Anda di halaman 1dari 3

Bahan ajar : Perizinan pembangunan fasilitas untuk masyarakat (berdasarkan

Pembangunan PLTA Tampur – Aceh )

Oleh : Fajri Kurniawan (155060101111059)

Desa Lesten, Kecamatan Pining, Gayo Lues, tempat pembangunan PLTA Tampur direncanakan. Foto: Junaidi
Hanafiah/Mongabay Indonesia

Isu :

a. Manipulasi Data.

b. Temuan Indikasi korupsi.

c. Perizinan tidak sesuai..

Pembahasan :

Peraturan tentang pembangunan bendungan:

Bendungan adalah bangunan yang berupa urukan tanah, urukan batu, beton, dan/atau
pasangan batu yang dibangun selain untuk menahan dan menampung air, dapat pula dibangun
untuk menahan dan menampung limbah tambang (tailing), atau menampung lumpur sehingga
terbentuk waduk. Pembangunan bendungan dilakukan untuk pengelolaan sumber daya air dan
sebagai pembangkit tenaga listrik.
Pembangunan bendungan dan pengelolaan bendungan beserta waduknya bertujuan untuk
meningkatkan kemanfaatan fungsi sumber daya air, pengawetan air, pengendalian daya rusak air,
dan fungsi pengamanan tampungan limbah tambang (tailing) atau tampungan lumpur.

Pembangunan bendungan untuk pengelolaan sumber daya air disusun berdasarkan


rencana pengelolaan sumber daya air dan pembangkit listrik pada wilayah sungai yang
bersangkutan. Dalam hal rencana pengelolaan sumber daya air pada wilayah sungai yang
bersangkutan belum ditetapkan, pembangunan bendungan disusun berdasarkan ketersediaan dan
kebutuhan air pada wilayah sungai dan rencana tata ruang pada wilayah sungai yang
bersangkutan.

Izin penggunaan sumber daya air diberikan berdasarkan permohonan dari Pembangun
bendungan. Permohonan harus memenuhi persyaratan administratif dan persyaratan teknis.
Persyaratan administratif meliputi dokumen:

a. permohonan izin penggunaan sumber daya air

b. identitas Pembangun bendungan, dan

c. izin atau persyaratan lain sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

Peraturan tentang pembuatan PLTA :

Pembangkit listrik tenaga air (PLTA) diyakini PLN dapat menjadi solusi untuk membuat
tarif listrik menjadi murah. Setidaknya terdapat lebih dari 200 bendungan yang dapat
dimanfaatkan PLN untuk melakukan optimalisasi produksi listrik agar tarif tenaga listrik dapat
semakin terjangkau seluruh lapisan masyarakat. Pihak KemenPU-Pera, menyatakan bahwa
mereka sekarang tengah mengakaji kemungkinan sekitar 203 bendungan atau waduk di
Indonesia yang awalnya dijadikan sebagai saluran irigasi untuk ditambah fungsinya sebagai
penghasil energi listrik berbasis tenaga air atau PLTA.

Pembangunan PLTA bendungan tersebut diperkirakan harus melewati sejumlah


tantangan. Tantangan pertama yang harus dihadapi adalah soal perizinan sampai dengan isu
lingkungan. Persoalan perizinan pembangunan PLTA dianggap rumit karena melibatkan banyak
Kementerian terkait. Izin tersebut semakin bertambah sulit dengan adanya otonomi daerah
karena juga harus melibatkan pemerintah daerah.

Anda mungkin juga menyukai