Anda di halaman 1dari 4

KUALITAS SUMBER DAYA MANUSIA DAN

PEMBANGUNAN BANGSA
ّ
‫تفرد فى ملكه وبقاه وتقدّ س فى ازليّته فال عين تراه حكم بحكمه فى خلقه فال معقب‬ ّ ‫الحمد هلل الذي‬
‫لحكمه وال رادّ لما قضاه قسم االرزاق واالجال بين عباده هذا منعه وهذا اعطاه وهذا اسعده وهذا‬
‫اشقاه احمده سبحانه وتعالى على ما اعطاه واشهد ان ال اله اال هللا وحده ال شريك له شهادة من شهد ها‬
‫يبلغ مناه واشهد‬
‫اان سيّدنا ونبيّنا مح ّمدا عبده ورسوله سيّد ُ ا َ ْن ِب َياهُ الله ّم ص ّل وسلّم على سيّدنا ونبيّنا مح ّم ٍد َو َعلى ا ِل ِه‬ ّ
ّ ُ ّ
ُ‫اس اتقوا هللا فَقَدْ فَازَ َم ِن اتقَاه‬ ْ َ ‫َوا‬
ُ ّ‫ فيا ايّ َها الن‬.ُ ‫ ا ّما بَ ْعد‬. ُ‫ص َحابِ ِه َو َم ْن َوااله‬

Dr. Yusuf Qordowi dalam bukunya musskylatul fakry wakaifa a’la jahlil islam
mengungkapkan islam saat ini tengah menghadapi persoalan besar lagi
mendasar yakni berada dalam kondisi kemiskinan, kebodohan,dan
keterbelakangan.
Prof. Dr. Nurcholis Majid pun menegaskan islam memiliki ajaran visioner dan
revolusioner, tetapi anehnya kondisi umat islam saat ini betul-betul
dicengkram oleh gurita kemiskinan dan kebodohan.

Kualitas SDM dan Pembangunan Bangsa


Ungkapan tersebut bukan hanya mengumbar kata tanpa fakta sebab secara
de jure dan de facto kita kalah dari Amerika yang kapitalis, kita jauh
tertinggal oleh cina yang konfucionis, bahkan kita jauh terbelakang oleh
Jepang yang budis tausis. Dampaknya hadirin kita hanya menjadi bangsa
yang berjiwa pengemis, bermental apatis, dan berwatak iblis, fikirannya
kotor jiwanya kendor mentalnya molor kerjanya hanya mondar-mandir dan
melakukan hal yang tidak jelas, betul.

Demikianlah hadirin, potret nyata rendahnya SDM yang berefek langsung


kepada kondisi bangsa ini. Oleh karena itu Kualitas Sumber Daya Manusia
dan Pembangunan Bangsa merupakan judul Syarhil Qur’an kami kali ini
dengan landasan Al-Qur’an surah Al-Mujadillah ayat 11 :
†Îû (#qßs¡¡xÿs? öNä3s9 Ÿ@ŠÏ% #sŒÎ) (#þqãZtB#uä tûïÏ%©!$# $pkš‰r'¯»tƒ
Ÿ@ŠÏ% #sŒÎ)ur ( öNä3s9 ª!$# Ëx|¡øÿtƒ (#qßs|¡øù$$sù ħÎ=»yfyJø9$#
öNä3ZÏB (#qãZtB#uä tûïÏ%©!$# ª!$# Æìsùö•tƒ (#râ“à±S$$sù (#râ“à±S$#
tbqè=yJ÷ès? $yJÎ/ ª!$#ur 4 ;M»y_u‘yŠ zOù=Ïèø9$# (#qè?ré& tûïÏ%©!$#ur
ÇÊÊÈ ×Ž•Î7yz
Artinya:
"Hai orang-orang beriman apabila kamu dikatakan kepadamu: "Berlapang-
lapanglah dalam majlis", Maka lapangkanlah niscaya Allah akan memberi
kelapangan untukmu. dan apabila dikatakan: "Berdirilah kamu", Maka
berdirilah, niscaya Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di
antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat.
dan Allah Maha mengetahui apa yang kamu kerjakan."

