Laporan Realisasi Anggun New 4-1
Laporan Realisasi Anggun New 4-1
Disusun oleh :
Resi Anggun Rinangku
21060114083011
Gambar Relay
d) Resistor
Resistor adalah komponen dasar elektronika yang digunakan untuk
membatasi jumlah arus yang mengalir dalam satu rangkaian. Sesuai dengan
namanya resistor bersifat resistif dan umumnya terbuat dari bahan karbon.
Resistor memiliki gelang warna sebagai penunjuk besar kecilnya tahanan,
memiliki 2 buah kaki tanpa kutub sehingga pemasangannya boleh terbalik.
Karena resistor adalah tahanan yang nilainya tetap, maka harus diperhatikan
arus yang mengalir jangan sampai arus yang besar melewati tahanan yang
kecil karena bisa menyebabkan resistor panas bahkan terbakar.
Persamaan trafo :
Keterangan :
Np = jumlah belitan primer
Ns = jumlah belitan sekunder
Vp = tegangan primer
Vs = tegangan sekunder
Ip = arus primer
Is = arus sekunder
f) Kapasitor
Kapasitor adalah komponen elektronika yang dapat menyimpan muatan
listrik dengan strukturnya terbuat dari 2 buah plat metal yang dipisahkan
oleh bahan dielektrik. Bahan dielektrik misalnya udara vakum, keramik,
gelas, dan lain-lain. Jika kedua ujung plat ini diberi tegangan listrik, maka
muatan-muatan positif akan mengumpul pada salah satu kaki (elektroda)
metalnya dan pada saat yang sama muatan-muatan negatid terkumpul pada
ujung metal yang lain.
Muatan positif tidak dapat mengalir menuju ujung negati dan sebaliknya
juga muatan negatif tidak dapat mengalir ke ujun positif karena terpisah oleh
bahan dielektrik yang bersifat konduktif. Muatan elektrik ini tersimpan
selama tidak ada konduksi pada ujung-ujung kakinya. Kapasitas untuk
menyimpan kemampuan kapasitor dalam muatan listrik disebut Farad (F)
yang diambil dari nama penemu Michael Faraday sedangkan simbol dari
kapasitor adalah C (kapasitor).
Berdasarkan kapasitasnya, kapasitor dibedakan menjadi kapasitor tetap
dan tidak tetap. Kapasitor tetap adalah kapasitor yang memiliki nilai
kapasitansi yang tetap dan tidak dapat diubah-ubah, dibedakan menjadi 2
yakni kapasitor polar dan non-polar. Kapasitor polar yakni kapasitor yang
bahan dielektriknya adalah lapisan metal-oksida. Umumnya kapasitor ini
mempunyai tanda + dan – di badannya. Mengapa kapasitor ini mampu
memiliki polaritas, adalah karena proses pembuatannya menggunakan
elektrolisa sehingga terbentuk kutub. Sedangkan kapasitor non-polar adalah
kapasitor yang dibuat dari bahan dielektrik keramik, film, dan mika.
Keramik dan mika adalah bahan yang popular dan murah untuk membuat
kapasitor yang kapasitasinnya kecil.
Kapasitor juga mempunyai tegangan kerja, biasanya pada rangkaian DC
berkisar antara 3,3 V sampai 25 V. Jangan menggunakan kapasitor yang
teganagn kerjanya lebih rendah dari tegangan kerja yang ditentukan. Lebih
baik memilih kapasitor yang tegangan kerjanya 10-15% lebih besar dari
tegangan rangkaian.
Gambar Kapasitor
g) Dioda
Dioda merupakan suatu semikonduktor terdiri dari dua elektroda yang
hanya dapat menghantarkan arus listrik dan tegangan pada satu arah saja.
Dua lapisan elektroda tersebut adalah elektroda N (katoda) dan lapisan P
(anoda). Bahan pokok untuk pembuatan dioda adalah Germanitum (Ge) dan
Silikon (Si).
Gambar Dioda
Pada daerah sambuangan 2 jenis semi konduktor yang berlawanan
tersebut akan muncul daerah deplesi yang akan membentuk gaya barier.
Gaya barier ini dapat ditembus denan tegangan + sebesar 0,7 V yang
dinamakan sebagai Break Down Voltage, yaitu tegangan minimum dimana
dioda akan bersifat sebagai konduktor/penghantar arus listrik. Penggunaan
dioda disini digunakan sebagai penyearah, yakni mengubah tegangan AC
menjadi tegangan DC.
