Anda di halaman 1dari 42

Sumber : Ririt Kurniasih, (2011, diolah)

Gambar 2.1 Kerangka Konseptual

2.3.Hipotesis Penelitian

Berdasarkan kerangka pemikiran yang diuraikan diatas, maka hipotesis

yang diajukan dalam penelitian ini adalah, rasio profitabilitas yag terdiri dari

ROA dan ROE, ukuran perusahaan (SIZE), dan arus kas operasi memiliki

pengaruh yang signifikan terhadap return saham pada industri manufaktur

sektor makanan dan minuman yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1.Jenis Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk menguji hipotesis, oleh karena itu jenis

penelitian yang dilakukan adalah penelitian asosiatif kausal yaitu penelitian

yang bertujuan untuk menganalisis hubungan antara suatu variabel dengan

variabel lainnya. Desain kausal berguna untuk menganalisis bagaimana suatu

variabel mempengaruhi variabel lain.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah terdapat hubungan yang

signifikan antara rasio profitabilitas khususnya ROA dan ROE, ukuran

perusahaan, dan arus kas aktivitas operasi terhadap return saham. Variabel

independen (X) yang digunakan adalah ROA, ROE, ukuran perusahaan dan

Universitas sumatera utara


arus kas operasi yang mempunyai hubungan signifikan terhadap return saham

sebagai variabel dependen (Y).

3.2.Tempat dan Waktu Penelitian

Tempat penelitian adalah di Bursa Efek Indonesia dengan tahun

pengamatan perusahaan dari tahun 2007 sampai tahun 2012 dengan cara

mengunjungi website www.idx.co.id. Waktu penelitian yang dilakukan

dimulai pada bulan Desember 2013, sampai bulan Maret 2014.

3.3.Batasan Operasional

Adapun yang menjadi batasan operasional penelitian ini adalah :

a. Variabel yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari dua bagian,

yaitu:

1. Variabel bebas (independent variable) yang terdiri dari Return on

Asset, Return on Equity, ukuran perusahaan, dan arus kas operasional.

2. Variabel terikat (dependent variable) yang terdiri dari return saham

perusahaan sekor makanan dan minuman yang terdaftar di BEI.

b. Data yang digunakan dalam penelitian ini diperoleh dari :

1. Data Return on Asset, Return on Equity, ukuran perusahaan, dan arus

kas operasi perusahaan makanan dan minuman yang terdaftar di BEI

periode 2007 sampai 2012.

Universitas sumatera utara


2. Data return saham perusahaan makanan dan minuman yang terdaftar

di BEI periode 2007 sampai 2012.

3.4.Definisi Operasional

3.4.1.Variabel Independen

Variabel independen (variabel bebas) adalah variabel yang dapat

mempengaruhi variabel lain. Variabel bebas dalam penelitian ini meliputi:

1. Return on Asset (ROA)

Return on asset mengukur efektivitas perusahaan dalam menghasilkan

keuntungan dengan memanfaatkan aktiva yang dimilikinya. Formulanya

adalah:

Laba bersih setelah pajak dan bunga


ROA =
Total aset

2. Return on Equity (ROE)

Return on Equity (ROE) digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan

menghasilkan laba berdasarkan modal tertentu.

Laba Bersih Setelah Pajak dan bunga


ROE= Ekuitas Pemegang Saham

3. Ukuran perusahaan

Ukuran perusahaan merupakan besar (ukuran) yang dinyatakan dalam

total aktiva, penjualan dan kapitalisai pasar. Penelitian ini menggunakan total

aktiva sebagai ukuran perusahaan. Total aktiva yang besar akan

meningkatkan efisiensi perusahaan dan memberikan prospek pertumbuhan di

masa depan.

Universitas sumatera utara


SIZE = Ln (total asset)

4. Arus Kas Operasi

Arus kas dari aktivitas operasi merupakan aktivitas penghasil utama

pendapatan perusahaan dan aktivitas lain yang bukan merupakan aktivitas

investasi dan aktivitas pendanaan.

𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇 𝑇𝑇𝑎𝑎𝑎𝑎𝑎𝑎 𝑘𝑘𝑇𝑇𝑎𝑎 𝑇𝑇𝑜𝑜𝑜𝑜𝑎𝑎𝑇𝑇𝑎𝑎𝑜𝑜


AKO =
𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇 𝑇𝑇𝑎𝑎𝑜𝑜𝑇𝑇

3.4.2.Varibael Dependen

Variabel dependen (variabel terikat) adalah variabel yang dipengaruhi oleh

variabel lain. Variabel dependen dalam penelitian ini adalah actual

return.Return saham adalah keuntungan yang dinikmati investor atas investasi

saham yang dilakukannya. Return saham dapat dihitung berdasarkan rumus :

(P it − P it −1
Rit =
)
P it −1

Keterangan:

Ri,t = return saham i untuk waktu t (hari, bulan, dan sebagainya)

Pt = price, yaitu harga untuk waktu t

Pt-1 = price, yaitu harga untuk waktu sebelumnya (kemarin, bulan lalu, dan

seterusnya)

3.5.Populasi dan Sampel Penelitian

Menurut Sugiyono (2007: 72), populasi adalah wilayah generalisai yang

terdiri dari objek / subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu
yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipejari dan kemudian ditarik

kesimpulannya. Populasi penelitian ini adalah perusahaan-perusahaan sektor

makanan dan minuman yang terdafatar di Bursa Efek Indonesia dari tahun

2007 sampai tahun 2012 dengan menggunakan kriteria-kriteria sebagai

berikut:

1. Perusahaan sektor makanan dan minuman yang terdaftar di Bursa Efek

Indonesia selama tahun pengamatan, yaitu dari tahun 2007 sampai tahun 2012.

2. Perusahaan sektor makanan dan minuman yang telah mengeluarkan laporan

keuangan lengkap pada tahun 2007 sampai 2012

3. Perusahaan sektor makanan dan minuman yang menghasilkan laba secara

terus-menerus selama tahun 2007 sampai 2012.

