Anda di halaman 1dari 9

A.

Rumusan Masalah
1. Bagaimana pengaruh konsentrasi larutan sukrosa terhadap tekanan osmosis pada
daun Rhoe discolor ?
2. Berapakah konsentrasi larutan sukrosa yang menyebabkan 50% dari jumlah sel
mengalami plasmolisis?
3. Berapakah tekanan osmosis sel cairan sel pada Rhoeo discolor dengan metode
plasmolisis?

B. Tujuan Percobaan
1. Menjelaskan pengaruh konsentrasi larutan sukrosa terhadap prosentase sel yang
terplasmolisis.
2. Mengidentifikasi konsentrasi larutan sukrosa yang menyebabkan 50% dari jumlah
sel mengalami plasmolisis.
3. Menghitung tekanan osmosis sel cairan sel dengan metode plasmolisis.

C. Hipotesis
Terdapat pengaruh larutan sukrosa terhadap prosentase sel yang terplasmolisis.

D. Kajian Pustaka
Molekul air dan zat terlarut yang berada dalam sel selau bergerak (Bidwell,
1979). Komponen potensial air pada tumbuhan terdiri atas potensial osmosis (solute)
danpotensial turgor (tekanan). Dengan adanya potensial osmosis cairan sel, air murni
cenderungmemasuki sel. Sebaliknya potensial turgor di dalam sel mengakibatkan air
meninggalkan sel. Pengaturan potensial osmosis dapat dilakukan jika potensial
turgornya sama dengan nol yangterjadi saat sel mengalami plasmolisis (Meyer and
Anderson, 1952).
Plasmolisis ini terjadi apabila sel berada dalam keadaan tanpa tekanan.
Nilaipotensial osmosis sel dapat diketahui dengan menghitung nilai potensial osmosis
larutansukrosa yang isotonik terhadap cairan sel. Potensial air murni pada tekanan
atmosfer dan suhu yang sama dengan larutan tersebut sama dengan nol, maka
potensial air suatu larutan air pada tekanan atmosfer bernilai negatif (Salisbury,
1995). Kondisi sel yang terplasmolisis tersebut dapat dikembalikan ke kondisi semula.
Proses pengembalian dari kondisi terplasmolisis ke kondisi semula ini dikenal
dengan istilah deplasmolisis.
Menurut Ting apabila peristiwa plasmolisis mencapai 50% (kondisi di luar
sama dengan di dalam sel) maka dpat dikatakan potensial osmotic larutan sama
dengan potensial osmotic cairan sel. Apabila sel berada pada larutan dimana ψπ (PO
larutan = ψπ (PO) sel dikatakan larutan isotonic. Apabila sel berada dalam larutan
dimana konsentrasi diluar besar dari dlam sel ψπ (PO) larutan kecil dari dalam sel
maka air akan keluar, larutan diluar disebut Hipertonik. Apabila potensial osmotic
(ψπ) larutan diketahui maka ψπ (PO) dari sel dapat dicari. Tekanan osmotic dapat
ditentukan melalui rumus :

T.O = 22,4 x M x T

273

TO = Tekanan osmotic dalam atmosfer

M = konsentrasi larutan yang menyebabkan 50% sel terplasmolisis (Mile/liter)

T = Temperatur absolute (00c=2730T)

PO = potensi osmotic tandanya – (negatif) B.

E. Variabel Penelitian
1. Variabel manipulasi : konsentrasi larutan sukrosa
2. Variabel kontrol : sayatan epidermis Rhoeo discolor, volume larutan
sukrosa, waktu perendaman
3. Variable respon : prosentase sel yang terplasmolisis

F. Definisi Operasional Variabel


1. Variabel manipulasi : konsentrasi larutan sukrosa dengan molaritas 0,28 M;
0,26 M; 0,24 M; 0,22 M; 0,20M; 0,18M; 0,16 M; dan 0,14 M.
2. Variabel kontrol : orientasi sayatan membujur pada daun Rhoe discolor,
volume larutan 5 ml, waktu perendaman selama 30 menit.
3. Variabel respon : prosentase sel terplasmolisis, dan larutan sukrosa yang
menyebabkan 50% dari jumlah sel mengalami plasmolisis.
G. Alat dan Bahan
Bahan
1. Daun Rhoe discolor
2. Larutan sukrosa denngan molaritas 0,28 M ; 0,26 M ; 0,24 M ; 0,22 M ; 0,20 M ;
0,18 M ; 0,16 M ; 0,14 M.
Alat
1. Mikroskop 1 buah
2. Cup gelas plasti dengan tutupnya 8 buah
3. Kaca benda 8 buah
4. Kaca penutup 8 buah
5. Silet 2 buah
6. Karet gelang 8 buah
7. Kertas label 8 buah

