Refka BP Dadrs
Refka BP Dadrs
1
Menurut World Gastroenterology Organization global guidelines 2005, etiologi
diare akut dibagi atas empat penyebab yaitu bakteri, virus, parasit, dan non infeksi.
Cara penularan diare melalui faecal-oral yaitu melalui makanan atau minuman yang
tercemar kuman atau kontak langsung dengan tangan penderita atau tidak langsung
melalui lalat. Fator risiko terjadinya diare yaitu faktor perilaku dan lingkungan.6
Infeksi usus menimbulkan gejala gastrointestinal yaitu diare, muntah, dan nyeri
perut, serta gejala lain bila terjadi komplikasi ekstra intestinal termasuk manifestasi
neurologik. Gejala yang paling berat jika kehilangan banyak cairan yang banyak
maka akan menyebabkan dehidrasi, asidosis metabolik, dan hipovolemia.7
Infeksi pneumonia pada anak juga dapat mempengaruhi saluran pencernaan
berupa diare, dan juga dapat mempengaruhi organ lain. Lebih dari 50% anak yang
menderita pneumonia yang didapat dari masyarakat (community-acquired
pneumonia) dengan etiologi legionella, akan mengalami diare. Pneumonia yang
disebabkan oleh bakteremia hanya 24% yang menderita diare.7
Menurut DEPKES RI (2011), prinsip tatalaksana diare pada balita adalah
LINTAS Diare (Lima Langkah Tuntaskan Diare), yang didukung oleh Ikatan Dokter
Anak Indonesia dengan rekomendasi WHO.8
Dengan penggantian Cairan yang adekuat, perawatan yang mendukung, dan
terapi antimikroba jika diindikasikan, prognosis diare infeksius hasilnya sangat baik
dengan morbiditas dan mortalitas yang minimal.9
2
LAPORAN KASUS
A. IDENTITAS PASIEN
Nama : By. A
Jenis Kelamin : Perempuan
Lahir Pada tanggal : 22/02/2017
Usia : 4 bulan
Kebangsaan : Indonesia
Agama : Islam
Suku Bangsa : Kaili
Nama Ayah : Tn. A : 28 tahun
Pekerjaan : Buruh bangunan
Pendidikan : SMP
Nama Ibu : Ny. IPS usia : 27 tahun
Pekerjaan : IRT
Pendidikan : SMP
Alamat : Jl. Pangeran hidayah
Tanggal masuk ruangan /jam : 29-06-2017
Tanggal keluar ruangan /jam : 04-07-2017
Jumlah hari perawatan : 6 hari
Ruangan perawatan : Nuri bawah
Diagnosis : Bronchopneumonia + Diare akut dehidrasi
ringan sedang
Anamnesis diberikan oleh : Kedua orang tua pasien
3
Family Tree :
B. ANAMNESIS
Keluhan Utama: Sesak dan BAB cair
4
Anamnesis antenatal dan riwayat persalinan:
Riwayat kehamilan ibu yakni G3P3A0 dengan riwayat Ante Natal Care (ANC)
yang rutin. Riwayat sakit saat hamil tidak ada. Pasien merupakan anak ke-3 dari 3
bersaudara. Bayi lahir spontan di Pustu Lere ditolong bidan. bayi lahir langsung
menangis. Berat badan lahir 2700 gram dengan panjang badan lahir 48 cm.
Kepandaian/Kemampuan Bayi:
Tengkurap : usia 3 bulan
Duduk : belum bisa
Merangkak : belum bisa
Berdiri : belum bisa
Berjalan : belum bisa
Tertawa : usia 3 bulan
Berceloteh : belum bisa
Memanggil papa mama : belum bisa
Berbicara beberapa kata : belum bisa
Anamnesis Makanan:
Anak minum ASI (air susu ibu) sejak lahir sampai sekarang.
