Anda di halaman 1dari 24

BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pada abad ke XIII Masehi agama Islam mulai masuk ke Indonesia, dan
ada yang berpendapat bahwa penyebaran Islam pertama kali dilakukan oleh
para pedagang dan mubaligh dari Gujarat-India. Sekarang jumlah umat
Islam di Indonesia merupakan yang paling besar dibandingkan umat Islam
di negara-negara lain di dunia ini oleh karena itu, dapat dikatakan bahwa
umat Islam di Indonesia mempunyai peranan yang penting bagi bangsa-
bangsa dan negara-negara Islam lainnya. Lebih-lebih di Indonesia sendiri,
umat Islam merupakan mayoritas penduduk dan mereka bertebaran di
segenap pelosok tanah air serta banyak yang berkumpul dalam berbagai
organisasi sosial, pendidikan, keagamaan, ekonomi, dan politik.
Semenjak datangnya Islam di Indonesia yang disiarkan oleh para
mubaligh khususnya di Jawa oleh Wali Sanga atau Sembilan Wali Allah
hingga berabad-abad kemudian, masyarakat sangat dijiwai oleh keyakinan
agama, khususnya Islam. Sejarah telah mencatat pula, bahwa Islam yang
datang di Indonesia ini sebagiannya dibawa dari India, dimana Islam tidak
lepas dari pengaruh Hindu. Campurnya Islam dengan elemen-elemen Hindu
menambah mudah tersiarnya agama itu di kalangan masyarakat Indonesia,
terutama masyarakat Jawa, karena sudah lama kenal akan ajaran-ajaran
Hindu itu.
Sebagian besar tersiarnya Islam di Indonesia adalah hasil pekerjaan dari
Kaum Sufi dan Mistik.Sesungguhnya adalah Sufisme dan Mistisisme Islam,
bukannya ortodoksi Islam yang meluaskan pengaruhnya di Jawa dan
sebagian Sumatera.Golongan Sufi dan Mistik ini dalam berbagai segi
toleran terhadap adat kebiasaan yang hidup dan berjalan di tempat itu, yang
sebenarnya belum tentu sesuai dengan ajaran-ajaran tauhid.
Sebelumnya, masyarakat sangat kuat berpegang teguh pada Agama
Hindu dan Budha.Setelah kedatangan Islam, mereka banyak berpindah
agama secara sukarela. Tetapi sementara itu mereka masih membiasakan


 
diri dengan adat kebiasaan lam, sehingga bercampur-baur antara adat
kebiasaan Hindu-Budha dengan ajaran Islam.
B. Tujuan
1. Untuk mengetahui kemajuan peradaban islam dalam berbagai bidang.
2. Untuk mengetahui sebab-sebab kemunduran peradaban islam.
3. Untuk mengetahui perlunya pemurnian dan pembaharuan.
4. Untuk mengetahui tokoh-tokoh pembaharuan dalam dunia islam.
5. Untuk mengetahui teori masuknya islam dinusantara.
6. Untuk mengetahui proses perkembangan islam di nusantara.
7. Untuk mengetahui corak islam di nusantara.
8. Untuk mengetahui kedatangan dan penjajahan bangsa barat di
nusantara.
C. Rumusan Masalah
1. Bagaimana kemajuan peradaban islam dalam berbagai bidang ?
2. Apa saja sebab-sebab kemunduran peradaban islam ?
3. Apa perlunya pemurnian dan pembaharuan ?
4. Siapa saja tokoh-tokoh pembaharuan dalam dunia islam ?
5. Apa dan bagaiman teori masuknya islam dinusantara ?
6. Bagaimana proses perkembangan islam di nusantara ?
7. Apa corak islam di nusantara ?
8. Bagaimana kedatangan dan penjajahan bangsa barat di nusantara ?


 
BAB 2

PEMURNIAN DAN PEMBAHARUAN DI DUNIA MUSLIM

A. Kemajuan Peradaban Islam Dalam Berbagai Bidang


Islam memiliki kemajuan dalam peradabannya. Kemajuan peradaban
islam terjadi dalam berbagai bidang, sebagai berikut:
1. Kemajuan Intelektual
a. Filsafat
Minat terhadap filsafat dan ilmu pengetahuan mulai
dikembangkan pada abad ke-9 M selama pemerintahan penguasa
Bani Umayyah yang ke-5, Muhammad ibn Abdurrahman (832-886
M). Tokoh utama kedua adalah Abu Bakr ibn Thufail, penduduk asli
Wadi Asy, sebuah dusun kecil di sebelah timur Granada dan wafat
pada usia lanjut tahun 1185 M. Ia banyak menulis masalah
kedokteran, astronomi dan filsafat. Karya filsafatnya yang sangat
terkenal adalah Hay ibn Yaqzhan.
b. Sains
IImu-ilmu kedokteran, musik, matematika, astronomi, kimia dan
lain-lain juga berkembang dengan baik. Abbas ibn Famas
termasyhur dalam ilmu kimia dan astronomi yang menemukan
pembuatan kaca dari batu. Ibrahim ibn Yahya al-Naqqash terkenal
dalam ilmu astronomi, ia dapat menentukan waktu terjadinya
gerhana matahari dan menentukan berapa lamanya, membuat
teropong modern yang dapat menentukan jarak antara tata surya dan
bintang-bintang. Ahmad ibn Ibas dari Cordova adalah ahli dalam
bidang obat-obatan. Umm al-Hasan bint Abi Ja'far dan saudara
perempuan al-Hafidz adalah dua orang ahli kedokteran dari
kalangan wanita.
c. Fiqih
Spanyol Islam yang dikenal sebagai penganut mazhab Maliki.
Yang memperkenalkan mazhab ini di sana adalah Ziad ibn
Abdurrahman. Perkembangan selanjutnya ditentukan oleh Ibn
Yahya yang menjadi Qadhi pada masa Hisyam Ibn Abdurrahman.