H. Rancangan Percobaan
1. Menyiapkan delapan cup gelas plastik dan mengisi masing-masing dengan 5 ml
larutan sukrosa yang sudah disediakan.
2. Memberi label pada masing-masing cup gelas plastik sesuai dengan konsentrasi
sukrosa yang diberikan.
3. Menyayat selapis epidermis daun Rhoe discolor dengan silet.
4. Merendam sayatan-sayatan epidermis daun pada cup gelas plastik yang berisi
larutan sukrosa dengan konsentrasi tertentu, masing-masing 1 buah.
5. Mencatat waktu mulai perendaman selama 30 menit.
6. Mengambil sayatan dari gelas kimia dan mengamatinya di bawah mikroskop
setelah setelah 30 menit.
7. Menghitung jumlah seluruh sel pada satu lapang pandang, jumlah sel yang
terplasmolisis, dan prosentase jumlah sel terplasmolisis terhadap jumlah sel
seluruhnya.
8. Membuat table data mengenai jumlah seluruh sel, jumlah sel yang terplasmolisis,
dan prosentase jumlah sel terplasmolisis terhadap jumlah seluruhnya.

I. Langkah Kerja

8 Cup Plastik
- diisi dengan larutan sukrosa setiap konsentrasi masing-masing 5 ml, diberi label
sesuai konsentrasi larutan.

Daun Rhoe discolor


- Disayat lapisan epidermis yang berwarna menggunakan silet, diusahakan selapis
sel.
- Direndam di dalam cup gelas plastic yang sudah berisi larutan sukrosa dengan
konsentrasi tertentu selama 30 menit.
- Dicatat waktu mulai perendaman

Sayatan daun Rhoe discolor


yang telah direndam

- Setelah 30 menit, diambil dan diperiksa dengan menggunakan mikroskop


- Dihitung jumlah seluruh sel selapang pandang
- Dihitung jumlah sel terplasmolisis
- Dihitung prosentasi jumlah sel terplasmolisis terhadap jumlah sel seluruhnya
Data

- Dianalisis
- Disusun dalam tabel
- Disusun dalam grafik, ditentukan konsentrasi larutan sukrosa yang menyebabkan
50% sel mengalami plasmolisis.
- Dihitung nilai tekanan osmotik cairan sel epidermis Rhoe discolor menggunakan
rumus TO
Nilai tekanan osmotik

J. Rancangan Tabel Pengamatan

Tabel 1. Hasil Pengamatan Sel Rhoe discolor Terplasmolisis pada Larutan Sukrosa

Konsentrasi Jumlah Sel Jumlah Sel Prosentase Sel


(M) Normal Terplasmolisis Terplasmolisis (%)
0,28 52 39 75
0,26 19 10 52,6
0,24 51 20 39,21
0,22 63 12 19,04
0,20 59 11 18,64
0,18 72 11 15,27
0,16 110 10 9,09
0,14 80 5 6,25

Grafik
Grafik Pengaruh Konsentras Larutan Sukrosa
Terhadap % Sel Terplasmolisis
Prosentase Sel Terplasmolisis (%) 80
70
60
50
40
Pengaruh
30 Konsentrasi
Series1
sukrosa
20 terhadap % sel
10 terplasmolisis

0
0 0.05 0.1 0.15 0.2 0.25 0.3
Konsentrasi Larutan Sukrosa (M)

K. Rencana Analisis Data


Berdasarkan tabel hasil pengamatan sel Rhoe discolor yang terplasmolis
dalam larutan sukrosa didapatkan , pada konsentrasi 0,28 M prosentase sel
terplasmolisis 75% : pada konsentrasi 0,26 prosentase sel terplasmolisis 52,6% ; pada
konsentrasi 0,24 prosentase sel terplasmolisis 39,21% ; pada konsentrasi 0,22
prosentase sel terplasmolisis 19,04% ; pada konsentrasi 0,20 prosentase sel
terplasmolisis 18,64% ; pada konsentrasi 0,18 prosentase sel terplasmolisis 15,27% ;
pada konsentrasi 0,16 prosentase sel terplasmolisis 9,09% ; dan pada konsentrasi 0,14
prosentase sel terplasmolisis 6,25%.
Untuk menghitung nilai tekanan osmosis menggunakan rumus :
TO = 22,4 x M x T
273

Diskusi
Jelaskan mengapa terjadi peristiwa plasmolisis. Dukung dengan data yang anda
peroleh!
Jawab :
Plasmolisis merupakan peristiwa lepasnya membran sel dari dinding sel.
Plasmolisis terjadi karena potensial air di dalam sel lebih besar daripada potensial air
di luar sel, sehinggan molekul air di dalam sel keluar menuju larutan sukrosa sampai
sel menjadi mengkerut. Berdasarkan data yang diperoleh, semakin tinggi konsentrasi
larutan sukrosa maka semakin banyak sel yang terplasmolisis. Pada konsentrasi M
menyebabkan 50% sel terplasmolisis.

