Anda di halaman 1dari 17

LAPORAN KASUS

“Pre-Eklamsia Berat”

Disusun oleh :
Muh Iqbal H
29.03 1163 2013

Pembimbing :
dr. H. Awie Darwizar, Sp.OG, D.MAS

KEPANITERAAN KLINIK OBSTETRI DAN GINEKOLOGI


RUMAH SAKIT UMUM DAERAH CIANJUR
PROGRAM STUDI KEDOKTERAN
FAKULTAS KEDOKTERAN DAN KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JAKARTA
2017

1
STATUS PASIEN

I. IDENTITAS PASIEN

Nama : Ny. S Nama Suami : Tn. H


Umur : 21 Tahun Umur : 28 Tahun
Suku Bangsa : Sunda Suku Bangsa : Sunda
Agama : Islam Agama : Islam
Pendidikan : SMA Pendidikan : SMA
Pekerjaan : IRT Pekerjaan : Buruh
Alamat : Kmp Seseupan, Ds Alamat : Kmp Seseupan, Ds
Buniwangi, Pagelaran-Cianjur Buniwangi, Pagelaran-Cianjur

Masuk RS Tanggal : 14- 08 -2017, pukul 14.00 WIB


Tanggal Pemeriksaan : 15-08-2017, pukul 12.30 WIB

II. ANAMNESIS

a. Keluhan Utama
Nyeri kepala

Riwayat Penyakit Sekarang


Pasien hamil 9 bulan, datang ke IGD Kebidanan dan Kandungan dengan keluhan
nyeri kepala sejak 1 hari sebelum masuk rumah sakit. Nyeri kepala terasa di belakang
kepala. Pasien tidak mengeluhkan penglihatan kabur, dan nyeri ulu hati disangkal, pasien
merasakan bengkak pada kedua tungkai.
Pasien juga mengeluhkan mulas, mulas dirasakan saat berada di rumah sakit yaitu
pada tanggal 14 Agustus 2017 jam 18.00, mulas dirasakan menjalar kepunggung, mulas
dirasakan makin lama makin sering dan semakin kuat, keluhan mulas juga disertai keluar
air-air dan lendir darah 3 jam SMRS, pasien masih merasakan gerakan janin. Pasien
melahirkan tanggal 15 Agustus 2017 jam 05.50.

2
b. Riwayat Penyakit Dahulu
Riwayat hipertensi, riwayat diabetes melitus, riwayat operasi dan riwayat gastritis
disangkal. Pasien mempunyai riwayat asma, terakhir asma 2 tahun yang lalu.

c. Riwayat Penyakit Keluarga


Tidak ada riwayat penyakit diabetes melitus, asma, gastritis maupun hipertensi di
keluarga.

d. Riwayat Pengobatan
Os belum mengonsumsi obat apapun sebelum ke RS.

e. Riwayat Alergi

Os mempunyai alergi terhadap debu tekstil garmet, terakhir asma 2 tahun yang
lalu dikarenakan pasien bekerja di pabrik tekstil garmet.

f. Riwayat Psikososial
 Pola makan teratur
 Merokok(-)
 Alkohol (-)

g. Riwayat Menstruasi
 Riwayat menarche : 13 tahun
 Siklus haid : Teratur (28 – 30 hari)
 Lama haid : 7 hari
 Masalah haid : Tidak memiliki masalah

h. Riwayat Pernikahan :
 Pernikahan ke- :1
 Usia saat Menikah : 20 tahun
 Usia suami : 28 tahun
 Lama Menikah : 1 tahun

i. Riwayat Obstetri
- HPHT : 16 November 2016
- Taksiran Persalinan: 9 Agustus 2017
- ANC : Tidak pernah
- Riwayat Imunisasi : TT (-)
- KB Terakhir : Pil KB (2 bulan)

3
j. Riwayat Persalinan :
Gravida (1), Partus (0), Abortus (0), jumlah anak hidup saat ini (0)