 
Ahli-ahli Fiqih lainnya diantaranya adalah Abu Bakr ibn al-
Quthiyah, Munzir Ibn Sa'id al-Baluthi dan Ibn Hazm yang terkenal.
d. Musik dan Kesenian
Islam mencapai kecemerlangan dengan tokohnya al-Hasan Ibn
Nafi yang dijiluki Zaryab. Setiap kali diselenggarkan pertemuan dan
jamuan, Zaryab selalu tampil mempertunjukkan kebolehannya. Ia
juga terkenal sebagai penggubah lagu.
e. Bahasa dan Sastra
Bahasa Arab telah menjadi bahasa administrasi dalam
pemerintahan Islam di Spanyol. Hal itu dapat diterima oleh orang-
orang Islam dan non-Islam. Bahkan, penduduk asli Spanyol
menomorduakan bahasa asli mereka. banyak yang ahli dan mahir
dalam bahasa Arab, antara lain: Ibn Sayyidih, Ibn Malik pengarang
Aljiyah, Ibn Khuruf, Ibn al-Hajj, Abu Ali al-Isybili, Abu al-Hasan
Ibn Usfur, dan Abu Hayyan al-Ghamathi. Seiring dengan kemajuan
bahasa itu, karya-karya sastra bermunculan, seperti Al-'Iqd al-Farid
karya Ibn Abd Rabbih, al-Dzakhirahji Mahasin Ahl al-Jazirah oleh
Ibn Bassam, Kitab al-Qalaid buah karya al-Fath ibn Khaqan, dan
banyak lagi yang lain.
B. Sebab-sebab Kemunduran Peradaban Islam
Setelah perdaban Islam mencapai puncaknya, kemudian mengalami
kemunduran-kemunduran. Sebab-sebab kemundurannya adalah sebagai
berikut.
1. Menurunnya Kreativitas Keilmuan Umat Islam
Peradaban Yunani pada masa awal Islam- melahirkan pemikiran
rasional di kalangan ulama Islam zaman klasik. Tapi, perlu ditegaskan
di sini bahwa ada perbedaan antara pemikiran rasional Yunani dan
pemikiran rasional Islam zaman klasik. Di Yunani tidak dikenal agama
Samawi, maka pemikiran bebas, tanpa terikat pada ajaran-ajaran agama,
tumbuh, dan berkembang. Sementara pada masa Islam klasik pemikiran
rasional ulama terikat pada ajaran-ajaran agama Islam sebagaimana
yang terdapat dalam al-Qur’an dan hadits.


 
2. Kesatuan antara Agama dan Negara Islam
Islam tidak memisahkan antara agama dan negara. Sebagaimana al-
Qur’an membicarakan tentang Allah dan keesaannya, surga dan neraka,
pahala dan dosa, juga menetapkan puasa dan shalat, serta menganjurkan
umat Islam untuk berakhlak mulia. Ajaran Islam juga mensyariatkan
tentang undang-undang jual beli, ijarah, hudud, hukum waris, masalah
peperangan, problem solving rumah tangga, dan lain-lain.
Ketidakterpisahan itu, tergambar jelas pada keseharian Rasulullah,
selain menjadi pemimpin umat, beliau juga memimpin pasukan,
membuat perjanjian, melakukan pengiriman delegasi-delegasi
negaranya ke wilayah lain. Demikian juga yang dilakukan oleh para
khalifah sesudah beliau.
3. Islam Agama yang Sesuai dalam setiap Zaman dan Tempat
Dalam ajaran Islam ada adagium yang menyatakan bahwa Islam
adalah agama yang selalu sesuai dalam setiap zaman dan tempat. Tetapi
dalam prakteknya ada yang beranggapan- bahwa ajaran Islam itu tidak
mungkin di praktekkan umat Islam selalu sesuai dengan zaman dan
tempat di mana mereka hidup.
Padahal, sebagaimana yang dikemukakan ulama, bahwasanya ajaran
tauhid dan akhlak yang baik adalah mutlak- dan tentu termasuk
keberadaan akal yang sehat- karena sangat berguna bagi umat manusia.
Sebagaimana yang sudah dijelaskan bahwa agama Islam adalah agama
yang diperuntukkan bagi kebahagiaan umat manusia di dunia dan
akhirat.
Oleh karena itu, Islam sangat menghargai posisi akal dan mengajak
umat manusia untuk mempergunakannya sebaik mungkin. Seperti yang
disinyalir Allah Swt, dalam al-Qur’an Surat, Yasiin [36]: 68, sebagai
berikut:
“Dan Barangsiapa yang Kami panjangkan umurnya niscaya Kami
kembalikan Dia kepada kejadian(nya). Maka Apakah mereka tidak
memikirkan?,” (QS. Yasiin [36]: 68).
Al-Qura’an Surah, Arrum [30]: 28, sebagai berikut;


 
“Dia membuat perumpamaan untuk kamu dari dirimu sendiri.
Apakah ada diantara hamba-sahaya yang dimiliki oleh tangan
kananmu, sekutu bagimu dalam (memiliki) rezeki yang telah Kami
berikan kepadamu; Maka kamu sama dengan mereka dalam (hak
mempergunakan) rezeki itu, kamu takut kepada mereka
sebagaimana kamu takut kepada dirimu sendiri? Demikianlah Kami
jelaskan ayat-ayat bagi kaum yang berakal.” (QS. Arrum [30]: 28).
Sebagaimana yang sudah dijelaskan sebelumnya- bahwa ajaran
Islam diturunkan ke muka bumi untuk kebahagiaan umat manusia di
dunia dan akhirat. Hal itu ditandai dengan pembahasan ajaran Islam
yang menyentuh seluruh ranah aspek kemanusiaan umat manusia.
Diantaranya membahas hal-hal yang berkenaan dengan
spiritual, civilization, konsep ketuhanan, kredo tentang surga,
neraka, dan hari kebangkitan. Dalam urusan muamalah, misalnya
membahas tentang jual beli, penggadaian, problem solving rumah
tangga, harta warisan, dan lain-lain.
4. Hancurnya ketahanan moral umat Islam
Hancurnya ketahanan moral umat Islam, lebih disebabkan- karena
umat Islam dihinggapi “penyakit” wahn (hubbundunya wa karahiyatul
mauwt). Umat Islam dilanda sikap hidup berfoya-foya, korup, dan tidak
dekat lagi dengan kehidupan para mustadh’afin dan nasib yang
menimpa para dhu’afa. Ibnu khaldun mengemukakan, “Kemewahan itu
merupakan pertanda bahwa peradaban suatu bangsa yang dibangun akan
mengalami kehancuran.
Hal yang penting bahwa banyak cendekiawan Muslim masa itu yang
menentang penguasa Baghdad, bahkan bergabung dengan bangsa
Mongol. Khawaja Nashiruddin Thusi, salah seorang cendekiawan
Syi’ah termasyhur (1201-1274) dan dihormati oleh Imam Khomeini,
juga bergabung dengan penakluk dari Mongol, Hulaghu, ketika dia
melewati Iran dalam perjalanannya ke Baghdad. Ini menimbulkan
tuduhan keterlibatan dalam penaklukan.


