High Srength Concrete
High Srength Concrete
Pada umumnya mutu beton, baik sedang atau rendah (beton dengan kuat
tekan di bawah 420 kg/cm²) dipengaruhi oleh faktor air semen dan jenis
agregatnya. Untuk mencapai kuat tekan beton yang tinggi maka factor air semen
semen (fas) harus lebih kecil yang berakibat pada faktor pengerjaan dan
pemadatan akan lebih sulit serta harus ada pengawasan yang ketat.
Dalam bahasan ini, beton mutu tinggi yang pada umur 28 hari dapat
mencapai kuat tekan 700-1100 kg/cm², diperoleh dengan perancangan campuran
beton tertentu, bukan akibat perawatan beton dengan uap ataupun pemberian
tekanan awal seperti pada beton pratekan.
IX -1
Hubungan antara perbandingan jenis agregat dengan ukuran tertentu, berat
semen, faktor air semen serta berbagai tingkat kemudahan pengerjaan dapat
dilihat pada table 9.1 dan 9.2.
Contoh Perancangan I
Suatu perancangan campuran beton mutu tinggi yang digunakan untuk
membuat elemen beton prategang dengan ketentuan sebagai berikut :
- Kuat tekan beton (kubus) 28 hari = 500 kg/cm²
- Tingkat pengawasan sangat baik dengan faktor = 0,8
- Tingkat kemudahan pengerjaan sangat lambat (Very Low)
- Penggunaan jenis semen biasa/jenis I (Ordinary Portland Cement)
- Jenis agregat kasar batu pecah granit ukuran maksimal 10 mm
(Crushed Granite, maximum size 10mm)
- Jenis agregat halus pasir alam (Natural Sand)
IX -2
- Berat jenis semen = 3,15
- Berat jenis pasir = 2,60
- Berat jenis kerikil = 2,50
- Data hasil ayakan agregat halus dan kasar terlihat pada tabel berikut ini
Perancangan Campuran I
o Peningkatan kuat tekan beton yang ingin dicapai = 500 / 0,8 = 630 kg/cm²
(kuat tekan beton dibagi faktor aman)
o Menentukan nilai acuan
Data : Crushed Granite Coarse
Natural Sand
Ordinary Portland Cement
Compressive Strength/Kuat Tekan = 630 kg/cm²
Umur beton 28 hari
IX -3
Dari grafik 9.1 diperoleh nilai acuan = 25
IX -4
Dari grafik 9.5 diperoleh faktor air semen (fas) = 0,35
IX -5
Dari tabel 9.1 diperoleh nilai perbandingan berat agregat/berat semen
sebesar = 3,0
o Gradasi agregat dari hasil uji ayakan digambarkan seperti pada grafik 9.6
dengan asumsi prosentase bahan yang lolos pada ayakan 4,75 mm sebesar
30 %, sehingga diperoleh nilai perbandingan agregat halus dengan agregat
total dari grafik 9.6.1 sebesar = 25%.
IX -6
o Kebutuhan bahan susun beton berdasarkan berat kering sebagai berikut :
Semen : Pasir : Kerikil : Air
25 75
1 : x3,0 : x3,0 : 0,35
100 100
1 : 0,75 : 2,25 : 0,35
Contoh Perancangan II
Perancangan campuran beton dan kebutuhan bahan susun beton per m³ dengan
data sebagai berikut :
o Kuat tekan beton (silinder) umur 7 hari = 350 kg/cm²
o Tingkat kemudahan pengerjaan rendah (low)
o Jenis semen cepat mengeras/jenis III (Rapid Hardening Portland)
o Jenis agregat kasar, kerikil tidak seragam maksimum 20 mm.
(Irregular gravel, max. size 20 mm)
o Jenis agregat halus pasir alam (Natural Sand)
o Berat jenis semen = 3,15
o Berat jenis pasir = 2,60
o Berat jenis kerikil = 2,50
o Data hasil ayakan agregat halus dan kasar terlihat pada tabel berikut ini.
IX -7
Perancangan Campuran II
o Faktor koreksi kuat tekan beton dari bentuk silinder ke bentuk kubus beton
= 400 kg/cm²
o Menentukan nilai acuan
Data : Irregular Gravel Coarse
Natural Sand
Rapid Hardening Portland Cement
Kuat Tekan Beton = 400 kg/cm²
Umur beton 7 hari
IX -8
Dari grafik 9.4 diperoleh nilai acuan = 40
IX -9
Dari grafik 9.5 diperoleh faktor air semen (fas) = 0,42
IX - 10
Dari tabel 9.2 diperoleh nilai perbandingan berat agregat/berat semen
sebesar = 3,6
o Gradasi agregat dari hasil uji ayakan digambarkan seperti pada grafik 9.6.2
dengan asumsi prosentase bahan yang lolos pada ayakan 4,75 mm sebesar
30 %, sehingga diperoleh nilai perbandingan agregat halus dengan agregat
total sebesar = 30 %.
IX - 11
o Kebutuhan bahan susun beton berdasarkan berat kering sebagai berikut :
Semen : Pasir : Kerikil : Air
30 70
1 : x3,6 : x3,6 : 0,42
100 100
1 : 1,08 : 2,52 : 0,42
3
Jika C = berat semen per m beton, maka :
C 1,08C 2,52C 0,42C
+ + +
3,15 2,6 2,5 1
= 1000
jadi C = 465 kg
IX - 12
Ukuran Persentase Lolos (%)
agregat kasar
lubang ayakan agregat halus (pasir)
(kerikil)
20 mm 100 -
10 mm 90 100
4,75 mm 10 90
2,36 mm - 80
1,18 mm - 60
600 micron - 40
300 micron - 10
150 micron - -
IX - 13
Dari grafik 9.2 diperoleh nilai acuan = 18
IX - 14
Dari tabel 9.1 diperoleh nilai perbandingan berat agregat/berat semen
sebesar = 4,9
o Gradasi agregat dari hasil uji ayakan digambarkan seperti pada grafik 9.6.3
dengan asumsi prosentase bahan yang lolos pada ayakan 4,75 mm sebesar
30 %, sehingga diperoleh nilai perbandingan agregat halus dengan agregat
total sebesar = 25 %.
IX - 15
o Kebutuhan bahan susun beton berdasarkan berat kering sebagai berikut :
Semen : Pasir : Kerikil : Air
25 75
1 : x 4,9 : x 4,9 : 0,37
100 100
1 : 1,225 : 3,675 : 0,37
3
Jika C = berat semen per m beton, maka :
C 1,225C 3,675C 0,37C
+ + + = 1000
3,15 2,7 2,6 1
jadi C = 391,40 kg
LAMPIRAN
IX - 16
IX - 17