5
Riwayat Imunisasi Dasar :
6
C. PEMERIKSAAN FISIK
(Tanggal: 29 Juni 2017)
Panjang badan : 57 cm
BB/U
persentil (-2) (-3)
underweight
7
TB/U
persentil (-2) (-3)
stunted
TB/U
Persentil (-1) (-2)
Gizi Baik
8
Keadaan Mental : baik
Anemia : (-/-)
Ikterus : (-/-)
Respirasi : 58 kali / menit Kejang : (-)
Nadi : 118 kali / menit reguler Type : (-)
Tensi :- Lamanya : (-)
Kepala
- Bentuk : Normocephal
- Ubun-ubun besar : Tertutup
- Rambut : Hitam, tidak mudah dicabut
- Mata :
Exophtalmus / Enophtalmus : (-/-)
Tekanan bola mata : Tidak dilakukan Lensa : Jernih
Konjungtiva : Anemia -/- Fundus : tidak dilakukan
Sklera : Ikterik -/- Visus : tidak dilakukan
Refleks Kornea : Tidak dilakukan
Pupil : Isokor, RCL (+/+) RCTL (+/+)
Telinga : Othore (-)
9
Hidung : Rhinore (-) pernapasan cuping hidung (+)
Mulut :
Bibir : Kering (+) kebiruan (-) Selaput mulut : Stomatitis (-)
Lidah : Kotor (-) Gusi : Perdarahan (-)
Gigi : Normal Bau napas : (-)
Tenggorokan : hyperemia (-) Tonsil : T1 /T1 hiperemis (-)
Pharynx: hyperemia (-)
Leher Trachea : Letak ditengah
Kelenjar : Pembesaran parotis (-/-)
Kaku kuduk : tidak ada
Lain-lain : pembesaran Tiroid (-/-)
10
Suara tambahan (-)
Abdomen
- Inspeksi : Kesan datar, massa (-), distensi (-), sikatriks (-)
- Auskultasi : Peristaltik (+) kesan normal.
- Perkusi : Tympani seluruh region abdomen (+), shifting
dullness (-)
- Palpasi : Nyeri tekan abdomen (-) turgor kulit lambat
Massa (-), hepatomegali (-), splenomegali (-)
Genital : dbn (+), fimosis (-), parafimosis (-)
Kelenjar : Tidak ada pembesaran
Anggota gerak :
- Ekstremitas atas : Akral hangat (+/+),edema (-/-)
- Ekstremitas bawah : Akral hangat (+/+),edema (-/-)
11
D. PEMERIKSAAN PENUNJANG
Laboratorium: Darah lengkap (29 Juni 2017)
MCV 78 100-112 fL
12
Hasil Tanpa dehidrasi Dehidrasi ringan/ Dehidrasi berat
pemeriksaan sedang
Bila ada 1 tanda * Bila ada 1 tanda
ditambah 1 atau * ditambah 1 atau
lebih tanda lain lebih tanda lain
Derajat dehidrasi : dehidrasi ringan sedang
E. RESUME
Seorang anak perempuan umur 4 bulan diantar oleh kedua orang tuanya ke RSU
Anutapura Palu dengan keluhan sesak sejak 2 hari dan tidak bisa tidur serta gelisah
sejak semalam sebelum masuk rumah sakit. Awalnya pasien mengalami batuk tidak
berlendir, yang lama kelamaan menjadi berlendir kemudian memberat dan menjadi
sesak. Batuk dirasakan sejak 2 minggu lalu. Ada demam (+) sejak 7 hari, sifat panas
naik turun, demam tidak disertai dengan menggigil, maupun kejang. muntah (+)
beberapa kali isi air susu ibu dan lendir, nafsu makan berkurang, BAB cair (+) sejak
kemarin dengan frekuensi > 10x, darah (-), warna BAB kuning, BAK (+) lancar.
Keadaan umum anak sakit sedang, kesadaran kompos mentis, Tanda vital suhu
axila 39,80, respirasi 58 kali/menit nadi 118 kali/menit, status gizi yaitu gizi baik.