Berdasarkan kriteria tersebut, didapatkan 10 perusahaan, dan secara

keseluruhan digunakan sebagai sampel (metode sampel jenuh). Sampel adalah

bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi.

Berikut ini adalah ringkasan teknik pengambilan sampel:

Tabel 3.1
Teknik Pengambilan Sampel

No Karakteristik Sampel Jumlah


1 Perusahaan sektor makanan dan 19
minuman yang terdaftar di Bursa Efek
Indonesia
2 Perusahaan sektor makanan dan (3)
minuman yang tidak mengeluarkan
laporan keuangan pada tahun 2007
sampai 2012
3 Perusahaan sektor makanan dan (6)
minuman yang tidak menghasilkan laba
secara terus-menerus selama tahun
2007 sampai 2012
Jumlah Sampel 10

Berdasarkan kriteria tersebut, maka diperoleh sampel penelitian sebanyak

10 perusahaan. Adapun yang menjadi sampel penelitian dapat dilihat dari tabel

berikut:

Tabel 3.2
Daftar Sampel Penelitian

No Kode Emiten Nama Emiten


1 AISA PT.Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk
2
CEKA PT.Cahaya Kalbar Tbk
3
DLTA PT.Delta Djakarta Tbk
4
INDF PT.Indofood Sukses Makmur Tbk
5
MLBI PT.Multi Bintang Indonesia Tbk
6
MYOR PT.Mayora IndahTbk
7
PSDN PT.Prasidha Aneka NiagaTbk
8
SKLT PT.Sekar LautTbk
9
STTP PT.Siantar TOP Tbk
10
ULTJ PT.Ultra Jaya Milk Tbk
Sumber : idx.co.id (data diolah)

3.6.Metode Pengumpulan Data

Pengumpulan data dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan data

sekunder, karena peneliti memperoleh data yang dibutuhkan secara tidak

langsung yaitu melalui data-data pendukung dan buku referensi,


sertamendapatkan data dengan cara studi dokumentasi melalui website resmi

Bursa Efek Indonesia www.idx.co.id, website perusahaan yang diteliti, dan

harga saham dari yahoo finance tahun 2007-2012.

3.7.Teknik Analisis Data

3.7.1.Analisis Statistik Deskriptif

Menurut Sugiyono (2007: 142), analisis statistik deskriptif digunakan untuk

menganalisa data dengan cara mendeskripsikan atau menggambarkan data

yang telah terkumpul sebagaimana adanya tanpa bermaksud membuat

kesimpulan yang berlaku umum atau generalisasi.

3.7.2.Uji Asumsi Klasik

Penulis menggunakan bantuan program software SPSS 17.0 for Windows

(Statistic Product& Service Solution) dalam penelitian ini. Agar diperoleh

perkiraan yang efesien, maka sebelum melakukan analisis regresi sebaiknya

dilakukan terlebih dahulu pengujian asumsi klasik. Pengujian asumsi klasik

dilakukan untuk mendapatkan hasil penelitian yang BLUE (Best, Linier,

Unbiased, Estimation) (Situmorang dan Lufti 2011:100)

3.7.2.1.Uji Normalitas

Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi,

variabel dependen dan variabel independen mempunyai distribusi normal atau

tidak. Model regresi yang baik adalah yang memiliki distribusi data normal
atau mendekati normal. Menurut Ghozali (2006: 110), ada dua cara untuk

mendeteksi apakah residual berdistribusi normal atau tidak, yaitu dengan

analisis grafik dan analisis statistik. Analisis grafik dilakukan dengan melihat

grafik histogram yang membandingkan data observasi dengan distribusi yang

mendekati distribusi normal atau mengikuti kurva berbentuk lonceng dan

grafik normal probability plot yang membandingkan distribusi kumulatif dari

distribusi normal. Dasar pengambilan keputusan normal probability plot

tersebut adalah sebagai berikut:

1. Jika data menyebar sekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis

diagonal atau grafis histogramnya menunjukkan pola distribusi normal, maka

model regresi memenuhi asumsi normalitas.

2. Jika menyebar jauh dari garis diagonal dan atau tidak mengikuti arah garis

diagonal atau grafis histogramnya tidak menunjukkan pola distribusi normal,

maka model regresi tidak memenuhi asumsi normalitas.

Analisis statistik dilakukan dengan uji statistik nonparametrik Kolmogrov

Smirnov (K-S). Kriteria pengambilan keputusan adalah apabila nilai signifikan

< 0,05 berarti distribusi data tidak normal, sebaliknya bila nilai signifikan >

0,05 berarti distribusi data normal.

3.7.2.2.Uji Heteroskedatisitas

Asumsi heteroskedastisitas adalah asumsi dalam regresi dimana varians

dari residual tidak sama untuk satu pengamatan ke pengamatan lain. Jika

varians dari residual dari suatu pengamatan ke pengamatan lain tetap, maka
disebut homoskedastisitas. Salah satu uji untuk mengetahui heteroskedastisitas

ini adalah dengan melihat penyebaran dari varians residual pada diagram

pencar (scatter plot). Analisis pada gambar scatter plot yang menyatakan

model regresi linear berganda tidak terdapat jika:

a. Titik-titik data menyebar di atas dan di bawah atau di sekitar angka 0

b. Titik-titik data tidak mengumpul hanya di atas atau di bawah saja

c. Penyebaran titik-titik data tidak boleh membentuk bola bergelombang

melebar kemudian menyempit dan melebar kembali.

d. Penyebaran titik-titik data sebaiknya tidak berpola.

Uji ini juga dapat dilakukan melalui uji Glejser, yaitu dengan meregres

nilai absolut residual terhadap variabel independen. Apabila signifikansi> dari

taraf nyata 5%, maka dianggap tidak terjadi masalah heteroskedastisitas, dan

begitu sebaliknya.

3.7.2.3.Uji Multikolinearitas

Menurut Ghozali (2006: 91), uji ini bertujuan menguji apakah pada model

regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel independen. Pada model

regresi yang baik antar variabel independen seharusnya tidak terjadi kolerasi.