 
5. Berkembangnya Sikap hidup Fatalistis
Berkembangnya sikap hidup fatalis umat Islam- yang
bergantung dan mengembalikan segala keuntungan dan penderitaan
kepada Tuhan. Sikap hidup yang fatalis ini ditandai dengan tidak
lagi percaya kepada kemampuannya untuk maju atau mengatasi
problem keagamaan dan kemasyarakatan. Mereka lari dari
kenyataan dan hanya mendekatkan diri kepada Tuhan`
6. Sikap Hidup Umat Islam yang kurang Toleransi
Sikap-sikap tidak toleran dan fanatik kepada madzhab atau
golongan sendiri itulah yang menyebabkan umat Islam mundur.
Tidak saja karena sikap-sikap itu menyedot energi masyarakat, tapi
juga memalingkan perhatian orang dari hal-hal yang lebih mendasar
dan menentukan perkembangan dan kemajuan peradaban. Syeikh
Muhammad Rasyid Ridla, seorang tokoh pemikir Islam Zaman
Modern dari Mesir (murid dan teman Syeikh Muhammad ‘Abduh),
dalam mukaddimahnya untuk penerbitan kitab al-Mughni (oleh Ibn
Qudamah) menggambarkan sikap-sikap tidak toleran itu demikian.
7. Jatuhnya Kekhalifahan Abbasiya
Jatuhnya kerajaan Abbasiyah oleh serangan orang-orang Tartar
dan Mongol pada masa pertengahan abad ke-13 M., ketika kota
Baghdad sebagai pusat ilmu dan kebudayaan hancur sama sekali.
Sekitar 800. 000 penduduk Baghdad dibunuh. Perpustakaan
dihancurkan, ribuan rumah penduduk diratakan. Dalam peristiwa
tersebut, umat Islam kehilangan lembaga-lembaga pendidikan dan
buku-buku ilmu pengetahuan yang sangat berharga nilainya.
Musnahnya beribu-ribu buku, baik buku-buku tentang
keagamaan maupun ilmu-ilmu sains- mempengaruhi perkembangan
intelektualisme Islam, apalagi yang menyangkut kelestarian ilmu-
ilmu pengetahuan dan sains dalam Islam. Berbagai literatur sains
telah lenyap. Sedangkan di kalangan masyarakat yang bebas dari
bencana kaum Mongol tidak ada yang menguasai berbagai bidang
sains dan filsafat. Inilah salah-satunya yang mempersulit umat


 
Islam untuk mengembalikan kekayaan intelektual yang berharga
seperti pada masa kejayaan semula.
8. Dikuasainya Sektor Prekonomian oleh Eropa
Eropa yang telah menemukan kebangkitan intelektual, mulai
meninggalkan umat Islam. Bangkitnya rasionalisme dan intelektual
telah menuntun orang-orang Eropa menemukan sumber-sumber
kekayaan di luar Eropa, seperti Amerika, Australia, dan Timur
Jauh.[22]Penemuan Tanjung Harapan pada abad ke-15 M, oleh
pelaut-pelaut Eropa Barat sangat memukul prekonomian Islam.
Jalur perdagangan Timur Jauh dan Barat yang dahulu dikuasai oleh
Islam karena harus melewati jalur darat milik Islam, berpindah
melalui jalur laut melalui Tanjung Harapan sehingga negara-negara
Barat dapat menggantikan kedudukan Islam sebagai penguasa
perdagangan jalur Barat.
Ekonomi yang meningkat dan pemikiran rasional yang
berkembang baik membawa Eropa ke zaman modern yang ditandai
dengan kemajuan dalam pemikiran dan sains serta teknologi.
Setelah lama Eropa tak mempunyai adikuasa, mulailah muncul di
sana pada abad kedelapan belas M. Dua adikuasa yaitu, Inggris dan
Perancis.
9. Sunnatullah
Sungguh, keadaan umat Islam yang jauh tertinggal oleh bangsa-
bangsa lain memang sangat memilukan. Namun barangkali tida
perlu disesali sedemikian rupa sehingga kita kehilangan kemampuan
melihat ke depan dengan penuh harapan. Kemunduran dunia Islam
dapat dilihat sebagai wujud operasi Sunnatullah. Salah satu unsur
penting hukum itu ialah adanya prinsip perputaran (mudawalah).
Yaitu, prinsip bahwa nasib umat manusia, tinggi dan rendah, terjadi
secara berputar dan bergilir antara mereka, sehingga suatu bangsa
atau umat adakalanya berada di atas (menang, unggul, maju, dll.)
dan juga adakalanya di bawah (kalah, merosot, terbelakang, dll.),