Pemeriksaan terdapat pernapasan cuping hidung (+), retraksi (+), bronkovesicular
+/+, Ronkhi (+/+). Hasil pemeriksaan laboratorium darah lengkap dalam batas
normal. WBC: 20,8, RBC: 4,84, HGB: 12,2, HCT: 37,5, PLT: 725. Derajat dehidrasi:
dehidrasi ringan sedang
F. DIAGNOSIS KERJA
- Bronchopneumonia
- Diare akut dehidrasi ringan sedang
13
G. TERAPI
- O2 1-2 lpm
- IVFD asering 20 tpm
- IVFD KDN 1 15 tpm
- Inj cefotaxime 100 mg/8 jam/iv
- Inj gentamicin 20 mg/24 jam/iv
- Inj dexamethasone 2 mg/ 8 jam/iv
- Inj. Santagesic 50 mg/6 jam/iv
- Zinc 10 mg 1 dd 1 tab
- Oralit 75 cc/KgBB pada 3 jam pertama
- Nebulizer ½ combivent + ½ pulmicort + Nacl 0,9% 5 cc/8 jam
H. ANJURAN
- Pemeriksaan Foto Thorax AP
- Pemeriksaan elektrolit
- Pemeriksaan feses
14
FOLLOW UP
15
Perkusi : timpani ke empat kuadran abdomen
Palpasi : Nyeri tekan abdomen (-), Hepatomegaly (-), splenomegaly (-),
massa/penonjolan (-)
- Ekstremitas :
Atas : akral hangat (+), edema (-)
Bawah : akral hangat (+), edema (-)
Penilaian A B C
keadaan umum Baik, sadar *gelisah, rewel *lesu, lunglai atau
tidak sadar
Mata Normal Cekung Sangat cekung dan
kering
Air mata Ada Tidak ada Kering
Mulut dan lidah Basah Kering Sangat kering
Rasa haus Minum biasa tidak *haus, ingin minum *malas minum atau
haus banyak tidak bisa minum
Periksa: turgor kulit Baik *kembali lambat *kembali sangat
lambat
Hasil pemeriksaan Tanpa dehidrasi Dehidrasi ringan/ Dehidrasi berat
sedang
Bila ada 1 tanda * Bila ada 1 tanda *
ditambah 1 atau lebih ditambah 1 atau
tanda lain lebih tanda lain
Dehidrasi ringan sedang
A : - Bronchopneumonia
P:
- O2 1-2 lpm
- IVFD KDN 1 25 tpm
- Inj cefotaxime 100 mg/8 jam/iv
- Inj gentamicin 20 mg/24 jam/iv
16
- Inj dexamethasone 2 mg/ 8 jam/iv
- Inj. Santagesic 50 mg/6 jam/iv
- Zinc 10 mg 1 dd 1 tab
- Oralit 50 ml tiap kali BAB
- Nebulizer 1 resp combivent + 1 resp pulmicort + Nacl 0,9% 5 cc/8 jam
17
- Jantung : dalam batas normal
- Abdomen :
Inspeksi : kesan datar, jejas (-)
Auskultasi : peristaltik usus (+) kesan normal
Perkusi : timpani ke empat kuadran abdomen
Palpasi : Nyeri tekan abdomen (-), Hepatomegaly (-), splenomegaly (-),
massa/penonjolan (-)
- Ekstremitas :
Atas : akral hangat (+), edema (-)
Bawah : akral hangat (+), edema (-)
Penilaian A B C
keadaan umum Baik, sadar *gelisah, rewel *lesu, lunglai atau
tidak sadar
Mata Normal Cekung Sangat cekung dan
kering
Air mata Ada Tidak ada Kering
Mulut dan lidah Basah Kering Sangat kering
Rasa haus Minum biasa tidak *haus, ingin minum *malas minum atau
haus banyak tidak bisa minum
Periksa: turgor kulit Baik *kembali lambat *kembali sangat
lambat
Hasil pemeriksaan Tanpa dehidrasi Dehidrasi ringan/ Dehidrasi berat
sedang
Bila ada 1 tanda * Bila ada 1 tanda *
ditambah 1 atau lebih ditambah 1 atau
tanda lain lebih tanda lain
Derajat dehidrasi: Tanpa dehidrasi
A : Bronchopneumonia
18
P:
- Diit asi pelan-pelan
- O2 nasal 1 lpm
- IVFD KDN 1 25 tpm
- Inj anbacim 200 mg/8 jam/iv
- Inj dexamethasone 2 mg/ 8 jam/iv
- Inj. Santagesic 50 mg/6 jam/iv
- Oralit 50 ml tiap kali BAB
- Zinc 10 mg 1 dd 1 tab
- Nebulizer 1 resp combivent + 1 resp pulmicort + Nacl 0,9% 5 cc/8 jam
19
- Thorax :
