Anda di halaman 1dari 19

LAPORAN PENDAHULUAN

I. Konsep Penyakit
A. Definisi
Kata arthritis berasal dari dua kata Yunani. Pertama, arthron, yang
berarti sendi. Kedua, itis yang berarti peradangan. Secara harfiah, arthritis berarti
radang sendi. Sedangkan Reumatoid arthritis adalah suatu penyakit autoimun
dimana persendian (biasanya sendi tangan dan kaki) mengalami peradangan,
sehingga terjadi pembengkakan, nyeri dan seringkali akhirnya menyebabkan
kerusakan bagian dalam sendi (Gordon, 2002)
Reumatoid Artritis merupakan suatu penyakit inflamasi sistemik kronik
yang manifestasi utamanya adalah poliartritis yang progresif, akan tetapi penyakit
ini juga melibatkan seluruh organ tubuh (Hidayat, 2006).
Artritis Reumatoid adalah penyakit autoimun sistemik kronis yang tidak
diketahui penyebabnya dikarekteristikan dengan reaksi inflamasi dalam
membrane sinovial yang mengarah pada destruksi kartilago sendi dan deformitas
lebih lanjut (Susan Martin Tucker, 2003).
Reumatik adalah gangguan berupa kekakuan, pembengkakan, nyeri dan
kemerahan pada daerah persendian dan jaringan sekitarnya (Adellia, 2011).

B. Etiologi
Hingga kini penyebab Remotoid Artritis (RA) tidak diketahui, tetapi
beberapa hipotesa menunjukan bahwa RA dipengaruhi oleh faktor-faktor :

1. Mekanisme IMUN ( Antigen-Antibody) seperti interaksi antara IGC dan


faktor Reumatoid
2. Gangguan Metabolisme

1
3. Genetik
4. Faktor lain : nutrisi dan faktor lingkungan (pekerjaan dan psikososial).

Penyebab penyakit Reumatoid arthritis belum diketahui secara pasti,


namun faktor predisposisinya adalah mekanisme imunitas (antigen-antibodi),
faktor metabolik, dan infeksi virus (Suratun, Heryati, Manurung & Raenah,
2008).

Adapun Faktor risiko yang akan meningkatkan risiko terkena nya artritis
reumatoid adalah;

1. Jenis Kelamin.
Perempuan lebih mudah terkena AR daripada laki-laki. Perbandingannya
adalah 2-3:1.
2. Umur
Artritis reumatoid biasanya timbul antara umur 40 sampai 60 tahun. Namun
penyakit ini juga dapat terjadi pada dewasa tua dan anak-anak (artritis
reumatoid juvenil)
3. Riwayat Keluarga.
Apabila anggota keluarga anda ada yang menderita penyakit artritis
Reumatoid maka anda kemungkinan besar akan terkena juga.
4. Merokok.
Merokok dapat meningkatkan risiko terkena artritis rheumatoid.

C. Klasifikasi
1. Reumatoid arthritis klasik
Pada tipe ini harus terdapat 7 kriteria tanda dan gejala sendi yang harus
berlangsung terus menerus, paling sedikit dalam waktu 6 minggu.

2
2. Reumatoid arthritis deficit

Pada tipe ini harus terdapat 5 kriteria tanda dan gejala sendi yang harus
berlangsung terus menerus, paling sedikit dalam waktu 6 minggu.

3. Probable Reumatoid arthritis

Pada tipe ini harus terdapat 3 kriteria tanda dan gejala sendi yang harus
berlangsung terus menerus, paling sedikit dalam waktu 6 minggu.

4. Possible Reumatoid arthritis

Pada tipe ini harus terdapat 2 kriteria tanda dan gejala sendi yang harus
berlangsung terus menerus, paling sedikit dalam waktu 3 bulan.

Jika ditinjau dari stadium penyakit, terdapat tiga stadium yaitu :

1. Stadium sinovitis

Pada stadium ini terjadi perubahan dini pada jaringan sinovial yang ditandai
hiperemi, edema karena kongesti, nyeri pada saat bergerak maupun istirahat,
bengkak dan kekakuan.