 
sebagaimana yang dikemukakan Allah Swt, dalam al-Qur’an Surah,
al-Imran, [3]: 140-141.
C. Perlunya Pemurnian dan Pembaharuan
      Thomas L. Friedman, kolumnis terkenal asal Amerika, menulis
sebuah artikel menarik di New York Times, berjudul “An Islamic
Reformation” (4/12/02). Menurutnya, Pembaruan Islam adalah sebuah
keharusan bagi kaum Muslim sekarang ini, karena perang terhadap
terorisme dan radikalisme akan percuma tanpa diikuti perbaikan dari
dalam kaum Muslim sendiri.
Gerakan pembaruan Islam ( tajdid fi al- Islam) itu sering disebut pula
sebagai gerakan kebangkitan Islam ( the Revival of Islam , al-Shahwa
al-Salaf), dan dalam terminologi kontemporer disebut pula sebagai
gerakan reformasi dan modernisasi Islam (the Islamic Reformism, the
Islamic Modernism). Pelopor pembaruan Islam di dunia muslim
tersebut ialah Ibn Taimiyyah, Muhammad bin Abdil Wahhab,
Jamaluddin Al- Afghani, Muhammad Abduh, Rasyid Ridha, Syekh
Waliyullah, Ahmad Khan, dan sebagainya.1
D. Tokoh-tokoh Pembaharuan Dalam Dunia Islam
1. AL- TAHTAWI
a. Biografi
Rifa’ah Badawi Rafi’ al-Tahtawi adalah pembawa pemikiran
pembaharuan yang besar pengaruhnya di pertengahan pertama dari
abad ke sembilan belas di Mesir. Dalam gerakan pembaharuan
Muhammad Ali Pasya, at-Tahtawi turut memainkan peranan.
Ia lahir pada tahun 1801 di Tahta, suatu kota yang terletak di
Mesir bagian selatan, dan meninggal di Cairo pada tahun 1873.
Ketika Muhammad Ali mengambil alih seluruh kekayaan yang
dikuasai itu, ia terpaksa belajar di masa kecilnya dengan bantuan
dari keluarga ibunya. Ketika berumur 16 tahun ia pergi
ke Cairo untuk belajar di al-Azhar. Setelah lima tahun menuntut
ilmu ia selesai dari studinya di al-Azhar pada tahun 1922.
                                                            
1
 Nashir.Dr.Haedar.2010.Muhammadiyah Gerakan Pembaruan.Yogyakarta.Halaman 71 


 
b. Pemikiran-pemikiran Pembaharuan.
 Jika umat Islam ingin maju harus belajar ilmu pengetahuan
sebagaimana kemajuan yang terjadi Barat (Eropa). Untuk itu
umat Islam harus berani belajar dari Barat.
 Negara yang baik adalah Negara yang pandai meningkatkan
ekonomi rakyat, sebagaimana yang pernah terjadi pada zaman
Fir’aun.
 Kekuasaan Raja sangat absolut, sehingga perlu dibatasi oleh
Undang-undang Syariat yang yang dipimpin oleh majlis syura
(ulama). Oleh karena antara Raja dengan ulama harus bisa
berunding untuk melaksanakan hukum syariat.
 Umat Islam harus menguasai bahasa asing jika ingin maju di
samping bahasa Arab. Bahasa Arab adalah berfungsi untuk
memahami al-Qur’an dan al-Hadits, bahasa asing berfungsi untuk
menerjemahkan dan memahami ilmu dan peradaban Barat.
 Ulama Islam harus memahami ilmu-ilmu pengetahuan modern
jika tidak ingin umat Islam ketinggalan.
 Umat Islam tidak boleh bersikap fatalis (pasrah dengan keadaan)
tanpa berusaha sekuat tenaga untuk mencapai cita-cita.
2. JAMALUDDIN AL-AFGHANI (1839-1897)
a. Biografi
Jamaluddin al-Afghani adalah seorang pemimpin pembaharuan
dalam Islam yang tempat tinggal dan aktivitasnya berpindah-pindah
dari satu negara Islam ke negara Islam lain. Ia lahir
di Afghanistan pada tahun 1839 dan meninggal pada tahun tahun
1897 diIstanbul, Turki. Ia banyak berkiprah dalam pembaharuan
yang lebih terfokus pada dalam bidang politik di samping persoalan
keagamaan.
b. Pemikiran-pemikiran pembaharuannya.
 Islam adalah agama yang sesuai dengan segala keadaan dan
waktu. Islam merupakan agama yang mengajarkan dinamisme
dalam berfikir dan berperilaku yang sesuai dengan ajaran Islam.

10 
 
 Islam bukanlah agama yang mengajarkan faham fatalis dan statis.
 Qadla dan Qadar Allah sesungguhnya merupakan sesuatu yang
terjadi karena sebab musabab, bukan semata-mata langsung dari
Tuhan. Artinya, bahwa manusia bisa menentukan taqdirnya
sendiri melalui usaha yang maksimal.
 Lemahnya persaudaraan di kalangan umat Islam juga
menyebabkan umat Islam mundur, dari kalangan awam sampai
ulama hingga raja tidak ada lagi rasa persaudaraan, sehingga umat
Islam lemah tidak memilki kekuatan untuk maju bersama.
 Sistem pemerintahan otokrasi harus diganti dengan demokrasi
yang berdasarkan musyawarah.
 Umat Islam di setiap Negara harus membangun semangat
nasionalisme dan internasionalisme agar umat Islam dapat
bersatu. Hanya dengan persatuan umat Islamlah, Islam dapat
berkembang dan maju, tetapi tanpa persatuan di kalangan umat
Islam mustahillah kemajuan dapat diraih.
3. ABDUL WAHHAB
a. Biografi
Muhammad Ibn Abdil Wahhab lahir di daerah Uyainah di
wilayah Nejd (Nejed) pada tahun 1115 H / 1707 M dan wafat tahun
1206 H / 1792 M di kota yang sama. Dia putra dari seorang hakim
dan ulama ternama di kota Uyainah, dan dalam usia dini sudah hafal
Al-Quran dan belajar agama dari ayahnya. Setelah belajar ilmu
agama secara mendalam, Wahhab menjadikan Ibn Taimiyah sebagai
rujukan pemikirannya, terutama dalam bidang tauhid, serta
menyandarkan fikihnya pada Imam Ibn Hanbal.
b. Pemikiran -pemikiran pemurniannya
 Yang boleh dan harus disembah hanyalah Tuhan, dan orang yang
menyembah Tuhan selain Allah telah menjadi musyrik dan boleh
dibunuh.
 Kebanyakan orang islam bukan lagi penganut paham tauhid yang
sebenarnya karena mereka meminta pertolongan bukan lagi dari

