PENDAHULUAN
1.2 TUJUAN
1. Tujuan umum
Agar mahasiswa mampu memahami Asuhan Keperawatan Jiwa
2. Tujuan khusus
a. Mahasiswa dapat memahami Konsep Teori Keperawatan Jiwa “
Halusinasi Pendengaran".
Pengertian Halusinasi Pendengaran
Rentang Respon Halusinasi
Penyebab Halusinasi
Jenis-jenis Halusinasi
Fase-fase Halusinasi
Tanda dan Gejala Halusinasi
Pohon Masalah Halusinasi
1
BAB II
LAPORAN PENDAHULUAN HALUSINASI
2.1.3 Penyebab
1. Faktor predisposisi
a. Biologis
Gangguan perkembangan dan fungsi otak/susunan saraf pusat.
Gejala yang mungkin muncul adalah : hambatan dalam belajar,
berbicara, daya ingat dan mungkin perilaku kekerasan.
b. Psikologis
Sikap dan keadaan keluarga juga lingkungan
Penolakan dan kekerasan dalam kehidupan klien
2
Pola asuh pada usia kanak-kanak yang tidak adekuat misalnya :
tidak ada kasih sayang, diwarnai kekerasan dalam keluarga.
c. Sosial budaya
Kemiskinan,konflik sosial budaya (peperangan, kerusuhan,
kerawanan keamanan)
Kehidupan yang terisolir disertai sters yang menumpuk
2. Faktor presipitasi
a. Kurangnya sumber daya atau dukungan sosial yang dimiliki
b. Respon koping yang maladaptif
c. Komunikasi dalam keluarga kurang atau juga kemampuan finansial
keluarga.
3
Pengrasa Merasakan fungsi tubuh seperti aliran darah di vena
(kinestetik) atau arteri, pencernaan makan / pembentukan urin,
merasakan pergerakan.
4
Apa yang dilakukaan oleh klien saat mengalami pengalaman
halusinasi.
Apakah masih bisa mengontrol stimulus halusinasi atau sudah tidak
berdaya lagi terhadap halusinasi.
5
DS : “Suara-suara itu datang saat saya sedang sendiri dikamar”
DO :
Klien menyendiri dikamar
Menghindar dari pergaulan orang lain
Tidak mampu memusatkan perhatian
Selalu menunduk saat diajak bicara
6
2.4.Diskusikan dengan klien :
a. Situasi yang menimbulkan atau tidak menimbulkan halusinasi
b. Waktu, frekuensi terjadinya halisinasi (pagi, siang, sore, dan malam
atau jika sendiri atau sedih)
2.5.Diskusikan dengan klien apa yang dirasakan jika terjadi halusinasi
(marah,senang,sedih,takut) beri kesempatan mengungkapkan perasaan
3. Klien dapat mengontrol halusinasinya
3.1.Identifikasi bersama klien cara tindakan yang dilakukan jika terjadi
halusinasi (tidur, marah, menyibukan diri, dll)
3.2.Diskusikan manfaat dan cara yang digunakan klien, jika bermanfaat
beri pujian
3.3.Diskusikan cara baru untuk memutus atau mengontrol timbulnya
halusinasi :
a. Katakan “saya tidak mau dengar kamu” (apada saat halusinasi
sedang terjadi)
b. Temui oarng lain (perawat/teman/anggota keluarga) untuk
bercakap-cakap atau mengatakan halusinasi yang didengar
c. Membuat jadwal kegiatan sehari-hari
d. Meminta perawat atau teman menyapa klien jika melihat klien
berbicara sendiri.
