Anda di halaman 1dari 25

6

BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Teori Asuhan Keperawatan Nyeri Pada Ibu Inpartu Kala I

2.1.1 Teori Asuhan keperawatan

2.1.1.1 Pengkajian

Menurut Dermawan (2012) pengkajian

merupakan pengumpulan data klien agar dapat

mengenal masalah-masalah kebutuhan kesehatan

dan keperawatan klien, baik fisik, mental, sosial dan

lingkungan. Menurut Mitayani (2013) pengkajian yang

dilakukan pada persalinan kala 1 yaitu : Pemeriksaan

fisik, Tanda-tanda vital, Auskultasi DJJ, Kontraksi

uterus, dilatasi uterus, penurunaan presentasi

terendah dan kemajuan persalinaan dan perineum.

Pekajian data dilakukan melalui :

a. Wawancara, Pengkajian data pasien melalui

proses anamnesa yang meliputi : biodata klien,

status obstetric, HPHT (hari pertama haid

terakhir), HPL (hari perkiraan lahir), riwayat

penyakit (sebelum dan selama kehamilan)

termasuk alergi, riwayat persalinan.


7

b. Pemeriksaan abdomen

1. Inspeksi Adalah suatu proses observasi yang

di lakukan secara sistematis dengan

menggunakan penglihatan.

2. Palpasi Adalah pemeriksaan yang dilakukan

dengan cara meraba :

a) Pergerakan janin dalam 24 jam terakhir .

Untuk mengetahui berapa kali janin

bergerak dalam 24 jam

(Wiknjosastro,2007).

b) Kontraksi

Untuk mengetahui sejak kapan kontraksi

dimulai, frekuensi, durasi dan lokasinya,

sehingga dapat diketahui sejak kapan

berlangsung.Pemeriksaan abdomen

menurut Romauli (2011).

1) Pemeriksaan Leopold I

Untuk mengetahui tinggi fundus

uteri ddan bagian yang berada di

fundus

2) Pemeriksaan Leopold II

Untuk mengetahui batas

kiri/kanan pada uterus ibu, yaitu


8

punggung pada letak bujur dan kepala

pada letak lintang.

3) Pemeriksaan leopold III

Untuk mengetahui

presentasi/bagian terbawah janin yang

ada di simpisis ibu.

4) Pemeriksaan Leopold IV

Untuk mengetahui seberapa jauh

masuknya bagian terendah janin

kedalam PAP( pintu atas panggul).

3. Auskultasi

Normal terdengar denyut jantung

dibawah pusat ibu (baik kiri ataukanan)

mendengarkan denyut jantung janin meliputi

frekuensi dan kketeraturaannya.DJJ dihitung

selama 1 menit penuh.Jumlah DJJ normal

antara 120 sampai 140x/menit (Ramouli, 2011).

Pada persalinaan dengan induksi DJJ harus

dilakukan setiap 15 menit apabila sudah

memasuki fase aktif (Prawirohardjo,2009).


9

a) Riwayat yang harus di perhatikan :KPD

(ketuban pecah dini), Riwayat bedah sesar,

Riwayat perdarahan, Prematurisasi atau

tidak cukup bulan(Chapman,2006).

b) Pemeriksaan fisik :Edema, Jaringan perut

pada abdomen, Palpasi TFU (tinggi fundus

utri)(Mitayani,2013).

2.1.1.2 Diagnosa Keperawatan

Diagnosa keperawatan adalah keputusan klinis

tentang respon individu, keluarga, dan komunitas

terhadap masalah keperawatan yang actual dan

potensial, atau proses kehidupan (Potter dan

Perry,2005).

a. Nyeri akut berhubungan dengan kontraksi Uterus

b. Ansietas berhubungan dengan krisis situasional

akibat proses persalinan

2.1.1.3 Perencanaan

Intervensi yang dilakukan pada kala I diagnosa

nyeri akut berhubungan dengan agen cidera biologis

(kontraksi)adalah kaji nyeri PQRST secara

komprehensif, observasi reaksi verbal dan nonverbal

dari ketidaknyamanan, anjurkan pasien miring kiri,

berikan teknik non farmakologi (Teknik Deep Back


10

Massage). Berdasarkan Lestari (2012) teknikdeep

back massage dilakukan selama kontraksi

berlangsung. Teknikdeepback massage dilakukan

dengan memberikan penekanan pada daerah sacrum

selama kontraksi berlangsung, dimulai saat awal

kontraksi dan diakhiri setelah kontraksi berhenti.

