NIM : 176020300111001
2. Judul: Praktik Akuntansi Imbalan Kerja dan Implikasinya terhadap Keadilan Pengupahan
Penulis: Nurhayati, S2 Akuntansi UB
Jenis: Tesis
Relasi Antara Sosiologi dengan Akuntansi:
a. Dalam penelitian ini, tidak terdapat perjanjian kerja tertulis antara buruh dan pemilik
perusahaan seperti yang tertuang dalam PSAK No. 24 Tahun 2004 serta Undang-
Undang Ketenagakerjaan No. 13 Tahun 2003 melainkan perjanjian kerja dilakukan
dengan kesepakatan secara lisan termasuk di dalamnya jumlah gaji dan upah yang akan
dibayarkan.
b. Munculnya ketidakadilan yang dirasakan oleh para buruh dalam memperjuangkan
nasibnya akan upah disebabkan para buruh masih terbelenggu dengan budaya
patrimonial yang umumnya dianut oleh kaum marjinal.
c. Tujuan dari penelitian ini diharapkan mampu mengubah moral atas tindakan dalam
akuntansi terutama dalam hal imbalan kerja sehingga tercapainya kesadaran untuk
selalu bertindak dan berperilaku etis pada setiap pengambilan kebijakan dalam
pemberian pengupahan kepada buruhnya.
d. Akuntan sebagai bagian dari masyarakat sosial perlu untuk membawa isu etika tersebut
dalam perusahaan sehingga tercapainya pengelolaan sumber daya manusia ke arah yang
lebih baik. Manajemen harus lebih peka dalam memperlakukan karyawannya terutama
dalam hal pemberian imbalan kerja karena ini merupakan cara yang relevan bagi
perusahaan untuk menghargai sumber daya manusianya yang telah memberikan profit
bagi perusahaan.
3. Judul: Analisa Kritis terhadap Praktek Akuntansi Kreatif dalam Konteks Budaya
Organisasi PT. Bumi dan Pandangan Islam (Khususnya Ajaran Amanah) dalam Menyikapi
Praktek Tersebut
Penulis: Widarto, S2 Akuntansi UB
Jenis: Tesis
Relasi Antara Sosiologi dengan Akuntansi:
a. Perkembangan ilmu akuntansi telah mengalami pergeseran kepentingan, dimana semula
ditujukan untuk kepentingan publik berubah menjadi mengorbankan kepentingan
publik hal ini disebabkan kurangnya memperhatikan lingkungan sosial serta target
perusahaan yang mengedepankan pencapaian laba maksimal sehingga tanpa disadari
secara psikologis ia akan menstimulus timbulnya perilaku egoistik.
b. Kompleksitas kepentingan yang terdapat dalam suatu organisasi bisnis ditandai dengan
munculnya berbagai macam kontrak, hal ini berpengaruh dalam proses akuntansi
dimana terdapat dimensi politis dari pihak-pihak yang berkepentingan dan mempunyai
kekuatan untuk menggunakan pengaruhnya ke dalam organisasi tersebut sehingga
dalam praktek akuntansinya telah memunculkan akuntansi kreatif yang tidak hanya
dipahami oleh para akuntan melainkan dimanfaatkan oleh pihak-pihak yang
berkepentingan seperti manajer, pemerintah, asosiasi industri dan sebagainya.
Akuntansi kreatif merupakan praktek akuntansi yang dianggap buruk karena cenderung
mereduksi reliabilitas informasi sehingga memunculkan asimetri informasi.
c. Dalam konteks syariah, diharapkan seorang pemimpin perusahaan memegang teguh
amanah yang diberikan oleh stakeholder dengan menerbitkan laporan keuangan sesuai
dengan standar yang sudah ada. Serta bertindak secara etis dengan didasarkan pada
sejumlah prinsip umum yaitu amanah, mishdaqiah, diqqah, tauqit, adil dan netral serta
tibyan.
5. Judul: Analisis Kepatuhan Wajib Pajak: Tinjauan Berdasarkan Teori Perilaku Terencana
dan Teori Psikologi Fiskal dengan Orientasi Ketidakpastian dan Orientasi Religiusitas
sebagai Variabel Moderasi
Penulis: Theresia Woro Damayanti, S3 Akuntansi UB
Jenis: Disertasi
Relasi Antara Sosiologi dengan Akuntansi:
a. Perpajakan memiliki peranan penting dalam penerimaan Negara, sebab lebih dari 70%
penerimaan Negara bersumber dari penerimaan pajak. Namun, dari tahun ke tahun
cenderung tidak mencapai target dari APBN yang telah ditetapkan. Karena Indonesia
menganut sistem self assessment maka perlu adanya peningkatan kepatuhan perpajakan
bagi wajib pajak. Dalam sistem self assessment wajib pajak dituntut untuk berperilaku
tanggungjawab dan memastikan kewajibannya telah terpenuhi.
b. Pendekatan yang dilakukan dalam hal memunculkan kesadaran akan kepatuhan wajib
pajak semula hanya berdasarkan pendekatan ekonomi, kemudian bergeser ke
pendekatan psikologis sosial, untuk mempertimbangkan faktor-faktor non ekonomi
yang dipandang memberikan pemahaman yang lebih baik tentang perilaku wajib pajak.
c. Pendekatan psikologis sosial berasumsi bahwa seorang individu tidaklah mandiri, egois
dan hanya memaksimalkan utilitas tetapi mereka juga berinteraksi dengan manusia lain
sesuai dengan sikap, keyakinan, norma, dan peran (teori perilaku terencana) dimana
seseorang akan melakukan suatu perbuatan tertentu apabila ia memandang perbuatan
tersebut positif. Kaitannya dengan perpajakan teori ini dapat mempengaruhi niat wajib
pajka untuk patuh.
d. Selain melalui teori perilaku terencana, perlu juga adanya interaksi timbal balik yang
jelas antara wajib pajak dan otoritas pajak sehingga wajib pajak termotivasi untuk
membayar pajak (teori psikologi fiskal). Dalam teori psikologi fiskal menekakan
hilangnya motivasi wajib pajak dalam membayar pajak karena tidak ada keuntungan
nyata dari manfaat pembayaran pajak.
e. Dengan diterapkannya teori-teori di atas bukan berarti tanpa disertai kelemahan, oleh
karena itu dalam rangka mengatasi kelemahan dari teori tersebut maka perlu adanya
asumsi orientasi ketidakpastian dalam memprediksi perilaku kepatuhan pajak, sebab
wajib pajak yang patuh belum tentu terbebas dari sanksi (bunga, denda maupun
pemeriksaan) begitupun sebaliknya. Selain orientasi ketidakpastian juga muncul
orientasi religiusitas yang dapat mempengaruhi perilaku kepatuhan wajib pajak,
dikarenakan dalam religiusitas seseorang memiliki keyakinan untuk mentaati peraturan
sesuai dengan apa yang ada dalam keyakinan agamanya.