3.4.Bantu klien memilih dan melatih cara memutus halusinasi secara
bertahap
3.5.Beri kesempatan untuk melakukan cara yang dilatih . Evalusi hasilnya
dan beri pujian jika berhasil
3.6.Anjurkan klien mengikuti TAK, Orientasi Realita, dan Stimulus
Persepsi
4. Klien dapat dukungan keluarga dalam mengontrol halusinasinya
4.1. Anjurkan klien untuk memberitahu keluarga jika mengalami halusinasi
4.2.Diskusikan dengan keluarga (pada saat keluarga berkunjung) :
a. Gejala halusinasi yang dialami klien
b. Cara yang dapat dilakukan klien dan keluarga untuk memutus
halusinasi
c. Cara merawat anggota keluarga yang mengalami halusinasi
dirumah; beri kegiatan, jangan biarkan sendiri, makan bersama,
berpergian bersama
d. Beri informasi waktu follow up atau kapan perlu mendapat bantuan
halusinasi tidak terkontrol dan resiko mencederai oaring lain
5. Klien dapat memanfaatkan obat dengan baik untuk mengontrol
halusinasinya
7
5.1.Diskusikan dengan keluarga dank lien tentang jenis, dosis, frekuensi,
dan manfaat obat
5.2.Anjurkan klien minta sendiri oabat pada perawat dan merasakan
manfaatnya
5.3.Anjurkan klien untuk bicara dengan dokter tentang manfaat dan efek
samping obat yang dirasakan
5.4.Diskusikan akibat berhenti minum obat tanpa konsultasi
5.5.Bantu klien menggunakan obat dengan prinsip 5 benar
8
BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN JIWA PADA Tn.T.A DENGAN DIAGNOSA
GANGGUAN PERSEPSI SENSORI : HALUSINASI PENDENGARAN
DI RSJ Dr. RADJIMAN WEDIODININGRAT LAWANG
9
Pasien mengatakan tidak pernah melakukan pengobatan sebelumnya
3. a. Pernah mengalami penyakit fisik (termasuk gangguan tumbuh
kembang)
Tidak, pasien mengatakan tidak pernah mengalami penyakit fisik
termasuk gangguan tumbuh kembang.
4. Ukuran badan
TB : 145 cm
BB : 46 kg
10
5. Keluhan fisik :
Klien mengatakan tidak ada keluhan fisik
6. Pemeriksaan fisik
Kepala : Rambut pendek, warna rambut hitam, tidak ada nyeri
tekan, tidak ada benjolan, dan tidak ada lesi.
Mata : Bentuk simetris, konjungtiva tidak anemis, sklera
putih, tidak ada gangguan penglihatan.
Telinga : Bersih, bentuk simetris, tidak ada nyeri.
Abdomen : Simetris, tidak ada nyeri tekan.
Leher : Tidak ada pembesaran vena jugularis, tidak ada
pembesaran kelenjar tiroid.
Dada : Bentuk simetris, tidak ada retraksi dada
Genetalia : Tidak dikaji
Ekstremitas : kekuatan otot 5 5
Diagnosa keperawatan : Tidak Ada
5 5
X X
28
11
Keterangan:
: Laki-Laki
: Perempuan
: Menunjukan klien
: Garis pernikahan
: Garis Keturunan
: Orang yang terdekat dengan pasien
-------- : Tinggal serumah
28 : Umur pasien
Penjelasan genogram :
1) Pola komunikasi
Pasien mengatakan komunikasi dengan teman dan keluarganya baik.
Pasien jarang berbicara dengan keluarganya kalau tidak penting.
2) Pola asuh
Pasien mengatakan anak tiga dan bersaudara. Pasien mengatakan
sejak kecil ia di asuh oleh orang tuanya. Orang tuanya (ibu) meninggal
pada saat pasien berumur 25 tahun
3) Pola pengambilan keputusan
Pada pengambilan keputusan dalam keluarga, pasien yang paling
dominan adalah bapak pasien sendiri.
Diagnosa keperawatan : Tidak Ada
2. Konsep Diri
a. Citra tubuh:
Pasien mengatakan menyukai semua anggota tubuhnya dan
mengatakan tidak ada kekurangan pada seluruh tubuhnya dan
bersyukur atas apa yang telah diberikan Allah SWT.
b. Identitas diri
Klien mengatakan namanya mrs.Y50/ silvi, umur 28 tahun
pendidikan terakhir SD, alamat dari Malang. Pekerjaan dulu saat
dirumah sebagaiibu rumah tangga.
c. Peran
12
Saat dirumah :
Pasien mengatakan dirumah ia bekerja sebagai IRT
Saat di RSJ :
Pasien tidak punya peran apa-apa
d. Ideal diri
Pasien mengatakan ingin cepat pulang
e. Harga diri
- Pasien mengatakan merasa malu dengan kondisi sekarang karena
di rawat di rumah sakit jiwa Lawang
- Pasien tidak berani berinteraksi dengan orang lain
Diagnosa Keperawatan : Harga Diri Rendah
3. Hubungan sosial
a. Orang yang terdekat dengan pasien
- Dirumah :
Pasien mengatakan orang yang terdekat dengan klien adalah
ibunya.
