muncul daerah deplesi yang akan membentuk gaya barier.
Gaya barier ini dapat ditembus denan tegangan + sebesar 0,7 V yang
dinamakan sebagai Break Down Voltage, yaitu tegangan minimum dimana
dioda akan bersifat sebagai konduktor/penghantar arus listrik. Penggunaan
dioda disini digunakan sebagai penyearah, yakni mengubah tegangan AC
menjadi tegangan DC.
Jika dioda diberi tegangan maju (forward bias), dimana tegangan sisi P
lebih besar dari sisi N, elektron dengan mudah mengalir dari sisi N mengisi
kekosongan elektron (hole) di sisi P. Sebaliknya jika diberi tegangan balik
(reverse bias), dapat dipahami tidak ada elektron yang dapat mengalir dari
sisi N mengisi hole di sisi P, karena tegangan potensial di sisi N lebih tinggi.

Gambar Forward Bias


Ada dua tipe rangkaian penyearah dengan dioda, penyearah setengah
gelombang dan penyearah gelombang penuh.

Gambar Penyearah Setengah Gelombang

Gambar Penyearah Gelombang Penuh


Pada gambar diatas diberi tambahan kapasitor untuk mengurangi riple
(riak) hasil keluaran dioda yang belum berbentuk gelombang DC
sempurna.

2.12 LED
LED (Light Emitting Diode) merupakan salah satu dioda yang akan
mengeluarkan cahaya monokromatik bila diberi tegangan maju. LED
banyak digunakan sebagai lampu indikator dan peraga (display).

Gambar Simbol LED


Cara kerjanya hampir sama seperti dioda yang memiliki 2 kutub
yakni P dan N, dan akan memancarkan cahaya bila diberi bias maju dari
Anoda ke Katoda. LED terdiri dari sebuah chip semikonduktor yang di
doping sehingga menciptakan junction P dan N. Proses doping dalam
semikonduktor adalah proses untuk menambahkan ketidakmurnian
(impurity) pada semikonduktor yang murni sehingga menghasilkan
karakteristik listrik yang diinginkan. Ketika LED dialiri tegangan maju,
kelebihan elektron pada sisi N akan berpindah ke sisi P. Saat elektron
berjumpa dengan hole akan melepaskan foton dam memancarkan cahaya.
LED merupakan dioda yang dirancang untuk melepaskan sejumlah
banyak foton, sehingga dapat mengeluarkan cahaya yang tampak oleh
mata. Umumnya LED dibungkus oleh bohlam plastik yang dirancang
sedemikian sehingga cahaya yang dikeluarkan terfokus pada suatu arah
tertentu.

Gambar LED
Setiap material hanya dapat mengemisikan foton dalam rentang
frekuensi sangat sempit. LED yang menghasilkan warna berbeda terbuat
dari material semikonduktor yang berbeda pula, serta membutuhkan
tingkat energi berbeda untuk menghasilkan cahaya. Misalnya AlGaAs -
merah dan inframerah, AlGaP – hijau, GaP - merah, kuning dan hijau.
2.13 Buzzer

Gambar Buzzer

Gambar Rangkaian Buzzer

Buzzer adalah sebuah komponen elektronika yang berfungsi untuk


mengubah getaran listrik menjadi getaran suara. Pada dasarnya prinsip
kerja buzzer hampir sama dengan loud speaker, jadi buzzer juga terdiri dari
kumparan yang terpasang pada diafragma dan kemudian kumparan
tersebut dialiri arus sehingga menjadi elektromagnet, kumparan tadi akan
tertarik ke dalam atau keluar, tergantung dari arah arus dan polaritas
magnetnya, karena kumparan dipasang pada diafragma maka setiap
gerakan kumparan akan menggerakkan diafragma secara bolak-balik
sehingga membuat udara bergetar yang akan menghasilkan suara. Buzzer
biasa digunakan sebagai indikator bahwa proses telah selesai atau terjadi
suatu kesalahan pada sebuah alat (alarm).