11 
 
Tuhan tetapi dari syekh atau wali dan dari kekuatan gaib, orang
yang demikian juga telah menjadi musyrik.
 Menyebut nama Nabi, syekh atau malaikat sebagai perantara
dalam doa juga merupakan syirik.
 Meminta safa’at selain kepada Tuhan adalah juga syirik.
 Bernazar selain dari Tuhan juga syirik.
 Memperoleh pengetahuan selain dari Al-Qur’an, hadist dan qiyas
(analogi) merupakan kekufuran.
 Tidak percaya kepada qada dan qadar Tuhan juga merupakan
kekufuran.
 Demikian pula menafsirkan Al-Qur’an dengan takwil (
interpretasi bebas) adalah kufur.2
4. Muhammad Abduh
a. Biografi
Muhammad Abduh lahir di sebuah desa Mahallah Nasr, di Mesir
hilir pada tahun 1849 tepatnya pada era kekuasaan Muhammad Ali
(1805-1849). Ayahnya bernama Abduh Hasan Khairullah,
keturunan Turki yang menetap di Mesir, sedangkan ibunya
keturunan Arab.
b. Pemikiran – pemikiran Pembaruannya
 Menurut Abduh, umat islam mengalami kemunduran karena
dihinggapi kejumudan dan tradisi,sehingga kehidupannya
menjadi statis dan tidak mengalami perubahan serta kemajuan.
 Pada masalah pendidikan, Abduh termasuk pembaru yang
memiliki perhatian besar terhadap pembaruan pendidikan.
Karena menurutnya, pendidikan sebagai tonggak untuk kemajuan
umat islam. Dia mengeritik umat yang tenggelam dalam
kebodohan dan kungkungan tradisi yang membuat umat menjadi
terbelakang dan mudah dibodohi oleh penguasa.

                                                            
2
 Nashir.Dr.Haedar.2010.Muhammadiyah Gerakan Pembaruan.Yogyakarta.Halaman 89 dan 91 

12 
 
 Dalam politik, Abduh menjadi anggota Majelis Syuro Al-Azhar.
Dia juga menerima sistem demokrasi yang ada karena
menurutnya itu tidak bertentangan dengan ajaran Islam.
 Menghadapi serangan pemikiran barat, Abduh berpandangan
bahwa hal-hal dari barat atau dunia modern boleh diambil sejauh
tidak bertentangan dengan ajaran Islam.3

                                                            
3
 Nashir.Dr.Haedar.2010.Muhammadiyah Gerakan Pembaruan.Yogyakarta.Halaman 98-102 

13 
 
BAB 3
DAKWAH ISLAM DI NUSANTARA DAN ASAL-USUL
MUHAMMADIYAH

A. Teori Masuknya Islam di Nusantara


Pada abad ke V tidak bisa dilepaskan dari sejarah perdagangan dan
pelayaran antar benua yang berlangsung pada masa itu. Dengan demikian,
para ahli masih bersilang pendapat tentang bagaimana proses masuknya
budaya dan agama Islam tersebut hingga bisa mengalahkan kebudayaan dan
agama yang telah ada sebelumnya, yakni Hindu dan Budha. Berbagai
teoripun berkembang. Berikut teori masuknya islam di nusantara.
1. Teori Gujarat
Teori Gujarat adalah teori yang menyatakan bahwa Islam masuk di
Indonesia berasal dari Gujarat, India. Teori ini pertama kali dicetuskan
oleh dua orang sejarawan berkebangsaan Belanda, Snouck Hurgronje
dan J.Pijnapel. Menurut mereka, Islam masuk ke Indonesia sejak awal
abad ke 13 Masehi bersama dengan hubungan dagang yang terjalin
antara masyarakat Nusantara dengan para pedagang Gujarat yang
datang.
Teori masuknya Islam di Indonesia yang dicetuskan Hurgronje dan
Pijnapel ini didukung oleh beberapa bukti, di antaranya batu nisan
Sultan Samudera Pasai Malik As-Saleh tahun 1297 yang bercorak khas
Islam Gujarat, catatan Marcopolo, serta adanya warna tasawuf pada
aliran Islam yang berkembang di Indonesia.
Selain memiliki bukti, teori ini juga mempunyai kelemahan.
Kelemahan teori Gujarat ditunjukan pada 2 sangkalan. Pertama,
masyarakat Samudra Pasai menganut mazhab Syafii, sementara
masyarakat Gujarat lebih banyak menganut mazhab Hanafi. Kedua, saat
islamisasi Samudra Pasai, Gujarat masih merupakan Kerajaan Hindu.
2. Teori Persia
Umar Amir Husen dan Hoesein Djajadiningrat sebagai pencetus
sekaligus pendukung teori Persia menyatakan bahwa Islam yang masuk