Penekanan dapat dilakukan dengan tangan yang

dikepalkan seperti bola tenis pada sacrum2, 3,

4.Penekanan yang dilakukan dapat menstimulasi

kutaneus, sehingga dapat menghambat impuls nyeri

tidak sampai ke thalamus.Deep back massage juga

memberikan manfaat member rasa nyaman pada

punggung atas dan punggung bawah, menurunkan

nyeri dan kecemasan, mempercepat persalinan,

mengilangkan tegangan otot pada paha diikuti

ekspansi tulang pelvis karena relaksasi pada otototot

sekitar pelvis dan memudahkan bayi turun dan

melewati jalanlahir, dan menurunkan tegangan otot

akibat kontraksi, menormalkan fisiologi tubuh,

melancarkan sirkulasi darah dan menstimulasi

pembuluh darah (Rukma, 2014).


11

2.1.1.4 Implementasi

Implemensasi merupakan tindakan untuk mencapai

tujuan yang telah ditentukan.Kegiatan dalam implementasi

juga meliputi pengumpulan data berkelanjutan,

mengobservasi respon klien selama dan sesudah

pelaksanaan tindakan, dan menilai data yang baru (Rohman

dan Wahid, 2009).

Menurut Selpell et al (009)implementasi keperawatan

untuk manegemen nyeri dilakukan secara farmakologi dan

non farmakologi. Implementasi farmakologi dilakukan melalui

kolaborasi dengan medis untuk pemberian analgetik. Sedang

Implementasi non farmakologi diberikan melalui berbagai

bentuk antara lain relaksasi, aromaterapi, imagenary, music,

hipnoterapi, Massase (Efflurage, Deep Back Massage,

Counterpressure), stimulasi termal, akupuntur dan mesin

TENS (transcutaneous electrical Nerve Stimulation).

Menurut Judha (2012), impementasi secara non

farmakologis untuk terapi nyeri antara lain:

a) Posisi, postur dan ambulasi; Posisi persalinan, perubahan

posisi dan ppergerakan yang tepat akan membantu

meningkatkan kenyamanaan dan menurunkan rasa nyeri,

meningkatkan kepuasan akan kebebesan untuk bergerak

dan meningkatkan control diri ibu.


12

b) Kompres hangat; Tindakan ini akan meningkatkan

aktivitas rahim, kompres hangat mengkatkan suhu kulit

local, mengurangi spasme otot dan meningkatkaan

ambang nyeri.

c) Kompres dingin; Untuk mengurangi ketenggan nyeri sendi

otot, menguranggi pembengkakan dan menyejukan kulit.

Kompres dingin akan memperlambat transmisi nyeri

melalui neuron senssorik

d) Hipnobirthing; merupakan salah satu teknik (selfhypnosis)

atau swasugesti, dalam menghadapi kehamilan dan

persiapan melahirkan yang berfungsi membantu para

wanita hamil melalui masa persalinaannya dengan cara

yang alami, lancer dan nyaman (tanpa rasa sakit)

e) Aromatherapy;Memberikan rasa nyaman serta relaksasi

pada tubuh dan pikiran ibu, rasa nyeri dan cemas akan

tereduksi sehingga nyeri akan berkurang

2.1.1.5 Evaluasi Keperawatan

Evaluasi adalah penilaian dengan cara pembandingan

perubahan keadaan klien ( hasil yang diamati) dengan tujuan

dan kriteria hasil yang dibuat pada tahapan perencanaan

(Rohman dan Wahid, 2009).