2.14 Pilot Lamp

Gambar Pilot Lamp


Pilot lamp merupakan lampu yang biasa digunakan sebagai sinyal
pemberitahu pada panel listrik. Jenis lampu pilot memiliki cahaya yang
berasal dari Dioda LED (Light Emitting Dioda) dan memiliki jenis yang
berbeda pula.
Pilot lamp umumnya memiliki beberapa jenis seperti, Pilot lamp 220/230
VAC dan Pilot Lam 24 VDC. Pilot lamp juga memiliki beberapa macam
warna yang tentunya dengan fungsi yang berbeda-beda, seperti warna
merah (menandakan panel listrik mati), hijau (panel listrik hidup), orange
(panel listrik mengalami korsleting).
Tapi ada juga pilot lamp yang digunakan untuk 3 sinyal dengan warna R
(red),Y (yellow), B Blue). Biasanya pilot lamp digunakan di panel listrik
tegangan mengenah sampai tengangan tinggi juga
3 PERALATAN DAN BAHAN
a. Peralatan
1) Cutter
2) Gunting
3) Solder
4) Setrika
5) Multimeter
6) Lem tembak
7) Mesin bor
8) Spidol
9) Gergaji
10) Atraktor
11) Laptop
12) Penggaris
13) Pulpen
14) Pensil
15) Palu
16) Kuas
17) Paku
18) Engsel

b. Bahan
1) Papan PCB (secukupnya)
2) 1 buah Transformator Step Down 5A
3) 1 buah DHT11
4) 1 buah MQ2
5) 2 buah Relay
6) 2 buah Lampu LED
7) 2 buah IC 2N222
8) 1 buah LCD 2x16
9) 1 meter Kabel Pelangi
10) 1 rol Tenol
11) 500 gram Ferricloride (FeCl3)
12) 4 buah Resistor
13) 8 buah Kapasitor
14) 10 buah Dioda
15) 1,2 x 2,4 meter Papan Tripleks
16) 1 buah Buzzer
17) 1 buah Modul i2C
BAB IV
LANGKAH KERJA
4.1 Persiapan Perangkat Keras (Hardware)
A. Hardware (Perangkat Keras)
1. Menyiapkan gambar jalur rangkaian yang nantinya akan
disalin pada pada papan PCB menggunakan software
computer. Diperlukan software yang dapat digunakan untuk
membuat gambar rangkaian salah satunya adalah software
Eagle.

Gambar Rangkaian Catu Daya 12V

2. Setelah desain jalur rangkaian selesai, langkah selanjutnya adalah


mencetak desain menggunakan kertas CTS ukuran F4 dengan printer.
3. Desain board yang sudah jadi ditempelkan ke PCB menggunakan
isolasi kertas, kemudian untuk menyablon jalur pada PCB
menggunakan setrika selama ± 15 menit agar jalur menempel pada
papan PCB.
4. Melepas kertar print dari PCB dengan meneteskan air sedikit demi
sedikit hingga kertas terlepas, apabila terdapat jalur yang putus maka
digaris dengan spidol permanen agar terhubung kembali.
5. Memotong papan PCB sesuai ukuran menggunakan cutter.
6. Merendam PCB kedalam larutan Feril Chloride (FeCl3) dengan cara
menggoyang-goyangkan wadah agar tembaga PCB yang tidak
tertutup carbon/spidol terlarut sempurna.
7. Keringkan sebentar, lalu amplas PCB untuk menghilangkan lapisan
spidol permanen.
8. Mengebor PCB dengan alat bor sesuai jalur yang dibuat dengan besar
mata bor menyesuaikan besar kaki komponen.
9. Menempatkan komponen sesuai tempatnya masing-masing kemudian
melakukan penyolderan dengan tenol. Proses ini harus dilakukan rapi
dan cepat supaya tenol tidak cepat mengeras dan ada beberapa
komponen yang tidak tahan terhadap suhu tinggi dan dikhawatirkan
mengurangi kepekaannya.
10. Memotong kaki komponen agar rapi menggunakan gunting kuku.
11. Memasang dan menggabungkan trafo ke rangkaian PCB.
12. Melakukan percobaan untuk memastikan rangkaian terhubung dengan
baik.