2. Stadium destruksi

Pada stadium ini selain terjadi kerusakan pada jaringan sinovial terjadi juga
pada jaringan sekitarnya yang ditandai adanya kontraksi tendon.

3. Stadium deformitas

Pada stadium ini terjadi perubahan secara progresif dan berulang kali,
deformitas dan gangguan fungsi secara menetap.

3
D. Patofisiologi
Pada Reumatoid arthritis, reaksi autoimun (yang dijelaskan sebelumnya)
terutama terjadi dalam jaringan sinovial. Proses fagositosis menghasilkan enzim-
enzim dalam sendi. Enzim-enzim tersebut akan memecah kolagen sehingga
terjadi edema, proliferasi membran sinovial dan akhirnya pembentukan pannus.
Pannus akan menghancurkan tulang rawan dan menimbulkan erosi tulang.
Akibatnya adalah menghilangnya permukaan sendi yang akan mengganggu gerak
sendi. Otot akan turut terkena karena serabut otot akan mengalami perubahan
degeneratif dengan menghilangnya elastisitas otot dan kekuatan kontraksi otot
(Smeltzer & Bare, 2002).
Inflamasi mula-mula mengenai sendi-sendi sinovial seperti edema,
kongesti vaskular, eksudat febrin dan infiltrasi selular. Peradangan yang
berkelanjutan, sinovial menjadi menebal, terutama pada sendi artikular kartilago
dari sendi. Pada persendian ini granulasi membentuk pannus, atau penutup yang
menutupi kartilago. Pannus masuk ke tulang sub chondria. Jaringan granulasi
menguat karena radang menimbulkan gangguan pada nutrisi kartilago artikuer.
Kartilago menjadi nekrosis.
Tingkat erosi dari kartilago menentukan tingkat ketidakmampuan sendi.
Bila kerusakan kartilago sangat luas maka terjadi adhesi diantara permukaan
sendi, karena jaringan fibrosa atau tulang bersatu (ankilosis). Kerusakan kartilago
dan tulang menyebabkan tendon dan ligamen jadi lemah dan bisa menimbulkan
subluksasi atau dislokasi dari persendian. Invasi dari tulang sub chondrial bisa
menyebkan osteoporosis setempat.
Lamanya Reumatoid arthritis berbeda pada setiap orang ditandai dengan
adanya masa serangan dan tidak adanya serangan. Sementara ada orang yang
sembuh dari serangan pertama dan selanjutnya tidak terserang lagi. Namun pada
sebagian kecil individu terjadi progresif yang cepat ditandai dengan kerusakan
sendi yang terus menerus dan terjadi vaskulitis yang difus (Long, 1996).

4
E. Manifestasi Klinis
Pasien-pasien dengan RA akan menunjukan tanda dan gejala seperti :

1. Nyeri persendian
2. Bengkak (Reumatoid nodule)
3. Kekakuan pada sendi terutama setelah bangun tidur pada pagi hari
4. Terbatasnya pergerakan
5. Sendi-sendi terasa panas
6. Demam (pireksia)
7. Anemia
8. Berat badan menurun
9. Kekuatan berkurang
10. Tampak warna kemerahan di sekitar sendi
11. Perubahan ukuran pada sendi dari ukuran normal
12. Pasien tampak anemik

F. Komplikasi
1. Dapat menimbulkan perubahan pada jaringan lain seperti adanya
prosesgranulasi di bawah kulit yang disebut subcutan nodule.
2. Pada otot dapat terjadi myosis, yaitu proses granulasi jaringan otot.
3. Pada pembuluh darah terjadi tromboemboli.
Tromboemboli adalah adanya sumbatan pada pembuluh darah yang
disebabkan oleh adanya darah yang membeku.
4. Terjadi splenomegali.
Splenomegali merupakan pembesaran limfa,jika limfa membesar
kemampuannya untuk menyebabkan berkurangnya jumlah sel darah putih dan
trombosit dalam sirkulasi menangkap dan menyimpan sel-sel darah akan
meningkat.

