Anda di halaman 1dari 3

ANALISIS KONDISI FISIK,SOSIAL DAN EKONOMI

KOTA MALANG

Kondisi Fisik
Kota Malang merupakan salah satu kota tujuan wisata di Jawa Timur karena potensi alam dan iklim
yang dimiliki. Kota Malang terletak ditengah-tengah wilayah Kabupaten Malang. Secara astronomis
Kota Malang terletak pada posisi 112.06 – 112.07 Bujur Timur, 7.06o – 8.02o Lintang Selatan dengan
batas wilayah sebagai berikut:

1. Sebelah Utara : Kec. Singosari dan Kec. Karangploso Kab. Malang

2. Sebelah Timur : Kec. Pakis dan Kec. Tumpang Kab Malang

3. Sebelah Selatan: Kec. Tajinan dan Kec. Pakisaji Kab. Malang

4. Sebelah Barat : Kec. Wagir dan Kec. Dau Kab Malang.

Luas wilayah Kota Malang adalah 110,06 km2dan terbagi dalam lima wilayah kecamatan, yaitu
Kecamatan Kedungkandang, Sukun, Klojen, Blimbing dan Lowokwaru. Kota Malang memiliki
ketinggian antara 440 – 667 meter di atas permukaan air laut. Kota Malang diapit oleh beberapa
deretan pegunungan, barisan Gunung Kawi dan Panderman, Gunung Arjuno, dan Gunung Semeru.
Sungai yang mengalir di wilayah Kota Malang adalah Sungai Brantas, Amprong dan
Bango.Berdasarkan luasan kota dan persentase luasan kota, wilayah Kedung Kandang merupakan
kecamatan terluas dari Kota Malang. Luasan Kecamatan Kedung Kandang adalah 39,9 km2 2 atau
36,2% dari total wilayah Kota Malang. Kecamatan Lowok Waru merupakan wilayah terluas kedua
dengan luasan 22,6 kmatau 20,5 % dari total Kota Malang.

Kondisi iklim Kota Malang selama tahun 2007 tercatat rata-rata suhu udara berkisar antara 22,9ooooC
sampai 24,1C. Suhu maksimum mencapai 31,8C dan suhu minimum 19,0C. Rata-rata kelembaban
udara berkisar 79% - 85%, dengan kelembaban maksimum 99% dan minimum mencapai 37%.
Seperti umumnya daerah lain di Indonesia, Kota Malang mengikuti perubahan putaran dua iklim,
musim hujan dan musim kemarau.

Dari hasil pengamatan Stasiun Klimatologi Karang Ploso,curah hujan yang relatif
tinggi terjadi pada bulan Februari, Maret, dan April. Bulan Juni dan September
curah hujan relatif rendah. Kecepatan angin maksimum terjadi di bulan Agustus,
September dan Juni.

Keadaan tanah di wilayah Kota Malang antara lain :

a. Bagian selatan termasuk dataran tinggi yang cukup luas,cocok untuk industri

b. Bagian utara termasuk dataran tinggi yang subur, cocok untuk pertanian

c. Bagian timur merupakan dataran tinggi dengan keadaan kurang subur

d. Bagian barat merupakan dataran tinggi yangf amat luas menjadi daerah pendidikan
Tata guna lahan (land use) di Kota Malang didominasi oleh ruang terbangun dengan luasan total
6.902,7 ha, sedangkan lahan tidak terbangun dengan luasan total 4.102,9 ha. Data tata guna lahan
tersebut memperlihatkan ketimpangan orientasi penggunaan lahan yang cenderung terus
bertumbuh untuk pembangunan permukiman dan fasilitas perekonomian lainya. Kebijakan yang
tidak berorientasi pada lingkungan diduga berdampak pada berkurangnya lahan peruntukan untuk
ruang terbuka hijau dan areapepohonan yang menyebabkan penurunan kualitas dan kenyamanan
hidup perkotaan.

Kota Malang memiliki luasan ruang terbuka hijau yang tidak besar. Luasan total RTH di Kota Malang
adalah 130,3 ha yang terbagi atas jalur hijau 7,9 ha, taman kota 36,7 ha, taman lingkungan 13,1 ha
dan bentuk lain-lain adalah 72,7 ha (Bappeko,2007). Nilai ini relatif sangat kecil dan terhitung kurang
memenuhi untuk standar kota besar.Ditinjau dari distribusinya, RTH kota Malang belum tersebar
secara merata

Kondisi Sosial
Sebagian penduduk Kota Malang berasal dari suku Jawa.Namun,suku Jawa di Malang disbanding
dengan masyarakat Jawa pada umumnya memiliki temperamen yang keras.Penyebabnya adalah
tipologi arek Malang terinspirasi oleh Ken Arok.Agama mayoritas di Malang adalah islam.Bangunan
tempat ibadah banyak yang telah berdri sejak zaman colonial.Bahasa Indonesia merupakan bahasa
resmi nasional di Malang.Namun,bahasa Jawa Timuran merupakan bahasa sehari-hari masyrakat
Malang.Malang di kenal dengan bahasa Walikan.Gaya bahasa masyarakat Malang terkenal egaliter
dan blak-blakan,yang menunjukan sikap tegas dan lugas.