III. PEMERIKSAAN FISIK

 Pemeriksaan Fisik
- Keadaan Umum : Sakit sedang
- Kesadaran : Composmentis
- Tekanan Darah : 160/110 mmHg
- Nadi : 90 kali/menit
- Respirasi : 18 kali/ menit
- Suhu : 36,7 0C
- Antropometri :
BB : 70 kg
TB : 155 cm
IMT : BB/(TB)² = 70/(1,55²) = 29,16
Kesan : Obesitas I

 Status Generalis
a. Kepala
- Normochepali

b. Mata
- Konjungtiva anemis (-/-)
- Sklera ikterik (-/-)
- Pupil bulat dan isokor
- Refleks pupil (+/+)
- Pandangan kabur (-)

c. Telinga
- Normotia
- Liang telinga lapang
- Membran timpani intake
- Otorea (-)
- Pendengaran dalam batas normal

d. Hidung
- Septum deviasi (-)
- Sekret (-)
- Mukosa hiperemis (-)

e. Mulut
- Bibir : Sianosis (-),
- Lidah : Kotor (-), hiperemis (-), tremor (-)
4
- Tonsil : T1│T1
- Faring : Hiperemis (-)

f. Leher
- Tiroid : Tidak ada pembesaran tiroid
- KGB : Tidak ada pembesaran KGB

g. Dada (Thoraks)
- Mammae simetris (+)
- Retraksi papila mammae (-/-)
- Areola hiperpigmentasi (+/+)
- Peu d’orange (-/-), Nipple discharge (-/-), Dimpling (-/-)
- Jantung (Cor)
Inspeksi : Ictus cordis tidak terlihat
Palpasi : Ictus cordis teraba di linea midclavicularis sinistra IC 5
Perkusi :Batas atas jantung linea parasternalis sinistra IC 2, batas
bawah kanan jantung linea parasternalis sinistra IC 4, batas
bawah kiri jantung linea midclavicularis sinistra IC 5
Auskultasi : BJ S1 S2 normal, regular, murmur (-), gallop (-)
- Paru (Pulmo)
Inspeksi : Pergerakan dinding dada simetris
Palpasi : Vocal fremitus kiri dan kanan seimbang
Perkusi : Sonor pada seluruh lapang paru
Auskultasi : Suara nafas bronkovesikuler, ronki (-), wheezing (-)

h. Perut (Abdomen)
- Cembung,
- Luka post op (-),
- Terlihat striae
- Tidak terdapat nyeri tekan.

i. Ekstremitas Atas
- Simetris (+), deformitas (-), krepitasi (-)
- CRT < 2detik
- Akral hangat
- Edema (-/-)

j. Ektremitas Bawah
- Simetris (+), deformitas (-), krepitasi (-)
- CRT < 2detik
- Akral hangat
- Edema (+/+)

5
A. Status Obstetri
 Pemeriksaan Luar

Leopold I : TFU 32 cm, bokong


Leopold II : Punggung kanan
Leopold III : Kepala
Leopold IV : Belum masuk pintu atas panggul
DJJ : 132 x/menit
His : 3-4 x dalam 10 menit selama 40 detik

 Pemeriksaan Dalam
Vulva dan Vagina tidak ada keluhan, Portio tebal lunak, pembukaan 3-4
cm, presentasi kepala, ketuban negatif. Hodge 1.

IV. PEMERIKSAAN PENUNJANG


Pemeriksaan Laboratorium

Pemeriksaan Hasil Nilai Rujukan Satuan

Haemoglobin 13,3 12 – 16 g/dL


Hematokrit 37,5 37 – 47 %
Eritrosit 4.98 4.2 - 5.4 106/µL
Leukosit 8.9 4.8 - 10.8 103/µL
Trombosit 350 150 – 450 10s/µL
Protein Urin Positif (++) Negatif mg/dL
SGOT 55 <31 U/L
SGPT 13 <32 U/L
Ureum 18,3 10-50 mg%
Kreatinin 0,6 0.5-1,0 mg%
GDS 105 74-106 mg%