Inspeksi : simetris bilateral (+), retraksi (-)
Palpasi : vokal fremitus (SDN), massa (-)
Perkusi : sonor (+/+)
Auskultasi : Bronchovesikuler (+/+), ronchi (+/+), wheezing (-/-)
- Jantung : dalam batas normal
- Abdomen :
Inspeksi : kesan datar, jejas (-)
Auskultasi : peristaltik usus (+) kesan normal
Perkusi : timpani ke empat kuadran abdomen
Palpasi : Nyeri tekan abdomen (-), Hepatomegaly (-), splenomegaly (-),
massa/penonjolan (-)
- Ekstremitas :
Atas : akral hangat (+), edema (-)
Bawah : akral hangat (+), edema (-)
A : - bronchopneumonia
P:
20
Follow up tanggal 3 juli 2017 (perawatan hari ke-5)
S : - Demam (-), Batuk sekali-sekali, Sesak napas (-),Muntah (-), BAK (+) lancar,
BAB (+) biasa
O:
- Keadaan umum : sakit sedang
- Tanda vital : S=36,50C, N=132x/m, P= 40 x/m
- Kulit : Warna putih, efloresensi (-), ruam (-)
- Kepala-Leher :
Bentuk : normocephal
Rambut : warna hitam tidak mudah dicabut
Mata : pupil bulat isokor (+/+), RCL (+/+), RCTL (+/+), konjungtiva
anemis (-/-), sklera ikterus (-/-)
Telinga : nyeri (-), sekret (-) otorrhea (-)
Hidung : rinorrhea (-), epistaksis (-), pernapasan cuping hidung (-)
Mulut : bibir kering (-), sianosis (-) lidah kotor (-), tonsil T1/T1, faring
hiperemis
Leher : tiroid ikut gerakan menelan (+), pembesaran KGB (-)
- Thorax :
Inspeksi : simetris bilateral (+), retraksi (-)
Palpasi : vokal fremitus (SDN), massa (-)
Perkusi : sonor (+/+)
Auskultasi : Bronchovesikuler (+/+), ronchi (-/-), wheezing (-/-)
- Jantung : dalam batas normal
- Abdomen :
Inspeksi : kesan datar, jejas (-)
Auskultasi : peristaltik usus (+) kesan normal
Perkusi : timpani ke empat kuadran abdomen
21
Palpasi : Nyeri tekan abdomen (-), Hepatomegaly (-), splenomegaly (-),
massa/penonjolan (-)
- Ekstremitas :
Atas : akral hangat (+), edema (-)
Bawah : akral hangat (+), edema (-)
A : - Bronchopneumonia
P:
- Diit asi
- IVFD KDN 1 16 tpm
- Inj anbacim 200 mg/8 jam/iv
- Inj dexamethasone 2 mg/ 8 jam/iv
- Inj. Santagesic 50 mg/6 jam/iv
- Zinc 10 mg 1 dd 1 tab
22
Mata : pupil bulat isokor (+/+), RCL (+/+), RCTL (+/+), konjungtiva
anemis (-/-), sklera ikterus (-/-)
Telinga : nyeri (-), sekret (-) otorrhea (-)
Hidung : rinorrhea (-), epistaksis (-), pernapasan cuping hidung (-)
Mulut : bibir kering (-), sianosis (-) lidah kotor (-), tonsil T1/T1, faring
hiperemis
Leher : tiroid ikut gerakan menelan (+), pembesaran KGB (-)
- Thorax :
Inspeksi : simetris bilateral (+), retraksi (-)
Palpasi : vokal fremitus (SDN), massa (-)
Perkusi : sonor (+/+)
Auskultasi : Bronchovesikuler (+/+), ronchi (-/-), wheezing (-/-)
- Jantung : dalam batas normal
- Abdomen :
Inspeksi : kesan datar, jejas (-)
Auskultasi : peristaltik usus (+) kesan normal
Perkusi : timpani ke empat kuadran abdomen
Palpasi : Nyeri tekan abdomen (-), Hepatomegaly (-), splenomegaly (-),
massa/penonjolan (-)
- Ekstremitas :
Atas : akral hangat (+), edema (-)
Bawah : akral hangat (+), edema (-)
A : - bronchopneumonia
P:
- Diit asi
- Cefixime 15 mg/ 2 dd 1 pulv
- Zinc 10 mg 1 dd 1 tab
23
BAB III
DISKUSI KASUS
Diagnosis Bronkopneumonia (BP) dan diare akut dehidrasi ringan sedang pada
kasus ini ditegakkan berdasarkan anamnesis, pemeriksaan fisis dan pemeriksaan
penunjang.