13

Rohman dan Wahid, (2009), juga mengatakan bahwa

ada dua macam evaluasi yaitu evaluasi proses (formatif) dan

evaluasi hasil (sumatif). Evaluasi proses (formatif) yaitu

evaluasi yang dilakuan setiap selesai tindakan, berorientasi

pada etiologi, dan dan dilakukan secara terus-menerus

sampai tujuan yang dilakukan tercapai .evaluasi (sumatif)

yaitu evaluasi yang dilakukan setelah akhir tindakan

keperawatan secara paripurna, berorientasi pada masalah

keperawatan, menjelaskan keberhasilan atau

ketidakberhasilan, rekapitulasi dan kesipulan status

kesehatan klien sesuai dengan kerangkawaktu yang di

tetapkan.

Hasil evaluasi masalah keperawatan nyeri akut

berhubungan dengan agen cidera biologis (kontraksi) pada

ibu selama ±30 menit telah teratasi sehingga intervensi

dihentikan. Hasil intervensi non farmakologi tindakan deep

back massage pada persalinan kala I yang telah dilakukan

terjadi penurunan nyeri dari skala 8 menjadi 5.

2.1.2 Nyeri Persalinan

2.1.2.1 Definisi

Menurut Potter & Perry (2005) dalam Judha (2012),

nyeri adalah suatu sensasi tunggal yang disebabkan oleh


14

stimulusspesifik bersifat subjektif dan berbeda antara

masing-masing individukarena dipengaruhi oleh factor

psikososial, sehingga orangtersebut lebih merasakan

nyeri.Nyeri merupakan kondisi berupa perasaan yang tidak

menyenangkan.Sifatnya sangat subjektif karena perasaan

nyeri berbeda pada setiap orang dalam hal skala atau

tingkatannya, dan hanya orang tersebutlah yang dapat

menjelaskan ataumengevaluasi rasa nyeri yang dialaminya

(Uliyah, 2015).

Association for the Study of pain mendefinisikan

bahwa nyeri merupakan pengalaman emosional dan sensori

yang tidak menyenangkan yang muncul dari kerusakan

jaringan secara actual atau potensial atau menunjukkan

adanya (Judha, 2012).

Menurut Cunningham (2004), nyeri persalinan

sebagai kontraksi mimetrium, merupakan proses fisiologis

dengan intensitas yang berbeda pada masing-masing

individu. Menurut Perry & Bobak (2004), rasa nyeri yang

dialami selama masa persalinan bersifat unik pada setiap ibu

dapat dipengaruhi oleh beberapa factor antara lain budaya,

takut, kecemasan, pengalaman persalinan sebelumnya,

persiapan persalinan dan dukungan (Judha, 2012).


15

Rasa nyeri pada persalinan adalah manifestasi dari

adanya kontraksi (pemendekan) otot rahim.Kontraksi inilah

yang menimbulkan rasa sakit pada pinggang, daerah perut

dan menjalar ke arah paha.Kontraksi ini menyebabkan

adanya pembukaan mulut rahim (serviks). Dengan adanya

pembukaan serviks ini maka akan terjadi persalinan (Judha,

2012)

2.1.2.2 Penyebab Nyeri

Menurut Judha (2012), rasa nyeri persalinan muncul

karena :

1. Kontraksi otot Rahim

Kontraksi rahim menyebabkan dilatasi dan penipisan

serviks serta iskemia rahim akibat konraksi arteri

miometrium.Karena rahim merupakan organ internal

maka nyeri yang timbul disebut nyeri visceral. Nyeri

visceraljuga dapat dirasakan pada organ lainyang bukan

merupakan asalnya disebut nyeri alih (reffered pain).

Pada persalinan nyeri alih dapat dirasakan pada

punggung bagian bawah dan sacrum.Biasanya ibu

hanya mengalami nyeri ini hanya selama kontraksi dan

bebas dari rasa nyeri pada interval antar kontraksi.