14 
 
di Indonesia pada abad ke 7 Masehi adalah Islam yang dibawa kaum
Syiah, Persia.
Teori ini didukung adanya beberapa bukti pembenaran di antaranya
kesamaan budaya Islam Persia dan Islam Nusantara (seperti adanya
peringatan Asyura dan peringatan Tabut), kesamaan ajaran Sufi,
penggunaan istilah persia untuk mengeja huruf Arab, kesamaan seni
kaligrafi pada beberapa batu nisan, serta bukti maraknya aliran Islam
Syiah khas Iran pada awal masuknya Islam di Indonesia.
Dengan banyaknya bukti pendukung yang dimiliki, teori ini sempat
diterima sebagai teori masuknya Islam di Indonesia yang paling benar
oleh sebagian ahli sejarah. Akan tetapi, setelah ditelisik, ternyata teori
ini juga memiliki kelemahan. Bila dikatakan bahwa Islam masuk pada
abad ke 7, maka kekuasaan Islam di Timur Tengah masih dalam
genggaman Khalifah Umayyah yang berada di Damaskus, Baghdad,
Mekkah, dan Madinah. Jadi tidak memungkinkan bagi ulama Persia
untuk menyokong penyebaran Islam secara besar-besaran ke Nusantara.
3. Teori Arab atau Teori Mekkah
Teori Arab atau Teori Makkah menyatakan bahwa proses masuknya
Islam di Indonesia berlangsung saat abad ke 7 Masehi. Islam dibawa
para musafir Arab yang memiliki semangat untuk menyebarkan Islam
ke seluruh belahan dunia. Tokoh yang mendukung teori ini adalah Van
Leur, Anthony H. Johns, T.W Arnold, dan Buya Hamka.
Teori masuknya Islam di Indonesia ini didukung beberapa 3 bukti
utama. Pertama, pada abad ke 7 Masehi, di Pantai Timur Sumatera
memang telah terdapat perkampungan Islam khas dinasti Ummayyah,
Arab. Lalu, madzhab yang populer kala itu khususnya di Samudera
Passai adalah madzhab Syafii yang juga populer di Arab dan Mesir. Dan
yang ketiga, adanya penggunaan gelar Al Malik pada raja-raja
Samudera Pasai yang hanya lazim ditemui pada budaya Islam di Mesir.
Hingga kini, teori Arab dianggap sebagai teori yang paling kuat.
Kelemahannya hanya terletak pada kurangnya fakta dan bukti yang

15 
 
menjelaskan peran Bangsa Arab dalam proses penyebaran Islam di
Indonesia.
4. Teori China
Teori China yang dicetuskan oleh Slamet Mulyana dan Sumanto Al
Qurtuby baru baru ini menyebutkan bahwa, Islam masuk ke Indonesia
karena dibawa perantau Muslim China yang datang ke Nusantara.
Teori ini didasari pada beberapa bukti yaitu fakta adanya perpindahan
orang-orang muslim China dari Canton ke Asia Tenggara, khususnya
Palembang pada abad ke 879 M; adanya masjid tua beraksitektur China
di Jawa; raja pertama Demak yang berasal dari keturunan China (Raden
Patah); gelar raja-raja demak yang ditulis menggunakan istilah China;
serta catatan China yang menyatakan bahwa pelabuhan-pelabuhan di
Nusantara pertama kali diduduki oleh para pedagang China.
5. Teori Maritim
Teori Maritim pertama kali dicetuskan sejarawan asal Pakistan, N.A.
Baloch. Teori ini menyatakan bahwa penyebaran Islam di Nusantara
tidak bisa dilepaskan dari kemampuan umat Islam dalam menjelajah
samudera. Tidak dijelaskan darimana asal Islam yang berkembang di
Indonesia, yang jelas menurut teori ini, masuknya Islam di Indonesia
terjadi di sekitar abad ke 7 Masehi.4
B. Proses Perkembangan Islam di Nusantara
Agama Islam masuk dan berkembang di Nusantara secara damai. Ada
beberapa sumber sejarah mengenai masuknya Islam ke Nusantara.

1. Abad ke-7 yang diberitakan dinasti Tang bahwa di Sriwijaya sudah ada
perkampungan muslim yang mengadakan hubungan dagang dengan
Cina.
2. Abad ke-11 adanya makam Fatimah binti Maimun yang berangka tahun
1028 di Leran, Gresik, Jawa Timur.

                                                            
4
 http://www.ipsmudah.com/2017/03/teori-masuknya-islam-di-indonesia.html

16 
 
3. Abad ke-13 tepatnya tahun 1292 Marcopolo mengunjungi Kerajaan
Samudra Pasai.

Berdasarkan berita dari Marcopolo pada tahun 1292 dan cerita dari Ibnu
Batutah yang mengunjungi Kerajaan Samudra Pasai pada abad ke-14, maka
diperkirakan agama Islam sudah masuk di Indonesia sejak abad ke-13. Di
samping itu, batu nisan kubur Malik al Saleh yang meninggal tahun 1297
juga memperkuat bukti-bukti bahwa pada saat itu telah terdapat kerajaan
Islam di Indonesia. Islam menyebar di Indonesia melalui cara-cara berikut.

1. Melalui Perdagangan
Pedagang-pedagang muslim yang berasal dari Arab, Persia, dan
India telah ikut ambil bagian dalam jalan lalu lintas perdagangan yang
menghubungkan Asia Barat, Asia Timur, dan Asia Tenggara, pada abad
ke-7 sampai abad ke-16. Para pedagang muslim yang akhirnya juga
singgah di Indonesia ini, ternyata tidak hanya semata-mata melakukan
kegiatan dagang.
Melalui hubungan perdagangan tersebut, agama dan kebudayaan
Islam masuk ke wilayah Indonesia. Pada abad kesembilan, orang-orang
Islam mulai bergerak mendirikan perkampungan Islam di Kedah
(Malaka), Aceh, dan Palembang. Seiring dengan kemunduran
Sriwijaya, para pedagang Islam beserta para mubalignya semakin giat
melakukan peran politik dalam mendukung daerah pantai yang ingin
melepaskan diri dari kekuasaan Sriwijaya. Menjelang berakhirnya
kerajaan Hindu-Buddha abad ke-13 berdiri kerajaan kecil yang bercorak
Islam, yaitu Samudra Pasai yang terletak di pesisir timur laut wilayah
Aceh. Agama dan kebudayaan Islam dari Malaka menyebar ke wilayah
Sumatra Selatan, Jawa, Kalimantan, Sulawesi, dan Maluku. Dalam
suasana demikian, banyak raja daerah dan adipati pesisir yang masuk
Islam. Contohnya, Demak (abad ke-15), Ternate (abad ke-15), Gowa
(abad ke-16), dan Banjar (abad ke-16).