Jika dioda diberi tegangan maju (forward bias), dimana tegangan sisi P
lebih besar dari sisi N, elektron dengan mudah mengalir dari sisi N mengisi
kekosongan elektron (hole) di sisi P. Sebaliknya jika diberi tegangan balik
(reverse bias), dapat dipahami tidak ada elektron yang dapat mengalir dari
sisi N mengisi hole di sisi P, karena tegangan potensial di sisi N lebih tinggi.
Simbol LED
Cara kerjanya hampir sama seperti dioda yang memiliki 2 kutub yakni P
dan N, dan akan memancarkan cahaya bila diberi bias maju dari Anoda ke
Katoda. LED terdiri dari sebuah chip semikonduktor yang di doping
sehingga menciptakan junction P dan N. Proses doping dalam
semikonduktor adalah proses untuk menambahkan ketidakmurnian
(impurity) pada semikonduktor yang murni sehingga menghasilkan
karakteristik listrik yang diinginkan. Ketika LED dialiri tegangan maju,
kelebihan elektron pada sisi N akan berpindah ke sisi P. Saat elektron
berjumpa dengan hole akan melepaskan foton dam memancarkan cahaya.
LED merupakan dioda yang dirancang untuk melepaskan sejumlah
banyak foton, sehingga dapat mengeluarkan cahaya yang tampak oleh mata.
Umumnya LED dibungkus oleh bohlam plastik yang dirancang sedemikian
sehingga cahaya yang dikeluarkan terfokus pada suatu arah tertentu.
Gambar LED
Setiap material hanya dapat mengemisikan foton dalam rentang
frekuensi sangat sempit. LED yang menghasilkan warna berbeda terbuat dari
material semikonduktor yang berbeda pula, serta membutuhkan tingkat
energi berbeda untuk menghasilkan cahaya. Misalnya AlGaAs - merah dan
inframerah, AlGaP – hijau, GaP - merah, kuning dan hijau.
i) Sensor Arus ACS712
ACS712 merupakan seri sensor arus yang bekerja berdasarkan efek
medan (Hall Effect). Besar medan magnet yang muncul akan dideteksi lalu
diproses menjadi tegangan, tegangan yang dihasilkan sensor adalah
tegangan DC dan langsung diinputkan ke ARM. Berikut konfigurasi pin
ACS712 :
j) Amperemeter Analog
1. Master komputer
Interface).
Sarana komunikasi data yang dapat digunakan antara lain Radio, Fiber
penting dari suatu sistem SCADA karena merupakan sensor dan kontrol
dari remote terminal unit (RTU). Secanggih apapun sistem SCADA yang
kita pasang tidak akan ada artinya jika kita salah menyambung/merangkai
lain :
1. Operating system
atau Linux.
Biasanya software ini memiliki nama misalnya Oasys, Power CC, Citect,
l) DELPHI 7
Delphi adalah suatu bahasa pemograman (development language) yang
digunakan untk merancang suatu aplikasi program. Merupakan suatu bahasa
pemrograman yang menggunakan visualisasi sama seperti bahasa
pemrograman Visual Basic (VB). Namun Delphi menggunakan bahasa yang
hampir sama dengan pascal (sering disebut objeck pascal), sehingga lebih
mudah untuk digunakan. Bahasa pemrograman Delphi dikembangkan oleh
CodeGear sebagai divisi pengembangan perangkat lunak milik embarcadero.
Divisi tersebut awalnya milik borland, sehingga bahasa ini memiliki versi
Borland Delphi.
Delphi juga menggunakan konsep yang berorientasi objek (OOP),
maksudnya pemrograman dengan membantu sebuah aplikasi yang
mendekati keadaan dunia yang sesungguhnya. Hal itu bisa dilakukan dengan
cara mendesign objek untuk menyelesaikan masalah. OOP ini memiliki
beberapa unsur yaitu ; Encapsulation (pemodelan), Inheritance (Penurunan),
Polymorphism (Polimorfisme).
Awalnya bahasa pemrograman delphi hanya dapat digunakan di
Microsoft Windows, namun saat ini telah dikembangkan sehingga dapat
digunakan juga di Linux dan di Microsoft.NET. Dengan menggunakan free
pascal yang merupakan proyek OpenSource, bahasa pemrograman ini dapat
membuat program di sistem operasi Mac OS X dan Windows CE.
Umumnya delphi hanya digunakan untuk pengembangan aplikasi
dekstop, enterprise berbasis database dan program - program kecil . Namun
karena pengembangan delphi yang semakin pesat dan bersifat general
purpose bahasa pemrograman ini mampu digunakan untuk berbagai jenis
pengembangan software. Dan Delphi juga disebut sebagai pelopor
perkembangan RadTool (Rapid Apllication Development) tahun 1995.