16

2. Regangan otot dasar panggul

Jenis nyeri ini timbul pada saat mendekati kala II,tidak

seperti nyeri visceral, nyeri ini terlokalisir di daerah

vagina, rectumdan perineum, sekitar anus. Nyeri klinis ini

disebut nyeri somatic dan disebabkan peregangan

struktur jalan lahir bagian bawah akibat penurunan

bagian terbawah janin.

3. Episiotomy

Pada peristiwa episiotomy,nyeri dirasakan apabila ada

tindakan episiotomy, tindakan ini dilakukan sebelum

jalan lahir mengalamilaserasi maupun rupturepada jalan

lahir.

4. Kondisi Psikologi

Nyeri dan rasa sakit yang berlebihan akan menimbulkan

rasa cemas,.Takut, cemas, dan tegang memicu produksi

hormone prostaglandinsehingga timbul stress. Kondisi

stress dapat memengaruhi kamampuan tubuh menahan

rasa nyeri.

2.1.2.3 Klasifikasi Nyeri

Klasifikasi nyeri menurut Price & Wilson (2005) dalam

buku Judha (2012) dibedakan berdasarkan lokasi atau

sumber, yaitu :
17

1. Nyeri Somatic Superficial(kulit) Berasal dari struktur

superficialkulit dan jaringan subkutis. Stimulus yang

efektif untuk menimbulkan nyeri di kulit dapat berupa

rangsang mekanis, suhu, kimiawi, atau listrik. Apabila

kulit hanya yang terlibat, nyeri sering dirasakan sebagai

penyengat, tajam, meringis atau seperti terbakar, tetapi

apabila pembulu darah ikut berperan menimbulkan

nyeri, sifat nyeri menjadi berdenyut.

2. Nyeri Somatic dalam Nyeri berasal dari otot, tendon,

ligamentum, tulang, sendi dan arteri. Struktur ini

memiliki sedikit reseptor nyeri sehingga lokalisasi nyeri

kulit dan cenderung menyebar ke daerah sekitarnya.

3. Nyeri Visera berasal dari organ tubuh, terletak di

dinding otot polos organ-organ berongga. Mekanisme

yang menimbulkan nyeri viseraadalah peregangan atau

distensiabnormal dinding atau kapsul organ,

iskemiadan peradangan.

4. Nyeri Alih berasal dari salah satu daerah tubuh, tapi

dirasakan di daerah lain.

5. Nyeri neuropati memiliki kualitas seperti terbakar, perih

atau seperti tersengat listrik. Nyeri sering bertambah

parah oleh stressemosi atau fisik dan mereda oleh

relaksasi.
18

2.1.2.4 Proses Terjadinya Nyeri

Price & Wilson (2005), menjelaskan bahwa proses

fisiologi nyeri terdapat empat proses tersendiri :transduksi,

transmisi, modulasi dan persepsi. Transduksi nyeri adalah

proses rangsanganyang mengganggu sehingga

menimbulkan aktivitas listrik di reseptor nyeri. Transmisi

nyeri melibatkan proses penyaluran impuls dari tempat

transduksi melewati saraf perifersampai ke terminal di

medullaspinalisdan jaringan neuron-neuronpemancar yang

naik dari medulla spinalis ke otak. Medulasi nyeri melibatkan

aktivitas saraf melalui jalur-jalur saraf desendendari otak

yang dapat memengaruhi transmisi nyeri setinggi medulla

spinalis. Modulasi juga melibatkan factorfaktor kimiawi yang

menimbulkan atau meningkatkan aktivitas di reseptor nyeri

afteren primer. Jadi, persepsi nyeri adalah pengalaman

subjektif nyeri yang bagaimanapun juga dihasilkan oleh

aktivitas transmasi atau saraf (Judha, 2012).

