Anda di halaman 1dari 4

NAMA : DEUIS FITRIANI

NIM : 176020300111001

1. Judul: Pengaruh Nilai Kultur Individualis-Kolektivis terhadap Gaya Resolusi Konflik


Auditor
Penulis: Ahmad Dahlan, S2 Akuntansi UB
Jenis: Tesis
Relasi Antara Sosiologi dengan Akuntansi:
a. Penghargaan sosial terhadap perbedaan budaya menjadi prioritas tinggi, dimana
penelitian terhadap variasi lintas budaya ini telah menemukan bahwa masyarakat dari
budaya berbeda secara statistik signifikan menggunakan strategi resolusi konflik yang
berbeda.
b. Profesi auditor seringkali dihadapkan dengan konflik kepentingan yang berbeda di satu
sisi harus mempertankan kredibilitas dan etika profesi namun di sisi lain terdapat
tekanan dalam pemenuhan kepentingan dan kepuasan klien.
c. Kepekaan seorang professional terhadap masalah etika dalam profesinya sangat
dipengaruhi oleh lingkungan budaya atau masyarakat tempat ia bekerja serta
pengalaman pribadinya. Sikap masyarakat yang pasif, sistem pengawasan yang lemah
dari organisasi profesi auditor terhadap anggotanya, kerjasama yang tidak sehat antara
auditor dengan klien serta pendidikan akuntansi turut mempengaruhi perilaku etika
auditor.
d. Penelitian ini bertujuan untuk menguji preferensi pemilihan conflict-handling style
auditor dalam setting kultur tertentu dalam sebuah negara atau organisasi. Untuk
mayoritas negara di Eropa seperti Amerika Serikat, Inggris, Kanada dan Belanda
cenderung mempunyai kultur individualis. Sedangkan negara di Asia termasuk
Indonesia cenderung lebih mempunyai kultur kolektivis.

2. Judul: Praktik Akuntansi Imbalan Kerja dan Implikasinya terhadap Keadilan Pengupahan
Penulis: Nurhayati, S2 Akuntansi UB
Jenis: Tesis
Relasi Antara Sosiologi dengan Akuntansi:
a. Dalam penelitian ini, tidak terdapat perjanjian kerja tertulis antara buruh dan pemilik
perusahaan seperti yang tertuang dalam PSAK No. 24 Tahun 2004 serta Undang-
Undang Ketenagakerjaan No. 13 Tahun 2003 melainkan perjanjian kerja dilakukan
dengan kesepakatan secara lisan termasuk di dalamnya jumlah gaji dan upah yang akan
dibayarkan.
b. Munculnya ketidakadilan yang dirasakan oleh para buruh dalam memperjuangkan
nasibnya akan upah disebabkan para buruh masih terbelenggu dengan budaya
patrimonial yang umumnya dianut oleh kaum marjinal.
c. Tujuan dari penelitian ini diharapkan mampu mengubah moral atas tindakan dalam
akuntansi terutama dalam hal imbalan kerja sehingga tercapainya kesadaran untuk
selalu bertindak dan berperilaku etis pada setiap pengambilan kebijakan dalam
pemberian pengupahan kepada buruhnya.
d. Akuntan sebagai bagian dari masyarakat sosial perlu untuk membawa isu etika tersebut
dalam perusahaan sehingga tercapainya pengelolaan sumber daya manusia ke arah yang
lebih baik. Manajemen harus lebih peka dalam memperlakukan karyawannya terutama
dalam hal pemberian imbalan kerja karena ini merupakan cara yang relevan bagi
perusahaan untuk menghargai sumber daya manusianya yang telah memberikan profit
bagi perusahaan.