17 
 
2. Melalui Perkawinan
Para pedagang muslim yang datang di Indonesia, ada sebagian di
antara mereka yang kemudian menetap di kota-kota pelabuhan dan
membentuk perkampungan yang disebut Pekojan. Perkawinan antara
putri bangsawan dan pedagang muslim akhirnya berlangsung.
Perkawinan ini dilakukan secara Islam, yaitu dengan mengucapkan
(menirukan) dua kalimat syahadat.
3. Melalui Pendidikan
Pendidikan dalam Islam dilakukan dalam pondok-pondok pesantren
yang diselenggarakan oleh guru-guru agama, kiai-kiai, atau ulama-
ulama. Pesantren ini merupakan lembaga yang penting dalam
penyebaran agama Islam karena merupakan tempat pembinaan calon
guru-guru agama, kiai-kiai, atau ulama-ulama. Setelah menamatkan
pelajarannya di pesantren, murid-murid (para santri) akan kembali ke
kampung halamannya.
4. Melalui Seni Budaya
Dalam menyebarkan agama Islam, sebagian wali menggunakan
media seni budaya yang sudah ada dan disenangi masyarakat. Pada
perayaan hari keagamaan seperti Maulid Nabi, misalnya, seni
tari,wayang dan peralatan musik tradisional (gamelan) dipakai untuk
meramaikan suasana. Sunan Kalijaga yang sangat mahir memainkan
wayang memanfaatkan kesenian ini sebagai sarana untuk
menyampaikan agama Islam kepada masyarakat, yaitu memasukkan
unsur-unsur Islam dalam cerita dan pertunjukannya. Masyarakat yang
menyaksikan pertunjukan Sunan Kalijaga akhirnya mengenal agama
Islam dan tertarik ingin menjadikan Islam sebagai agamanya.
5. Melalui Dakwah
Penyebaran Islam di Nusantara, terutama di Jawa, sangat berkaitan
dengan pengaruh para wali yang kita kenal dengan sebutan wali sanga.

18 
 
Mereka inilah yang berperan paling besar dalam penyebaran agama
Islam melalui metode dakwah.5
C. Corak Islam di Nusantara
Islam datang ke nusantara diperkirakan sekitar abad ke-7 kemudian
mengalami perkembangan dan mengislamisai diperkirakan pada abad ke-
13. Adapun corak awal Islam dipengaruhi oleh tasawuf, antara lain terlihat
dalam berbagai aspek berikut:
1. Aspek politik
Dengan cara perlahan dn bertahap, tanpa menolak dengan keras
terhadap sosial kultural masyarakat sekitar, Islam memperkenalkan
toleransi dan persamaan derajat. Ditambah lagi kalangan pedagang yang
mempunyai orietasi kosmopolitan, panggilan Islam ini kemudian
menjadi dorangan untuk mengambil alih kekuasaan politik dari tangan
penguasa yang masih kafir.
2. Aspek hukum
Adanya sebuah kerajaan, akan melahirkan undang-undang untuk
mengatur jalannya kehidupan disebuah kerajaan. Karena dengan
undang-undang inilah masyarakat akan diatur. Sebelum masuknya
nusantara, telah ada sistem hukum yang bersumber dari hukum Hindu
dan tradisi lokal (hukum adat).
3. Aspek bahasa
Berbagai suku bangsa Melayu tidak hanya mengadopsi peristilahan
Arab, tetapi juga aksara Arab yang kemudian sedikit banyak disesuaikan
dengan kebutuhan lidah lokal. Dari aspek tersebut, kemunculan Islam
dan penerimaan aksara Arab merupakan langkah signifikan bagi
sebagian penduduk di Nusantara untuk masuk kebudayaan tulisan.

                                                            
5
 http://www.markijar.com/2015/05/proses-perkembangan-islam-di-
indonesia.html

19 
 
D. Kedatangan dan Penjajahan Bangsa Barat di Nusantara
Dengan jatuhnya kota Konstantinopel ketangan kekuasaan Turki
Usmani, berakibat tertutupnya perdagangan di Laut Tengah. Keadaan ini
menyebabkan perdagangan antara dunia timur dengan Eropa menjadi
mundur, sehingga barang-barang yang dibutuhkan oleh orang-orang Eropa
menjadi berkurang terutama rempah-rempah. Pada akhir abad ke-15, pelaut-
pelaut bangsa Eropa berhasil menjelajahi samudra yang luas termasuk
Indonesia.6
Latar belakang Bangsa Barat melakukan penjajahan:
1. Proses masuknya bangsa Eropa di Indonesia ialah pada saat jatuhnya
Konstantinopel ke tangan Turki (1453), yang menyebabkan bangsa
Eropa ingin mencari pusat atau sumber dimana rempah - rempah itu
berada.
2. Ingin membuktikan bahwa bumi itu bulat.
3. Kemajuan pengetahuan dan teknologi seperti kapal, kompas dan
meriam.
4. Hasrat untuk menjelajahi dunia.
5. Melanjutkan perang salib.
6. Tulisan Marcopolo dalam bukunya Book of Various
Experiences (keajaiban dunia) yang berisi kisah perjalanan Marcopolo
yang menceritakan bahwa dearah Asia alamnya sangat indah, subur dan
memiliki banyak kekayaan alam.
7. Buku tulisan Tom Pires (Suma Orriental) yang mengatakan bahwa Asia
tanahnya sangat subur dan iklimnya baik.
8. Mewujudkan 3G yaitu Gold (mencari emas atau kekayaan), Glory
(mencari kemuliaan atau kejayaan) dan Gospel (penyebaran agama
Kristen.
Hal di atas mendorong Bangsa Barat berlomba melakukan penjajahan
samudera dan berusaha mencari daerah Asia (Hindia Timur) guna
mendapatkan rempah - rempah. Dengan berlatar belakang inilah bangsa-
bangsa barat melakukan penjajahan samudra yang dipelopori oleh bangsa