6
Na 138,2 135-148 mEq/L
K 4,14 3,50-5,30 mEq/L
Calcium Ion 1,20 1.15-1.29 mmol/L
HbsAg Non-reactive Non-reactive Index

V. PLANNING
- Informed concent
- Observasi KU, TTV, DJJ, his, pembukaan
- Pemberian MgSO4
- Infus RL Maintanance
- Kolab dengan dokter spesialis
- Alih rawat ruang VK
- Rencana persalinan pervaginam

VI. PROGNOSIS
Ibu : dubia ad bonam
Anak : dubia ad bonam

VII. RESUME

Pasien hamil 9 bulan, datang ke IGD Kebidanan dan Kandungan dengan keluhan
nyeri kepala sejak 1 hari sebelum masuk rumah sakit. Nyeri kepala terasa di belakang
kepala(+), penglihatan kabur(-), nyeri ulu hati(-), sesak(-), batuk tidak berdahak(+),
Mulas(+), bloody show (+), gerakan janin (+), riwayat asma 2 tahun yang lalu(+), riwayat
hipertensi(-).
Pada Pemeriksaan Fisik ditemukan KU : Sakit Sedang, Kesadaran : CM, TD :
160/110 mmHg, N: 80 kali/menit, RR:18 kali/menit, S : 36,7 oC, dan Antropometri/Status
Gizi : Obese I. Status generalis dalam batas normal, namun ditemukan edema pada kedua
tungkai bawah. Status obstetri didapatkan TFU : 32 cm, DJJ : 132 dpm, V/v : Tidak ada
kelainan, Portio : Tebal lunak.
Pemeriksaan laboratorium ditemukan anemia dengan Hb (9.3 g/dL) proteinuria 2+ (+
+) positif, SGOT meningkat (55 U/L).

VIII. LAPORAN HASIL PERSALINAN (TINDAKAN)

• Tanggal persalinan : 15 Agustus 2017 pukul 06.10 WIB


• Jenis persalinan : dilahirkan pervaginam

7
• Keadaan ibu pasca persalinan
- Keadaan umum : baik
- Kesadaran : composmentis
- TTV
Takanan Darah : 160/110 mmHg
Nadi : 90 x/menit
- Kontraksi uterus : baik
- Perdarahan kala IV : 150 cc
- Plasenta :Lahir spontan lengkap, sisa (-).

• Keadaan anak :
- JK : Laki-laki
- BB : 3400 gr
- PB : 51 cm
- Lahir hidup
-Apgar score 1:4, 5:6
-Setelah Suction bayi menangis kuat

IX. Diagnosis
P1A0 dengan PEB
X. Penatalaksanaan
- Pasien diberikan dosis awal (loading dose) 4 g MgSO4 40% (10 cc) dilarutkan
dalam 100 cc RL dan diberikan secara infus IV selama 15 – 20 menit, kemudian
dilanjutkan dengan dosis pemeliharaan (maintenance dose) 10 g MgSO4 40%
(25 cc) dilarutkan dalam 500 cc RL dan diberikan secara infuse IV 20 tpm.
- Pasien diberikan nifedipine oral 3 x 10 mg perhari
- Observasi KU, TTV dan DJJ