Jika terjadi korelasi, maka dikatakan terdapat masalah multikolinieritas.

Pengujian terhadap ada tidaknya multikolinieritas dilakukan dengan melihat

toleransi variabel dan Variance Inflation Factor (VIF) dengan

membandingkan sebagai berikut:

a. Bila VIF > 5 terdapat masalah multikolinieritas

b. Bila VIF<5 tidak terdapat masalah multikolinieritas


c. Tolerance < 0,1 maka diduga mempunyai persoalan multikolinieritas

d. Tolerance > 0,1 maka tidak terdapat multikolinieritas.

3.7.2.4.Uji Autokorelasi

Menurut Ghozali (2006:95), uji ini bertujuan untuk melihat apakah dalam

suatu model regresi linear ada korelasi antar kesalahan pengganggu pada

periode t dengan kesalahan pada periode t-1. Autokorelasi muncul karena

observasi yang berurutan sepanjang tahun yang berkaitan satu dengan yang

lainnya. Hal ini sering ditemukan pada data time series. Cara yang dapat

digunakan untuk mendeteksi masalah autokorelasi adalah dengan Runs Test.

Runs Test dapat digunakan untuk menguji apakah antar residual terdapat

korelasi yang tinggi. Jika antar residual tidak terdapat hubungan korelasi maka

dikatakan bahwa residual adalah acak atau random.

Ho : residual random (acak) Ha :

residual tidak ranndom

Probabilitas > 0,05 → Ho diterima

Probabilitas < 0,05 → Ho ditolak

3.7.3.Analisis Regresi Linier Berganda

Model analisis data yang digunakan untuk menguji hipotesis pada penelitian

ini adalah model analisis regresi linier berganda (Multiple Regression

Analysis). Analisis regresi linier berganda merupakan perluasan dari regresi

sederhana. Regresi liner berganda ditujukan untuk menentukan hubungan


linear antara beberapa variable independen dengan variable dependen

(Situmorang dan Lufti, 2011:151). Persamaannya adalah sebagai berikut :

Y= α + β1X1 + β2X2 + β3X3 + β4X4 + e

Y = Return saham
α = konstanta
X1 = ROA
X2 = ROE
X3 = Ukuran perusahaan
X4 = Arus kas operasi.
β1, β2, β3,β4 = Koefisien regresi
e = error

3.7.4.Pengujian Hipotesis

Model regresi yang sudah memenuhi asumsi-asumsi klasik tersebut akan

digunakan untuk menganalisis, suatu perhitungan statistik disebut signifikan

secara statistik apabila nilai uji statistiknya berada dalam daerah kritis (daerah

dimana 𝐻��𝑇𝑇 ditolak). Sebaliknya, disebut tidak signifikan bila uji

statistiknya

berada dalam daerah dimana 𝐻��𝑇𝑇 diterima. Model pengujian yang

dilakukan
adalah uji F dan uji t.

3.7.4.1.Uji Signifikansi Simultan (Uji-F)

Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui apakah semua variabel bebas secara

bersama-sama atau serempak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap

variabel terikat.Bentuk pengujiannya adalah:

a. H0:b1=𝑏��2 =𝑏��3 =b4 = 0,artinya tidak terdapat pengaruh yang signifikan

secara

bersamaan dari ROA, ROE, ukuran perusahaan, dan arus kas operasi
terhadap return saham.
b. Ha: minimal satu 𝑏��𝑜𝑜 ≠0, artinya terdapat pengaruh yang signifikan

secara

bersamaan dari ROA, ROE, ukuran perusahaan, dan arus kas operasi

terhadap return saham.

Dengan menggunakan tingkat signifikan (α) 5%, jika nilai sig.F >

0,05maka H0 diterima, artinya tidak ada pengaruh yang signifikan secara

bersamaan dari variabel bebas terhadap variabel terikat. Sebaliknya, jika nilai

sig. F < 0,05 maka Ha diterima, artinya ada pengaruh yang signifikan secara

bersamaan dari variabel bebas terhadap variabel terikat. Pengambilan

keputusan juga dapat dilakukan dengan membandingkan nilai Fhitungdan nilai

Ftabel. Dimana kriterianya adalah, H0 diterima jika Fhitung < Ftabel pada α =

5%, Ha diterima jika Fhitung > Ftabel pada α = 5%

3.7.4.2.Uji Signifikansi Parsial (Uji-t)

Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui apakah setiap variabel bebas

secara parsial mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap variabel terikat.

Bentuk pengujiannya adalah:

a.ROA

H0: b1 = 0, artinya ROAtidak berpengaruh yang signifikan terhadap return

saham perusahaan sektor makanan dan minuman di Bursa Efek Indonesia.

H0 : b1 ≠0,artinyaROA berpengaruh yang signifikan terhadapreturn saham

perusahaan sektor makanan dan minuman di Bursa Efek Indonesia.

b.ROE

H0: b2 = 0, artinya ROEtidak berpengaruh yang signifikan terhadap return

saham perusahaan sektor makanan dan minuman di Bursa Efek Indonesia.


H0 : b2 ≠0,artinya ROE berpengaruh yang signifikan terhadap return saham

perusahaan sektor makanan dan minuman di Bursa Efek Indonesia.

c.Ukuran Perusahaan

H0: b3 = 0, artinya ukuran perusahaantidak berpengaruh yang signifikan

terhadap return saham perusahaan sektor makanan dan minuman di Bursa

Efek Indonesia.

H0 : b3 ≠0,artinya ukuran perusahaan berpengaruh yang signifikan

terhadap

return saham perusahaan sektor makanan dan minuman di Bursa Efek

Indonesia.

d.Arus Kas Operasi

H0: b4= 0, artinya arus kas operasi tidak berpengaruh yang signifikan terhadap

return saham perusahaan sektor makanan dan minuman di Bursa Efek

Indonesia.