- Di RSJ :
Pasien mengatakan mempunyai teman dekat Ny.P
b. Peran serta klien dalam kelompok/ masyarakat
Pasien mengatakan tidak pernah mengikuti kegiatan kelompok
dalam masyarakat.
c. Hambatan berhubungan dengan orang lain
- Pasien mengatakan ada hambatan dalam berinteraksi dengan
orang lain dan lebih suka menyendiri.
- Pasien lebih sering menyendiri, jarang bercakap-cakap dengan
orang lain.
Diagnosa keperawatan: Isolasi Sosial
4. Spiritual
a. Nilai dan Keyakinan
Pasien mengatakan bahwa agamanya islam
b. Pandangan tehadap gangguan jiwa
Klien mengatakan tidak mengerti apa yang dimaksud ganggun jiwa
Diagnosa keperawatan : Tidak Ada
13
2. Pembicaraan
Nada bicara sedang, kalimat bisa dipahami, jawaban pasien sesuai
dengan pertayaan perawat, klien menggunakan bahasa Indonesia.
Diagnosa keperawatan : Tidak ada
3. Aktivitas motoric
Kelambatan:
o Hipokinesia, hipoaktivitas
o Katalepsi
o Sub stupor katatonik
o Fleksibilitas serea
Pasien terlihat lesu, kurang bersemangat, sering menyendiri, sering
mondar – mandir, dan kadang melamun.
o Hiperkinesia
o Stereotipi
o Gaduh gelisah katatonik
o Mannarism
o Katapleksi
o Tik
o Ekhopraxia
o Command automatism
o Grimace
o Otomatisma
o Negativisme
o Reaksikonversi
o Tremor
o Verbigerasi
o Berjalan kaku/rigid
o Konpulsif : sebutkan...
Pasien mengatakan sering mondar mandir pada saat mendengar
suara yang tidak ada wujud
Diagnosa keperawatan : Resiko jatuh
4. Alam perasaan (emosi)
a. Mood danAfek
Afek
Ketika diajak bicara yang menyenagkan ekspresi wajah pasien tampak
senang, ketika diajak bicarayang menyedihkan ekspresi wajah pasien
tampak sedih.
Diagnosa keperawatan : Tidak Ada
Emosi
14
Pasien mengatakan ia sedih dan ingin pulang bertemu orang tua dan
keluarganya.
Diagnosa keperawatan : Tidak Ada
5. Interaksi selama wawancara
Pasien kooperatif, kontak mata focus, mau menatap lawan bicara, mau
menjawab pertayaan yang diajukanoleh perawat.
Diagnosa keperawatan : Tidak Ada
6. Persepsi sensori
- Pasien mengatakan mendengar suara laki-laki dan perempuan tanpa
wujud, yang menyuruhnya untuk marah-marah dan merusak barang-
barang.
- Pasien mengatakan suara-suara itu muncul saat sendiri, kemudian
pasien merasa terganggu, dan jengkel.
- Pasien mengatakan pada saat dirumah ketika bisikan-bisikan itu
muncul pasien mengikuti atau menuruti bisikan-bisikan tersebut yaitu
marah-marah dan merusak barang-barang.
- Pasien sering berbicara sendiri dan mondar-mandir
Diagnosa keperawatan : Gangguan Persepsi Sensori : Halusinasi
Pendengaran.
7. Proses pikir
a. Arus pikir
Koheren, pembicaraan pasien lancar dan dapat di pahami, jawaban
sesuai pertayaan perawat.
b. Isi pikir
- Pikiran rendah diri :
Pasien mengatakan malu dengan keadaannya sekarang ini karena
dirawat di RSJ lawang.
- Pikiran isolasi sosial :
Pasien mengatakan malas bergaul dengan orang lain dan lebih
suka menyendiri.
c. Bentuk pikir
Non realistik, apa yang dikatakan pasien tidak sesuai dengan
kenyataan yang ada, dibuktikan dengan pasien mengatakan
mendengar suara-suara yang tidak ada wujudnya yang mengatakan
menyuruhnya untuk marah-marah dan merusak barang-barang.
Diagnosa keperawatan : Gangguan Proses Pikir
8. Tingkat kesadaran
Secara kuantitatif
Composmentsis, GCS 4,5,6
15
Secara kualitatif
Kesadaran berubah, pasien tidak mampu mengadakan hubungan
(relasi ) dan pembatasan dengan lingkungan (limitasi) dan dirinya
sendiri pada taraf yang tidak sesuai dengan kenyataan, di buktikan
dengan pasien mengalami halusinasi, pasien mendengar suara-suara
yang menyuruhnya untuk marah-marah dan merusak barang-barang,
klien sering melamun, sering mondar-mandir tanpa ada tujuan,
menyendiri dan kadang-kadang bicara sendiri.