B. Wiring (Pengkabelan Perangkat)


1. Memasang trafo step down 5A pada papan.
2. Hubungkan output trafo ke rangkaian yang sudah dipasang pada
PCB sebagai sumber daya.
3. Hubungkan terminal output beban dengan sensor.
4. Hubungkan input dan output antara rangkaian utama dan
ARDUINO DUE menggunakan kabel pelangi.
5. Hubungkan output VCC pada ARDUINO DUE ke sensor suhu (
dht11 ) dan sensor gas ( mq-2 ) sebagai tegangan input.
6. Hubungkan output sensor menuju pin input ARDUINO DUE.
7. Hubungkan trafo dengan kabel steker 220 V.

4.2 Persiapan Perangkat Lunak (Software)


1. Eagle
a. Membuka software Eagle yang digunakan untuk pembuatan jalur
rangkaian yang nantinya akan digunakan sebagai rangkain utama
dari alat, Kemudian klik File >> New >> Schematic , maka akan
muncul lembar kerja seperti berikut.
Gambar Tampilan Eagle
b. Tambahkan komponen yang ingin digunakan kedalam lembar kerja
dengan cara klik "add"

c. Pilih komponen yang anda inginkan, dengan cara menuliskan


komponen yang hendak digunakan pada kolom "search" , lalu tekan
“enter” . Kemudian pilih komponen dari daftar yang tersedia, klik
nama komponen tersebut dua kali, atau klik satu kali kemudian klik
“OK”

Gambar daftar komponen pada Eagle


d. Letakkan komponen pada lembar kerja kemudian tekan "esc",
lakukan hal yang sama untuk meletakkan komponen komponen
lainnya, hingga seluruh komponen yang dibutuhkan sudah berada di
lembar kerja.
e. Hubungkan semua kaki kaki komponen sesuai dengan yang anda
inginkan, jika semua kaki sudah terhubung dengan benar klik “
Generate/switch to board” kemudian akan muncul peringatan lalu
klik “yes”.

Gambar Rangkaian Schematic Catu Daya

f. Menyimpan file yang sudah dibuat dengan cara klik "file" lalu klik
"save”

BAB V
PEMBAHASAN

5.1 Cara Kerja Alat


a. Blog Diagram
Langkah awal perancangan alat ini adalah pembuatan blok
diagram. Blok Diagram ini memiliki tujuan untuk mempermudah
pemahaman mengenai garis besar proses alat mulai dari blok sumber
daya hingga ke blok beban.
Gambar Blok Diagram Kerja Alat Secara Keseluruhan

b. Cara Kerja Keseluruhan


1. Hubungkan trafo dengan sumber tegangan 220 VAC. Tegangan
akan diturunkan oleh Trafo menjadi 12VAC sebagai supply utama
jaringan.
2. ARDUINO dihubungkan dengan laptop menggunakan port USB
untuk mendapat tegangan input.
3. Inputan berasal dari sensor suhu ( dht11 ) dan sensor asap ( mq-2
4. Output tegangan dari sensor suhu kemudian masuk ke pin input
ARDUINO
5. Kemudian ARDUINO mengolah sesuai program yang telah dibuat
agar mengeluarkan output yang harus disalurkan ke driver relay.
6. Driver Relay disini berfungsi sebagai pemacu kerja relay pada
masing-masing PMT yang ada.
7. Terdapat beberapa kondisi pergerakan relay :
a) Kondisi awal yaitu saat kedua sensor tidak mendeteksi nilai
yang melebihi batas nilai yang sudah di tetapkan. Oleh
karena itu relay 1 akan menyalakan pilot lamp warna hijau,
sedangkan pilot lamp merah dan kipas mati.
b) Kondisi kedua terjadi saat salah satu sensor mendeteksi nilai
yang melebihi batas. Jika yang mendeteksi nilai melebihi
batas adalah sensor gas (mq-2), maka pilot lamp hijau akan
mati dan relay 2 akan menyalakan pilot lamp merah serta
kipas juga dinyalakan oleh relay 3. Sedangkan saat sensor
suhu (dht11) yang mendeteksi, hanya pilot lamp merah yang
dinyalakan relay.

c) Kondisi ketiga aktif saat kedua sensor mendeteksi nilai yang


melebihi batas semua. Kemudian pilot lamp merah menyala.