H0 : b4≠0, artinya ukuran perusahaan berpengaruh yang signifikan terhadap

return saham perusahaan sektor makanan dan minuman di Bursa Efek

Indonesia.

Dengan menggunakan tingkat signifikan (α) 5%, jika nilai sig. t> 0,05 H0

diterima, artinya tidak ada pengaruh yang signifikan variabel bebas terhadap

variabel terikat. Sebaliknya jika sig. t< 0,05 Ha diterima, artinya ada pengaruh

yang signifikan antara variabel bebas terhadap variabel terikat. Nilai thitung juga

dapat dibandingkan dengan nilai ttabel. Kriteria pengambilan keputusannya

yaitu, H0 diterima jika thitung < ttabel pada α = 5%, Ha diterima jika

thitung> ttabelpada α = 5%
BAB IV

HASIL PENELTIAN DAN PEMBAHASAN

4.1. Gambaran Umum Perusahaan

1. PT. Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk.

PT Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk. merupakan produsen makanan yang

berlokasi di Jakarta. Pendiri bisnis ini adalah Tan Pia Sioe. Pada tahun 1959,

dia mulai mendirikan bisnis keluarga yang berbasis produksi bihun jagung

yang diberi nama Perusahaan Bihun Cap Cangak Ular di Sukoharjo, Jawa

Tengah. Ide pendirian perusahaan ini muncul ketika Tan ingin memproduksi

makanan berkualitas dengan harga yang terjangkau bagi konsumen. Pada

tahun 1992, PT. Tiga Pilar Sejahtera didirikan untuk pertama kalinya di

Sukoharjo, Jawa Tengah yang memproduksi bihun beras dan mie kering.

Perkembangan perusahaan semakin meningkat seiring dengan bertambahnya

permintaan konsumen. Perusahaan akhirnya membangun pabrik baru di

Karang Anyar, Jawa Tengah pada tahun 1995. Untuk mengantisipasi

pertumbuhan permintaan konsumen serta efisiensi produksi, perusahaan

membangun IntegratedFood Industry yang berlokasi Sragen, Jawa Tengah

pada tahun 2000. Pada tahun 2002, perusahaan juga menerapkan sistem

manajemen yang canggih untuk mencapai perbaikan yang berkelanjutan

dalam produktivitas dan efisiensi. Dalam usahanya "go public", perusahaan ini

berhasil mencatatkan sahamnya di Bursa Efek Indonesia sejak tahun 2003


melalui proses akuisisi PT. Asia Inti Selera Tbk. yang merupakan produsen

mie telor. Perusahaan ini juga melebarkan bisnisnya dengan mengakuisisi PT.

Polymeditra Indonesia yang merupakan pemimpin dalam pasar permen dan

biskuit. Beberapa produk PT.Tiga Pilar Sejahter Food Tbk. antara lain, Ayam

2 Telor Oriental, Mie Instan Superior, Mie Kremezz, Bihunku, Gulas Candy

dan beberapa varian produk lainnya. Dengan perluasan bidang bisnis membuat

perusahaan ini kokoh menjadi perusahaan pangan yang terintegritas di

Indonesia.

2. PT.Cahaya Kalbar Tbk.

PT. Cahaya Kalbar Tbk adalah perusahaan multinasional Indonesia yang

bergerak di bidang produksi makanan, khususnya industri coklat, industri

kembang gula, lapisan icing, dan pengisi permen. Selain itu, perusahaan juga

memproduksi dan memasok bahan untuk restoran dan industri perhotelan,

serta pembuatan kue dan roti. Perusahaan yang berdiri sejak 1968 ini telah

mendaftarkan sahamnya di Bursa Efek Jakarta pada tahun 1996. Perusahaan

memiliki tiga pabrik yaitu di beberapa daerah yaitu, Pluit Jakarta, Pontianak

dan ekspansi baru di Cikarang.Perusahaan memproses minyak sawit dan

kacang illipe menjadi lemak nabati khusus termasuk cocoa butter setara

(CBE), cocoa butter substitute (CBS), cocoa butter extender (CBX) dan cocoa

butter improver (CBI), sedangkan pada pengolahan kakao, perusahaan juga

membuat biji kakao menjadi bubuk dan mentega kakao untuk digunakan

dalam industri makanan.


3. PT. Delta Djakarta Tbk.

Pabrik “Anker Bir” didirikan pada tahun 1932 dengan nama Archipel

Brouerrij”. Pabrik ini telah mengalami beberapa kali perubahan sehingga

terbentuk PT. Delta Djakarta pada tahun 1970. PT. Delta Djakarta Tbk.

didirikan dalam rangka Undang-Undang Penanaman Modal Asing No. 1 tahun

1967 yang telah diubah dengan Undang-Undang No. 11 tahun 1970

berdasarkan akta No. 35 tangal 15 Juni 1970. Perusahaan ini berlokasi di Jalan

Inspeksi Tarum Barat, Bekasi Timur-Jawa Barat. Ruang lingkup kegiatan

perusahaan terutama untuk memproduksi dan menjual bir pilsener dan bir

hitam dengan merek Anker, Carlsberg, San Minguel dan Kuda Putih.

Perusahaan juga telah melakukan difersifikasi produk dengan memeproduksi

dan menjual produk minuman non alkohol dengan merek Sodaku dan Soda

Ice.

4. PT. Indofood Sukses Makmur Tbk.

PT Indofood Sukses Makmur Tbk. didirikan pada tahun 1990 oleh

Sudono Salim dengan nama Panganjaya Intikusuma. Perusahaan ini

merupakan produsen berbagai jenis makanan dan minuman yang berlokasi di

Jakarta, Indonesia. Perusahaan ini kemudian diganti dengan nama Indofood

pada tahun 1990. Pada tahun 1990, Indofood merintis bisnis makanan ringan

melalui anak perusahaannya Seven-Up Nederland BV, perusahaan afiliasi dari

PepsiCo Inc, dengan peluncuran tiga merek yaitu. Chitato, Chiki dan
Jetz.Pada tahun 2007 merek Qtela diluncurkan untuk menembus pasar

makanan ringan tradisional. Di tahun 1991, bisnis bumbu makanan mulai dari

kecap, sambal dan bumbu instan mulai dirintis. Tahun 2005 PT Nestlé

Indofood Citarasa Indonesiadidirikan sebagai perusahaan patungan 50% milik

Nestlé SA, dengan tanggung jawab untuk pemasaran produk hanya kuliner.