L. Hasil Analisis Data


Osmosis pada hakekatnya adalah suatu proses difusi. Secara sederhana dapat
dikatakan bahwa osmosis adalah difusi air melaui selaput yang permeabel secara
differensial dari suatu tempat berkonsentrasi tinggi ke tempat berkonsentrasi rendah.
Tekanan yang terjadi karena difusi molekul air disebut tekanan osmosis. Makin besar
terjadinya osmosis maka makin besar pula tekanan osmosisnya. Ekstraksi osmosis
merupakan peristiwa berpindahnya kadar air dalam sel melalui membran semi permeabel
dari keadaan sel yang hipotonis menuju hipertonis, sehingga terjadi plasmolisis yang
menyebabkan terlepasnya sitoplasma dari dinding sel (Rahmasari, 2014). Tekanan yang
terjadi karena difusi molekul air disebut tekanan osmosis. Makin besar terjadinya osmosis
maka makin besar pula tekanan osmsosisnya. Proses osmsosis akan berhenti jika
kecepatan desakan keluar air seimbang dengan masuknya air yang disebabkan oleh
perbedaan konsentrasi (Kimball, 1983).
Semakin tinggi konsentrasi larutan sukrosa yang digunakan untuk merendam
sayatan epidermis Rhoe discolor maka semakin banyak sel epidermis yang terplasmolisis.
Hal ini terjadi karena Perbedaan potensial air di dalam dan di luar sel. Potensial air yang
ada di dalam sel lebih besar daripada potensial air di luar sel. Potensial air berbanding
lurus dengan potensial osmosis, maka potensial osmosis yang ada di dalam sel juga lebih
besar daripada potensial osmosis di luar sel. Hal ini menyebabkan molekul air di dalam
sel menuju ke luar sel. Pada praktikum ini molekul air dari sel epidermis Rhoe discolor
menuju ke larutan sukrosa sehingga protoplas epidermis kehilangan air. Sel menjadi
menkerut dan terlepas dari dinding sel atau yang disebut peristiwa plasmolisis.

Berdasarkan hasil pengamatan, prosentasi sel terplasmolisis setelah direndam


dalam larutan sukrosa yang memiliki konsentrasi 0,28 M; 0,26M; 0,24M; 0,22M; 0,20M;
0,18M; 0,16M; 0,14M secara berurutan adalah 75% ; 52,6% ; 39,21% ; 19,04% ; 18,64%
; 15,27% ; 9,09% ; dan 6,25%. Pada konsentrasi larutan sukrosa M jumlah sel ter
plasmolisis menncapai 50%, kondisi tersebut merupakan kondisi yang isotonik. Potensial
air di dalam sel Rhoe discolor sama dengan potensial air di luar sel, sehingga tidak terjadi
lagi difusi air. Setelah mendapatkan konsentrasi larutan sukrosa yang menyebabkan 50%
dsel terplasmolisis , maka dapat ditentukan nilai Tekanan Osmosis.

TO = 22,4 x M x T
273
= 22,4 x 0,255 x (29 + 273)
273
= 22,4 x 0,255 x 302
273
= 1725,024
273
= 6,31 atm

M. Kesimpulan
Dari hasil pengamatan yang telah dilakukan, maka dapat disimpulkan bahwa:
1. Konsentrasi larutan sukrosa berpengaruh terhadap prosentase sel yang terplasmolisis.
2. Semakin tinggi konsentrasi larutan maka semakin besar sel yang terplasmolisis.
3. Konsentrasi larutan sukrosa yang menyebabkan 50% sel terplasmolisis adalah 0,255
M.
4. Nilai Tekanan osmosis cairan sel Rhoe discolor adalah 6,31 atm.

N. Daftar Pustaka
Bidwell. R.G.S.1979. Plant Physiology edition 2. Macmillion Publishing. Co : New York.
Kimball, J. W. 1983. Biologi. Jakarta : Erlangga.
Meyer, B.S and Anderson, D.B. 1952. Plant Physiology. D Van Nostrand Company Inc
:New York.
Rahmasari, Hamita dkk. 2014. Ekstraksi Osmosis Pada Pembuatan Sirup Murbei (Morus
alba L.) Kajian Proporsi Buah : Sukrosa Dan Lama Osmosis. Jurnal Pangan dan
Agroindustri Vol. 2 No 3 p.191-197, Juli 2014

Salisbury, F.B., Cleon W R. 1995. Fisiologi Tumbuhan Jilid 1. Bandung : ITB.


LAMPIRAN

Perhitungan prosentase sel terplasmolisis

 0,28 M 39 x 100% = 75 %
52
 0,26 M 10 x 100% = 52,6 %
19
 0,24 M 20 x 100% = 39,21 %
51
 0,22 M 12 x 100% = 19,04 %
63
 0,20 M 11 x 100% = 18,64 %
59
 0,18 M 11 x 100% = 15,27 %
72
 0,16 M 10 x 100% = 9,09 %
110
 0,14 M 5 x 100% = 6,25 %
80
Menyiapkan delapan cup gelas plastik dan mengisi masing-masing dengan 5 ml
larutan sukrosa yang sudah disediakan kemudian memberi label pada masing-masing cup
gelas plastik sesuai dengan konsentrasi sukrosa yang diberikan.

Sel epidermis Rhoe discolor normal sel Rhoe discolor mengalami plasmolisis

sel Rhoe discolor mengalami plasmolisis

Anda mungkin juga menyukai