Dosen pengampu:
Dr.Drs. Edy Yulianto, MP.
Disusun oleh:
Alfan Rahmat Romadhon 155030200111048
Awfaldini Chairizqi Albama 155030207111056
Iqbal Agung Nugraha 145030207111054
Rizky Ramadhan 145030200111019
Assalamu’alaikum Wr.Wb .
Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha
Panyayang, kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah
melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah Proses Belajar Konsumen untuk memenuhi tugas mata
kuliah Perilaku Konsumen.
Untuk itu kami menyampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah
berkontribusi dalam pembuatan makalah ini, khususnya kepada Bapak Dr.Drs. Edy
Yulianto, MP. selaku dosen pengampu.
Terlepas dari semua itu, kami menyadari bahwa makalah yang kami susun
masih belum sempurna. Oleh karena itu dengan tangan terbuka kami menerima
segala kritik dan saran dari pembaca agar kami dapat memperbaiki makalah ini.
Akhir kata kami berharap semoga makalah ini dapat memberikan manfaat
maupun inpirasi terhadap pembaca.
Penyusun
ii
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang ................................................................................... 1
1.2. Rumusan Masalah .............................................................................. 1
1.3. Tujuan ................................................................................................ 1
BAB II PEMBAHASAN
2.1. Arti Proses Belajar ............................................................................. 2
2.2. Proses Belajar Perilaku ...................................................................... 2
2.3. Observational Learning (Vicarious Learning) Konsumen ................ 5
iii
BAB I
PENDAHULUAN
1
BAB II
PEMBAHASAN
2
menghasilkan respons terkondisi air liur. Setelah pengulangan, stimulus
terkondisi berita pukul 18.00 mampu menghasilkan respons terkondisi berupa
air liur.
Aplikasi proses belajar classical conditioning dalam pemasaran meliputi
pengulangan, generalisasi stimulus, dan diskriminasi stimulus. Pengulangan
merupakan proses menyampaikan pesan kepada konsumen berulang kali,
dengan frekuensi yang berkali-kali. Generalisasi stimulus merupakan
kemampuan seorang konsumen untuk bereaksi sama terhadap stimulus yang
relatif berbeda. Generalisasi stimulus yang bisa dilakukan pada proses
pemasaran dapat berupa:
a. Perluasan lini produk
Perluasan lini produk yaitu menambahkan produk baru yang terkait atau
sejenis kepada produk lama dengan merek yang sudah ternama.
b. Merek keluarga
Merek keluarga yaitu memberikan merek yang sama kepada semua lini
produk yang dihasilkan oleh sebuah perusahaan.Dalam hal ini, terdapat
konsep retail private branding, yaitu prinsip family branding yang
diterapkan pengecer dengan memberikan merek toko pada beberapa produk
yang dijualnya.
c. Me-too products
Me-too products yaitu suatu konsep yang membuat kemasan mirip
dengan kemasan produk pesaing, yang biasa dilakukan oleh follower yang
berusaha membuat kemiripan dengan produk pemimpin pasar.
d. Similar name
Similar name yaitu pesaing ingin membuat citra produknya sama
dengan pemimpin pasar di mata konsumen.
e. Licensing
Licensing yaitu praktik pemberian merek dengan menggunakan nama-
nama selebriti, nama desainer, nama produsen, nama perusahaan, bahkan
tokoh film kartun. Nama tersebut digunakan sebagai merek produk tertentu
dengan imbalan fee atau sewa.
f. Generalisasi situasi pemakaian
3
Generalisasi situasi pemakaian, yaitu membuat citra positif dari merek
yang sudah terkenal dengan cara perluasan lini produk dan melakukan
generalisasi perluasan pemakaian dari produknya yang sudah terkenal
tersebut.
Pada generalisasi stimulus, konsumen diharapkan bisa mengambil
kesimpulan yang sama dari berbagai stimulus yang relatif berbeda. Hal ini
berbeda dengan diskriminasi stimulus, dimana konsumen diharapkan mampu
mengambil kesimpulan berbeda terhadap beberapa stimulus yang mirip satu
dengan yang lainnya. Proses belajar diskriminasi stimulus berkaitan dengan
positioning (citra yang dimiliki konsumen terhadap produk) dan differentiation
(pemasaran atau produsen berusaha mengkomunikasikan berbagai atribut dari
produknya yang berbeda atau yang tidak dimiliki oleh produk lain.
2. Instrumental Conditioning
Proses belajar instrumental mengutamakan pengalaman terhadap membeli
suatu produk berdasarkan reward yang dirasakan. Berbeda dengan proses belajar
classical conditioning yang membuat asosiasi antara dua benda yang selalu
dipasangkan bersama-sama, proses belajar instrumental conditioning merupakan
proses belajar yang terjadi karena adanya reward yang diterima konsumen. Pada
calssical conditioning, respon yang dihasilkan bersifat paksaan dan respons yang
sederhana, perilaku yang sederhana, dan tidak melalui proses trial dan error.
Sedangkan pada instrumental conditioning, dihasilkan respons yang terkontrol,
mampu memahami perilaku yang sulit, dan melalui proses trial dan error.
Konsep operant atau instrumental conditioning meliputi:
a. Penguat
Berupa penguatan positif (hal-hal yang diterima konsumen karena
mengkonsumsi atau membeli suatu produk) dan penguatan negatif (hal
negatif atau sesuatu yang tidak menyenangkan yang akan dirasakan
konsumen karena tidak mengkonsumsi atau membeli suatu produk). Bentuk
penguatan dapat berupa product reinforcement (penguatan karena produk
itu sendiri) dan nonproduct reinforcement (pengalaman konsumsi yang akan
mempengaruhi konsumen dalam membeli produk tersebut di masa
mendatang.
4
b. Hukuman
Yaitu hal negatif atau tidak menyenangkan yang diterima konsumen
karena dia melakukan suatu perbuatan.
c. Kepunahan
Dimana konsumen menganggap bahwa stimulus tidak dapat
memberikan kepuasan yang diharapkannya. Kekecewaan mengakibatkan
dihentikannya pembelian produk.
d. Shapping
Yaitu konsumen diarahkan untuk melakukan suatu perilaku
(mendatangi tempat perbelanjaan) sebelum dia bisa melakukan perilaku
yang diharapkan konsumen.
5
BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Dalam bab ini kita telah mengetahui bahwa arti dari proses belajar merupakan
suatu proses untuk memperoleh pengetahuan dan pengalaman yang dapat
mempengaruhi perubahan sikap dan perilaku yang relatif permanen.
Kemudian proses belajar perilaku dibagi menjadi 2, yaitu Classical Conditioning
dimana suatu teori belajar yang mengutarakan bahwa makhluk hidup, baik manusia
maupun binatang adalah makhluk pasif yang bisa diajarkan perilaku tertentu melalui
pengulangan serta Intrumental Conditioning Proses belajar instrumental
mengutamakan pengalaman terhadap membeli suatu produk berdasarkan reward
yang dirasakan.
Dan Observational Learning (Vicarious Learning) Konsumen, yaitu proses
belajar yang dilakukan konsumen ketika ia mengamati tindakan dan perilaku orang
lain dan konsekuensi dari perilaku tersebut.
6
DAFTAR PUSTAKA