Pada tahun 2007 Sirup Indofood mulai dikenal luas oleh masyarakat.

5. PT. Multi Bintang Indonesia Tbk.

PT. Multi Bintang Indonesia Tbk. didirikan pada tanggal 3 Juni 1929

berdasarkan akta notaris No. 8 dari Tjeerd Dijkstra,dengan nama N.V.

Nederlandsch Indische Bierbrouwerijen. Pabrik bir perseroan ini terletak di

Sampang Agung dan Tangerang. Perseroan ini adalah bagian dari kelompok

Heinken, dimana pemegang saham utama adalah Heineken Internasional

Beheer B.V. transaksi dan saldo signifikan dengan pihak-pihak yang

mempunyai hubungan istimewa disajikan dalam catatan 21 atas laporan

keuangan.Sesuai dengan Anggaran Dasar, perusahaan ini beroperasi dalam

industri bir dan minuman lainnya. Untuk mencapai tujuan usahanya,

perusahaan ini melakukan beberapa aktivitas sebagai berikut, produksi bir dan

minuman lainnya yang relevan,pemasaran produk pada pasar lokal dan

internasional,dan melakukan impor atas bahan-bahan promosi yang relevan

dengan produk-produknya.

6. PT. Mayora Indah Tbk


PT. Mayora Indah Tbk. merupakan kelompok bisnis yang memproduksi

makanan terkemuka di Indonesia. Mayora Indah telah berkembang menjadi

salah satu perusahaan Fast Moving Consumer Goods Industry yang telah

diakui keberadaannya secara global. Hal ini terbukti bahwa Mayora Indah

telah menghasilkan berbagai produk berkualitas yang saat ini menjadi merek-

merek terkenal di dunia, seperti Kopiko, Danisa, Astor, Energen, Torabika dan

yang lainnya. Perusahaan ini pertama kali didirikan sejak 17 Februari 1977

sebagai industri biskuit rumah sederhana yang hingga sekarang mampu

berkembang dengan pesat menjadi salah satu kelompok usaha yang

terintegrasi di Indonesia. Perkembangan perusahaan juga ditorehkan dengan

merubah status perusahaan menjadi perusahaan terbuka seiring dengan

pencatatan saham perusahaan untuk pertama kali di Bursa Efek Jakarta sejak 4

Juli 1990. Pada tahun-tahun berikutnya perusahaan terus melakukan ekspansi

cepat untuk menjadi sebuah perusahaan yang berbasis ASEAN. Salah satu

usahanya yakni mendirikan fasilitas produksi dan beberapa kantor pemasaran

yang terletak di beberapa negara di Asia Tenggara.Produk-produk Mayora

dibagi menjadi beberapa lini produk dengan merek-merek terkenal, antara lain

Biskuit dengan pabrik biskuit terbesar di Asia Tenggara (Marie Roma, Slai

O’lai, Better, Danisa dan Sari Gandum), Permen yang menjadi salah satu

pelopor permen kopi dan menjadi merek permen nomor 1 di dunia (Kopiko,

Kis, dan Tamarin), Wafer & Chocolate yang menjadi pelopor hadirnya wafer

roll dan coklat pasta dengan kualitas tinggi (Astor, Beng-beng, Superstar,

Zuperr Keju, dan Choki-choki), Kopi yang merupakan produsen kopi instan
terbesar di Indonesia dan Asia Tenggara (Torabika Brown Coffe, Torabika

3inOne, Torabika Cappucino), Mayora Nutrition (Energen Oat Milk), Bubur

(Super BUbur), Mie Instan (Mie Gelas), Minuman (Vitazone, Teh Pucuk

Harum dan Kopiko 78°C) dan beberapa varian produk lainnya. Saat ini

produk-produk tersebut telah didistribusikan ke lebih dari 52 negara di dunia

seperti Amerika Serikat, Australia, Belanda, Jerman, Jepang, Iran, Italia,

Inggris, Spanyol, Korea Selatan, Saudi Arabia, Portugal dan beberapa negara

lainnya.

7. PT. Prasidha Aneka Niaga Tbk

PT. Prasidha Aneka Niaga Tbk. didirikan dengan nama PT. Aneka Bumi

Asih berdasarkan akta notaris No. 7 tanggal 16 April 1974. akta pendirian

perusahaan telah disahkan oleh Menteri Kehakiman Republik Indonesia dan

Surat Keputusan No. Y.A.5/358/23 tanggal 3 Oktober 1974 dan diumumkan

dalam tambahan No. 2488 dari Berita Negara No. 37 tanggal 10 Mei 1994.

Anggaran dasar perusahaan telah megalami beberapa kali perubahan.

Perusahaan menjadi PT. Prasidha Aneka Niaga telah disahkan oleh Menteri

Kehakiman Republik Indonesia dalam Surat Keputusan No. C2-

3792.HT.01.04.TH.94 tanggal 1 Maret 1994.Perusahaan berlokasi di jalan Ki

Kemas Rindho, Kertapati, Palembang, dan bergerak di bidang industri,

pertanian, perdagangan, pemborong, pengangkutan, percetakan, jasa dan real

estate. Perusahaan saat ini bergerak dalam bidang pengolahan dan


perdagangan hasil bumi. Perusahaan memulai kegiatan usaha komersialnya

pada tahun 1974.