8
XI. HASIL FOLLOW UP

9
Tanggal dan
Catatan Instruksi
waktu
S : Pusing (+), gerakan janin (+) P : - Diberikan dosis
O : KU : Sakit sedang, pemeliharaan (maintenance
Kesadaran : CM, TD : 160/110 dose) 10 g MgSO4 40% (25 cc)
mmHg, TFU : 32 cm, DJJ : 143 dalam 500 cc RL melalui infus
14/8/2017
dpm, Pemeriksaan Dalam : V/v sebanyak 20 tpm
(15:05 WIB)
tidak ada kelainan, Portio tebal - Pemberian Nifedipin peroral
lunak dan dilatasi serviks 3-4 cm 3 x 10 mg/hari
A : G1P0A0 parturient aterm kala - Observasi KU, TTV, DJJ dan
I dengan PEB cairan infuse
P : - Dosis pemeliharaan
(maintenance dose) 10 g
S : Pusing (+), lemas (+),
MgSO4 40% (25 cc) dalam
gerakan janin (+)
500 cc RL melalui infus
14/8/2017 O : KU : Sakit sedang,
sebanyak 20 tpm
(20.15 WIB) Kesadaran : CM
- Pemberian Nifedipin peroral
A : G1P0A0 dengan PEB
3 x 10 mg/hari
- Observasi KU, TTV, DJJ dan
cairan infuse
P : - Dosis pemeliharaan
(maintenance dose) 10 g
MgSO4 40% (25 cc) dalam
S : Gerakan janin (+)
500 cc RL melalui infus
O : KU : Baik, Kesadaran : CM,
sebanyak 20 tpm
15/8/2017 TD : 140/100 mmHg, Nadi : 80
- Pemberian Nifedipin peroral
(03:30 WIB) kali/menit, RR : 20 kali/menit,
3 x 10 mg/hari
DJJ : 140 dpm
- Observasi KU, TTV, DJJ dan
A: P1A0 dengan PEB
cairan infuse

P : - Dosis pemeliharaan
(maintenance dose) 10 g
MgSO4 40% (25 cc) dalam
S : Gerakan janin (+)
500 cc RL melalui infus
15/8/2017 O : KU : Baik, Kesadaran : CM,
sebanyak 20 tpm
(06:30 WIB) TD : 140/100 mmHg
- Pemberian Nifedipin peroral
A : P1A0 dengan PEB 10
3 x 10 mg/hari
- Observasi KU, TTV, DJJ dan
ANALISIS KASUS

1. Bagaimana cara menegakkan diagnosis PEB pada kasus ini ?


Dikatakan Pre-Eklamsia Berat (PEB) adalah apabila usia kehamilan telah
mencapai 20 minggu atau lebih dan disertai satu atau lebih gejala di bawah ini yaitu :
-
Tekanan darah diastolik ≥ 110 mmHg
-
Tekanan darah sistolik ≥ 160 mmHg
-
Proteinuria ≥ 2+ dalam pemeriksaan kualitatif (dipstick) atau proteinuria ≥
2g/24 jam
-
Kreatinin serum > 1,1 mg% disertai oliguria (< 400 ml/24 jam)
-
Sakit kepala dan gangguan penglihatan
-
Nyeri epigastrium
-
Trombosit < 100.000/µL
-
Peningkatan kadar enzim hati (SGOT dan SGPT)
-
Pertumbuhan janin terhambat
-
Edema paru
-
Adanya “HELLP Syndrome”1,2

Alur Diagnosis Teori Analisis


-
Anamnesis : Dikatakan Pre-Eklamsia Kriteria yang terpenuhi
- G1P0A0 hamil 9 bulan Berat (PEB) adalah apabila untuk dapat didiagnosis
(37 minggu) dan merasa usia kehamilan telah sebagai PEB adalah
nyeri kepala 1 hari kehamilan ≥ 20 minggu
mencapai 20 minggu atau
masuk rumah sakit. Saat dan merasa pusing
di RS jam 18.00 lebih dan disertai satu atau (sakit kepala),
(14/8/2017) mules, lebih gejala di bawah ini proteinuria (++)
Pandangan kabur (-), yaitu :
-
mual (-), muntah (-), Tekanan darah diastolik ≥
nyeri epigastrium (-), 110 mmHg
-
keluar darah dan cairan Tekanan darah sistolik ≥
dari vagina (-), demam 160 mmHg
-
(-), gerakan janin (+), Proteinuria ≥ 2+ dalam
tidak pemeriksaan kualitatif
riwayat hipertensi (-). (dipstick) atau proteinuria
≥ 2g/24 jam
-
Kreatinin serum > 1,1 mg
% disertai oliguria (< 400
ml/24 jam)
-
Sakit kepala dan gangguan
penglihatan
-
Nyeri epigastrium
-
Trombosit < 100.000/µL
-
Peningkatan kadar enzim