Proses terjadinya nyeri menurut Hartanti (2005) dalam

Judha (2012) adalah dimulai ketika bagian tubuh terluka oleh

tekanan, potongan, sayatan, dingin atau kekurangan oksigen

pada sel, maka bagian tubuh yang terluka akan

mengeluarkan berbagai macam substansi seluler dilepaskan

ke luar ruang ekstraseluler maka akan mengiritasi


19

nosiseptor. Saraf ini akan merangsang dan bergerak

sepanjang serabut saraf atau neurotransmisi yang akan

menghasilkan substansi yang disebut

denganneurotransmitter seperti prostaglandindan epineprin,

yang membawa pesan nyeri dari medulla spinalis

ditransmisikan ke otak dan dipersepsikan sebagai nyeri.

2.1.2.5 Faktor Yang Mempengaruhi Nyeri

Faktor-faktor yang dapat memengaruhi nyeri, yaitu :

a. Usia ; menurut Potter & Perry (2005) usia merupakan

variable penting yang memengaruhi nyeri, perbedaam

perkembangan diantara kelompok usia dapat

memengaruhi respon nyeri.

b. Budaya; Persepsi dan ekspresi terhadap nyeri persalinan

dipengaruhi oleh budaya individu.

c. Emosi; Stressatau rasa takut dapat merangsang hormon

katekolamin dan adrenalin, katekolamin dilepaskan dalam

konsentrasi tinggi saat persalinan yang dapat

menyebabkan menegangnya uterus sehingga aliran darah

dan oksigen ke dalam otot uterus berkurang karena

arterimengecil dan menyempit, akibatnya adalah rasa

nyeri yang terelakan. Apabila ibu dalam keadaan rileks


20

dapat memancing keluarnya hormonendorphin,

penghilang rasa sakit yang alami didalam tubuh.

2.1.2.6 Skala Nyeri

Menurut Judha (2012) penilaian klinis dari nyeri dapat

dilakukan dengan skala pendeskripsi verbal, penilaian

numeric, dan skala analog visual.

1. Skala pendeskripsi verbal (Verbal Descriptor Scale) VDS

merupakan garis yang terdiri atas tiga sampai lima kata

pendeskripsian yang tersusun dengan jarak yang

samadisepanjang garis. Pendeskripsian ini dirangking

dari tidak terasa nyeri sampai terasa nyeri (nyeri yang

tidak tertahankan). Pengukur menunjukkan pada pasien

skala tersebut atau memintanya untuk memilih intensitas

nyeri yang dirasakannya.

Sumber (Judha 2012)

Gambar. 2
Skala Nyeri Verbal
21

2. Skala Intensitas Nyeri Numerik (Numerical Rating Scale)

NRS digunakan lebih sebagai pengganti atau

pendamping VDS, klien memberikan penilaian 0 sampai 10.

Energi pasien akan dikategorikan tidak nyeri (0). Nyeri

sedang (1-3) secara objektif pasien dapat berkomonikasi

dengan baik. Nyeri ringan (4-6) secara objektif klien

mrnunjukan lokasi nyeri, dapat mendiskripsikan, dengan

dapat di ikut perintah dengan baik. Energi berat (7-9)

secara objektif klien terkadang tidak dapat mengikut

perintah tapi masih merespon terhadap tindakan

dapatmenunjukan lokasi nyeri, tidak dapatmendiskpsikan

serta tidak dapat di atasi dengann ahli posisi, nafas

panjang, dan distraksi. Nyeri hebat(10) pasien sudah tidak

mampu berkomunikasi atau memukul. Numeric Rating

Scale (NRS)

menggunakan angka 0 sampai 10 untuk menggambarkan

tingkat nyeri. Penilaian juga dilakukan berdasarkan

kategori.