8. PT. Sekar Laut Tbk.

PT. Sekar Laut Tbk. didirikan berdasarkan akte notaris No. 120 tanggal 19

Juli 1976 dari Soetjipto, SH, notaris di Surabaya. Akte pendirian perusahaan

ini telah disetujui oleh Menteri Kehakiman Republik Indonesia dalam surat

keputusannya No. Y.A.5/56/1 tanggal 1 Maret No. 87, tambahan No. 984

tanggal 30 Oktober 1987. Perusahaan berlokasi di Jalan Jenggolo II/17

Sidoarjo, Jawa Timur, dengan jumlah karyawan masing-masing 821 dan 873

orang pada tanggal 30 September 2004 dan 2003. Kantor pusat perusahaan di

jalan Raya Darmo No. 23-25 Surabaya, Jawa Timur.Anggaran dasar

perusahaan telah mengalami beberapa kali perubahan dan perubahan terakhir

dengan akte No. 94 tanggal 9 Juli 1997 oleh Buntario Trigis Darmawa NG,

SH mengenai kenaikan modal dasar perusahaan dan penyesuaian anggaran

dasar perusahaan dan penyesuaaian anggaran dasar dengan undang-undang

No. 1 tahun 1995 tentang perseroan terbatas. Perusahaan bergerak dalam

bidang industri pembuatan kerupuk, saos tomat, sambal dan bumbu masak

serta menjual produknya di dalam maupun luar negeri.

9. PT. Siantar Top Tbk.

PT. Siantar Top Tbk. didirikan berdasarkan akta No. 45 tanggal 12 Mei

1987 dari Ny. Endang Widjajanti, SH, notaris dan akta perubahannya No. 64
tanggal 24 Maret 1988 dari notaris yang sama. Akta pendirian dan perubahan

tersebut telah disyahkan oleh Menteri Kehakiman Republik Indonesia dalam

surat keputusannya No. C2-5873.HT.01.01.Th.88 tanggal 11 Juli 1988 serta

diumumkan dalam berita negara Republik Indonesia No. 104 tanggal 28

Desember 1993, tambahan No. 5226. Anggaran Dasar perseroan telah

beberapa kali mengalami perubahan, terakhir dengan akta 31 tanggal 6

Agustus 2001dari Dyah Ambarwaty Setyoso, SH notaris di

Surabaya.Perusahaan ini berlokasi di Sidoarjo, Jawa Timur dengan lokasi

pabrik di Medan (Sumatera Utara), dan Bekasi (Jawa Barat). Sesuai dengan

pasal 3 anggaran dasar perseroan, ruang lingkup kegiatan perseroan terutama

bergerak dalam bidang industri makanan ringan, yaitu mie (snack noodle),

kerupuk (crackers) dan kembang gula (candy). Persroan mulai beroperasi

secara komersil pada bulan September 1989. Hasil produksi perseroan

dipasarkan di dalam negeri maupun luar negeri. Jumlah karyawan perseroan

rata-rata 6.200 karyawan untuk tahun 2004 dan 5.900 karyawan pada tahun

2003.

10. PT. Ultra Jaya Milk Tbk.

PT. Ultra Jaya Milk Tbk. didirikan oleh Akte notaris nomor 8 tertanggal 2

November 1971 kemudian berubah pada No. 71 tanggal 29 Desember 1997.

Keduanya (akte) tersebut dicatat oleh Komar Andasasmita, SH, notaris di

Bandung. Akta telah disetujui oleh Menteri Kehakiman Republik Indonesia

pada putusan nomor 34 tanggal 27 April dan dipublikasikan dalam lembaran

Negara Republik Indonesia No. 131. Perusahaan ini berlokasi di jalan Raya
Cimarene No. 131 Pedalarang 40552, Bandung Regency. Perusahaan ini

memproduksi makanan dan minuman minuman mineral (bebas hama) karena

diproses dengan menggunakan teknik UHT (Ultra Hight Temperatur), seperti

susu, jus, minuman kesehatan dan tradisional serta memproduksi mentega, sari

teh, sari buah tropis, susu bubuk dan pemanis susu. Perusahaan ini merupakan

distribustor keju (kraf) yang diproduksi oleh PT. Kraf Ultrajaya Indonesia.

Perusahaan ini memiliki hubungan kerja sama dengan beberapa perusahaan

multinasional seperti Nestle, Morigana, dan lainnya.

4.2. Analisis Statistik Deskriptif

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode statistik

deskriptif, yaitu penelitian yang dilakukan untuk memperoleh gambaran yang

sebenarnya tentang kondisi perusahaan dalam analisis. Statistik deskriptif

memberikan penjelasan mengenai nilai minimum, nilai maksimum, dan nilai

rata-rata (mean), dan nilai standar deviasi dari variabel-variabel independen

dan variabel dependen. Informasi yang dibutuhkan dalam penelitian ini

merupakan data sekunder yang diperoleh dari www.idx.co.id dan

www.finance.yahoo.comberupa laporan keuangan dan harga saham

perusahaan-perusahaan yang menjadi sampel pada periode 2007-2012 yang

dijabarkan dalam bentuk statistik.

Variabel dari penelitian ini terdiri ROA, ROE, size perusahaan, dan arus

kas operasisebagai variabel bebas (independent variabel) dan returnsaham

sebagai variabel terikat (dependent variable). Statistik deskriptif dari variabel


tersebut dari sampel perusahaan makanan dan minuman di BEI selama periode

tahun 2007 sampai dengan tahun 2012 disajikan dalam tabel 4.1 berikut ini.