Seorang anak perempuan umur 4 bulan diantar oleh kedua orang tuanya ke RSU
Anutapura Palu dengan keluhan sesak sejak 2 hari dan tidak bisa tidur serta gelisah
sejak semalam sebelum masuk rumah sakit. Awalnya pasien mengalami batuk tidak
berlendir, yang lama kelamaan menjadi berlendir kemudian memberat dan menjadi
sesak. Batuk dirasakan sejak 2 minggu lalu. Ada demam (+) sejak 7 hari, sifat panas
naik turun, demam tidak disertai dengan menggigil, maupun kejang. muntah (+)
beberapa kali isi air susu ibu dan lendir, nafsu makan berkurang, BAB cair (+) sejak
kemarin dengan frekuensi > 10x, darah (-), warna BAB kuning, BAK (+) lancar.
Keadaan umum anak sakit sedang, kesadaran kompos mentis, Tanda vital suhu axila
39,80, respirasi 58 kali/menit nadi 118 kali/menit, status gizi yaitu gizi baik.
Pemeriksaan terdapat pernapasan cuping hidung (+), retraksi (+), bronkovesicular
+/+, Ronkhi (+/+). Hasil pemeriksaan laboratorium darah lengkap dalam batas
normal. WBC: 20,8, RBC: 4,84, HGB: 12,2, HCT: 37,5, PLT: 725. Derajat dehidrasi:
dehidrasi ringan sedang
Bronkopneumonia adalah radang paru-paru yang mengenai satu atau beberapa
lobus paru-paru yang ditandai dengan adanya bercak-bercak infiltrat yang disebabkan
oleh bakteri, virus, jamur dan dan sebagian kecil disebabkan oleh hal lain (aspirasi,
radiasi dll).1
Pneumonia khususnya bronkopneumonia biasanya didahului oleh infeksi saluran
nafas bagian atas selama beberapa hari. Suhu dapat naik secara mendadak dan
mungkin disertai kejang karena demam yang tinggi. Anak sangat gelisah, dispneu,
pernafasan cepat dan dangkal disertai pernafasan cuping hidung dan sianosis di
sekitar hidung dan mulut. Batuk biasanya tidak dijumpai pada awal penyakit, anak
24
akan mendapat batuk setalah beberapa hari, di mana pada awalnya berupa batuk
kering kemudian menjadi produktif. 10,11
Diagnosis ditegakkan bila ditemukan 3 dari 5 gejala berikut :
1. Sesak nafas disertai dengan pernafasan cuping hidung dan tarikan dinding dada.
2. Demam
3. Ronki basah halus-sedang nyaring (crackles)
4. Foto thorax menunjukkan gambaran infiltrate difus
5. Leukositosis
Pada kasus ini didapatkan adanya keluhan sesak sejak 2 hari yang disertai batuk
berlendir sejak 2 minggu lalu, pasien juga mengeluh demam sejak 7 hari yang lalu,
sifat panasnya naik turun. Pada pemeriksaan fisik didapatkan pernapasan cuping
hidung (+), retraksi (+), Ronkhi (+/+).