Diagnosa keperawatan : Gangguan Proses Pikir
9. Orientasi
- Waktu
Baik, dibuktikan pasien mampu menyebutkan waktu dengan benar,
pasien mengatakan sekarang siang hari jam 11.00 WIB
- Tempat
Baik, dibuktikan psien mempu menyebutkan bahwa sekarang berada
diruang Cucak Rowo di RSJ-Lawang
- Orang
Baik, dibuktikan pasien mampu membedakan antara perawat dengan
pasien. Pasien mengatakan yang memakai baju putih-putih adalah
perawat.
Diagnosa keperawatan : Tidak Ada
10. Memori
1. Daya ingat jangka panjang
Pasien mengatakan umurnya sekarang 28 tahun,ia lahir di Singosari,
24-03-1984.
2. Daya ingat jangka pendek
Pasien mengatakan 2 hari yang lalu main bola volly bersama
perawat.
3. Daya ingat saat ini
Pasien mengatakan tadi pagi sarapan bubur kacang hijau.
Diagnosa keperawatan : Tidak Ada
11. Tingkat konsentrasi dan berhitung
Pasien mampu berkonsentrasi, saat ditanya pasien dapat lansung
menjawab pasien menjawab pertayaan berhitung, seperti: 4+15=19,
20-5=15
Diagnosa keperawatan : Tidak Ada
12. Kemampuan penilaian
16
Pasien tidak mengalami gangguan penilaian saat ditanya jika lantai
kotor di pel dulu atau di sapu dulu, pasien menjawab di sapu dulu
supaya kotorannya tidak menempel di kain pel.
Diagnosa keperawatan : Tidak Ada
17
i. Aktivitas luar ruangan
Pasien jarang bergaul dengan pasien lain, pasien lebih suka
menyendiri.
Diagnosa keperawatan : Isolasi Sosial : Menarik Diri
18
Diagnosa keperawatan : Kurang Pengetahuan Tentang Pengobatan
19
3.1.13. ANALISA DATA
Nama : Mrs.Y50/ Mrs.S Dx medis : F.20.1
Ruangan : Mawar No. RM : 122245
Data subjektif/ Data objektif Diagnosa keperawatan
1. DS : Gangguan persepsi sensori :
- Pasien mengatakan mendengar suara tanpa Halusinasi pendengaran
wujudnya dan memanggil namanya.
- Muncul saat sendiri frekuensi 4-5x/hari
DO :
- Pasien sering bicara sendiri
- Sering mondar-mandir
2. DS : Resiko perilaku kekerasan
Pasien mengatakan dibawa kerumah sakit
karena mendengar bisikan-bisikan,
kemudian marah-marah dan merusak
barang-barang.
DO :
Menurut status : dirumah pasien sering
marah-marah, memukul dan merusak
barang-barang disekitarnya.
DO :
- Pasien tidak berinisiatif berinteraksi
dengan orang lain
5. DS : Respon pasca trauma
Pasien menyatakan pernah ditinggal
suaminya ± 6 tahun, sehingga pasien
20
menjadi gelisah, bingung dan merasa
sendiri.
DO : -
6. DS : Gangguan Proses Pikir
Pasien mengatakan mendengar suara – suara
yang tiak ada wujudnya yang memanggil
namanya
DO :
- kesadara pasien secara kualitatif berubah.
- Pasien tidak mampu mengadakan hubungan
( relasi ) dan pembatasan dengan lingkungan
( limitasi ) dan dirinya sendiri : pasien sering
berbicara sendiri,sering menyendiri, jarang
bercakap-cakap dengan orang lain.
DO :
- Pasien tampak marah – marah dan
menyendiri
- Agresif
- Cemas
8. DS: Resiko jatuh
Pasien mengatakan sering mondar – mandir
pada saat mendengar suara tanpa wujud
DO :
- Pasien tampak mondar – mandir
- Pasien jalan tanpa menunduk
9. DS : Kurang pengetahuan tentang
Pasien mengatakan tidak mengetahui tentang pengobatan
penyakitnya (jiwa).