5
G. Pemeriksaan Penunjang
1. Tes serologi : Sedimentasi eritrosit meningkat, Darah bisa terjadi anemia dan
leukositosis, Reumatoid faktor, terjadi 50-90% penderita.
2. Sinar X dari sendi yang sakit : menunjukkan pembengkakan pada jaringan
lunak, erosi sendi, dan osteoporosis dari tulang yang berdekatan ( perubahan
awal ) berkembang menjadi formasi kista tulang, memperkecil jarak sendi dan
subluksasio. Perubahan osteoartristik yang terjadi secara bersamaan.
3. Scan radionuklida :mengidentifikasi peradangan sinovium.
4. Artroskopi Langsung : Visualisasi dari area yang menunjukkan irregularitas/
degenerasi tulang pada sendi.
5. Aspirasi cairan sinovial : mungkin menunjukkan volume yang lebih besar dari
normal: buram, berkabut, munculnya warna kuning ( respon inflamasi,
produk-produk pembuangan degeneratif ); elevasi SDP dan lekosit, penurunan
viskositas dan komplemen ( C3 dan C4 ).
6. Biopsi membran sinovial: menunjukkan perubahan inflamasi dan
perkembangan panas.
7. Pemeriksaan cairan sendi melalui biopsi, FNA (Fine Needle Aspiration) atau
atroskopi; cairan sendi terlihat keruh karena mengandung banyak leukosit dan
kurang kental dibanding cairan sendi yang normal.

H. Penatalaksanaan
Tujuan utama terapi adalah:

1. Meringankan rasa nyeri dan peradangan


2. memperatahankan fungsi sendi dan kapasitas fungsional maksimal penderita.
3. Mencegah atau memperbaiki deformitas

6
Program terapi dasar terdiri dari lima komponen dibawah ini yang merupakan
sarana pembantu untuk mecapai tujuan-tujuan tersebut yaitu:

1. Istirahat
2. Latihan fisik
3. Panas
4. Pengobatan
5. Aspirin (anti nyeri)dosis antara 8 s.d 25 tablet perhari, kadar salisilat serum
yang diharapakan adalah 20-25 mg per 100 ml
6. Natrium kolin dan asetamenofen à meningkatkan toleransi saluran cerna
terhadap terapi obat
7. Obat anti malaria (hidroksiklorokuin, klorokuin) dosis 200 – 600 mg/hari à
mengatasi keluhan sendi, memiliki efek steroid sparing sehingga menurunkan
kebutuhan steroid yang diperlukan.
8. Garam emas
9. Kortikosteroid
10. Nutrisi diet untuk penurunan berat badan yang berlebih

Bila Reumatoid artritis progresif dan, menyebabkan kerusakan sendi,


pembedahan dilakukan untuk mengurangi rasa nyeri dan memperbaiki fungsi.
Pembedahan dan indikasinya sebagai berikut:

1. Sinovektomi, untuk mencegah artritis pada sendi tertentu, untuk


mempertahankan fungsi sendi dan untuk mencegah timbulnya kembali
inflamasi.
2. Arthrotomi, yaitu dengan membuka persendian.
3. Arthrodesis, sering dilaksanakan pada lutut, tumit dan pergelangan tangan.
4. Arthroplasty, pembedahan dengan cara membuat kembali dataran pada
persendian.