                                                            
6
 Badrika Iwayan.2002.Sejarah Kelas XI SMA.Jakarta.Erlangga.Halaman 68 

20 
 
Spanyol dan Portugis, serta diikuti oleh Belanda, Inggris, Perancis, dan lain
sebagainya.
1. Penjajahan bangsa Spanyol
Penjajahan dipimpin oleh Christopher Columbus (1451-1506)
yang dikenal sebagai navigator dan pelaut yang ulung. Semua
daerah yang direbut dan ditaklukan olehnya dijadikan sebagai
daerah jajahan bangsa Spanyol, yaitu di kepulauan Bahama yang
selanjutnya dikenal dengan sebutan Hindia Barat oleh orang-orang
Eropa. Pada tahun 1520 rombongan Magelhaens tiba di Kepulauan
Filiphina dan mendirikan tugu peringatan bahwa daerah itu menjadi
milik Raja Spanyol. Selanjutnya, setelah Magelhaens mati terbunuh
rombongan dilanjutkan dan dipimpin oleh Sebastian d’Elcano
sampai di Kepulauan Maluku. Namun di Maluku telah berkuasa
bangsa Portugis sejak tahun 1512.7
2. Penjajahan Bangsa Portugis
Pada tahun 1511 Portugis juga berhasil menduduki Malaka,
pusat perdagangan Islam di Asia Tenggara. Kemudian melanjutkan
pelayaran ke arah timur menuju pusat rempah-rempah yang ada di
Kepulauan Maluku. Berdasarkan perjanjian Saragosa wilayah
Maluku berada dibawah pengaruh kekuasaan bangsa Portugis dan
bangsa Spanyol harus meninggalkan Maluku.8
3. Kedatangan Bangsa Belanda di Indonesia
Bangsa Belanda memulai pelayarannya pada tahun 1596
dibawah pimpinan Cornelis de Houtman, para pedagang Bangsa
Belanda tiba di Banten (Indonesia). Dari bandar Banten pelaut
Belanda melanjutkan pelayarannya ke arah timur dan mereka
kembali dengan membawa rempah-rempah dalam jumlah yang
cukup banyak.
Sejak keberhasilan itu para pedagang Belanda semakin ramai
datang ke Indonesia. Keadaan seperti ini telah menyebabkan

                                                            
7
 Badrika Iwayan.2002.Sejarah Kelas XI SMA.Jakarta.Erlangga.Halaman 69 
8
 Badrika Iwayan.2002.Sejarah Kelas XI SMA.Jakarta.Erlangga.Halaman 70 

21 
 
persaingan antara para pedagang Belanda sendiri. Untuk mengatasi
persaingan itu pemerintah Belanda membentuk badan usaha atau
kongsi dagang yang diberi nama Vereenigde Oost Indische
Compagnie (VOC) yaitu pesekutuan dagang Hindia Timur yang
berdiri tahun 1602 sering disebut juga oleh bangsa Indonesia dengan
sebutan kompeni Belanda.9
4. Kedatangan Bangsa Inggris di Indonesia
Pada abad ke-18 para pedagang Inggris juga sudah banyak
berdagang di Indonesia, sehingga sekaligus menjadi saingan VOC
(Belanda). Bahkan sejak Belanda menjadi sekutu Perancis, Inggris
selalu mengancam kedudukan Belanda di Indonesia. Pada tahun
1811 Thomas Stamford Raffles telah berhasil merebut seluruh
wilayah kekuaaan Belanda di Indonesia. Raffles yang dianggap
sebagai pemimpin Inggris atas wilayah Indonesia memberikan
kesempatan kepada penduduk Indonesia untuk melaksanakan
perdagangan bebas. Walaupun demikian, kekuasaan Inggris tetap
menindas bangsa-bangsa Indonesia.10

                                                            
9
 Badrika Iwayan.2002.Sejarah Kelas XI SMA.Jakarta.Erlangga.Halaman 70-71 
10
 Badrika Iwrrayan.2002.Sejarah Kelas XI SMA.Jakarta.Erlangga.Halaman 71 

22 
 
BAB 4
PENUTUP
A. Kesimpulan
Pembaharuan Islam adalah upaya untuk menyesuiakan paham
keagamaan Islam dengan perkembangan dan yang ditimbulkan kemajuan
ilmu pengetahuan dan terknologi odern. Dengan demikian pembaharuan
dalam Islam ukan berarti mengubah, mengurangi atau menambahi teks Al-
Quran maupun Hadits, melainkan hanya menyesuaikan paham atas
keduanya. Adapun yang mendorong timbulnya pembaharuan dan
kebangkitan Islam adalah. Pertama, paham tauhid yang dianut kaum
muslimin telah bercampur dengan kebiasaan-kebiasaan yang dipengaruhi
oleh tarekat-tarekat, pemujaan terhadap orang-orang yang suci dan hal lain
yang membawa kepada kekufuran. Kedua, sifat jumud membuat umat Islam
berhenti berfikir danberusaha, umat Islam maju di zaman klasik karena
mereka mementingkan ilmu pengetahuan, oleh karena itu selama umat
Islam masih bersifat jumud dan tidak mau berfikir untuk berijtihad, tidak
mungkin mengalami kemajuan, untuk itu perlu adanya pembaharuan yang
berusaha memberantas kejumudan. Ketiga, umat Islam selalu berpecah
belah, maka umat Islam tidaklah akan mengalami kemajuan.
Keempat, hasil dari kontak yang terjadi antara dunia Islam dengan Barat.

23 
 
DAFTAR PUSTAKA

Nashir.Dr.Haedar.2010.Muhammadiyah Gerakan Pembaruan.Yogyakarta

Badrika Iwayan.2002.Sejarah Kelas XI SMA.Jakarta.Erlangga

http://www.markijar.com/2015/05/proses-perkembangan-islam-di-indonesia.html

http://www.ipsmudah.com/2017/03/teori-masuknya-islam-di-indonesia.html

24 
 

Anda mungkin juga menyukai