Etanol yang dapat digunakan sebagai bahan bakar adalah fuel grade ethanol atau etanol
dengan kemurnian 99,5%. Ari selaku ketua tim mengungkapkan “memperoleh kemurnian
etanol 99,5% masih sulit, metode yang telah ada saat ini membutuhkan energi yang cukup
besar sehingga tidak efisien. Oleh karena itu kami mengembangkan adsorben berbahan dasar
abu sekam padi, melalui metode adsorbsi dapat dihasilkan etanol dengan kemurnian tinggi
dan efisien dalam energi serta biaya”. Kandungan silika yang tinggi didalam abu sekam padi
membuatnya dipilih sebagai bahan dasar adsorben. Selain itu abu sekam padi juga merupakan
hasil samping dari pembakaran industri batu bata yang belum dimanfaatkan secara maksimal.
Etanol yang digunakan menjadi pengganti bensin dapat berasal dari etanol hasil
fermentasi yang kadarnya masih rendah. Ari menambahkan bahwa “etanol yang kami
murnikan berasal dari etanol fermentasi yang kadarnya maksimal 12%. Sehingga sebenarnya
masyarakat dapat menghasilkan etanol sendiri dirumahnya dengan memfermentasi jagung
atau tanaman yang mengandung gula, lalu dimurnikan dengan metode yang sedang kami
kembangkan ini”.
Melalui Program Kreativitas Mahasiswa bidang Penelitian yang telah didanai oleh
Dikti tahun 2017 ini dapat membantu memecahkan solusi krisis energi saat ini dan
meningkatkan produksi fuel grade ethanol sebagai bahan bakar berkualitas tinggi dan ramah
lingkungan, serta memanfaatkan lebih lanjut abu sekam padi yang masih minim
pemanfaatannya sekaligus mengurangi hasil samping pembakaran industri batu bata.