Anda di halaman 1dari 15

BAB IV

METODE PENELITIAN

A. Rancangan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektivitas antara pemberian

cervical mobilization dengan passive exercise terhadap perubahan LGS dan

fungsional cervical pada penderita Non-Spesific Neck Pain, sehingga berdasarkan

tujuan tersebut maka jenis penelitian ini adalah penelitian eksperimen dengan

randomized pre test-post control group design.

P1
O1 O2

S Ra

P2
O3 O4

Desain penelitian randomized pre test – post test control group design

Keterangan :

S = Sampel

Ra = Random alokasi

P1 = Intervensi ultrasound dan Contract Relax Stretching

P2 = Intervensi ultrasound dan passive exercise


O1 = Pre test LGS (kelompok kontrol)

O2 = Post test LGS (kelompok kontrol)

O3 = Pre test LGS (kelompok perlakuanl)

O4 = Post test LGS (kelompok perlakuan)

B. Tempat dan Waktu Penelitian

1. Tempat penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di RW 09 dan 10 Kompleks Puri Taman Sari

Kelurahan Borong

2. Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan mulai bulan Mei sampai dengan Juni 2018

C. Populasi dan Sampel

1. Populasi

Populasi penelitian ini adalah masyarakat yang mengalami gangguan non-

spesific neck pain di RW 09 dan 10 Kompleks Puri Taman Sari Kelurahan

Borong

2. Sampel

Sampel dalam penelitian ini adalah masyarakat yang mengalami gangguan

non-spesific neck pain berdasarkan pada kriteria inklusi dalam pengambilan

sampel. Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah simple random

sampling.
3. Kriteria insklusi dan eksklusi

a. Kriteria inklusi

1) Hasil pemeriksaan fisioterapi menunjukkan adanya :

a) Keterbatasan gerak rotasi dan lateral fleksi cervical

b) Positif nyeri segmental pada tes PACVP, PAUVP, dan TVP

c) Muscle tight pada upper trapezius, scaleni, dan splenius

cavitis/cevicis

2) Nyeri leher diatas 1 bulan

3) Usia 17 - 40

4) Bersedia menjadi responden dan bersedia menjalani terapi sebanyak 2

kali terapi

b. Kriteria eksklusi

1) Mengalami gangguan nek pain radicular

2) Memiliki riwayat Whiplash Injury sebelumnya

3) Hasil pemeriksaan fisioterapi ditemukan instabiliy cervical

4) Ada riwayat malignancy

5) Fase perdarahan pada jaringan (biasanya 4-6jam)

6) Abnormalitas vaskular yang signifikan, meliputi deep vein thLGSbosis,

emboli, atherosclerosis berat.

7) Pasien dengan haemophilia


8) Aplikasi ultrasound pada mata, area jantung (penyakit jantung), active

epiphysis pada anak-anak, kelenjar kelamin, ganglion stellate (pada

tenggorokan)

4. Besar sampel

Besar sampel ditentukan rumus pengambilan sampel untuk analisis numeric

tidak berpasangan (Sopiyudin 2009). Untuk menentukan besaran sampel

maka digunakan rumus Pocock (2008) sebagai berikut :

2𝜎 2
𝑛= ∫(𝛼, 𝛽)
(𝜇2 − 𝜇1 )2

Keterangan :

n = jumlah sampel

σ = simpang baku gabungan kelompok kontrol dan perlakuan

µ1 = nilai rerata kelompok kontrol

µ2 = nilai rerata kelompok perlakuan

α = tingkat kesalahan I (ditetapkan 0,05)

β = tingkat kesalahan II (ditetapkan 0,5)

ʃ(α,β) = interval kepercayaan 3,8 (sesuai tabel Pocock)

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan oleh Gonzales et al

(2009), diperoleh nilai rerata lingkup gerak sendi (LGS) ekstensi cervical

untuk kelompok kontrol adalah µ1 = 58,4 dan standar deviasi σ = 11,4,

sedangkan kelompok perlakuan adalah µ2 = 68,2


2 (11,4)2
𝑛= 𝑥 3,8
(86,2 − 58,4)

2 (129,96,4)
𝑛= 𝑥 3,8
(9,7)2

2 (259,92)
𝑛= 𝑥 3,8
(94,09)

𝑛 = 2,76 𝑥 3,8

𝑛 = 10,49

𝑛 = 10,49 𝑥 20% = 12,58

Jadi, berdasarkan hasil perhitungan sampel diatas diperoleh jumlah

sampel sebanyak .. orang (12,58 dibulatkan jadi 13) pada setiap kelompok

sampel sehingga total sampel sebanyak 26 orang.

D. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional

1. Identifikasi Variabel

a. Variabel bebas

1) Ultrasound dan cervical mobilization

2) Ultrasound dan passive exercise

b. Variabel terikat

3) Gangguan fungsional cervical akibat non-spesific neck pain

4) LGS test

2. Definisi Operasional
a. Ultrasound dan cervical mobilization adalah modalitas fisioterapi yang

menggunakan gelombang ultrasound, yang di aplikasikan pada upper

trapezius dan dikombinasikan dengan mobilisasi jaringan lunak

menggunakan metode cervical up-down slope yang ditujukan pada

keterbatasan lateral fleksi dan rotasi cervical. Dosis yang diberikan adalah :

1) Ultrasound : frekuensi 1 MHz, pulse ratio 50%-100%, intesitas 1

w/cm2, ERA tranducer 5 cm, waktu 5 menit, jumlah intervensi sebanyak

2 kali.

2) Cervical mobilazation : kontraksi statik dipertahankan ..... detik, repitisi

...., mobilisasi... jumlah sebanyak .. kali dalam seminggu

b. Ultrasound dan passive exercise adalah modalitas fisioterapi yang

menggunakan gelombang ultrasound, yang di aplikasikan pada upper

trapezius dan dikombinasikan dengan teknik penguluran secara pasif yang

diaplikasikan pada otot upper trapezius, otot scaleni, dan otot splenius

capitis/cervicis. Dosis yang diberikan adalah :

1) Ultrasound : frekuensi 1 MHz, pulse ratio 50%-100%, intesitas 1

w/cm2, ERA tranducer 5 cm, waktu 5 menit, jumlah intervensi sebanyak

2 kali.

2) Passive exercise : penguluran pasif dipertahankan selama 15 detik/otot

dengan....

c. Non-spesific neck pain adalah ....

d. LGS test adalah ....


E. Instrument Penelitian

1. Inclinometer

2. Neck Disability Index (NDI)

F. Prosedur Penelitian

Pada tahap awal, peneliti menyeleksi populasi mahasiswa yang ada di RW. 09

dan RW. 10 Kelurahan Borong yang memiliki keluhan nyeri leher. Berdasarkan

kriteria inklusi maka diperoleh jumlah sampel sebanyak 20 orang. Jumlah sampel

yang didapatkan kemudian diminta untuk bersedia menjadi responden dengan

menandatangani surat pernyataan kesediaan menjadi responden.

Pada tahap pelaksanaan, setiap sampel diukur LGSnya dan sebagai data pre

test. Kemudian diberikan perlakuan yang sama pada setiap sampel dalam

kelompok perlakuan dan perlakuan yang sama pula pada setiap sampel pada

kelompok kontrol. Pada kelompok perlakuan sebanyak 10 orang diberikan

intervensi cervical mobilization dan ultrasound, sedangkan kelompok kontrol


sebanyak 10 orang diberikan intervensi passive exercise dan ultrasound. Setelah

itu, pada akhir penelitian diukur kembali nilai LGSnya sebagai data post test.

Data pre test dan post test pada setiap kelompok akan dianalisis, serta data

post test antara kelompok juga dianalisis untuk melihat efektifitasnya. Hasil

penelitian akan disajikan dalam bentuk tabel dan narasi, serta dikaji dalam

pembahasan, kemudian dibuat kesimpulan dan saran.


Populasi

Kriteria inklusi Kriteria eksklusi

Sampel
n=

Random Alokasi

Kelompok perlakuan Kelompok kontrol


Pre test : Pre test :
LGS test dan LGS test dan
Fungsional Index Fungsional Index

Cervical Mobilization Passive Exercise dan


dan Ultrasound Ultrasound

Post test : Post test :


LGS test LGS test

Analisis Data

Penyajian dan Pembahasan

Kesimpulan dan saran


G. Prosedur Kerja

1. LGS (Luas Gerak Sendi)

Pengukuran LGS dilakukan dengan menggunakan inclinometer.