DO :
- Pasien tampak kebingungan
- Pasien tampak cemas
21
3.1.14. DAFTAR DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Gangguan persepsi sensori : Halusinasi pendengaran
2. Resiko perilaku kekerasan
3. Isolasi sosial : menarik diri
4. Harga diri rendah
5. Respon pasca trauma
6. Gangguan proses pikir
7. Koping individu in efektif
8. Resiko jatuh
9. Kurang pengetahuan tentang pengobatan
22
3.1.15. POHON MASALAH
Isolasi sosial
Gangguan proses
( cause )
pikir
Penatalaksanaan regimen
Respon paska terapeutik in efektif
Harga Diri Rendah
trauma
23
3.1.17. RENCANA TINDAKAN KEPERAWATAN
Nama Pasien : Mrs.Y50 Ruangan : Mawar
1
1.2 Beri kesempatan klien untuk
mengungkapkan perasaannya
1.3 Dengarkan ungkapan klien dengan penuh
perhatiaan ekspresi perasaan klien
TUK 2 : 2.1 Setelah interaksi pasien 2.1 Adakah kontak sering dan singkat secara 2.1 Mengurangi waktu
Pasien dapat menyebutkan : bertahap kosong bagi pasien
mengenal halusinasi a. Isi sehingga pasien dapat
b. Waktu mengurangi frekuensi
c. Jenis halusinasinya.
d. Frekuensi 2.2 Observasi tingkah laku klien terkait 2.2 Memfasilitasi pasien
e. Situasi dan kondisi dengan halusinasinya, jika menemukan untuk mengungkapkan
yang menimbulkan klien yang sedang halusinasi persepsi secara terbuka.
halusinasi a. Jika menemukan klien yang sedang Mengidentifikasi
2.2 Setelah dilakukan halusinasinya tanyakan apakah ada perasaan halusinasi
intervensi keperawatan bisikan yang didengar atau melihat yang diakui pasien
pasien mengatakan bayangan yang tanpa wujud / sebagai dasar untuk
perasaan dan respon merasakan sesuatu yang tidak ada intervensi
saat mengalami wujudnya.
halusinasi b. Jika ada klien menjawab ada, lanjutkan
a. Marah apa yang dialami
b. Takut c. Katakan bahwa perawat percaya klien
c. Sedih mengalami hal tersebut namun perawat
d. Senang sendiri tidak mengalami halusinasi.
2
d. Katakan bahwa klien juga ada yang
seperti klien.
e. Katakan bahwa perawat akan
membantu klien
2.3 Bantu klien mengenal halusinasinya 2.3 Mengetahui tingkat
a. Jika menemukan klien sedang halusinasi yang dialami
halusinasi, tanyakan apakah ada pasien
bisikan yang didengar/apakah melihat
bayangan yang tanpa wujud atau
merasakan sesuatu yang tidak ada
wujudnya.
b. jika klien menjawab ada, lanjutkan
apa yang dialaminya.
c. Katakn bahwa perawat percaya klien
mengalami hal tersebut, namun
perawat sendiri yidak mengalamimnya
d. Katakan bahwa klien lain juga ada
yang seperti klien
e. Katakan bahwa perawat akan
membantu klien
2.4 Jika pasien tidak senag halusinasi, 2.4 Untuk memutus
klasifikasikan tentang adanya pengalaman halusinasi yang
3
halusinasi. dilakukan pasien
a. Isi : waktu dan frekuensi terjadinya
halusinasi (pagi, siang, sore, malam)
b. Situasi dan kondisi yang tidak
menimbulkan halusinasi
2.5 Diskusikan dengan klien apa yang 2.5 Mencegah
dirasakan klien jika terjadi halusinasi halusinasinya berlanjut
(marah, takut, sedih, senag, bingung)beri
kesempatan mengungkapkan perasaanya
TUK 3 : 3.1 Setelah dilakukan 3.1 Identifikasi bersama klien cara atau 3.1 Dengan mengontrol
Pasien dapat interaksi pasien tindakan yang dilakukan jika terjadi halusinasinya dengan
mengontrol menyebutkan tindakan halusinasi( tidur, marah, dan menyibukkan beberapa cara
halusinasinya yang biasa dilakukan diri) halusinasinya klien
untuk mengendalikan dapat berkurang sedikit
halusinasinya. demi sedikit.