11
hati (SGOT dan SGPT)
-
Pertumbuhan janin
terhambat
-
Edema paru
-
Adanya “HELLP
1,2
Syndrome”
-
Pemeriksaan Fisik : Dikatakan Pre-Eklamsia Kriteria yang terpenuhi
Pada Pemeriksaan Fisik Berat (PEB) adalah apabila untuk dapat didiagnosis
ditemukan KU : Sakit usia kehamilan telah sebagai PEB adalah TD
Sedang, Kesadaran : CM, sistolik ≥ 160 mmHg
mencapai 20 minggu atau
TD : 160/110 mmHg, N:
82 kali/menit, RR : 21 lebih dan disertai satu atau
kali/menit, S : 36,7 oC, lebih gejala di bawah ini
dan Antropometri/Status yaitu :
-
Gizi : Obesitas I. Status Tekanan darah diastolik ≥
generalis dalam batas 110 mmHg
-
normal,namun ditemukan Tekanan darah sistolik ≥
edema pada kedua 160 mmHg
-
tungkai bawah. Proteinuria ≥ 2+ dalam
pemeriksaan kualitatif
(dipstick) atau proteinuria
≥ 2g/24 jam
-
Kreatinin serum > 1,1 mg
% disertai oliguria (< 400
ml/24 jam)
-
Sakit kepala dan gangguan
penglihatan
-
Nyeri epigastrium
-
Trombosit < 100.000/µL
-
Peningkatan kadar enzim
hati (SGOT dan SGPT)
-
Pertumbuhan janin
terhambat
-
Edema paru
-
Adanya“ HELLP
Syndrome”1,2
-
Pemeriksaan Dikatakan Pre-Eklamsia Kriteria yang terpenuhi
Penunjang : Berat (PEB) adalah apabila untuk dapat didiagnosis
Pemeriksaan usia kehamilan telah sebagai PEB adalah
laboratorium ditemukan mencapai 20 minggu atau Proteinuria ≥ 2+, dan
peningkatan kadar
proteinuria 2+ (++) positif, lebih dan disertai satu atau SGOT.
SGOT meningkat (55 U/L). lebih gejala di bawah ini
yaitu :
-
Tekanan darah diastolik ≥

12
110 mmHg
-
Tekanan darah sistolik ≥
160 mmHg
-
Proteinuria ≥ 2+ dalam
pemeriksaan kualitatif
(dipstick) atau proteinuria
≥ 2g/24 jam
-
Kreatinin serum > 1,1 mg
% disertai oliguria (< 400
ml/24 jam)
-
Sakit kepala dan gangguan
penglihatan
-
Nyeri epigastrium
-
Trombosit < 100.000/µL
-
Peningkatan kadar enzim
hati (SGOT dan SGPT)
-
Pertumbuhan janin
terhambat
-
Edema paru
-
Adanya“ HELLP
Syndrome”1,2

Berdasarkan anamnesis, pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang


(laboratorium) ditemukan beberapa gejala dan hasil pemeriksaan yang mengarahkan
diagnosis pada Pre-Eklamsia Berat (PEB) yang disesuaikan dengan teori yaitu :
-
Usia kehamilan pasien ≥ 20 minggu
-
Pasien mengeluhkan pusing/sakit kepala
-
TD sistolik ≥ 160 mmHg
-
Protein urin ≥ 2+ dalam pemeriksaan dipstick
-
Peningkatan kadar SGOT

2. Bagaimana faktor risiko timbulnya PEB pada kasus ini ?

Kasus Teori Analisis


Pasien berusia 21 Faktor Risiko timbulnya Faktor risiko yang
tahun dan memiliki PEB adalah : terpenuhi pada kasus ini
pekerjaan sebagai IRT - Riwayat PEB/eklamsi adalah :
dengan suami yang pada kehamilan -primigravida
bekerja sebagai buruh. sebelumnya - obesitas
G1P1A0 mengaku - Wanita usia muda dan usia -
Tingkat sosio-ekonomi