5.2 Pembahasan
Sistem pendeteksi kebakaran ini menggunakan DHT11, untuk

mendeteksi suhu pada ruangan yang kemudian data dari DHT11 akan

diproses oleh Arduino agar semua komponen dapat beroperasi.


Gambar Blog Diagram menggunakan Sensor Suhu

Mikrokontroller Arduino Due yang telah diberi program serta


inputan tegangan 9V, akan diberi masukan dari pembacaan suhu sesuai
suhu yang terdeteksi pada DHT11, suhu akan terdeteksi jika batasnya
melebihi dari 15℃. Jika suhu yang terdeteksi melebihi 15℃ maka pilot
lamp merah akan menyala, sebaliknya jika suhu yang terdeteksi tidak
melebihi dari 15℃ maka pilot lamp hijau yang akan aktif.

Kemudian jika suhu yang terdeteksi melebihi batas, maka arduino


akan memberikan perintah ke LCD dengan mengubah tulisan di
dalamnya dengan tulisan “Ruangan Panas” dan kemudian buzzer akan
berbunyi sebagai penanda perubahan dalam ruangan.

5.2.1 Pembahasan Alat Secara Keseluruhan


Gambar Rangkaian Keseluruhan

Pada saat mendownload program dari software IDE Arduino ke


Platform Arduino Due, menghubungkan pin-pin pada Arduino Due
dengan input output sesuai dengan program yang telah dibuat yaitu:

A. Koneksi Arduino Due dengan Relay

PIN ARDUINO KONEKSI

PIN 7 RELAY

PIN 8 RELAY

PIN 9 RELAY
B. Koneksi Buzzer

PIN ARDUINO KONEKSI

PIN 10 KABEL MERAH

C. Koneksi Sensor Gas (MQ-2)

PIN ARDUINO KONEKSI

PIN 5V ARDUINO VCC

PIN GROUND ARDUINO GND

PIN A0 AO

D. Koneksi Arduino dengan Sensor Suhu

PIN ARDUINO KONEKSI

PIN 3 OUTPUT

PIN 5V ARDUINO VCC

PIN GROUND ARDUINO GND

E. Koneksi Arduino dengan LCD 16 x 2 menggunakan I2C

PIN ARDUINO KONEKSI

SCL SCL

SDA SDA

PIN 5V ARDUINO VCC

PIN GROUND ARDUINO GND


5.1.1 Prinsip Kerja Rangkaian
Dalam prinsip kerja rangkaian agar alat ini dapat bekerja sesuai
dengan apa yang direncanakan, maka hal-hal yang harus dipenuhi yaitu:
1. Sistem kerja diawali dengan mengkoneksikan Arduino dengan
peripheral lain.
2. Pasang power supply (adaptor 12 V) ke konektor yang terhubung
dengan pilot lamp kemudian hidupkan (colokkan ke sumber PLN
220V).
3. Pasang power supply 9 VDC ke konektor DC Arduino dan
kemudian hidupkan (colokkan ke sumber PLN 220V).
4. Setelah terpasang semua maka LCD akan menyala dengan
tampilan pertamanya.
5. Untuk mereset sistem dapat dilakukan dengan menekan RESET
pada Platform Arduino Due.