7
II. Konsep Asuhan Keperawatan
A. Pengkajian
1. Pemeriksaan Fisik
a. Inspeksi dan palpasi persendian untuk masing-masing sisi (bilateral),
amati warna kulit, ukuran, lembut tidaknya kulit, dan pembengkakan.
b. Lakukan pengukuran passive range of mation pada sendi-sendi synovial
1) Catat bila ada deviasi (keterbatasan gerak sendi)
2) Catat bila ada krepitasi
3) Catat bila terjadi nyeri saat sendi digerakkan
c. Lakukan inspeksi dan palpasi otot-otot skelet secara bilateral
1) Catat bia ada atrofi, tonus yang berkurang
2) Ukur kekuatan otot
d. Kaji tingkat nyeri, derajat dan mulainya
e. Kaji aktivitas/kegiatan sehari-hari
2. Riwayat Psiko Sosial
Pasien dengan RA mungkin merasakan adanya kecemasan yang
cukup tinggi apalagi pad pasien yang mengalami deformitas pada sendi-sendi
karean ia merasakan adanya kelemahan-kelemahan pada dirinya dan
merasakan kegiatan sehari-hari menjadi berubah. Perawat dapat melakukan
pengkajian terhadap konsep diri klien khususnya aspek body image dan harga
diri klien.
Data dasar pengkajian pasien tergantung pada keparahan dan
keterlibatan organ-organ lainnya ( misalnya mata, jantung, paru-paru, ginjal ),
tahapan misalnya eksaserbasi akut atau remisi dan keberadaaan bersama
bentuk-bentuk arthritis lainnya. Pengkajian 11 Pola Gordon
a. Pola Persepsi Kesehatan- Pemeliharaan Kesehatan
1) Apakah pernah mengalami sakit pada sendi-sendi?
2) Riwayat penyakit yang pernah diderita sebelumnya?
3) Riwayat keluarga dengan RA

8
4) Riwayat keluarga dengan penyakit autoimun
5) Riwayat infeksi virus, bakteri, parasit dll
b. Pola Nutrisi Metabolik
1) Jenis, frekuensi, jumlah makanan yang dikonsumsi (makanan yang
banyak mengandung pospor(zat kapur), vitamin dan protein)
2) Riwayat gangguan metabolic
c. Pola Eliminasi
Adakah gangguan pada saat BAB dan BAK?
d. Pola Aktivitas dan Latihan
1) Kebiasaan aktivitas sehari-hari sebelum dan sesudah sakit
2) Jenis aktivitas yang dilakukan
3) Rasa sakit/nyeri pada saat melakukan aktivitas
4) Tidak mampu melakukan aktifitas berat
e. Pola Istirahat dan Tidur
1) Apakah ada gangguan tidur?
2) Kebiasaan tidur sehari
3) Terjadi kekakuan selama 1/2-1 jam setelah bangun tidur
4) Adakah rasa nyeri pada saat istirahat dan tidur?
f. Pola Persepsi Kognitif
Adakah nyeri sendi saat digerakan atau istirahat?
g. Pola Persepsi dan Konsep Diri
1) Adakah perubahan pada bentuk tubuh (deformitas/kaku sendi)?
2) Apakah pasien merasa malu dan minder dengan penyakitnya?
h. Pola Peran dan Hubungan dengan Sesama
1) Bagaimana hubungan dengan keluarga?
2) Apakah ada perubahan peran pada klien?
i. Pola Reproduksi Seksualitas
Adakah gangguan seksualitas?

9
j. Pola Mekanisme Koping dan Toleransi terhadap Stress
Adakah perasaan takut, cemas akan penyakit yang diderita?
k. Pola Sistem Kepercayaan
1) Agama yang dianut?
2) Adakah gangguan beribadah?
3) Apakah klien menyerahkan sepenuhnya penyakitnya kepada Tuhan

B. Diagnosa Keperawatan
1. Nyeri berhubungan dengan agen pencedera, distensi jaringan oleh
akumulasi cairan/ proses inflamasi, destruksi sendi.
2. Gangguan mobilitas fisik berhubungan dengan deformitas skeletal, nyeri,
penurunan, kekuatan otot.
3. Gangguan Citra Tubuh / Perubahan Penampilan Peran berhubungan
dengan perubahan kemampuan untuk melaksanakan tugas-tugas umum,
peningkatan penggunaan energi, ketidakseimbangan mobilitas.
4. Defisit perawatan diri berhubungan dengan kerusakan musculoskeletal,
penurunan kekuatan, daya tahan, nyeri pada waktu bergerak, depresi
5. Kebutuhan pembelajaran mengenai penyakit, prognosis, dan kebutuhan
pengobatan berhubungan dengan kurangnya pemajanan/ mengingat,
kesalahan interpretasi informasi.