Hadirin..
Ayat tadi merupakan landasan teologis dalam mewujudkan SDM yang
berkualitas, untuk membangun bangsa yakni melalui peningkatan ilmu
pengetahuan yang berbasiskan keimanan. Menurut Dr. Muhammad Sulaiman
Al-Asqori dalam zubdath at-tafsir min fath alqadir bahwa “Barang siapa yang
berkumpul dalam diri seseorang iman dan ilmu maka Allah akan mengangkat
derajat orang tersebut dengan keimanannya dan kemudian dengan kadar
ilmu pengetahuannya beberap derajat”.
Dengan demikian hadirin untuk meyiapkan SDM yang berkualitas kita harus
menciptakan pendidikan yang memberdayakan potensi iman dan ilmu,
sehingga nantinya terciptalah SDM yang handal dan profesional.
Tapi sebaliknya hadirin, jika ilmu tanpa didasari iman maka hanya akan
melahirkan model manusia jahiliyah, akidahnya lemah apalagi imannya, dan
kerjaannya hanya membuat hancur bangsa dan negara. Selain itu hadirin,
akibat lemahnya iman dan keyakinan, ilmu pengetahuan di salahgunakan,
yang seharusnya menuntun ke jalan kebaikan malah menjerumuskan pada
tingkat kebiadaban, kezaliman, dan kesewenang-wenangan. Perhatikanlah
akhir-akhir ini kejahatan banyak dilakukan oleh orang-orang berpendidikan,
berilmu, dan berwawasan. Orang-orang miskin kalau mencuri hanya untuk
makan sehari-hari, orang bodoh kalaupun mencuri hanya untuk
mendapatkan sesuap nasi. Namun, jika maling-maling berpendidikan dan
berdasi mulai beraksi dengan bersenjatakan pena, mengutak-atik dan
memanipulasi data hanya dengan sekejap mata hadirin mereka mampu
merogoh uang negara dengan nilai milyaran rupiah. Bukankah saat ini kita
sedang dibuat bingung siapakah sebenarnya yang maling. Polisi kena, jaksa
kena, hakim kena, pengacara kena, bahkan KPKnya pun kena.
Demikianlah hadirin akibat ilmu yang tidak diimbangi dengan keimanan. Lalu
apa yang harus kita lakukan setelah mendapatkan ilmu pengetahuan?
Sebagai jawabannya, kita renungkan firman Allah dalam Al-Quran surah
Attaubah ayat 105 :
Artinya : Dan Katakanlah : Bekerjalah kamu, maka Allah dan Rasul-Nya sert
orang-orang mukmin akan melihat pekerjaanmu itu, dan kamu akan
dikembalikan kepada (Allah) yang mengetahui akan yang ghaib dan yang
nyata, lalu diberitakan-Nya kepda kamu apa yang telah kamu kerjakan.
Pada ayat tadi terdapat kalimat i’maluu “bekerjalah kamu sesuai dengan
skill, profesi, dan keilmuan masing-masing.” Demikian penafsiran imam Ali
Ash-Shabuni dalam Shofwat At-tafsir. Jika kita kaji lebih dalam hadirin ayat
tadi diawali dengan kalimat i’ malu istimbatnya i’malu adalah lafadz amr
kaedah usul fiqih mengatakan al aslu fil amri lil wujub pada dasarnya setiap
perintah itu menunjukkan adanya suatu kewajiban. Oleh karena itu wajib
hukunya bagi saya, saudara dan seluruh insan beriman untuk bekerja dan
berusaha sesuai dengan kemampuannya masing-masing.
Berkaitan dengan hal tersebut Prof. Dr. Quraish Shihab menjelaskan pada
ayat tersebut ada 3 perintah Allah kepada kita :
1. Kita harus memiliki mental baja tidak mudah menyerah dan selalu
berusaha
2. Kita harus memanfaatkan waktu sebaik-baiknya
3. Dalam bekerja kita harus senantiasa bertawakkal kepada Allah SWT.
Jika hal tersebut telah kita kerjakan dalam kehidupan berbangsa dan
bernegara, maka bangsa kita pasti akan memiliki etos kerja yang berkualitas
yang mampu membangun bangsa kita. Sebab sejarah membuktikan,
bukankah dengan etos kerja yang tinggi lahirlah orang-orang besar yang
mampu merubah peradaban dunia? Bukankah banyak orang-orang besar
yang mengawali karirnya hanya dengan berjualan koran? Tapi bukan jualan
korannya yang kita ikuti, etos kerjanya yang harus kita teladani.
Dengan demikian hadirin agar tercipta SDM yng berkualitas, selain harus
menguasai ilmu pengetahuan, juga dituntun untuk memiliki etos kerja yang
berkualitas sehingga ilmunya bukan hanya sekedar ilmu tapi juga bernilai
amal, sehingga apabila sikap ini dikerjakan oleh insan-insan beriman maka
Allah akan memberikan balasan berupa pahala yang berlimpah. Inilah janji
Allah sebagaimana didalam Al-Quran surah Al-maidah ayat 9.

Artinya : Allah telah menjanjikan kepada orang-orang yang beriman dan yang
beramal saleh, (bahwa) untuk mereka ampunan dan pahala yang besar.

Dengan demikian dapat kita simpulkan, bahwa untuk memajukan suatu


bangsa dalam lingkup besar dan pendidikan dalam skala kecil maka
dibutuhkan sumber daya manusia yang berkualitas, dan untuk menciptakan
SDM yang berkualitas maka diperlukan pendidikan yang berbasis ilmu dan
iman, serta diimbangi dengan etos kerja yang tinggi. Sebab dengan etos kerja,
kualitas ilmu, dan iman, maka SDM akan mampu membangun bangsa
Indonesia ke arah yang lebih baik lagi.
Semoga Allah SWT menjadikan kita generasi yang berkualitas, bependidikan
dengan basis ilmu dan iman, amiin amiin ya robbal alamiin.

Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabrakatuh.

Anda mungkin juga menyukai