Sumber :Agency for Health Care Policy and Research(AHCPR, 1992 in


Haefeli M &Elfering, 2006)
Gambar.3
22

The Numeric Rating Scale

3. Visual Analog Scale (VAS)

Menurut McGuire dalam Potter & Perry (2015)

dalam judha (2012), VAS merupakan alat pengukur

tingkat nyeri yang lebih sensitive karena pasien dapat

mengidentifikasi setiap titik pada rangkaian angka yang

menurut mereka paling tepat dalam menjelaskan tingkat

nyeri yang dirasakan pada satu waktu. VAS tidak

melebelkan suatu defisi, tapi terdiri dari sebuah garis

lurus yang dibagi secara merata menjadi 10 segmen

dalam angka 0 sampai 10 dan memiliki alat pendiskripsi

verbal pada setiap ujungnya. Pasien diberitahu bahwa 0

menyatakan “tidak ada nyeri sama sekali” dan 10

mengatakan “nyeri paleng parah”.Visual Analogue Scale

(VAS) diwakili oleh garis sepanjang 10 cm dengan/tanpa

tanda setiap sentimeternya.

Sumber :Agency for Health Care Policy and Research


(AHCPR, 1992 in Haefeli M &Elfering, 2006)
Gambar . 4
Visual Analog Scale
23

4. Skala Nyeri Muka

Dikenal juga dengan sebutan wong-boke faces rating

scale. Skala nyeri ini biasanya digunakan untuk mengkaji

nyeri pada anak usia kurang dari 7 tahun.

Sumber :Agency for Health Care Policy and Research


(AHCPR, 1992 in Haefeli M &Elfering, 2006)
Gambar. 5
Skala Nyeri Muka
24

3.1.3 Teknik Deep Back Massange

3.1.3.1 Definisi

Deep Back Massange adalah penekanaan pada

sacrum yang dapat mengurangi ketegangan pada sendi

sakroliakus dari posisi oksiput posterior janin

3.1.3.2 Teknik deep back massange

Teknik deep back massange dilakukan dengan

memberikan penekanaan pada daerah sacrum selama

kontraaksi berlangsung, di mulai saat awal kontraksi dan

diakhiri saat kontraksi berhenti. Penekanaan dapat dilakukan

dengan tangan yang dikepalkan seperti bola tenis pada

sacrum 2,3,4. Penekanaan yang dilakukaan dapat

menstimulasi kutaneus, sehingga dapat menghambat

implus nyeri tidak sampai ke thalamus. Hal ini sesuai

dengan teori Gate Control dari Melzack. Selain itu jugaa

membantu meningkatkan kontraksi miometrium yang akan

mempercepat proses pembukaan.


25

3.1.3.3 Prinsip dan tujuan deep back massange

Prinsip dan tujuan deep back massange yaitu

mengurangi dan menghentikan penghantaran implus nyeri.

Pelaksanaan massange yang benar dapat meredakan

ketenggan otot serta memberi rasa rileks. Sirkulasi darah

menjadi lancer sehingga nyeri berkurang (judha 2012).

Selain itu deep back massange juga meberikan manfaat

memberi rasa nyaman pada punggung atas dan punggung

bawah, menurunkan nyeri dan kecemasan, mempercepat

persalinan, menghilangkan teganggan otot pada paha dan

diikuti ekspansi tulang pelvis karena relaksasi pada otot-otot

sekitar pelvis dan memudahkan bayi turun dan melewati jalan

lahir, dan menurunkan tenggangan otot akibat kontraksi,

menormalkan fisiologi tubuh, melancarkan sirkulasi darah dan

menstimulasi pembuluh darah (Rukma, 2014).


26

BAB 3

METODE PENELITIAN

3.1 Rencana Study Kasus

Rencana studi kasus dalam bentuk penerapan teknik Deep

BackMassage pada asuhan keperawatan ibu inpartu kala Idengan

masalah nyeri. (Notoatmodjo 2005)

3.2 Subjek Studi Kasus

Yang akan menjadi subjek dalam penelitian ini adalah ibu

inpartu kala 1 dengan masalah nyeri yang dirawat di kamar bersalin

rumah sakit umum daerah Dr.M. Haulussy Ambon.

3.3 Fokus Studi

Fokus studi ini dalah melaksanakan penerapan teknik Deep

Back Massage pada ibu dengan asuhan keperawatan nyeri inpartu

kala I.