LAPORAN PENDAHULUAN ARTRITIS REUMATOID

10
C. Intervensi Keperawatan

DIAGNOSA
TUJUAN INTERVENSI RASIONAL
KEPERAWATAN
Nyeri berhubungan Setelah dilakukan Kaji keluhan nyeri, Membantu dalam
dengan agen tindakan keperawatan catat lokasi dan menentukan kebutuhan
pencedera, distensi selama 3x24 jam intensitas (skala 0-10). manajemen nyeri dan
jaringan oleh diharapkan tidak ada Catat faktor-faktor keefektifan program
akumulasi cairan/ Keluhan nyeri, yang mempercepat dan
proses inflamasi, dengan kriteria : tanda-tanda rasa sakit
destruksi sendi. Menunjukkan nyeri non verbal
hilang/ terkontrol Berikan matras/ Matras yang lembut/
Terlihat rileks, dapat kasur keras, bantal empuk, bantal yang
tidur/beristirahat dan kecil,. Tinggikan linen besar akan mencegah
berpartisipasi dalam tempat tidur sesuai pemeliharaan
aktivitas sesuai kebutuhan
kemampuan. Tempatkan/ pantau Kesejajaran tubuh yang
Mengikuti program penggunaan bantal, tepat, menempatkan
farmakologis yang karung pasir, gulungan stress pada sendi yang
diresepkan trokhanter, bebat, sakit. Peninggian linen
Menggabungkan brace. tempat tidur
keterampilan menurunkan tekanan
relaksasi dan aktivitas pada sendi yang
hiburan ke dalam terinflamasi/nyeri
program kontrol Dorong untuk sering Mengistirahatkan
nyeri. mengubah posisi,. sendi-sendi yang sakit
dan mempertahankan
posisi netral.

11
Penggunaan brace dapat
menurunkan nyeri dan
dapat mengurangi
kerusakan pada sendi
Bantu untuk bergerak Mencegah terjadinya
di tempat tidur, sokong kelelahan umum dan
sendi yang sakit di atas kekakuan sendi.
dan bawah, hindari Menstabilkan sendi,
gerakan yang mengurangi gerakan/
menyentak. rasa sakit pada sendi
Anjurkan pasien Panas meningkatkan
untuk mandi air hangat relaksasi otot, dan
atau mandi pancuran mobilitas, menurunkan
pada waktu bangun rasa sakit dan
dan/atau pada waktu melepaskan kekakuan di
tidur. Sediakan waslap pagi hari. Sensitivitas
hangat untuk pada panas dapat
mengompres sendi- dihilangkan dan luka
sendi yang sakit dermal dapat
beberapa kali sehari. disembuhkan
Pantau suhu air
kompres, air mandi,
dan sebagainya.
Berikan masase yang Meningkatkan relaksasi/
lembut mengurangi nyeri
Ajarkan teknik non Meningkatkan
farmakologi (relaksasi, realaksasi, mengurangi
distraksi, relaksasi tegangan otot/ spasme,

12
progresif) memudahkan untuk ikut
serta dalam terapi
Kolaborasi: Berikan Sebagai anti inflamasi
obat-obatan sesuai dan efek analgesik
petunjuk (mis:asetil ringan dalam
salisilat) mengurangi kekakuan
dan meningkatkan
mobilitas.
Berikan kompres dingin Rasa dingin dapat
jika dibutuhkan menghilangkan nyeri
dan bengkak selama
periode akut
Gangguan mobilitas Setelah dilakukan Evaluasi/ lanjutkan Tingkat aktivitas/
fisik berhubungan tindakan keperawatan pemantauan tingkat latihan tergantung dari
dengan deformitas selama 3x24 jam inflamasi/ rasa sakit perkembangan/ resolusi
skeletal, nyeri, diharapkan mobilitas pada sendi dari peoses inflamasi
penurunan, kekuatan fisik baik dengan Pertahankan istirahat Istirahat sistemik
otot. kriteria : tirah baring/ duduk jika dianjurkan selama
Mempertahankan diperlukan jadwal eksaserbasi akut dan
fungsi posisi dengan aktivitas untuk seluruh fase penyakit
tidak hadirnya/ memberikan periode yang penting untuk
pembatasan istirahat yang terus mencegah kelelahan
kontraktur. menerus dan tidur mempertahankan
Mempertahankan malam hari yang tidak kekuatan
ataupun terganmggu.
meningkatkan Bantu dengan Mempertahankan/
kekuatan dan fungsi rentang gerak meningkatkan fungsi
dari dan/ atau aktif/pasif, demikiqan sendi, kekuatan otot dan

