Anda di halaman 1dari 4

Metode kenaikan kapiler (capillary-rise method)

Metode ini diadasarkan pada kenyataan bahwa kebanyakan cairan dalam pipa kapiler mempunyai
permukaan lebih tinggi daripada permukaan di luar pipa. Metode ini dilakukan dengancara
membenamkan kapiler ke dalam larutan. Tinggi dimana mencapai solusi di dalam kapiler berhubungan
dengan tekanan pada permukaan.

enurut metode kapiler, tegangan permukaan diukur dengan melihat ketinggian air/cairan yang naik
melalui satu pipa kapiler. Metode kenaikan pipa kapiler hanya dapat digunaka untuk mengukur tegangan
permukaan, tidak bisa untuk mengukur tegangan antar muka salah satu besaran yang berlaku pada
sebuah pipa kapiler adalah sudut kontak, yaitu sudut yang dibentuk oleh permukaan zat cair yang dekat
dengan dinding. Sudut kontak ini timbul akibat gaya tarik menarik antar zat yang sama (gaya kohesi) dan
gaya tarik menarik antar molekul zat yang berbeda (adesi)

Molekul biasanya saling tarik menarik. Dibagian dalam cairan, setiap molekul cairan dikelilingi oleh
molekul-molekul cairan disamping dan di bawah. Dibagian atas tidak ada molekul cairan yang lain karena
molekul cairan tarik menarik satu dengan yang lainnya, maka terdapat gaya total yang besarnya nol pada
molekul yang berbeda di bagian dalam cairan. Sebaliknya molekul cairan yang terletak di permukaan
ditarik oleh molekul cairan yang berada di samping dan dibawahnya. Akibatnya permukaan cairan
terdapat gaya total yang berarah ke bawah karena adanya gaya total yang arahnya ke bawah, maka
cairan yang terdapat di perukaan cenderung memeperkecil luas permukaannya dengan menyusut sekuat
mungkin. Hal ini yang menyebabkan lapisan perukaan seolah-olah tertutup oleh selapur elastis yang
tipis.Metode ini hanya digunakan untuk menentukan tegangan suatu zar cair dan tidak dapat dgunakan
untuk menentukan tegangan antar permukaan dua zat cair yang tidak dapat bercampur. Bila pipa kapiler
dimasukkan kedalam suatu zat cair, maka zat tersebut akan naik ke dalam pipa sampai gaya gesek keatas
diseimbangkan oleh gaya gravitasi kebawah akibat berat zat cair.

Tegangan permukaan terjadi karena permukaan zat cair cenderung untuk menegang, sehingga
permukaanya tampak seperti selaput tipis. Hal ini dipengaruhi oleh adanya gaya kohesi antara molekul
air.

Molekul biasanya saling tarik menarik. Dibagian dalam cairan, setiap molekul cairan dikelilingi oleh
molekul cairan disamping dan dibawah. Dibagian atas tidak ada molekul cairan lainnya karena molekul
cairan tarik menarik satu dengan yang lainnya, maka terdapat gaya total yang besarnya nol pada molekul
yang berada dibagian dalam cairan.

Sebaliknya molekul cairan yang terletak dipermukaan ditarik oleh molekul cairan yang berada disamping
dan bawahnya. Akibatnya, pada permukaan cairan terdapat gaya total yang berarah kebawah karena
adanya gaya total yang arahnya kebawah, maka cairan yang terletak dipermukaan cenderung
memperkecil luas permukaanya dengan menyusut sekuat mungkin. Hal ini menyebabkan lapisan cairan
pada permukaan seola-olah tertutup oleh selaput elastis yang tipis. ( Anief, 1993 )

Pada saat setetes cairan bersentuhan dengan permukaan datar dari zat padat, keseimbangan dari
tetesan bergantung pada keseimbangan daya kohesi antar molekul cairan pada titik dimana teetsan
cairan dan zat padat bertemu berada antar 0° sampai 180° dan disebut sudut kontak. (Lachman, 1986 )

Bahan pembasah adalah bahan yang dapat menurunkan tegangan antar muka partikel-partikel yang
tidak larut. Bahan pembasah yang umum digunakan adalah surfaktan yang memindahkan udara
substansi lain yang terobsesi pada permukaan partikel padatan. Sehingga mempermudah terbasahinya
partikel padatan cairan pembawa. (Atfins

Metode tetes (drop-weight method)

Metode yang digunakan untuk menentukan tegangan permukaan dengan cara cairan dari konsentrasi
tertentu akan dipompa ke dalam cairan yang lain dan waktu yang berbeda saat tetes dihasilkan diukur
(Daniels, 1956). Bila cairan tepat akan menetes maka gaya tegangan permukaan (F1) sama dengan gaya
yang disebabkan oleh massa cairan sebagai gaya berat itu sendiri.

gukur tegangan permukaan udara-cairan dan antarmuka cair, yaitu dengan mengukur berat tetesan yang
jatuh (Soebagio ,2010). Gejala kapiler adalah gejala yang disebabkan oleh gaya kohesi dari tegangan
permukaan dan gaya adhesi antara zat cair dan tabung kaca, Kohesi adalah gaya tarik menarik antara
partikel partikel yang sejenis. Kohesi dipengaruhi oleh kerapatan dan jarak antarpartikel dalam zat.
Dengan demikian, gaya kohesi zat padat lebih besar dibandingkan dengan zat cair dan gas. Gaya kohesi
mengakibatkan dua zat bila dicampurkan tidak akan saling melekat. Contoh peristiwa kohesi adalah :
Tidak bercampurnya air dengan minyak, tidak melekatnya air raksa pada dinding pipa kapiler, dan air
pada daun talas. Sedangkan Adhesi adalah gaya tarik menarik antara partikel partikel yang tidak sejenis.
Gaya adhesi akan mengakibatkan dua zat akan saling melekat bila dicampurkan.