Berikut ini adalah daftar etiologi pneumonia pada anak berdasarkan kelompok
umur.1
Virus
Cytomegalovirus
Herpes Simpleks
25
3 minggu - 3 bulan Bakteri Bakteri
Chlamydia Trachomatis Bordetella Pertussis
Streptoccous Pneumoniae H.Influenza Tipe B
Virus S. Aureus
Adenovirus
Virus Influenza
Virus Paraiinfluenza
4 bulan – 5 tahun Bakteri Bakteri
Chlamydia Pneumonia H. Influenza
Mycoplasma Pneumoniae Moraxella Chataralis
Streptococcus Pneumoniae S. Aureus
Virus Virus
Adenovirus Varicella- Zooster
Virus Influenza
Virus Parainflueza
Rhinovirus
Pada kasus ini bronkopneumonia terjadi kemungkinan disebabkan oleh virus atau
jamur dilihat dari pemeriksaan laboratorium darah lengkap leukositnya dalam kisaran
normal. Pada kasus pneumonia yang disebabkan oleh virus dan jamur umumnya
ditemukan leukosit dalam batas normal atau sedikit meningkat. Akan tetapi, kasus
26
yang disebabkan oleh bakteri akan didapatkan leukositosis yang berkisar antara
15.000-40000/mm3dengan predominan PMN.
27
bukan pneumonia - Batuk biasa
- Tiada tarikan/retraksi
- Tidak ada takipneu
Pada kasus ini, anak berusia 4 bulan dengan frekuensi nafas 58 kali per menit
termasuk nafas cepat (takipnea) dan didapatkan retraksi dinding dada sehingga
dikategorikan sebagai pneumonia berat
28
- Pasien yang mendapatkan terapi oksigen harus diobsevasi setidaknya setiap 4 jam
sekali termasuk pemeriksaan saturasi oksigen
Pemberian antibiotic
- Amoksisilin merupakan pilihan pertama untuk antibiotic oral pada anak <5 tahun
karena efektif melawan sebagian besar pathogen yang menyebabkan pneumonia
pada anak, ditoleransi dengan baik, dan murah. Alternatifnya adalah co-
amoxiclav, ceflacor, eritromisin, claritromisin, dan azitromisin.
- M. pneumonia lebih sering terjadi pada anak yang lebih tua maka antibiotic
makrolid diberikan sebagai pilihan pertama secara empiris pada anak ≥5 tahun
- Makrolid diberikan jika M. pneumoniae atau C. pneumonia dicurigai sebagai
penyebab
- Amoksisilin diberikan sebagai pilihan pertama jika S. pneumonia dangat mugnkin
sebagai penyebab
- Jika s. aureus dicurigai sebagai penyab, diberikan makrolid atau kombinasi
flucloxacillin dengan amoksisilin
- Antibiotic intravena diberikan pada pasien pneumonia yang tidak dapat menerima
obat per oral (missal karena muntah) atau termasuk dalam derajat pneumonia
berat
- Antibiotik intravena yang dianjurkan adalah ampisilin dan kloramfenikol, co-
amoxiclav, ceftriaxone, cefuroxime, dan cefotaxime
- Pemberian antibiotic oral harus dipertimbangkan jika terdapat perbaikan setelah
mendapat antibiotik intravena.
29
Penananganan bronchopneumonia pada pasien ini yaitu diberikan oksigen untuk
mengatasi sesak napas yang dialami. Dilakukan pemasangan jalur intravena dan
diberikan KDN 1 dan Asering untuk memenuhi kebutuhan cairan dan mencegah
bertambahnya sesak serta sebagai jalur pemberian obat. Obat antibiotik yang
diberikan yaitu cefotaxime 100 mg/8 jam/iv, gentamicin 20 mg/24 jam/iv. Nebulizer
1 resp combivent + 1 resp pulmicort + Nacl 0,9% 5 cc/8 jam untuk memperbaiki
mucocilillary clearance dan Santagesic 50 mg/6 jam/iv sebagai antipiretik.