3.4 Definisi Operasional

a. Asuhan keperawatan adalah suatu proses yang di gunakan oleh

penulis dalam memberikan pelayanaan keperawaataan kepada


27

klien yang terdiri dari lima tahap yaitu pengkajian, diagnose

keperawatan, perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi.

b. Ibu Inpartu Kala I adalah salah satu kala dalam persalinan yang

disebut dengan kala pembukuan, yang dimulai dari pembukuan

serviks hingga mencapai 10 cm (pembukaan lengkap).

c. Nyeri Persalinan adalah rasa tidak nyaman dari tubuh yang

dapat menghanbat aktifitas karena adanya kontraksi uterus.

d. Teknik Deep back massage adalah penekanan pada sacrum

untuk mengurangi nyeri persalinan

3.5 Waktu dan tempat

Penelitian ini akan dilakukan di Kamar Bersalin Rumah Sakit

Umum Daerah Dr. M. Haulussy Ambon pada bulan April 2018.

3.6 Bahan dan Teknik Pengumpulan Data

a. Bahan atau Instrumen Penelitian

Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah format

pengkajian ibu dengan nyeri inpartu kala I.

b. Teknik pengumpulan data

Teknik pengumpulan data yang dilakukan dalam penelitian

ini yaitu :Observasi, wawancara,pemeriksaan fisik, dan studi

dokumentasi.

3.7 Penyajian Data

Penyajian data dilakukan berdasarkan format pengkajian

dan di buat dalam bentuk tekstural. Setelah itu dilakukan analisis dan
28

dan di dapatkan masalah keperawatan muncul, kemudian lakukan

perencanaan setelah itu dilakukkan tindakan sesuai rencana yang

dibuat dan dilakukan evaluasi atau penilaian kegiatan yang

dilakukan selalu didokumentasikan.

3.8 Etika Studi Kasus

Konsep legal dalam etik keperawatan maternitas.

1. Prinsip Etik

a. Respect (hak untuk dihormati perawat harus menghargai

hak-hak pasien/klien

b. Autonomi (hak pasien memilih treatment terbaik untuk

dirinya)

c. Beneficence (bertindak untuk keuntungan klien/pasien)

kewajiban untuk melakukan hal tidak membayakan pasien/

secara aktif berkontibusi bagi kesehatan dan kesejateran

pasien.

d. Non-meleficence (utamakan tidak mrencederai klien/pasien.

Kewajiban perawat untuk tidak sengaja menimbulkan

kerugian atau cidera). Jangan membunuh atau

menghilangkan nyawa orang lain, jangan menibulkan nyeri

atau penderitaan atau orang lain.


29

e. Konfidiality (hak kerahasiaan menghargai kerahasiaan

terhadap semua informasi tentang pasien yang dipercayakan

pasien pada perawat),

f. Justice (keadilan)

Kewajiban untuk berlaku adil kepada semua orang,

perkataan adil sendiri berarti tidak memiliki atau tidak berat

sebelah.

g. Fidiality (ketaatan)

Kewajiban untuk setia terhadap kesepakatan dan

bertanggung jawab

h. Era modern, pelayanan kesehatan : upaya tim tanggung

jawab tidak hanya 1 pada 1 profesi. 80% kebutuhan dipenuhi

perawat.

i. Masing-masing profesi memiliki aturan tersendiri yang

berlaku

j. Meiliki keterbatasan peran dan berpraktik dengan menurut

peraturan yang disepakati.

k. Veracity ( truful ines dan honesty)

Kewajiban untuk mengatakan kebenaran

2. Pemecahan masalah etik

a. Identifikasi masalah etik

b. Kumpulan fakta-fakta

c. Evaluasitinfakan alternative dari berbagai resektif etik


30

d. Buat keputuysan dan uji cobakan

e. Bertindaklah dan kemudian merefleksikan untuk merebut

Anda mungkin juga menyukai