Untuk menentukan tegangan permukaan bisa dilakukan dengan berbagai macam metode diantaranya
metode berat tetes, metode kenaikan pipa kapiler, dan metode tensiometer Du-Nouy. Tetapi dalam
praktikum kali ini kami hanya menggunakan metode berat tetes saja. Metode berat tetes dapat dilakukan
dengan menghitung berapa banyak tetesan yang jatuh dari pipa kapiler dengan memperhatikan berat
tetesan, jari-jari pipa kapiler, konsentrasi zat dan suhu. Tetapi dalam metode ini perlu ada suatu faktor
koreksi agar perhitungan tegangan permukaan lebih akurat. Faktor koreksi ini berupa suatu konstanta
yang sudah ditetapkan dalam hukum Harkins dan Brown untuk meminimalisir kesalahan pada data yang
didapat.

Untuk mengukur tegangan permukaan kita dapat menggunakan metode sederhana yaitu dengan
menghitung tetesan air yang jatuh

Kesimpulan

Berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa:

1. Tegangan permukaan dapat dihitung dengan metode berat tetes dan menggunakan rumus

2. Semakin tinggi konsentrasi surfaktan maka jumlah tetesan semakin sedikit sehingga konsentrasi
mempengaruhi tegangan permukaan.

3. Suhu sangat berpengaruh terhadap tegangan permukaan. Semakin tinggi suhu maka tegangan
lemahpermukaan semakin rendah karena tegangan permukaan pada saat suhu tinggi ikatan antar
molekul semakin sehingga jumlah tetesan yang dikeluarkan dari stalagnometer semakin sedikit.

n.

Pada percobaan ini cairan yang akan ditentukan viskositasnya adalah gliserin dengan konsentrasi yang
bervarisi yaitu 20 %, 60 % dan 75 %. Variasi ini dimaksudkan agar kita mengetahui bagaimana pengaruh
kadar atau konsentrasi terhadap viskositas cairan tersebut. Bahan lain yang digunakan untuk diukur
viskositasnya adalah aquades yang berfungsi sebagai pembanding saja.

Hasil yang diperoleh pada percobaan ini, pada konsentrasi 20 % waktu yang diperlukan adalah 88,60,
pada konsentrasi 60 % waktu yang diperlukan adalah 20,39, pada konsentrasi 75 % waktu yang
diperlukan adalah 41,49 %, sedangkan pada aquades 15 ml waktu yang diperlukan adalah 6,28. Secara
teori, semakin lama waktu yang diperlukan untuk mengalirnya suatu fluida dari gaeris atas ke garis
bawah, maka semakin besar pula nilai viskositas cairan. Hal ini sesuai dengan hasil pengamatan yaitu
gliserin dengan knsentrasi yang diperoleh. Gliserin yang mempunyai konsentrasi besar memerlukan
waktu yang relatif lebih lama untuk mengalir dalam pipa viskometer dibandingkan dengan cairan gliserin
yang mempunyai konsentrasi yang lebih rendah, sehingga cairan yang memiliki konsentrasi yang lebih
tinggi cenderung memiliki nilai viskositas yang besar pula. Hal tersebut dikarenakan konsentrasi larutan
menyatakan banyaknya partikel zat yang terlarut tiap satuan volume. Semakin banyak partikel yang
terlarut, gesekan antar partikel semakin tinggi dan viskositasnya semakin tinggi pula.

Dalam bidang farmasi, prinsip-prinsip rheologi di aplikasikan dalam pembuatan krim, suspensi, emulsi,
lotion, pasta, penyalut tablet dan lain-lain. Selain itu, prinsip rheologi digunakan juga untuk karakteristik
produk sediaan farmasi sebagai penjamin kualitas yang sama untuk setiap batch. Rheologi juga meliputi
pencampuran aliran dari bahan, penuangan, pengeluaran dari tube atau pelewatan jarum suntik.

G. Kesimpulan

Kesimpulan dalam percobaan ini adalah :

1. Cara menentukan viskositas larutan newton dengan menggunakan viskometer Ostwald yaitu dengan
mengukur waktu yang dibutuhkan bagi sampel untuk lewat antara dua tanda ketika ia mengalir karena
gravitasi, melalui suatu tabung kapiler vertical.

2. Pengaruh kadar larutan terhadap viskositas berbanding lurus dimana jika larutan memiliki konsentrasi
tinggi maka akan memiliki viskositas yang tinggi pula. Hal tersebut dikarenakan konsentrasi larutan
menyatakan banyaknya partikel zat yang terlarut tiap satuan volume. Semakin banyak partikel yang
terlarut, gesekan antar partikel semakin tinggi dan viskositasnya semakin tinggi pula.

Anda mungkin juga menyukai