5.3 PERANCANGAN PERANGKAT LUNAK


5.3.1 COMPAILING PROGRAM
Tahapan ini merupakan tahapan akhir dalam membuat program.
Dengan melakukan compiling program, dimana file yang menggunakan
bahasa C (berekstensi *.c) dirubah kedalam bahasa yang dimengerti oleh
mikrokontroler (file berekstensi *.INO), yang kemudian akan dimasukan
kedalam Flash Memory ATSAM3X8E AU pada mikrokontroler arduino
Due. Software yang digunakan sebagai editor dan compiler dalam
perancangan ini yaitu arduino 1.8.5. Tahapan untuk compiling program
pada software arduino 1.8.5 adalah sebagai berikut:
Gambar Software Arduino IDE

5.3.2 FLOWCHART
Pada pembuatan software dibutuhkan diagram alir atau flowchart
untuk memudahkan dalam merancang pengaplikasian alat. Flowchart
dibagi sesuai dengan prosesnya.
MULAI

SUHU

SENSOR DHT11
MEMBACA SUHU LED HIJAU MENYALA
TULISAN DI LCD BERGANTI
BUZZER MATI

SUHU >
T
BATAS NILAI
15℃

LED MERAH MENYALA


TULISAN DI LCD BERGANTI
BUZZER BERBUNYI

SELESAI

Gambar Flowchart
5.3.3 PROGRAM APLIKASI

#include <DHT.h>

#include <Wire.h>

#include <LiquidCrystal_I2C.h>

LiquidCrystal_I2C lcd(0x3F ,2,1,0,4,5,6,7,3, POSITIVE);

//Identifiakasi

int red = 8;

int grn = 9;

int buzzer = 10;

int kipas = 7;

//sensor DHT11

#define DHTPIN 3 // digital pin 7

#define DHTTYPE DHT11

DHT dht(DHTPIN, DHTTYPE);

//sensor MQ2

int smokeA0 = A0;

int batasNilai = 190;

int batasSuhu = 30;


void setup()

Serial.begin(9600);

lcd.begin (16,2);

pinMode(DHTPIN, INPUT);

pinMode(smokeA0, INPUT);

pinMode(buzzer, OUTPUT);

pinMode(red, OUTPUT);

pinMode(grn, OUTPUT);

pinMode(kipas, OUTPUT);

void loop()

//nilai yang muncul di sensor MQ2

int analogSensor = analogRead(smokeA0);

//nilai yang muncul di sensor DHT11

int h = dht.readHumidity();

int t = dht.readTemperature();

lcd.setCursor(0,1);
lcd.print("S: ");

lcd.print(t);

lcd.print(" C");

delay(200);

lcd.setCursor(9,1);

lcd.print("H: ");

lcd.print(h);

lcd.print(" %");

delay(200);

//cetak secara serial

Serial.print("Nilai Sensor : ");

Serial.println(analogSensor);

delay (200);

Serial.print("Suhu : ");

Serial.println(t);

delay (500);

Serial.print("Kelembaban : ");

Serial.println(h);

delay (500);
//jika nilai dari sensor lebih besar dari batas nilai maka

if (analogSensor > batasNilai && t >= batasSuhu)

//jika dibawah dari batas nilai maka

//lampu hijau mati

//lampu merah nyala

digitalWrite(red, HIGH);

digitalWrite(grn, LOW);

lcd.clear();

lcd.setCursor(2,0); //baris pertama

lcd.print("Kebakaran");

//buzzer on

digitalWrite(buzzer, HIGH);

// Kipas Berputar

digitalWrite(kipas, HIGH);

else if (analogSensor < batasNilai && t >= batasSuhu)

{
//jika dibawah dari batas nilai maka

//lampu hijau mati

//lampu merah nyala

digitalWrite(red, HIGH);

digitalWrite(grn, LOW);

lcd.clear();

lcd.setCursor(2,0); //baris pertama

lcd.print("Ruangan Panas");

//buzzer on

digitalWrite(buzzer, HIGH);

// Kipas Berputar

digitalWrite(kipas, LOW

);

else if (t >= batasSuhu)

//jika dibawah dari batas nilai maka

//lampu hijau mati

//lampu merah nyala

digitalWrite(red, HIGH);

digitalWrite(grn, LOW);
lcd.clear();

lcd.setCursor(2,0); //baris pertama

lcd.print("Ruangan Panas");

//buzzer on

digitalWrite(buzzer, HIGH);

else if (analogSensor > batasNilai)