4
dan memperagakan cara 3.3 Diskusikan cara baru untuk memutus/ 3.3 cara baru tersebut bisa
mengatasi mengontrol timbulnya halusinasinya. membantu pasien untuk
halusinasinya. a. Menghardik halusinasi katakan pada mengontrol halusinasinya
diri sendiri bahwa ini tidak nyata. jika cara pertama tidak bisa
“ saya tidak mau mendengar” mengatasi halusinasinya
b. Menemui orang lain (perawat/
teman/keluarga) untuk menceritakan
halusinasinya/bercakap-cakap.
c. Membuat dan melaksanakan jadwal
kegiatan sehari-hari yang telah
disusun.
3.4 Bantu klien memilih cara yang sudah 3.4 dengan memilih cara
dianjurkan dan latih mencobanya. yang yang sesuai maka
3.5 Pantau pelaksanaan yang telah dipilih dan akan memotivasi pasien
dilatih jika berhasil beri pujian. untuk melakukan terapi
dan meningkatkan
3.6 Anjurkan dan ikut sertakan klien keberhasilan terapi.
mengikuti TAK stimulasi persepsi. 3.5 Dengan memantau
terapi yang di peragakan
klien maka dapat di
ketahui bisa/ tidaknya
pasien melakukan terapi
5
3.6 Dengan mengikuti
terapi aktivitas klompok
maka pasien akan ada
kegiatan dan terapi
aktivitas kelompok akan
membantu pasien
mengatasi halusinasinya
TUK 4: 4.1 Setelah 1 kali 4.1 Buat kontrak dengan keluarga untuk 4.1 Melibatkan klien dalam
klien dapat pertemuan keluarga, pertemuan (waktu,tempat dam topik) interaksi sosial akan
dukungan dari keluarga menyatakan 4.2 Diskusikan dengan keluarga (pada saat mendorong klien untuk
keluarga dalam setuju untuk pertemuan keluarga/kunjungan rumah) melihat dan merasakan
mengontrol mengikuti pertemuan a. pengertian halusinasi secara langsung
halusinasinya dengan perawat. b. tanda dan gejala halusinasi manfaat dari
4.2 Setelah 1 kali c. proses terjadinya halusinasi berhubungan sosial,
interaksi keluarga d. cara yang dapat dilakukan klien dan serta meningkatkan
menyebutkan keluarga untuk memutus halusinasi konsep diri.
6
pengertian,tanda dan e. obat-obatan halusinasi
gejala, proses f. cara merawat anggota keluarga yang
terjadinya halusinasi halusinasi di rumah (beri kegiatan,
dan tindakan untuk jangan biarkan sendiri, makan
mengendalikan bersama, bepergian bersama,
halusinasi. memantau lobat-obatan dan cara
pemberian untuk mengatasi halusinasi)
g. Beri informasi waktu kontrol ke
rumah sakit dan bagaimana cara
mencari bantuan jika halusinasi tidak
dapat diatasi dirumah.
TUK 5: 5.1 Setelah dilakukan 1 5.1 Diskusikan dengan pasien tentang 5.1 Meningkatkan
Pasien dapat kali interaksi pasien manfaat dan kerugian tidak minum obat kesadaran pasien akan
memanfaatkan obat mampu menyebutkan: nama, warna, dosis, cara efek dan efek pentingnya minum
dengan baik. a. Manfaat minum samping penggunaan obat. obat.
obat 5.2 Pantau klien saat penggunaan obat 5.2 Mencegah pasien
b. Kerugian tidak 5.3 Berikan pujian saat pasien telah minum membuang obat yang
minum obat obat. seharusnya diminum.
c. Nama, warna, 5.4 Diskusikan akibat berhenti minum obat 5.3 Pujian akan merikan
dosis, efek tanpa konsultasi dengan dokter motivasi kepada pasien
samping obat. 5.5 Ajak klien untuk konsultasi kepada untuk minum obat
5.2 Setelah dilakukan perawat atau dokter tentang obat sesuai aturan.
interaksi pasien 5.4 Dengan mengetahui
7
mendemonstrasikan dampak dari No. Register : 085198 Dx
penggunaan obat yang penggunaan obat
benar. diharapkan pasien akan
5.3 Setelah dilakukan mengetahui bahaya
interaksi pasien henti obat tanpa
menyebutkan akibat konsultasi.
berhenti minuum obat 5.5 Dengan konsultasi
tanpa konsultasi maka akan menambah
dokter pengetahuan pasien
tentang obat.
