BAB I
PENDAHULUAN
dan measles dalam bahasa Inggris. Campak merupakan penyakit yang sangat
menular (infeksius) yang disebabkan oleh virus Ribonucleid Acid (RNA) dari
yang dapat dicegah dengan Imunisasi (PD3I) dan 38% kematian karena PD3I
tahun 2015, namun hingga saat ini Indonesia belum bisa terlepas dari penyakit
memiliki kasus campak terbesar, disebutkan bahwa setiap 20 menit satu anak
dan penurunan yang berbeda setiap tahun. Kasus campak tertinggi terjadi pada
tahun 2011 dengan jumlah kasus 1mencapai 4.993 dan jumlah KLB sebanyak
2
yang ada di Indonesia, Provinsi Jawa Timur selalu menjadi salah satu Provinsi
dengan jumlah kasus campak tertinggi. Kasus tertinggi terjadi pada tahun
2014 tercatat sebanyak 1.429 kasus campak dengan total KLB sebanyak 47
Walaupun jumlah kasus campak pada tahun 2015 dan 2016 tidak sebanyak
pada tahun 2014, namun adanya kasus campak selalu diikuti dengan adanya
KLB.
Berdasarkan Data yang ditunjukkan oleh Dinas Kesehatan Kabupaten
469 kasus dan 11 KLB, selanjutnya pada tahun 2015 terjadi penurunan
dengan jumlah kasus 103, namun jumlah KLB meningkat menjadi 25 kali.
Pada Tahun 2016 terjadi peningkatan kasus tiga kali lipat dibandingkan tahun
sebelumnya yaitu sebesar 353 kasus yang tersebar di 109 desa di Kabupaten
Bangkalan dengan 20 kali KLB. Jumlah kasus dan KLB di tahun 2016
Data kasus campak 3 tahun terakhir juga menunjukkan bahwa setiap tahun
tertinggi pada tahun 2016 terjadi di Puskesmas Tragah. Yaitu 54 kasus dan 2
kali mengalami KLB campak. KLB campak terjadi di Desa Pamorah dan Desa
komunitas adalah keadaan seorang individu yang tidak imun terhadap suatu
pada penyakit yang ditularkan antar manusia seperti campak, cacar air dan
KLB merupakan suatu ancaman dan masalah yang serius bagi suatu
pada hubungan politik yang terjadi akibat penyebaran penyakit lintas negara.
mengenai kesehatan, status gizi dan keadaan cakupan imunisasi campak juga
Menurut Depkes (2012) komplikasi campak sering terjadi pada anak usia
<5 tahun dan penderita dewasa usia > 20 tahun. Komplikasi campak pada
menjadi lebih berat atau fatal. Anak yang mengalami campak kemungkinan
akan mengalami kecacatan seumur hidup seperti kebutaan, ketulian dan dapat
hingga ratusan juta. Hal ini menunjukkan bahwa KLB campak yang terjadi di
5
kerugian sosial ekonomi. Alasan inilah yang mendasari penulis tertarik untuk
pada bayi dan anak sekolah (BIAS) di wilayah kerja Puskesmas Tragah
imun terhadap imunisasi campak dipengaruhi oleh faktor host/ pejamu dan
faktor eksternal. Faktor dari pejamu meliputi: umur saat imunisasi, adanya
antibodi maternal, status gizi, faktor genetik dan adanya penyakit yang
diderita. Faktor dari luar dipengaruhi oleh kualitas dan kuantitas vaksin,
2. Status Gizi
Anak dengan gizi kurang biasanya lebih mudah terserang penyakit
orang status gizi kurang berisiko 3 kali lebih besar untuk menderita
campak dibandingkan dengan orang dengan status gizi baik. Anak dengan
status gizi buruk mengeluarkan sekresi virus campak dalam waktu yang
lebih lama dibandinghkan dengan anak yang status gizinya baik. Hal ini
7
penderita Anak yang tinggal dirumah yang padat hunian akan berpeluang
menderita campak 2,9 kali daripada anak yang tinggal di rumah tidak
infeksi seperti infeksi saluran pernapasan akut, campak, cacar air, diare,
8
dan infeksi lainnya, karena adanya daya tahan anak tersebut menurun.
lengkapnya status imunisasi bayi antara lain adalah :factor jarak rumah
ketempat pelayanan imunisasi. Dengan jarak yang tidak terlalu jauh dari
imunisasi.
dan Prayogo (2009) yang menyebutkan bahwa tidak ada hubungan antara
bayi dan balita, hal ini dikarenakan ada kecenderungan tempat tinggal
pada usia <9 bulan atau ≥9 bulan tidak berpengaruh terhadap munculnya
KLB campak. Hasil penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian khotimah
(2008) dengan judul hubungan antara usia, status gizi dan status imunisasi
di Kabupaten Lebak.
8. Efikasi vaksin
Efikasi vaksin adalah suatu ukuran perbandingan rata-rata penyakit
nak-anak yang mendapatkan imunisasi pada usia 12-14 bulan (Dales dkk.,
1993).
Perhitungan efikasi vaksin di Kabupaten Bangkalan belum tentu
yang paling penting adalah validitas data cakupan imunisasi. Hasil Riset
mencapai 94%.
sudah ada. Oleh sebab itu, perlu peran aktif kader atau petugas desa siaga
atau petugas desa siaga atau petugas kesehatan terdekat. Kasus campak
yang dilaporkan oleh kader/ petugas desa siaga harus dikonfirmasi oleh
harus memastikan bahwa setiap kasus campak yang ditemukan, baik yang
berasal dari dalam maupun dari luar wilayah kerja, telah dicatat dalam
cukup.
1.3 Batasan Masalah
Berdasarkan identifikasi masalah, maka peneliti membatasi masalah
penelitian ini pada faktor status gizi, status imunisasi, padatan hunian dan
2. TujuanKhusus
1) Menganalisis pengaruh status gizi responden terhadap kejadian campak di
d. Bagi Masyarakat
14
dapat di cegah.