//jika dibawah dari batas nilai maka

//lampu hijau mati

//lampu merah nyala

digitalWrite(red, HIGH);

digitalWrite(grn, LOW);

lcd.clear();

lcd.setCursor(1,0); //baris pertama

lcd.print("Gas Terdeteksi");

//buzzer on

digitalWrite(buzzer, HIGH);

// Kipas Berputar

digitalWrite(kipas, HIGH);

}
else

//jika dibawah dari batas nilai maka

//lampu hijau nyala

//lampu merah mati

digitalWrite(red, LOW);

digitalWrite(grn, HIGH);

lcd.clear();

lcd.setCursor(1,0); //baris pertama

lcd.print("Ruangan Nyaman");

//buzzer off

digitalWrite(buzzer, LOW);

// Kipas Mati

digitalWrite(kipas, LOW);

delay(0);

}
BAB VI

PENGUJIAN ALAT

6.1 Pengujian Modul Sensor Suhu

Modul sensor suhu akan terdeteksi jika batasnya melebihi dari 30℃

Gambar 6.1 Pengujian Terhadap Sensor Suhu

Jika suhu yang terdeteksi melebihi 30℃ maka pilot lamp merah akan
menyala, sebaliknya jika suhu yang terdeteksi tidak melebihi dari 30 ℃
maka pilot lamp hijau yang akan aktif. Seperti terlihat pada gambar 6.2
Kemudian jika suhu yang terdeteksi melebihi batas, maka arduino akan

memberikan perintah ke LCD dengan mengubah tulisan di dalamnya

dengan tulisan “Ruangan Panas” dan kemudian buzzer akan berbunyi

sebagai penanda perubahan dalam ruangan. Jika kedua sensor

terdeteksi maka LCD akan mengubah tulisan di dalamnya dengan

tulisan “kebakaran” seperti pada gambar 6.3.

Gambar 6.3
BAB VII

PENUTUP

7.1 KESIMPULAN

Berikut ini kesimpulan- kesimpulan yang didapatkan selama


pembuatan Realisasi, yaitu:

1. Sistem ini dapat digunakan pada ruangan berukuran kecil sampai


besar.
2. Sensor DHT11 dapat digunakan untuk mendeteksi suhu dan
kelembapan dengan kompleks.
3. Pilot Lamp merah akan menyala jika suhu melebihi batas yang
ditentukan.
4. Jika suhu melebihi batas yang ditentukan, Arduino akan
memberikan perintah ke LCD dengan mengubah tulisan di dalamnya
dengan tulisan “Ruangan Panas” dan kemudian buzzer akan
berbunyi sebagai penanda perubahan dalam ruangan.
5. Dengan adanya sistem pendeteksi kebakaran ini diharapkan akan
mengurangi atau bahkan tidak ada korban akibat kebakaran karena
adanya peringatan dini.

7.2 SARAN

1. Disarankan jangan menyalakan korek dibawah sensor karena akan


terdeteksi sebagai kebakaran dan buzzer akan berbunyi.
2. Demi keamanan lebih, setidaknya dilakukan pengecekan terhadap
sistem 1bulan sekali.
LAMPIRAN

Gambar Rangkaian Keseluruhan


LEMBAR PENGESAHAN

Nama : Yopi Marissa Sihite


NIM : 21060115060007
Fakultas/Jurusan : Sekolah Vokasi / Teknik Elektro
Hal : Laporan Praktikum Realisasi Rancang Elektronika
Judul : “SISTEM PENDETEKSI KEBAKARAN DALAM
RUANGAN MENGGUNAKAN SENSOR SUHU
(DHT11) DAN ALARM BERBASIS ARDUINO DUE”
Dosen Pembimbing : Priyo Sasmoko, ST., M.Eng
Semarang, 17 Desember 2017

Pranata Laboratorium Pendidikan Praktikan

Enny, S.Pd Yopi Marissa Sihite


NIP. 196209281983032002 NIM.
21060114083011

Dosen Pembimbing Dosen Penguji

Priyo Sasmoko, ST., M.Eng Dista Yoel Tadeus,


ST.,MT
NIP. 197009161998021001 NIP.
198812282015041002

Anda mungkin juga menyukai