Tabel 4.1
Descriptive Statistics

N Minimum Maximum Mean Std. Deviation

Return 60 -.74 5.00 .5149 1.02330


ROA 60 .00 .77 .1203 .13825

ROE 60 .01 3.24 .2963 .51073

SIZE 60 11.26 13.84 12.0909 .61084

AKO 60 -.09 .94 .1427 .17239

Valid N (listwise) 60
Sumber:Hasil pengolahan data SPSS

Tabel 4.1 menunjukkan hasil output SPSS mengenai statistik deskriptif

variabel penelitian pada tahun 2007 – 2012 dengan jumlah sampel keseluruhan

sebanyak 60 data. Dari tabel tersebut, dapat dijelaskan statistik deskriptif

masing-masing variabel sebagai berikut:

1. Return Saham (Y)

Return saham menggambarkan suatu tingkat pengembalian saham yang

diharapkan atas investasi yang dilakukan dalam saham atau beberapa kelompok

saham melalui suatu portofolio. Semakin tingi return saham suatu perusahaan

berarti perusahaan tersebut mempunyai kinerja yang bagus. Dari Tabel 4.1

dapat dilihat bahwa rasio return saham memiliki nilai minimum -0.74 dan nilai

maksimum sebesar 5.00 dengan nilai rata-rata sebesar 0,5149serta standar

deviasi sebesar1.02330.
2. ROA (X1)

Return on Asset digunakan untuk mengukur seberapa efektif perusahaan

memanfaatkan total asset yang dimiliki untuk menghasilkan laba. Dari Tabel

4.1 dapat diperoleh nilai minimum ROA sebesar 0,00 dan nilai maksimum

ROA adalah 0,77 dengan rata-rata (mean) sebesar 0, 1203 dan standar deviasi

sebesar 0,13825.

3. ROE (X2)

Return on Equitymenggambarkan seberapa efektif perusahaan memanfaatkan

kontribusi pemilik dan atau seberapa efektifnya perusahaan memanfaatkan

sumber-sumber lain untuk kepentingan pemilik. Pada Tabel 4.1 dapat dilihat

ROE memiliki nilai minimum sebesar 0,01 dan nilai maksimum 3,24. Dalam

tabel tersebut juga dapat dilihat nilai rata-rata (mean) sebesar 0,2963 dan

standar deviasi sebesar 0,51073.

4. Ukuran (size) perusahaan (X3)

Ukuran perusahaan dapat diperoleh dengan melogaritmanaturalkan nilai

total aset yang dimiliki perusahaan. Total aset yang semakin besar akan

meningkatkan efisiensi dari perusahaan dan memberikan prospek pertumbuhan

di masa depan. Dari Tabel 4.1 dapat diperoleh nilai minimum size perusahaan

adalah sebesar 11,26 sedangkan nilai maksimumnya adalah sebesar 13,84

dengan nilai mean 12,0909 dan standar deviasi sebesar 0,61084.


5. Arus Kas Operasi (X4)

Arus kas dari aktivitas operasi merupakan aktivitas utama pendapatan

perusahaan (principal revenue activities) dan umumnya berasal dari aktivitas

dan peristiwa lain yang mempengaruhi penetapan laba atau rugi bersih. Pada

penelitian ini arus kas dibandingkan dengan total aset. Dari Tabel 4.1 dapat

diperoleh nilai minimum AKO adalah sebesar -0,09 nilai maksimum 0,94, nilai

mean 0,1427 dan standar deviasi sebesar 0,17239.

4.2.Uji Asumsi Klasik

4.2.1.Uji Normalitas

Uji normalitas bertujuan untuk mengetahui apakah dalam model regresi,

variabel terikat dan variabel bebas memiliki distribusi normal atau tidak.

Model regresi yang baik adalah memiliki distribusi data normal.

a.Analisis Grafik
Sumber: Hasil pengolahan data SPSS
Gambar 4.1 Uji Normalitas Dengan Analisis Grafik Histogram

Dengan melihat tampilan histogram dalam Gambar 4.1 dapat disimpulkan

bahwa grafik histogram memberikan pola distribusi normal, yang tidak

menceng (skewness) ke kiri ataupun ke kanan

Sumber: Hasil pengolahan data SPSS


Gambar 4.2 Grafik Normal P-Plot

Gambar 4.2 menunjukkan grafik normal plot, terlihat titik-titik menyebar

disekitar garis diagonal serta penyebarannya agak mendekati dengan garis

diagonal sehingga dapat disimpulkan bahwa data dalam model regresi terdistribusi

secara normal.
b.Analisis Statistik

Uji normalitas dengan grafik dapat menyesatkan kalau tidak hati-hati secara

visual kelihatan normal, padahal secara statistik bisa sebaliknya. Oleh karena itu,

pengujian grafik dianjurkan dilengkapi dengan pengujian statistik, dalam hal ini

dilakukan pengujian Kolmogrov-Smirnov. Dalam uji Kolmogrov-Smirnov,

pedoman yang digunakan dalam pengambilan keputusan yaitu:

1) Jika nilai signifikansi < 0,05 maka distribisi data tidak normal,

2) Jika nilai signifikansi > 0,05 maka distribusi data normal.

Tabel 4.2
Uji Kolmogorov-Smirnov Test
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Unstandardize
d Predicted
Value

N 57
a,,b
Normal Parameters Mean -.4734038

Std. Deviation .43886350

Most Extreme Absolute .144


Differences Positive .144

Negative -.115

Kolmogorov -Smirnov Z 1.087

Asymp. Sig. (2-tailed) .188

a.Test distribution is Normal.

b.Calculated from data.


Sumber:Hasil Pengolahan Data SPSS

Hasil pengolahan data yang ditunjukkan dalam Tabel 4.2 tersebut dapat

dilihat bahwa besarnya nilai Kolmogorov-Smirnov adalah 1,087 dan


signifikansinya pada 0,188 maka disimpulkan data terdistribusi secara normal

karena nilai Asymp. Sig (2-tailed) = 0,188 > 0,05.

4.2.2.Uji Heteroskedasitas

Asumsi heteroskedastisitas adalah asumsi dalam regresi dimana varians dari

residual tidak sama untuk satu pengamatan ke pengamatan lain. Jika varians dari

residual dari suatu pengamatan ke pengamatan lain tetap, maka disebut

homoskedastisitas, dan jika berbeda disebut heteroskedastisitas. Salah satu uji

untuk mengetahui heteroskedastisitas ini adalah dengan melihat penyebaran dari

varians residual pada diagram pencar (scatter plot).