13
kompensasi bagian juga latihan resistif dan stamina umum. Catatan
tubuh isometris jika : latihan tidak adekuat
Mendemonstrasikan memungkinkan menimbulkan kekakuan
tehnik/ perilaku yang sendi, karenanya
memungkinkan aktivitas yang
melakukan aktivitas berlebihan dapat
merusak sendi
Ubah posisi dengan Menghilangkan
sering dengan jumlah tekanan pada jaringan
personel cukup. dan meningkatkan
sirkulasi.
Demonstrasikan/ bantu Mempermudah
tehnik pemindahan dan perawatan diri dan
penggunaan bantuan kemandirian pasien.
mobilitas, mis, trapeze Tehnik pemindahan
yang tepat dapat
mencegah robekan
abrasi kulit
Posisikan dengan Meningkatkan
bantal, kantung pasir, stabilitas ( mengurangi
gulungan trokanter, resiko cidera ) dan
bebat, brace memerptahankan posisi
sendi yang diperlukan
dan kesejajaran tubuh,
mengurangi kontraktor
Gunakan bantal Mencegah fleksi leher
kecil/tipis di bawah
leher.

14
Dorong pasien Memaksimalkan fungsi
mempertahankan sendi dan
postur tegak dan duduk mempertahankan
tinggi, berdiri, dan mobilitas
berjalan
Berikan lingkungan Menghindari cidera
yang aman, misalnya akibat kecelakaan/ jatuh
menaikkan kursi,
menggunakan
pegangan tangga pada
toilet, penggunaan
kursi roda.
Kolaborasi: konsul Berguna dalam
dengan fisoterapi. memformulasikan
program latihan/
aktivitas yang
berdasarkan pada
kebutuhan individual
dan dalam
mengidentifikasikan alat
Kolaborasi: Berikan Menurunkan tekanan
matras busa/ pengubah pada jaringan yang
tekanan. mudah pecah untuk
mengurangi risiko
imobilitas
Kolaborasi: berikan Mungkin dibutuhkan
obat-obatan sesuai untuk menekan sistem
indikasi (steroid). inflamasi akut

15
Gangguan Citra Tubuh Setelah dilakukan Dorong Berikan kesempatan
/ Perubahan tindakan keperawatan pengungkapan untuk mengidentifikasi
Penampilan Peran selama 3x24 jam mengenai masalah rasa takut/ kesalahan
berhubungan dengan diharapkan gangguan tentang proses konsep dan
perubahan citra tubuh berkurang penyakit, harapan masa menghadapinya secara
kemampuan untuk dengan criteria: depan. langsung
melaksanakan tugas- Diskusikan arti dari Mengidentifikasi
Mengungkapkan
tugas umum, kehilangan/ perubahan bagaimana penyakit
peningkatan rasa
peningkatan pada pasien/orang mempengaruhi persepsi
percaya diri dalam
penggunaan energi, terdekat. Memastikan diri dan interaksi dengan
kemampuan untuk
ketidakseimbangan bagaimana pandangaqn orang lain akan
menghadapi penyakit,
mobilitas. pribadi pasien dalam menentukan kebutuhan
perubahan pada gaya
memfungsikan gaya terhadap intervensi/
hidup, dan
hidup sehari-hari, konseling lebih lanjut
kemungkinan
termasuk aspek-aspek
keterbatasan
seksual.
Menyusun rencana Diskusikan persepsi Isyarat verbal/non
realistis untuk masa pasienmengenai verbal orang terdekat
depan. bagaimana orang dapat mempunyai
terdekat menerima pengaruh mayor pada
keterbatasan. bagaimana pasien
memandang dirinya
sendiri
Akui dan terima Nyeri konstan akan
perasaan berduka, melelahkan, dan
bermusuhan, perasaan marah dan
ketergantungan. bermusuhan umum
terjadi