3. Judul: Analisa Kritis terhadap Praktek Akuntansi Kreatif dalam Konteks Budaya
Organisasi PT. Bumi dan Pandangan Islam (Khususnya Ajaran Amanah) dalam Menyikapi
Praktek Tersebut
Penulis: Widarto, S2 Akuntansi UB
Jenis: Tesis
Relasi Antara Sosiologi dengan Akuntansi:
a. Perkembangan ilmu akuntansi telah mengalami pergeseran kepentingan, dimana semula
ditujukan untuk kepentingan publik berubah menjadi mengorbankan kepentingan
publik hal ini disebabkan kurangnya memperhatikan lingkungan sosial serta target
perusahaan yang mengedepankan pencapaian laba maksimal sehingga tanpa disadari
secara psikologis ia akan menstimulus timbulnya perilaku egoistik.
b. Kompleksitas kepentingan yang terdapat dalam suatu organisasi bisnis ditandai dengan
munculnya berbagai macam kontrak, hal ini berpengaruh dalam proses akuntansi
dimana terdapat dimensi politis dari pihak-pihak yang berkepentingan dan mempunyai
kekuatan untuk menggunakan pengaruhnya ke dalam organisasi tersebut sehingga
dalam praktek akuntansinya telah memunculkan akuntansi kreatif yang tidak hanya
dipahami oleh para akuntan melainkan dimanfaatkan oleh pihak-pihak yang
berkepentingan seperti manajer, pemerintah, asosiasi industri dan sebagainya.
Akuntansi kreatif merupakan praktek akuntansi yang dianggap buruk karena cenderung
mereduksi reliabilitas informasi sehingga memunculkan asimetri informasi.
c. Dalam konteks syariah, diharapkan seorang pemimpin perusahaan memegang teguh
amanah yang diberikan oleh stakeholder dengan menerbitkan laporan keuangan sesuai
dengan standar yang sudah ada. Serta bertindak secara etis dengan didasarkan pada
sejumlah prinsip umum yaitu amanah, mishdaqiah, diqqah, tauqit, adil dan netral serta
tibyan.

4. Judul: Hubungan Keagenan Pemerintahan Daerah Dalam Konteks Anggaran: Sebuah


Agenda Rekonstruksi
Penulis: Ratna Ayu Damayanti, S3 Akuntansi UB
Jenis: Disertasi
Relasi Antara Sosiologi dengan Akuntansi:
a. Dalam penelitian ini membahas hubungan perilaku keagenan antara eksekutif dan
legislatif dalam konteks anggaran dengan menggali kearifan budaya lokal masyarakat
selama tiga periode yaitu era orde baru, reformasi, dan pasca eforia reformasi guna
mendapatkan logosentrisme yang mendasari hubungan antara eksekutif dan legislatif
dalam konteks anggaran. Hal ini dikarenakan muncul ketidakserasian interaksi
hubungan di antara aktor anggaran publik serta belum tersedia sebuah konsep nyata
(teori) yang mewadahi model hubungan keagenan di sektor pemerintahan.
b. Perilaku oportunistik menimbulkan perbedaan kepentingan dalam hubungan prajuru
desa (eksekutif) dan sabha desa (legislatif). Pada penelitian ini, perbedaan tersebut
diatasi dengan nilai-nilai kearifan lokal pemerintahan desa adat Bali dengan harapan
agar terciptanya hubungan keagenan baru yang lebih humanis dan holistic dalam
pembuatan kebijakan anggaran.
c. Perilaku oportunistik yang dilakukan oleh eksekutif maupun legislatif terlihat ketika
membuat kebijakan anggaran yang tidak berdasarkan pada pertimbangan keseluruhan
alternative dan kepentingan publik, tetapi bersumber dari motivasi pribadi.

