Anda di halaman 1dari 11

BAB III

METODE PELAKSANAAN

3.1. Umum

Pengerjaan pekerjaan Detail Desain Pantai Kabupaten Tabanan Tahap I ini dibagi menjadi
beberapa tahapan pekerjaan agar dapat terlaksana dengan baik dan diperoleh hasil yang optimal,
dimana masing-masing tahapan meliputi kegiatan sebagai berikut :

A. Tahap I, Kegiatan Persiapan


Kegiatan persiapan adalah kegiatan awal sebelum tim konsultan memulai kegiatan
perencanaan ini, yang meliputi :
 Penyusunan tim kerja.
Penyusunan tim didasarkan pada persyaratan yang dituangkan dalam Kerangka
Acuan Kerja (TOR) yang meliputi pemilihan kualifikasi dan dan pengalaman masing-
masing tenaga ahli (professional staff), tenaga-tenaga penunjang (supporting staff),
tenaga administrasi dan peralatan-peralatan yang diperlukan untuk melaksanakan
pekerjaaan ini.
 Menyusun jadwal pelaksanaan pekerjaan (time schedule) yang disesuaikan dengan
batasan waktu yang disyaratkan dalam Kerangka Acuan Kerja (TOR) secara
sistematis dan terpadu, sehingga waktu yang ada betul-betul digunakan secara
optimal.
 Melakukan koordinasi dengan pihak Pemberi Pekerjaan dan instansi terkait perihal
akan dimulainya pekerjaan ini dan bilamana perlu pada tahap ini digunakan untuk
mengumpulkan informasi yang diperlukan sebanyak-banyaknya.

B. Tahap II, Pengumpulan Data


Pada tahap ini tim kerja konsultan akan melakukan inventarisasi data, baik primer maupun
sekunder dari segala sumber di lokasi pekerjaan Detail Desain Pantai, yang meliputi :
 Identifikasi masalah meliputi Teknis, Ekonomi, Pertanian, dan Pariwisata.
 Data hidrologi, Topografi, Hidro Oceanografi, Transportasi Sedimen dan Aspek
Lingkungan
 Data klimatologi
 Data populasi penduduk
 Data yang berkaitan dengan bangunan pengaman pantai, termasuk laporan atau
kajian yang pernah dilaksanakan sekitar lokasi proyek.

C. Tahap III, Pengukuran dan Pemetaan (Survey and Mapping)


Pekerjaan pengukuran dan pemetaan dilaksanakan setelah rencana bangunan pengaman
pantai difinitif ditetapkan dan disetujui oleh direksi. Adapun pekerjaan pengukuran dan
pemetaan meliputi :

III - 1
 Pengukuran dan pemetaan daerah studi
Peta yang dihasilkan merupakan peta topografi dan bathimetri yang akan
memperlihatkan kontur permukaan, kontur dasar laut, tata letak permukiman, jalan
desa, jalan kampung dan bangunan atau fasilitas umum yang ada. Peta ini akan
mempermudah tahapan perencanaan detail desain yang berkaitan dengan
pelaksanaan konstruksinya.

D. Tahap IV, Perancangan / Planning


 Pola Penanganan Pengamanan Pantai
 Perancangan bangunan pengamanan pantai, meliputi ;
a. Desain alternatif bangunan pengamanan pantai.
b. Kajian masing-masing alternatif hingga diperoleh alternatif terpilih.
c. Detail desain akhir bangunan pengamanan pantai.
 Perhitungan volume pekerjaan dan analisa ekonomi.
Perhitungan volume pekerjaan dan analisa ekonomi ini didasarkan pada detail desain
yang ada. Analisa ekonomi dilakukan untuk mengetahui besarnya nilai cost dan
benefit tingkat dasar.

E. Tahap V, Gambar Desain

Gambar desain yang disajikan adalah gambar dari seluruh perencanaan yang telah
dilakukan.

F. Tahap VI, Penyusunan Laporan Hasil Detail Desain.

Setelah proses pelaksanaan desain detail, maka Tim Konsultan akan menyusun laporan
hasil detail desain tersebut, yang di dalamnya juga dilengkapi dengan panduan operasional
dan pemeliharaan beserta spesifikasi teknik dan selanjutnya diserahkan kepada pihak
pemberi kerja.