Sehinnga banyak orang yang mulai mengenal dan menyukai bahasa
pemrograman yang bersifat VCL (Visual Component Library) ini. Kegunaan
Delphi antara lain :
1) Untuk membuat aplikasi windows.
2) Untuk merancang aplikasi program berbasis grafis.
3) Untuk membuat program berbasis jaringan (client/server).
4) Untuk merancang program .Net (berbasis internet)
Keunggulan Delphi :
1) IDE (Integrated Development Environment) atau lingkungan
pengembangan aplikasi sendiri adalah satu dari beberapa keunggulan
delphi, didalamnya terdapat menu – menu yang memudahkan kita untuk
membuat suatu proyek program.
2) Proses Kompilasi cepat, pada saat aplikasi yang kita buat dijalankan pada
Delphi, maka secara otomatis akan dibaca sebagai sebuah program, tanpa
dijalankan terpisah.
3) Mudah digunakan, source kode delphi yang merupakan turunan dari
pascal, sehingga tidak diperlukan suatu penyesuain lagi.
4) Bersifat multi purphase, artinya bahasa pemograman Delphi dapat
digunakan untuk mengembangkan berbagai keperluan pengembangan
aplikasi.
Kekurangan Delphi :
1) Partial single vendor lock-in (Borland dapat menetapkan standar bahasa,
kompatibilitas yang harus mengikutinya).
2) Akses pada platform dan library pihak ketiga membutuhkan file-file
header yang diterjemahkan ke dalam bahasa pascal.
3) Dokumentasi atas platform dan teknik-teknik yang menyertainya sulit
ditemukan dalam bahasa pascal (contoh akses COM dan Win32).
b. Bahan
1) Papan PCB (secukupnya)
2) Kertas CTS (secukupnya)
3) 1 buah Transformator Step Down 5A
4) 6 buah Sensor Arus ACS712
5) 11 buah Lampu LED
6) 5 buah Lampu 12W/12V
7) 5 buah Fitting
8) 2 buah IC ULN2003
9) 1 buah LCD 4x16
10) 11 buah Relay
11) 2 meter Kabel NYM
12) 3 meter Kabel Pelangi
13) 17 buah Saklar
14) 1 buah Push Button
15) 3 buah Amperemeter Analog
16) 1 rol Tenol
17) 500 gram Ferricloride (FeCl3)
18) 21 buah Resistor
19) 10 buah Resistor Keramik
20) 1 buah Kapasitor
21) 15 buah Dioda
22) 1 buah IC Regulator 7805
23) 1.5 x 1.5 meter Papan Tripleks
V. LANGKAH KERJA
A. Persiapan Hardware dan Wiring
i. Hardware (Perangkat Keras)
1) Membuat desain layout jalur rangkaian menggunakan Eagle dan
disalin ke papan PCB.
5) Beri nama dan tombol pada setiap bagian yang akan digunakan sesuai
dengan gambar rangkaian.
6) Simpan program dan program siap dijalankan. Program akan berjalan
apabila program ARM yang telah dibuat tadi disambungkan ke HMI.
VII. PEMBAHASAN
A. Cara Kerja Sensor Arus
Simulasi proteksi rangkaian ini disimulasikan sebagai proteksi pada
penyaluran tenaga listrik di jaringan transmisi. Sensor arus berperan seperti
Current Transformer (CT) pada jaringan transmisi. Sensor arus berguna
untuk mendeteksi, membaca dan mengukur arus rangkaian yang
menyalurkan daya ke beban. Dan pembacaan arus tersebut menentukan
setting kerja relay. Jadi sensor arus akan mengalir menuju ARM dan akan
diteruskan sampai ke HMI.
Gambar Rangkaian Sensor Arus
Pada gambar rangkaian di atas terdapat capasitor 100nF, Kapasitor ini
berfungsi sebagai filter. Kapasitor disini berfungsi untuk meredam noise
yang terjadi pada tegangan keluaran sensor arus. Arus AC yang berfrekuensi
tinggi cenderung mengalir ke komponen yang mempunyai resistansi rendah,
sedangkan kapasitor adalah komponen yang mempunyai resistansi rendah,
maka noise akan mengalir ke kapasitor dan nantinya akan dibuang ke
ground. IP+ dan IP- dari pin ACS712 terhubung pada rangkaian yang akan
diukur nilai arusnya. Sensor arus dicatu oleh tegangan 5V yang terhubung ke
Vcc. Keluaran sensor arus Vout terhubung ke rangkaian sismin ARM
NUCLEO.