5. Judul: Analisis Kepatuhan Wajib Pajak: Tinjauan Berdasarkan Teori Perilaku Terencana
dan Teori Psikologi Fiskal dengan Orientasi Ketidakpastian dan Orientasi Religiusitas
sebagai Variabel Moderasi
Penulis: Theresia Woro Damayanti, S3 Akuntansi UB
Jenis: Disertasi
Relasi Antara Sosiologi dengan Akuntansi:
a. Perpajakan memiliki peranan penting dalam penerimaan Negara, sebab lebih dari 70%
penerimaan Negara bersumber dari penerimaan pajak. Namun, dari tahun ke tahun
cenderung tidak mencapai target dari APBN yang telah ditetapkan. Karena Indonesia
menganut sistem self assessment maka perlu adanya peningkatan kepatuhan perpajakan
bagi wajib pajak. Dalam sistem self assessment wajib pajak dituntut untuk berperilaku
tanggungjawab dan memastikan kewajibannya telah terpenuhi.
b. Pendekatan yang dilakukan dalam hal memunculkan kesadaran akan kepatuhan wajib
pajak semula hanya berdasarkan pendekatan ekonomi, kemudian bergeser ke
pendekatan psikologis sosial, untuk mempertimbangkan faktor-faktor non ekonomi
yang dipandang memberikan pemahaman yang lebih baik tentang perilaku wajib pajak.
c. Pendekatan psikologis sosial berasumsi bahwa seorang individu tidaklah mandiri, egois
dan hanya memaksimalkan utilitas tetapi mereka juga berinteraksi dengan manusia lain
sesuai dengan sikap, keyakinan, norma, dan peran (teori perilaku terencana) dimana
seseorang akan melakukan suatu perbuatan tertentu apabila ia memandang perbuatan
tersebut positif. Kaitannya dengan perpajakan teori ini dapat mempengaruhi niat wajib
pajka untuk patuh.
d. Selain melalui teori perilaku terencana, perlu juga adanya interaksi timbal balik yang
jelas antara wajib pajak dan otoritas pajak sehingga wajib pajak termotivasi untuk
membayar pajak (teori psikologi fiskal). Dalam teori psikologi fiskal menekakan
hilangnya motivasi wajib pajak dalam membayar pajak karena tidak ada keuntungan
nyata dari manfaat pembayaran pajak.
e. Dengan diterapkannya teori-teori di atas bukan berarti tanpa disertai kelemahan, oleh
karena itu dalam rangka mengatasi kelemahan dari teori tersebut maka perlu adanya
asumsi orientasi ketidakpastian dalam memprediksi perilaku kepatuhan pajak, sebab
wajib pajak yang patuh belum tentu terbebas dari sanksi (bunga, denda maupun
pemeriksaan) begitupun sebaliknya. Selain orientasi ketidakpastian juga muncul
orientasi religiusitas yang dapat mempengaruhi perilaku kepatuhan wajib pajak,
dikarenakan dalam religiusitas seseorang memiliki keyakinan untuk mentaati peraturan
sesuai dengan apa yang ada dalam keyakinan agamanya.

Anda mungkin juga menyukai

  • Surat Pengganti Kartu Peserta Sementara
    Surat Pengganti Kartu Peserta Sementara
    Dokumen1 halaman
    Surat Pengganti Kartu Peserta Sementara
    Fitriani Deuis
    Belum ada peringkat
  • Akuntansi Keuangan
    Akuntansi Keuangan
    Dokumen11 halaman
    Akuntansi Keuangan
    Fitriani Deuis
    Belum ada peringkat
  • Ch6 7
    Ch6 7
    Dokumen15 halaman
    Ch6 7
    Fitriani Deuis
    Belum ada peringkat
  • CH 3
    CH 3
    Dokumen10 halaman
    CH 3
    Fitriani Deuis
    Belum ada peringkat
  • CH 4
    CH 4
    Dokumen62 halaman
    CH 4
    Fitriani Deuis
    Belum ada peringkat
  • Find
    Find
    Dokumen12 halaman
    Find
    Fitriani Deuis
    Belum ada peringkat
  • Seminar TA
    Seminar TA
    Dokumen94 halaman
    Seminar TA
    Fitriani Deuis
    Belum ada peringkat
  • Resume
    Resume
    Dokumen8 halaman
    Resume
    Fitriani Deuis
    Belum ada peringkat