8
3.1.18. IMPLEMENTASI DAN EVALUASI
45
O:
Pasien mau menyebutkan
nama, berjabat tangan dan
menjawab salam
Kontak mata fokus
Pasien mau menjawab
pertanyaan
Pasien memperagakan cara
menghardik halusinasinya
A:
Pasien mampu membina
hubungan saling percaya
Pasien mampu
mengidentifikasi jenis, waktu,
isi, frekuensi, situasi dan
respon terhadap halusinasinya.
Pasien mampu memperagakan
bagaimana cara menghardik
halusinasi.
Pasien mampu memasukan
latihan mnghardik halusinasi
kedalam kegiatan harian
P : Untuk pasien
Anjurkan pasien untuk
mengobrol halusinasi dengan
cara menghardik bila
halusinasi muncul.
Anjurkan pasien latihan
mengontrol halusinasi dan
memasukkan ke dalam jadwal
kegiatan harian
Untuk perawat :
Lanjut SP 2
2. 13-02-2018 SP 2 : S : Klien mengatakan
1. mengevaluasi jadwal Sore juga
Jam : 16:00 kegiatan harian pasien Baik Mas
2. melatih mengendalikan Masih Mas, masih mendengar
halusinasi dengan suara-suara itu
46
bercakap-cakap dengan Disini saja Mas
orang lain. Iya, bercakap-cakap dengan
3. Menganjurkan pasien orang lain
memasulkan kegiatan Ada 2 cara untuk mengontrol
bercakap-cakap dengan halusinasi yaitu dengan
orang lain dalam menghardik dan bercakap-
jadwal kegiatan harian. cakap.
Iya, dimasukkan dalam
jadwal harian
O:
Pasien bercakap-cakap
dengan pasien lain
Pasien masukan latihan
bercakap-cakap kedalam
jadwal kegiatan harian
A:
Pasien mampu mengontrol
halusinasi dengan bercakap-
cakap dengan pasien lain.
Pasien mampu memasukkan
latihan mengontrol halusinasi
dengan cara bercakap-cakap
dengan orang lain ke dalam
jadwal harian.
P:
1. Untuk pasien :
Ya, anjurkan pasien
menggunakan cara
menghardik dan bercakap-
cakap saat suara itu
muncul.
Anjurkan pasien latihan
cara menghardik dan
bercakap-cakap dan
memasukkan dalam jadwal
harian
2. Untuk perawat :
47
Lanjut SP 3
3. 14-02-2018 SP 3: S:
Jam : 10 :00 1. Mengevaluasi jadwal “pagi”
kegiatan pasien “Masih”
2. Melatih pasien “Sudah’
mengendalikan “Lumayan Mas, jarang
halusinasi dengan muncul dari pada duduk di
melakukan kegiatan tempat tidur Mas”
3. Menganjurkan pasien “Bisa Mas,saya sudah
memasukkan kejadwal melakukan”
kegiatan harian. “Kalau pagi kadang
membantu menyapu”
“iya”
“Lumayan enak Mas”
“Menghardik, mengobrol
sama teman, yang ketiga
melakukan aktivitas
terjadwal”
“iya, sampai jumpa”
O:
Pasien mau membantu
membersihkan ruangan
seperti menyapu
A:
Pasien mampu membantu
mengendalikan halusinasi
dengan cara melakukan
aktivitas terjadwal
P:
Pasien: Anjurkan sering
aktivitas di ruangan
Perawat: Lanjutkan SP 4
48
BAB IV
PENUTUP
4.1 KESIMPULAN
4.2 SARAN
49
DAFTAR PUSTAKA
Wilkinson, M.Judith dan Ahern, Nancy R.2011. Buku Saku Diangnosis Keperawatan.
Edisi 9. Jakarta: EGC
Yosep, Iyus. 2009. Keperawatan Jiwa. Edisi Revisi. Bandung: Refika Aditama
Linda Juall Carpenito-Moyet, 2006, Buku Saku Diagnosis Keperawatan, Edisi 10.
Jakarta. EGC
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah
memberihkan rahmatnya pada penulis, sehingga Asuhan Keperawatan Jiwa dengan
judul “Asuhan Keperawatan Pada Tn.T.A dengan Diagnosa Gangguan Persepsi
Sensori : Halusinasi Pendengaran Di Ruang Cucak Rowo RSJ Dr. Radjiman
Wediodiningrat Lawang” ini dapat di selesaikan tepat pada waktunya.