Saat tidak ada arus yang terdeteksi pada sensor arus ACS712, maka
keluaran sensor adalah 2,5 V. Saat arus mengalir dari IP+ ke IP-, maka
keluaran akan lebih dari 2,5 V. Sebaliknya ketika arus listrik mengalir dari
IP- ke IP+, maka keluaran akan kurang dari 2,5 V.
Cara kerja dari sensor ini adalah arus yang dibaca mengalir melalui
kabel tembaga yang ditangkap oleh integrated Hall IC dan diubah menjadi
tegangan proporsional. Ketelitian dalam pembacaan sensor dioptimalkan
dengan cara pemasangan komponen yang ada didalamnya antara penghantar
yang menghasilkan medan magnet dengan hall transducer secara berdekatan.
Persisnya, tegangan proporsional yang rendah akan menstabilkan Bi CMOS
Hall IC didalamnya yang telah dibuat untuk ketelitian yang tinggi oleh
pabrik.
B. Rangkaian Beban
Pada simulasi proteksi CCP ini menggunakan beban lampu 3 buah
dengan daya 12 watt dan tegangan 12 V. Beban disesuaikan dengan setting
proteksi yang akan dirancang agar dapat memberikan perbedaan setiap tahap
perubahan arus yang terjadi pada beban. Pada simulasi ini, beban dilengkapi
dengan saklar agar pada waktu uji coba penulis dapat mengatur besarnya
arus yang mengalir pada rangkaian.
C. Monitoring Arus dan Controlling PMT melalui HMI
HMI dihubungkan dengan output ARM NUCLEO. Saat ARM mendapat
masukan dari sensor arus, ARM akan meneruskannya ke HMI sehingga
HMI dapat membaca arus yang mengalir. Antara Program pada ARM
dengan pembuatan HMI harus sinkron, jika tidak, maka program tidak akan
berjalan. Lalu ketika ingin mengontrol PMT untuk close atau open, pada
monitor, jika ditekan ON/OFF, maka akan mengirim kondisi tersebut
menuju ARM. ARM akan bekerja sesuai program.
VIII. PENGUKURAN
A. Tegangan Trafo
IX. KESIMPULAN
Pada pembuatan alat realisasi ini telah mendapatkan hasil bahwa sistem
SCADA dapat digunakan untuk memonitoring dan mengontrol jaringan dari
jarak jauh. Proses yang dilakukan oleh simulasi program SCADA ini ada dua
buah proses yaitu menerima dan memberi kondisi ke ARM. HMI menerima hasil
pengukuran dari ARM yang kemudian ditampilkan pada amperemeter digital.
Lalu HMI memberi kondisi pada ARM agar PMT open atau close. Perintah trip
PMT (open) terjadi apabila arus pada CTA besarnya lebih dari 1.5 A. Kemudian
didapat kesimpulan bahwa arus pada amperemeter analog dan digital belum
tentu sama karena masing-masing sensor arus memiliki kondisi yang berbeda-
beda berdasarkan pabrikannya. Sehingga terkadang sensor arus A dan C
memiliki arus yang berbeda padahal bebannya sama. Untuk menyamakan kedua
arus yang terbaca oleh amperemeter digital dan analog tersebut perlu dilakukan
kalibrasi.
LAMPIRAN
A. Gambar Rangkaian Keseluruhan
B. Rangkaian IC dan Relay
C. Layout HMI
D. Flowchart
Program Delphi
unit Unit1;
interface
uses
Windows, Messages, SysUtils, Variants, Classes, Graphics, Controls, Forms,
Dialogs, jpeg, ExtCtrls, StdCtrls, XPMan, CPort;
type
TForm1 = class(TForm)
Image1: TImage;
Arus1: TEdit;
Arus2: TEdit;
Arus3: TEdit;
Button1: TButton;
XPManifest1: TXPManifest;
Button2: TButton;
Button3: TButton;
Button4: TButton;
Button5: TButton;
Button6: TButton;
ComPort1: TComPort;
Button7: TButton;
Button9: TButton;
Baper: TEdit;
GroupBox1: TGroupBox;
procedure Button9Click(Sender: TObject);
procedure Button7Click(Sender: TObject);
procedure Button8Click(Sender: TObject);
procedure ComPort1RxChar(Sender: TObject; Count: Integer);
procedure Button1Click(Sender: TObject);
procedure Button3Click(Sender: TObject);
procedure Button5Click(Sender: TObject);
procedure Button2Click(Sender: TObject);
procedure Button4Click(Sender: TObject);
procedure Button6Click(Sender: TObject);
private
{ Private declarations }
public
{ Public declarations }
end;
var
Form1: TForm1;
implementation
{$R *.dfm}
end;
end.
LEMBAR PENGESAHAN