III - 2
Persiapan
Persiapan

Survey Lapangan Studi Literatur


Survey Lapangan Studi Literatur

Sosialisasi
Pengumpulan Data
Pengumpulan Data pendahuluan

Primer :
Sekunder :
Hidro-oceanografi
Topografi
Pola Arus
Hujan
Garis Pantai
Angin
Kondisi Pantai

Analisis
Analisis

Tingkat Kerusakan
Tingkat Kerusakan
Koordinasi Lintas Deseminasi
Sektoral Sosialisasi
Prioritas Penanganan
Prioritas Penanganan

Detail Desain
Detail Desain

Laporan dan Gambar


Laporan dan Gambar

Gambar 3.1 Tahapan Penyelesaian Pekerjaan

III - 3
3.2. Pengumpulan Data

Data yang diperlukan pada studi ini meliputi data primer dan data sekunder. Data primer adalah
data yang didapatkan dari observasi dan pengukuran langsung lapangan, sedangkan data
sekunder adalah data yang langsung bisa diperoleh tanpa harus melakukan pengukuran langsung
lagi. Data sekunder umumnya didapatkan dari instansi-instansi seperti Badan Meteorologi dan
Geofisika, Pusat Penelitian dan Pengembangan Geologi, Badan Koordinasi Survey dan Pemetaan
Nasional, Jawatan Topografi Kodam Udayana dan instansi lain yang terkait.

3.2.1. Pengumpulan Data Sekunder

Pengumpulan data sekunder meliputi data-data berikut:


1. Data angin, untuk arah dan kecepatannya dari Badan Meteorologi dan Geofisika (BMG)
Denpasar untuk stasiun Pengamatan Ngurah Rai Denpasar selama 10 tahun pencatatan.
2. Data hujan, berupa data curah hujan harian maksimum, dari Badan Meteorologi dan Geofisika
Denpasar selama minimal 10 tahun untuk stasiun pencatatan:
a. St. Hujan Baturiti
b. St. Hujan Penebel
c. St. Hujan Bajera
3. Peta Topografi, dengan skala 1 : 25.000 dan 1 : 50.000, yang mencakup daerah tangkapan
sungai-sungai di sekitar lokasi proyek dari depositori peta topografi Bakorsurtanal (Peta Rupa
Bumi Lembar 1707-333, BAJERA dan Lembar 1707-611, BELAMBING DESA). Peta ini
diperlukan untuk menganalisis sungai-sungai di kawasan studi dan untuk memperoleh
gambaran umum lokasi studi.
4. Peta Geologi Pulau Bali, untuk mendapatkan gambaran umum kondisi geologi kawasan studi.
Peta ini diperoleh dari Pusat Penelitian dan Pengembangan Geologi, Direktorat Jenderal
Pertambangan Umum, Departemen Pertambangan dan Energi.
5. Studi terdahulu yang sejenis, baik dari Proyek Pengamanan Daerah Pantai Bali maupun
instansi lain.
6. Data statistik untuk Kecamatan Tabanan (Tabanan Dalam Angka) yang didapat dari Badan
Pusat Statistik.
7. Peta tata guna lahan Kecamatan Tabanan yang didapat dari Dinas Pemukiman dan Prasarana
Wilayah, Pemerintah Daerah Tabanan.
8. Peta kepulauan untuk menentukan panjang fetch gelombang.

3.2.2. Pengumpulan Data Primer (Survey Lapangan)

Data primer dikumpulkan melalui pengamatan dan pengukuran langsung di lokasi studi.
Berdasarkan kegiatan peninjauan lapangan yang telah dilaksanakan, ditentukan penentuan lokasi
patok (bench mark), lokasi penempatan alat pengukuran pasang surut, rencana lintasan kapal
untuk pengukuran kedalaman perairan dan rencana penentuan lokasi pengambilan sampel
sedimen.

III - 4
3.2.2.1. Survey Bathimetri

Pekerjaan bathimetri dimaksudkan untuk memetakan kontur dan kedalaman dasar laut di lokasi
studi. Penentuan posisi (navigasi) kedudukan kapal pada saat kegiatan bathimetri menggunakan
sistem penentu posisi satelit GPS (Global Posisioning System). Pengambilan data dilakukan setiap
10 detik dan akhirnya akan diplot di peta. Pemeruman yang dimaksudkan untuk merekam
morfologi kedalaman dasar laut yang merupakan dasar untuk pembuatan Peta Bathimetri setelah
dikoreksi dengan data pasang surut dan terkait dalam satu sistem WGS 84 dengan peta Topografi.
Peralatan yang dipakai adalah Echosounder ODOM Hydrographic Systems, dengan cara
pengiriman pulsa-pulsa gelombang suara dari permukaan laut ke arah dasar laut secara vertikal.
Pulsa-pulsa tersebut dipancarkan dari Transmitting Tranducer yang dipasang pada lambung kapal,
kemudian pantulannya diterima oleh Receiver Tranducer. Berdasarkan kecepatan suara dalam
medium air, Two Way Travel Time (TWT) dari gelombang suara ini kemudian diproses oleh
echosounder untuk menghitung, menampilkan serta merekam/mencetak kedalaman morfologi.