Prosedur pemeriksaan LGS pada cervical yaitu :

a. Rotasi Cervical

Sampel dalam posisi berbaring terlentang, kepala berada di uung bed, dan

posisi cervical berada pada 0o. Inclinometer ditempatkan dan diertahankan

diatas dahi lalu oleh fisioterapist lalu instruksikan sampel untuk menoleh

ke kiri untuk gerakan rotasi cervical kiri dan menoleh ke kenan untuk

gerakan rotasi cervical kanan. Ketika melakukan gerakan maka indikator

cairan yang berada pada inclinometer akan menunjukan seberapa jauh

derajat perpindahan dari posisi awal hingga akhir gerakan.


a b

Gambar 4.
a. Posisi awal pengukuran
b. Penempatan inclinometer
b. Pengukuran LGS inclinometer pada gerakan rotasi cervical
(Sumber : Nancy and William, 2002)

b. Lateral fleksi

Sampel dalam posisi duduk dengan shoulder difiksasi untuk mencegah

terjadinya fleksi/ekstensi thoracal dan lumbal. Posisi cervical berada pada

0o. Fisioterapist memegang dan meletakkan inclinometer 1 di atas kepala

dan inclinometer 2 pada processus T1, lalu instruksikan samel untuk

melakukan lateral fleksi kiri dan kanan.


a b
Gambar 4.4
a. Pengukuran LGS pada gerakan lateral fleksi cervical posisi netral
b. Pengukuran LGS pada gerakan lateral fleksi cervical
(Sumber : Nancy and William, 2002)

2. Ultrasound

a. Persiapan alat

1) Ultrasound dan gell sebagai media penghantar, tidak ada kerusakan

pada kabel-kabel yang terpasang.

2) Alat tidak bisa dijangkau oleh pasien

b. Persiapan pasien

1) Fisioterapist menjelaskan kepada pasien mengenai prosedur dan tujuan

dari pemberian ultrasound

2) Pasien dalam posisi tidur miring

3) Daerah yang akan diterapi bebas dari pakaian

c. Teknik aplikasi

1) Nyalakan alat
2) Daerah yang akan diterapi diberi gell

3) Dosis terapi adalah : frekuensi 1 MHz, pulse ratio 50% - 100%,

intensitas 1 w/cm2, ERA tranducer 5 cm, waktu 5 menit, jumlah

intervensi sebanyak 2 kali.

3. Cervical Mobilization

a. Cervical Upglide (Upslope) Passive Intervertebral Motiontuntuk

keterbatasan lateral cervical

1) Pasien dalam posisi tidur terlentang, dan fisioterapist berada di ujung

bed.

2) Keduasisi radial metacarpopalangeal joint tangan fisiterapist berada

pada mid-cervical, jari telunjuk pada segmen artikular, jari V dan IV

membantu kepala pasien

3) Fisioterapist memegang kepala pasien lalu menggerakan leher pasien

dengan pelan k ke arah fleksi sekitar 20o dan kepala atas pasien

disanggah di perut fisioterapist. Jari telunjuk pada kedua tangan

contact pada pillar articular C2, jari V dan IV menopang kepala bawah

pasien.
a b

c
Gambar 4.6
a. Posisi ekstensi muscle energy technique pada disfungsi ekstensi cervical
b. Kontraksi isometrik muscle energy techniquepada disfungsi ekstensi cervical
c. Posisi akhir penerapan muscle energy technique pada kondisi disfungsi
ekstensi cervical
(Sumber : Nicholas and Nicholas, 2012)

b. Cervical Downglide (Downslope) Passive Intervertebral Motion

a b
Gambar 4.
a.
(Sumber : Nicholas and Nicholas, 2012)

4. Passive exercise

H. Analisis data

Dalam menganalisis data penelitian yang telah diperoleh, maka peneliti

menggunakan beberapa uji statistic sebagai berikut :

1. Uji statistik deskriptif, untuk memaparkan karakteristik sampel berdasarkan

usia dan jenis kelamin.

2. Uji normalitas data, menggunakan uji Shapiro Wilk untuk mengetahui data

berdistribusi normal (p>0,05) atau tidak berdistribusi normal (p<0,05).

3. Uji analisis komparatif (ujihipotesis), jika hasil uji normalitas data

menunjukkan data berdistribusi normal sehingga digunakan uji statistic

parametrik yaitu uji paired t sample dan uji independent t sample. Jika hasil

uji normalitas data tidak berdistribusi normal maka digunakan uji statistik

non-parametrik yaitu uji Wilcoxon dan uji Mann-Whitney.

Anda mungkin juga menyukai