50
1. Ibu Indri Astutik, SST selaku pembimbing di Ruang Cucak Rowo yang
telah memberikan kesempatan untuk menimba ilmu di ruang ini.
2. Para perawat dan klien yang berada di Ruang Cucak Rowo atas
partisipasinya dan bersedia memberikan kami kesempatan untuk
menyelesaikan Asuhan Keperawatan ini.
3. Teman-teman Prodi D-III Keperawatan Universitas Nusa Nipa-Maumere
yang senantiasa memberikan bantuan, semangat dan dukungannya.
Serta semua pihak yang telah membantu dalam proses pengerjaan Asuhan
Keperawatan Jiwa ini yang namanya tak mungkin kami cantumkan satu
persatu. Demikian Asuhan Keperawatan Jiwa ini dibuat semoga dapat
bermanfaat bagi kami khususnya, pembaca pada umumnya.
Penulis
DISUSUN OLEH :
51
KELOMPOK II
1. FERDINANDUS NDEWI
2. FLORENTINA LERE
3. FRANSISKA GLEKO
4. HYASINTA Y. RATNASARI
5. IRMINA TUKU
6. JOAN JOHANES LEONARDO
DAFTAR ISI
Halaman Judul
Lembaran Pengesahan ................................................................................ i
Kata Pengantar ........................................................................................... ii
Daftar isi ....................................................................................................... iii
BAB I: PENDAHULUAN ........................................................................... 1
1.1 Latar Belakang ....................................................................... 1
1.2 Tujuan .................................................................................... 1
BAB II : TINJAUAN TEORI .................................................................... 3
2.1 Konsep Dasar Teori ................................................................ 3
2.1.1 Pengertian .................................................................. 3
2.1.2 Rentang respon ........................................................... 3
2.1.3 Penyebab .................................................................... 4
2.1.4 Jenis-jenis .................................................................. 4
2.1.5 Fase-fase .................................................................... 5
2.1.6 Identifikasi perilaku halusinasi ................................... 6
2.1.7 Tanda dan Gejala ........................................................ 7
2.1.8 Pohon Masalah ........................................................... 7
2.2 Masalah Keperawatan Dan Data Yang Perlu Dikaji ............. 8
2.3 Diagnosa Keperawatan .......................................................... 8
2.4 Rencana Tindakan Keperawatan ........................................... 8
BAB III: TINJAUAN KASUS NYATA .................................................... 12
3.1 Pengumpulan Data.................................................................. 12
52
3.1.1 Identitas Klien ............................................................ 12
3.1.2 Alasan Masuk ............................................................ 12
3.1.3 Riwayat Penyakit Sekarang ........................................ 13
3.1.4 Faktor Predisposisi ..................................................... 13
3.1.5 Pemeriksaan Fisik ...................................................... 14
3.1.6 Pengkajian Psikososial .............................................. 16
3.1.7 Status Mental ............................................................. 19
3.1.8 Kebutuhan Persiapan
iii Pulang ..................................... 23
3.1.9 Mekanisme Koping .................................................... 24
3.1.10 Masalah Psikososial dan Lingkungan ........................ 24
3.1.11 Pengetahuan kurang Tentang ..................................... 25
3.1.12 Aspek Medis .............................................................. 25
3.1.13 Analisa Data ............................................................... 26
3.1.14 Daftar diagnose Keperawatan .................................... 29
3.1.15 Pohon Masalah ........................................................... 30
3.1.16 Prioritas Diagnosa Keperawatan ................................ 30
3.1.17 Rencana Tindakan dan Keperawataan ........................ 31
3.1.18 Implementasi dan evaluasi ......................................... 38
3.1.19 Stategi Pelaksanaan Tindakan Keperawatan ............. 45
BAB VI: PENUTUP .................................................................................... 56
4.1 Kesimpulan ............................................................................ 56
4.2 Saran ...................................................................................... 56
DAFTAR PUSTAKA
LEMBAR PENGESAHAN
iv
53
Laporan Asuhan Keperawatan Jiwa pada Tn. T.A dengan Diagnosa Gangguan
Persepi Sensori : Halusinasi Pendengaran
Di Ruang Cucak Rowo RSJ.Dr. Radjiman Wediodiningrat
Lawang-Malang
Disusun Oleh
Kelompok : II
Menyetujui
Kepala Ruangan
KASIYANTO,S.KEP.,NERS
NIP : 19620613 198111 1 001
54