Komplikasi biasanya sebagai hasil langsung dari penyebaran bakteri dalam
rongga thorax (seperti efusi pleura, empiema dan perikarditis) atau penyebaran secara
hematologi. Meningitis, artritis supuratif, dan osteomielitis adalah komplikasi yang
jarang dari penyebaran infeksi hematologi. Komplikasi pada anak meliputi otitis
media akut, empiema, perikarditis, pneumotoraks atau infeksi ektrapulmoner seperti
meningtis purulenta. Empiema merupakan komplikasi tersering yang terjadi pada
pneumonia bakteri.10,11 Pada pasien ini tidak terdapat komplikasi karena diberi
pengobatan tepat dan member respon terhadap terapi
30
Diare akut adalah buang air besar lebih dari 3 kali dalam 24 jam dengan
konsistensi cair dan berlangsung kurang dari 1 minggu.12
Pada pasien ini didapatkan keluhan BAB cair (+) dengan frekuensi > 10x, ampas
(+), darah (-), warna BAB kuning sehingga didiagnosa diare akut
Mekanisme dasar timbulnya diare pada anak yaitu, akibat gangguan absorbsi,
gangguan sekresi dan gangguan motilitas.13
1. Gangguan absorbsi atau diare osmotik
Ada bahan makanan yang tidak diserap, menyebabkan bahan intraluminal pada
usus halus bersifat hipotonis dan menyebabkan hiperosmolaritas. Karena perbedaan
tekanan osmosis antara lumen usus dan darah, air akan mengalir ke arah lumen
jejenum sehingga air akan terkumpul dalam lumen usus. Natrium akan mengikuti air
masuk ke dalam lumen. Cairan ini akan di absorbsi sebagian, tetapi ada bahan yang
tidak diserap seperti Mg, glukose, sukrose, laktose, maltose di ileum dan melebihi
kemampuan absorbsi kolon sehingga terjadi diare.
2. Gangguan sekresi atau diare sekretorik
Karena ada bahan yang menstimulasi sekresi lumen yaitu enterotoksin bakteri
sehingga meningkatkan konsentrasi intrasel cAMP, cGMP atau Ca++ akan
mengaktifkan protein kinase. Pengaktifan ini menyebabkan fosforilasi membran
protein mengakibatkan perubahan saluran ion, sehingga Cl- keluar, kemudian terjadi
pompa natrium, sehingga natrium masuk ke dalam lumen usus bersama Cl-
3. Motilitas usus
Perubahan motilitas usus mempunyai pengaruh terhadap absorbsi, penurunan
motilitas usus dapan mengakibatkan bakteri berkembang lebih banyak sehingga
menyebabkan diare.
31
yang sering. Gejala muntah dapat terjadi sebelum dan sesudah diare. Bila penderita
telah banyak kehilangan air dan elektrolit terjadilah gejala dehidrasi. Berat badan
turun, bayi ubun-ubun cekung, tonus dan turgor kulit berkurang, selaput lendir mulut
dan bibir kering.14
Manifestasi klinis pada kasus ini yaitu BAB cair (+) dengan frekuensi > 10x,
ampas (+), darah (-), warna BAB kuning. Pasien juga ada muntah. Pasien juga
menunjukkan gejala-gejala dehidrasi yaitu mata cekung, turgor kulit berkurang,
mukosa dan bibir kering.
Derajat Dehidrasi Menurut Who
Penilaian A B C
keadaan umum Baik, sadar *gelisah, rewel *lesu, lunglai atau
tidak sadar
Mata Normal Cekung Sangat cekung dan
kering
Air mata Ada Tidak ada Kering
Mulut dan lidah Basah Kering Sangat kering
Rasa haus Minum biasa tidak *haus, ingin minum *malas minum atau
haus banyak tidak bisa minum
Periksa: turgor kulit Baik *kembali lambat *kembali sangat
lambat
Hasil pemeriksaan Tanpa dehidrasi Dehidrasi ringan/ Dehidrasi berat
sedang
Bila ada 1 tanda * Bila ada 1 tanda *
ditambah 1 atau lebih ditambah 1 atau
tanda lain lebih tanda lain
Derajat dehidrasi : dehidrasi ringan sedang
Masa tunas 17-72 jam 24-48 6-72 jam 6-72 jam 6-72 jam 48-72 jam
jam
32
Panas + ++ ++ - ++ -
Mual muntah Sering Jarang Sering - - Sering
Nyeri perut Tenesmus Tenesmu Tenesmus - Tenesmus Kramp
s kramp kolik kramp
Nyeri kepala - + + - - -
Lamanya sakit 5-7 hari > 7hari 3-7 hari 2-3 hari Variasi 3 hari
Sifat tinja
Pada kasus ini, kemungkinan diare yang terjadi adalah akibat rotavirus. Hal ini
dengan mengamati anamnesis pasien, dimana pasien mengalami demam, muntah,
BAB cair, konsistensi feses cair, tidak ada darah, warna feses kuning, frekuensi BAB
>10 kali sejak 1 hari sebelum masuk rumah sakit dan muntah beberapa kali.