13
hamil 9 bulan (37 tua yang rendah
minggu) dan merasa - Nulipara merupakan salah satu
pusing sejak 5 hari - Tingkat sosio - ekonomi faktor risiko timbulnya
sebelum masuk rumah rendah PEB pada kehamilan
sakit. Pandangan kabur - Obesitas
(-), mual (-), muntah (-), - Kehamilan multifetal
nyeri epigastrium (-), - Hiperhomosisteinemia
keluar darah dan cairan - Sindrom metabolik
dari vagina (-), demam - Primigravida
(-), gerakan janin (+), - Mola hidatidosa, DM,
memiliki riwayat hidrops fetalis, bayi besar
hipertensi (-). (makrosomia)
Pada Pemeriksaan - Penyakit ginjal.1,3,4
Fisik ditemukan KU :
Sakit Sedang,
Kesadaran : CM, TD :
160/110 mmHg, N: 82
kali/menit, RR : 21
kali/menit, S : 36,7 oC,
dan Antropometri/Status
Gizi : Obesitas I. Status
generalis dalam batas
normal,namun ditemukan
edema pada kedua
tungkai bawah.

Pada pasien dalam kasus ini ditemukan beberapa faktor risiko terjadinya Pre-
Eklamsia Berat (PEB) pada kehamilan yaitu :
-
Obesitas pada ibu
-
Tingkat sosio-ekonomi ibu yang rendah.

14
3. Bagaimana cara menangani Pre-Eklamsia Berat pada kasus ini?
Alur penatalaksanaan PEB adalah1,2 :

Pre-Eklamsia
Berat (PEB)

≥ 34 minggu
Eklamsia
HELLP syndrome
Edema pulmonal
Gangguan fungsi ginjal berat
Koagulopati
Gawat janin Pemberian MgSo4
Pemberian antihipertensi
Aktif Pemeriksaan laboratorium
berkala untuk melihat fungsi
ginjal dan HELLP syndrome
Terminasi Pervaginam Pemeriksaan rutin tanda vital dan
urin output ibu
Pemeriksaan rutin kesejahteraan
janin seperti DJJ
Rencana persalinan pervaginam

Keadaan umum membaik


PEB menjadi PER/normal
Pada kasus ini kehamilan 37 minggu dan juga PEB, tidak disertai edema
pulmonal atau gangguan fungsi ginjal yang berat, koagulopati dan tidak gawat janin
sehingga dilakukan pengelolaan konservatif. Pengelolaan konservatif yang dilakukan
meliputi :
-
Pemberian maintenance dose MgSO4 (10 g MgSO4 40% (25 cc) dilarutkan dalam
500 cc RL diberi secara infus IV dengan kecepatan 1 – 2 gr/jam (20 – 30 tpm)
-
Pemberian antihipertensi yang dalam kasus ini diberikan Nifedipin 3 kali 10
mg/hari. Nifedipin sebaiknya diberikan 10 mg per oral dan diulangi setiap 30 menit
(maksimal 120 mg/hari) sampai terjadi penurunan MAP 20% yang dalam kasus ini
tidak dilakukan lalu dilanjutkan dengan dosis rumatan 3 kali 10 mg/hari.
-
Pemeriksaan laboratorium secara berkala sebaiknya dilakukan untuk melihat
kemungkinan gangguan fungsi ginjal dan HELLP syndrome, namun pada kasus ini
tidak dilakukan.

15
-
Pemeriksaan rutin untuk melihat kesehatan ibu dan janin seperti pemeriksaan TTV
dan DJJ dalam kasus ini dilakukan, namun untuk pemeriksaan urin output dan USG
(untuk melihat kesejahteraan janin) secara berkala tidak dilakukan.