Survei bathimetri akan dilakukan sepanjang lokasi pekerjaan dengan interval lintasan kapal setiap
100 m dan ke arah laut sejauh 1000 m sehingga dapat digambarkan peta kontur dasar laut dengan
interval 0.5 m.

kapal

Gaeis pantai

Lintasan survey bathimetri

Gambar 3.2. Metode survey bathimetri

3.2.2.2. Survey Topografi

Survey Topografi mencakup beberapa lingkup pekerjaan diantaranya:


a. Orientasi lapangan
b. Pemasangan patok sebagai control point dan patok BM
c. Pengukuran poligon

III - 5
d. Pengukuran waterpass
e. Pengukuran situasi dan profil melintang pantai interval 100 m
f. Pengukuran detail sungai sejauh  300 m dan profil melintang interval  50 m.
g. Pengambilan azimuth awal

Pengukuran topografi akan dilakukan dengan peralatan theodolit T1, waterpass serta pita ukur.
Peta dasar yang dipakai sebagai rujukan adalah Peta Rupa Bumi yang dikeluarkan oleh
Bakorsurtanal skala 1 : 25.000 (Lembar BAJERA, no. 1707-333). Karena peta tersebut memakai
datum horizontal Indonesia 1974, sedangkan untuk GPS pada umumnya sekarang memakai WGS
1984, dan disesuaikan dengan data posisi bathimetri maka setiap data tersebut akan ditransfer ke
sistem koordinat WGS 84, sehingga merupakan satu sistem.

Titik tetap yang dipakai adalah BM 3 dan BM 4 yang berada di Proyek Pengamanan Pantai Tanah
Lot (BBCP), yang kemudian akan diikatkan pada BM dan kontrol point yang akan dipasang. BM
akan dipasang dengan setiap 500 m, kontrol point setiap 200 m dan patok kayu setiap interval 100
m, dengan BM 0 berada di daerah Kedungu. Patok BM dan kontrol point akan dibuat dari beton.

No. BM X (m) Y (m) Z (m)


BM 3 293,654.906 9,041,499.355 7.973
BM 4 293.599,222 9,041,632.442 13.789
Sumber: Proyek Pengamanan Pantai Tanah Lot (BBCP)

Pengukuran profil melintang pantai (monitoring garis pantai) akan dilakukan pada awal pekerjaan
dan  3 bulan berikutnya.

3.2.2.3. Pengamatan Pasang Surut

Pengamatan pasang surut akan dilakukan di pantai Tanah Lot selama 15 hari. Pengukuran
tersebut dilakukan dengan memakai peil scale untuk mendapatkan nilai konstanta harmonik
pasang surut.

BM yang akan dipasang


BM 4 - TEMBOK
Peil scale

HHWS

h
MSL

LLWS
palem

Gambar 3.3. Pengukuran pasang surut

Dari data pengukuran pasang surut nantinya akan diolah untuk mendapatkan konstituen pasang
surut dan digunakan untuk menentukan elevasi HHWS, MSL, dan LLWS.

III - 6
3.2.2.4. Pengamatan Gelombang dan Angin

Sesuai dengan Kerangka Acuan Kerja, pengamatan gelombang akan dilakukan selama satu bulan
dengan alat wave recorder, dilakukan bersamaan dengan pengamatan angin permukaan.

Namun dengan pengamatan angin dan gelombang yang dilakukan selama satu bulan, tidak akan
mencakup angin dan gelombang pada bulan-bulan lain dan berbagai musim sehingga apabila
dilakukan pembangkitan gelombang tidak akan mendapatkan hasil yang baik. Oleh karena itu,
untuk keperluan desain, data angin yang dibutuhkan adalah data dengan jangka waktu pencatatan
yang lama (10 tahun), dengan harapan bahwa data tersebut sudah mencakup distribusi angin dan
kecepatannya pada berbagai musim termasuk fluktuasinya pada masing-masing tahun.

Oleh karena itu, diusulkan untuk pengamatan angin diambil dari data sekunder yang didapatkan
dari Stasiun Pengamatan Ngurah Rai Denpasar dengan lama pencatatan 10 tahun, yang
kemudian dilakukan analisa pembangkitan gelombang.