33
a. Dosis oralit bagi penderita diare tanpa dehidrasi :
Umur < 1 tahun : diberi 50 – 100 ml tiap kali BAB
Umur > 1 tahun : diberi 100 – 200 ml tiap kali BAB
b. Dosis oralit bagi penderita diare derajat dehidrasi ringan-sedang :
Dosis oralit yang diberikan dalam 3 jam pertama 75 ml/ kg bb dan selanjutnya
dilanjutkan dengan pemberian oralit seperti diare tanpa dehidrasi.
c. Derajat dehidrasi berat
Penderita diare yang tidak dapat minum harus segera dirujuk ke Puskesmas
atau Rumah sakit untuk diinfus.
34
diberikan makanan yang mudah dicerna dan diberikan sedikit lebih sedikit dan lebih
sering. Setelah diare berhenti, pemberian makanan ekstra diteruskan selama 2 minggu
untuk membantu pemulihan berat badan.
4. Antibiotik selektif
Antibiotika tidak boleh digunakan secara rutin karena kecilnya kejadian diare
pada balita yang disebabkan oleh bakteri. Antibiotika hanya bermanfaat pada
penderita diare dengan darah (sebagian besar karena shigellosis), suspek kolera.
Obat-obatan anti diare juga tidak boleh diberikan pada anak yang menderita diare
karena terbukti tidak bermanfaat. Obat anti muntah tidak dianjurkan kecuali muntah
berat. Obat-obatan ini tidak mencegah dehidrasi ataupun meningkatkan status gizi
anak,bahkan sebagian besar menimbulkan efek samping yang berbahaya dan bisa
berakibat fatal. Obat antiprotozoa digunakan bila terbukti diare disebabkan oleh
parasit (amoeba, giardia).
35
Pada kasus didapatkan skor dehidrasi 10 sehingga derajat dehidrasi ringan-sedang
maka penatalaksanaan menurut teori:
Pengobatan diare pada pasien ini yaitu pemberian oralit 75 ml/KgBB/ yang
dihabiskan dalam 3 jam pertama kemudian dilanjutkan pemberian 50 ml tiap kali
BAB. Pemberian zinc Umur < 6 bulan 10 mg per hari selama 10 hari.
Komplikasi yang dapat terjadi pada diare akut adalah gangguan elektrolit seperti:
hipernatremia, hiponatremia, hiperkalemia, hipokalemia, dan kejang. Adanya
karbonat yang hilang menyebabkan pernapasan kussmaull. Kehilangan cairan dalam
jumlah yang besar dapat berujung pada kematian. Prognosis diare dapat ditentukan
oleh derajat dehidrasi, sehingga penatalaksanaannya sesuai dengan ketepatan cara
36
pemberian rehidrasi. Apabila penanganan yang diberikan tepat dan sesegera mungkin,
maka dapat mencegah komplikasi dari diare tersebut.15
Pada pasien tidak terdapat komplikasi, dan pasien dipulangkan dalam keadaan
umum pasien sudah membaik, tanda-tanda vital baik. Pada pemeriksaan fisik tidak di
dapatkan kelainan.
37
DAFTAR PUSTAKA
38
13. IDAI. Buku Ajar Gastroenterologi hepatologi Jilid I.Jakarta; UKK-
Gastroenterologi-hepatologi IDAI : 2009.
14. Subagyo B & Santoso BN. 2012. Buku ajar gastroenterologi-hepatologi. Badan
Penerbit IDAI. Jakarta. Ed 1. Cetakan ke-3. Hal ; 87-135.
15. Departemen Kesehatan RI, Buku Ajar Diare, Departemen Kesehatan RI, Jakarta,
2011.
39