Kesimpulan

Berdasarkan alur penegakan diagnosis yang telah dilakukan dalam kasus ini
yaitu anamnesis, pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang (laboratorium),
ditemukan beberapa gejala dan hasil pemeriksaan yang membuat pasien didiagnosis
mengalami Pre-Eklamsia Berat (PEB) yaitu :
-
Usia kehamilan pasien ≥ 20 minggu
-
Sosio ekonomi rendah
-
Obesitas I
-
Pasien mengeluhkan pusing/sakit kepala
-
TD sistolik ≥ 160 mmHg
-
Protein urin ≥ 2+ dalam pemeriksaan dipstick
-
Peningkatan kadar SGOT
Pada pasien dalam kasus ini ditemukan beberapa faktor risiko terjadinya Pre-
Eklamsia Berat (PEB) pada kehamilan yaitu :
-
Obesitas pada ibu
-
Tingkat sosio-ekonomi ibu yang rendah.
Penatalaksanaan yang dilakukan dalam kasus ini telah sesuai dengan teori
namun terdapat beberapa kekurangan yaitu :
-
Nifedipin tidak diberikan terlebih dahulu dengan dosis 10 mg per oral dan diulangi
setiap 30 menit (maksimal 120 mg/hari) sampai terjadi penurunan MAP 20% lalu
kemudian dilanjutkan dengan pemberian dosis rumatan 3 kali 10 mg/hari.
-
Pemeriksaan laboratorium secara berkala untuk melihat kemungkinan gangguan
fungsi ginjal dan HELLP syndrome pada kasus ini tidak dilakukan.
-
Pemeriksaan urin output (untuk melihat gangguan fungsi ginjal dan efek samping
dari pemberian MgSO4) dan USG (untuk melihat kesejahteraan janin) secara
berkala tidak dilakukan.
-
Pemeriksaan kadar protein urin sebelum pasien dipulangkan tidak dilakukan.

Saran
-
Nifedipin sebaiknya diberikan 10 mg per oral dan diulangi setiap 30 menit
(maksimal 120 mg/hari) sampai terjadi penurunan MAP 20% lalu kemudian
dilanjutkan dengan pemberian dosis rumatan 3 kali 10 mg/hari.

16
-
Pemeriksaan laboratorium secara berkala sebaiknya dilakukan untuk melihat fungsi
ginjal dan HELLP syndrome.
-
Pemeriksaan urin output (untuk melihat gangguan fungsi ginjal dan efek samping
dari pemberian MgSO4) dan USG (untuk melihat kesejahteraan janin) secara
berkala sebaiknya dilakukan.
-
Sebaiknya dilakukan pemeriksaan kadar protein urin sebelum pasien dipulangkan.
-
Sebaiknya hanya diberikan satu jenis obat antihipertensi selama menjalani rawat
jalan agar dapat menghindari efek samping yang lebih berat (dalam kasus ini
diberikan 2 jenis obat antihipertensi selama menjalani rawat jalan yaitu Dopamet
dan Nifedipin).

DAFTAR PUSTAKA

1. Cunningham FG. Leveno KJ, et al, editors. Williams Obstetrics. 24th ed. New York: McGraw-Hill
Education; 2014.
2. Departemen Obstetri dan Ginekologi RSUP Hasan Sadikin. Panduan Praktik Klinis Obstetri dan
Ginekologi. Bandung: Departemen OBGIN FK Unpad RSUP Hasan Sadikin; 2015.
3. Angsar MD, Mose JC. In: Saifuddin AB, Rachimhadhi T, Wiknjosastro GH, editors. Ilmu
Kebidanan Sarwono Prawirohardjo. 4th ed. Jakarta: Bina Pustaka; 2010.
4. Chris T., Frans L, et al, editors. Kapita Selekta Kedokteran Fakultas Kedokteran Universitas
Indonesia. 4th ed. Jakarta: Media Aesculapius; 2014.

17

Anda mungkin juga menyukai