Pada tahun 1998 penduduk Kota Malang berjumlah 708.907 jiwa, dan bertambah menjadi 763.465
jiwa pada akhir tahun 2003.Pertumbuhan penduduk rata-rata adalah 0,17%, pertumbuhan tertinggi
terjadi pada tahun 2003 yaitu sebesar 0,33%, sedangkan pertumbuhan terendah sebesar 0,01%
terjadi pada tahun 2002. Penduduk Kota Malang pada tahun 2007 berjumlah 816.444 jiwa yang
terdiri dari penduduk laki-laki sebanyak 407.959 jiwa dan penduduk perempuan sebanyak 408.485
jiwa. Rasiojenis kelamin penduduk Kota Malang sebesar 99,9,yang berarti bahwa setiap 100
penduduk perempuan terdapat 99 penduduk laki-laki.

Berdasarkan hasil Sensus Penduduk 2000, pada periode1990 s/d 2000 rata-rata laju pertumbuhan
penduduk setiap tahunnya adalah 0,86 %. Kecamatan Lowokwaru memiliki penduduk terbanyak
yaitu sebesar 194.331 jiwa, kemudian kecamatan Kedungkandang (182.534 jiwa), Kecamatan Sukun
(170.201 jiwa), Kecamatan Blimbing (167.555 jiwa) dan Kecamatan Klojen (101.823 jiwa). Kecamatan
Klojen merupakan wilayah dengan tingkat kepadatan yang tinggi dibandingkan dengan kecamatan
lainya (Gambar 20). Seperti kondisi kota pada umumnya, hunian terpadat berada di pusat kota yaitu
di Kecamatan Klojen dengan tingkat kepadatan penduduk mencapai 11.351 jiwa per km22.
Tingkatkepadatan penduduk terendah berada di wilayah Kecamatan Kedungkandang sebesar 4.576
jiwa per km.
Perekonomian Kota Malang
Salah satu cara mengetahui kinerja dari suatu wilayah yaitu dengan melihat seberapa besar nilai
tambah yang dihasilkan oleh faktor-faktor produksi pada suatu wilayah. Besaran nilai tambah yang
dihasilkan oleh faktor-faktor produksi tersebut umumnya disebut dengan Produk Domestik Regional
Bruto (PDRB). Penghitungan besaran PDRB tersebut dapat dihitung dengan tiga pendekatan yaitu
pendekatan produksi, pendapatan, dan pengeluaran. Berdasarkan pendekatan produksi, dari seluruh
faktor produksi yang ada dikelompokan dalam sembilan sektor, dimana faktor produksi tersebut
dinilai berdasarkan atas harga tahun berjalan /berlaku dan atas harga dasar pada tahun dasar
(konstan) tertentu. Tahun yang dipergunakan sebagai tahun dasar penghitungan adalah tahun 2000.

Dari hasil penghitungan, besaran nominal PDRB atas dasar harga berlaku pada tahun 2007 sebesar
20.543.001,92 (Juta Rp), sedangkan atas dasar harga konstan sebesar 11.380.769,63 (Juta Rp).
Sektor yang memberikan andil yang cukup signifikan secara berurutan adalah Sektor Industri
Pengolahan; Perdagangan, Hotel dan Restoran; Jasa-jasa; Keuangan, persewaan dan Jasa Kawasan;
Angkutan dan Komunikasi. Salah satu indikator lain yang dapat menggambarkan kemajuan suatu
wilayah adalah pertumbuhan ekonomi. Pertumbuhan ekonomi tersebut dapat dihitung dari
perubahan PDRB atas dasar harga konstan, dimana keadaan ini dapat menggambarkan kenaikan
jumlah produksi dengan menghilangkan faktor perubahan harga. Pertumbuhan ekonomi Kota
Malang pada tahun 2007 adalah 5,98 persen. Sektor yang mendukung 59

pertumbuhan ekonomi antara lain sektor Keuangan, Persewaan dan Jasa Kawasan (7,12 persen);
Perdagangan, Hotel dan Restoran (6,68 persen); Bangunan (0,28); Jasa-jasa (5,79 persen); Industri
Pengolahan (5,41) Angkutan dan Komunikasi (4,0) dan Listrik, Gas dan Air Bersih (3,54).

Anda mungkin juga menyukai