16
Perhatikan perilaku Dapat menunjukkan
menarik diri, emosional ataupun
penggunaan metode koping
menyangkal atau maladaptive,
terlalu memperhatikan membutuhkan intervensi
perubahan lebih lanjut
Susun batasan pada Membantu pasien
perilaku mal adaptif. untuk mempertahankan
Bantu pasien untuk kontrol diri, yang dapat
mengidentifikasi meningkatkan perasaan
perilaku positif yang harga diri
dapat membantu
koping
Ikut sertakan pasien Meningkatkan perasaan
dalam merencanakan harga diri, mendorong
perawatan dan kemandirian, dan
membuat jadwal mendorong
aktivitas berpartisipasi dalam
terapi
Bantu dalam kebutuhan Mempertahankan
perawatan yang penampilan yang dapat
diperlukan meningkatkan citra diri
Berikan bantuan Memungkinkan
positif bila perlu. pasien untuk merasa
senang terhadap dirinya
sendiri. Menguatkan
perilaku positif.
Kolaborasi: Rujuk pada Meningkatkan rasa

17
konseling psikiatri, percaya diri
mis: perawat spesialis
psikiatri, psikolog.
Kolaborasi: Berikan Pasien/orang terdekat
obat-obatan sesuai mungkin membutuhkan
petunjuk, mis; anti dukungan selama
ansietas dan obat- berhadapan dengan
obatan peningkat alam proses jangka panjang/
perasaan. ketidakmampuan

Defisit perawatan diri Setelah dilakukan Diskusikan tingkat Mungkin dapat


berhubungan dengan tindakan keperawatan fungsi umum (0-4) melanjutkan aktivitas
kerusakan selama 3x24 jam sebelum timbul awitan/ umum dengan
musculoskeletal, diharapkan klien eksaserbasi penyakit melakukan adaptasi
penurunan kekuatan, dapat mengatur dan potensial yang diperlukan pada
daya tahan, nyeri pada kegiatan sehari-hari, perubahan yang keterbatasan saat ini
waktu bergerak, dengan criteria hasil: sekarang diantisipasi.
depresi. Pertahankan Mendukung
Melaksanakan
mobilitas, kontrol kemandirian
aktivitas perawatan
terhadap nyeri dan fisik/emosional
diri pada tingkat yang
program latihan.
konsisten dengan
Kaji hambatan Menyiapkan untuk
kemampuan
terhadap partisipasi meningkatkan
individual
dalam perawatan diri. kemandirian, yang akan
Mendemonstrasikan Identifikasi /rencana meningkatkan harga diri
perubahan teknik/ untuk modifikasi
gaya hidup untuk lingkungan
memenuhi kebutuhan Kolaborasi: Konsul Berguna untuk

18
perawatan diri. dengan ahli terapi menentukan alat bantu
okupasi. untuk memenuhi
Mengidentifikasi
kebutuhan individual.
sumber-sumber
Mis; memasang
pribadi/ komunitas
kancing, menggunakan
yang dapat memenuhi
alat bantu memakai
kebutuhan perawatan
sepatu, menggantungkan
diri.
pegangan untuk mandi
pancuran
Kolaborasi: Atur Mengidentifikasi
evaluasi kesehatan di masalah-masalah yang
rumah sebelum mungkin dihadapi
pemulangan dengan karena tingkat
evaluasi setelahnya. kemampuan actual
Kolaborasi : atur Mungkin
konsul dengan lembaga membutuhkan berbagai
lainnya, mis: pelayanan bantuan tambahan untuk
perawatan rumah, ahli persiapan situasi di
nutrisi. rumah

19

Anda mungkin juga menyukai