3.2.2.5. Survey Transportasi Sedimen

Pengambilan contoh sedimen dilakukan untuk mengetahui distribusi dari sedimen dasar sungai di
lokasi studi, serta dilakukan pengambilan sampel material pasir pantai di setiap lokasi pantai (5
lokasi).

3.2.2.6. Survey Geologi (Mekanika Tanah)

Setiap lokasi pantai akan diambil satu sampel pengeboran tanah untuk mengetahui laipsan serta
struktur tanah di lokasi pekerjaan. Survei ini nantinya digunakan untuk analisa struktur bangunan
pengaman pantai yang direncanakan.

III - 7
Proyek Pengamanan Daerah
Pantai Bali

Team Leader
Ir. Heru Sekti
3.3. Struktur Organisasi Pekerjaan

TENAGA PENUNJANG PROFSSIONAL STAFF

Administrasi & Keu. Pembantu Umum Ahli Teknik Pantai Ahli Teknik Sungai
Reni Kadek Wijaya Ir. Wahyudi Ir. Yayok Sutaryo

Operaor komputer Draftman Ahli Hidrologi Ahli Geodesi


I G Komang Manusila Made Putra Ir. Wahyu Nurhadi Ir. Wahyu Prajardi

Surveyor Tenaga Lokal Ahli Geologi


Nyoman Wiantaka Kriscahyo Ir. Heriady Rachmat

III - 8
Gambar 3.4. Strktur Organisasi Pekerjaan
3.4. Jadwal Pelaksanaan Pekerjaan

Sesuai dengan Kerangka Acuan Kerja (KAK) Pekerjaan Detail Desain Pantai Tabanan Tahap I,
pelaksanaan pekerjaan selama 150 hari kalender, yang kemudian dibagi menjadi tahapan
pekerjaan seperti gambar berikut:

III – 10
III - 9
Gambar 3.5 Jadwal Penugasan Personil

Tahun 2002
Sat. Vol.
No. Uraian Juni Juli Agustus Sepetember Oktober November
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20

TENAGA AHLI
1. Team Leader M/M 5.0
2. Ahli Teknik Pantai M/M 5.0
3. Ahli Hidrologi M/M 4.0
4. Ahli Geologi Teknik M/M 4.0
5. Ahli Teknik sungai M/M 3.0
6. Ahli Geodesi M/M 4.0
TENAGA PENUNJANG
1. Draftman (2 Orang) M/M 5.0
2. Surveyor (3 Orang) M/M 4.0
3. Bor Master M/M 2.0
4. Operator Komputer M/M 5.0
5. Administrasi dan Keuangan M/M 5.0
6. Tenaga Lokal (6 Orang) M/M 4.0
7. Pembantu Umum M/M 5.0
III - 9

III - 10
Gambar 3.6 Jadwal Pelaksanaan Pekerjaan

Tahun 2002
1 - 22
No. Uraian Juni 1 - 31 Juli 1 - 31 Agustus 1 - 30 September 1 - 31 Oktober
November
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20
A. PERSIAPAN
1. Mobilisasi Personal dan Peralatan
2. Koordinasi
3. Inventarisasi Data Primer & Sekunder
4. Survey Pendahuluan
5. Pembuatan Program Kerja

AKHIR PELAKSANAAN PEKERJAAN TANGGAL 22 NOVEMBER 2002


B. SURVEY DAN INVESTIGASI
1. Survei Topografi
2. Survey Mekanika Tanah

AWAL PELAKSANAAN PEKERJAAN TANGGAL 26 JUNI 2002


3. Survei Bathimetri
4. Survei Gelombang, Arus dan Pasang Surut
5. Survei Hidrologi dan Sedimen

C. PERENCANAAN DETAIL
1. Analisa Hidrologi & Sedimentasi
2. Analisa Mekanika Tanah
3. Analisa Hidrolika Sungai
4. Analisa Gelombang
5. Analisa Pasang Surut
6. Analisa Perubahan Garis Pantai
7. Penggambaran
8. Desain Bangunan Pengaman Pantai
9. Analisa Biaya Konstruksi
10. Penyusunan Spesifikasi Umum dan Teknis, Metode Pelaksanaan, & Panduan O&P
11. Kajian Lingkungan

D. PELAPORAN
1. Laporan Kemajuan Pekerjaan
2. Laporan Pendahuluan
3. Laporan Interim
4. Draft Laporan Akhir
5. Laporan Akhir
6. Dokumentasi
III - 11

E. PRESENTASI / DISKUSI
1. Diskusi Laporan Pendahuluan
2. Diskusi Laporan Akhir / Final

III - 11

Anda mungkin juga menyukai