Sumber: Hasil pengolahan data SPSS

Gambar 4.3 Grafik Sccatterplot

Dari grafik scatterplot terlihat bahwa titik-titik menyebar secara acak dan

tidak membentuk suatu pola tertentu serta tersebar baik di atas maupun di

bawah angka 0 pada sumbu Y, sehingga dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi
heteroskedastisitas pada model regresi, sehingga model regresi layak dipakai

untuk memprediksi return saham berdasarkan masukan variabel independen

ROA, ROE, SIZE dan AKO. Adanya titik-titik yang menyebar menjauh dari

titik-titik yang lain dikarenakan adanya data observasi yang sangat berbeda

dengan data observasi yang lain .

Analisis dengan grafik plots memiliki kelemahan yang cukup signifikan

oleh karena jumlah pengamatan mempengaruhi hasil ploting.Oleh sebab itiu,

diperlukan uji statistic yang lebih dapat menjamin keakuratan hasil. Pada

penelitian ini uji statistic yang digunakan adalah uji Glejser.

Tabel 4.3
Uji Glejser
a
Coefficients

Standardized
Unstandardized Coefficients Coefficients
Model B Std. Error Beta T Sig.
1 (Constant) 4.033 4.529 .890 .380

LNROA .134 .173 .309 .772 .446


LNROE -.063 .136 -.161 -.461 .648
LNSIZE -1.277 1.811 -.134 -.705 .486
LNAKO -.011 .070 -.039 -.157 .876
a. Dependent Variable: absut

Pada Tabel 4.3 dapat dilihat seluruh variabel memiliki tingkat probabilitas

Signifikansi berada di atastingkat kepercayaan 0,05 atau 5%. Dapat disimpulkan

bahwa model regresi tidak menunjukkan adanya heteroskedastisitas.

4.2.3.Uji Multikolinearitas
Multikolinearitas merupakan fenomena adanya korelasi yang sempurna

antar variabel bebas dengan variabel bebas lain. Jika terjadi multikolinearitas

akan mengakibatkan timbulnya kesalahan standar penaksir dan probabilitas

untuk menerima hipotesisyang salah semakin besar.

Tabel 4.4
Uji Multikolinearitas Dengan Nilai Tolerance
a
Coefficients

Standardize
Unstandardized d
Coefficients Coefficients Collinearity Statistics
Model B Std. Error Beta T Sig. Tolerance VIF
1 (Constant) 2.636 8.102 .325 .747

LNROA -.254 .310 -.285 -.820 .419 .197 5.000


LNROE .522 .243 .652 2.147 .040 .259 3.862
LNSIZE -1.393 3.240 -.071 -.430 .670 .885 1.131
LNAKO -.272 .126 -.464 -2.160 .039 .519 1.928
a.Dependent Variable: LNRETURN
Sumber:Hasil pengolahan data SPSS

Untuk mendeteksi ada tidaknya multikolinearitas, kriteria yang digunakan

adalah:

- Variance Inflation Factor (VIF) > 5 = Terjadi multikolinearitas

- Variance Inflation Factor (VIF) < 5 = Tidak terjadi multikolonieritas

- Tolerance > 0,1 = Terjadi multikolonieritas

- Tolerance< 0.1 = Tidak terjadi multikolonieritas

Tabel 4.4 tersebut menunjukkan bahwasemua variabel independen

memiliki angka VIF yang tidak lebih besar dari 5, dan nilai tolerance lebih

besar dari 0,1. Hal ini menunjukkan tidak ada masalah multikolinieritas dalam
model regresi, dan berarti bahwa semua variabel bebas tersebut layak

digunakan sebagai prediktor.

4.2.4.Uji Autokorelasi

Uji ini bertujuan untuk melihat apakah dalam suatu model regresi linear

ada korelasi antar kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan

pada periode t-1. Autokorelasi muncul karena observasi yang berurutan

sepanjang tahun yang berkaitan satu dengan yang lainnya. Hal ini sering

ditemukan pada data time series. Cara yang dapat digunakan untuk mendeteksi

masalah autokorelasi adalah dengan Runs Test. Runs Test dapat digunakan

untuk menguji apakah antar residual terdapat korelasi yang tinggi. Jika antar

residual tidak terdapat hubungan korelasi maka dikatakan bahwa residual

adalah acak atau random.

Ho : residual random (acak)

Probabilitas > 0,05 → Ho diterima

Ha : residual tidak random

Probabilitas < 0,05 → Ho ditolak

Tabel 4.5
Uji Autokorelasi dengan Run Test
Runs Test

Unstandardized
Predicted Value
a
Test Value -.43154

Cases < Test Value 28

Cases >= Test Value 29

Total Cases 57

Number of Runs 26

Z -.934

Asymp. Sig. (2-tailed) .351

a. Median
Sumber:Hasil Pengolahan Data SPSS

Dari Tabel 4.5 tersebut menunjukkan bahwa nilaitest adalah -0,43152

dengan probabilitas 0,351 dan tidak signifikan pada 0,05 (0,351 > 0,05) yang

berarti Ho diterima,sehingga dapat disimpulkan bahwa residualrandomatau

tidak terjadi autokorelasi antarnilai residual.


4.3 Persamaan Regresi Linier Berganda

Dalam pengolahan data dengan menggunakan regresi linier, dilakukan beberapa

tahapan untuk mencari hubungan antara variabel independen dan variabel

dependen, melalui pengaruh ROA, ROE, SIZE, dan AKO terhadap RETURN.

Berdasarkan hasil pengolahan data dengan program SPSS Versi 17, maka diperoleh

hasil sebagai berikut.

Tabel 4.6
Analisis Regresi Berganda
a
Coefficients

Unstandardized Standardized
Coefficients Coefficients

Model B Std. Error Beta T Sig.

1 (Constant) 2.636 8.102 .325 .747

LNROA

LNROE -.254 .310 -.285 -.820 .419

LNSIZE
.522 .243 .652 2.147 .040
LNAKO

-1.393 3.240 -.071 -.430 .670

-.272 .126 -.464 -2.160 .039


Dependent Variable: LNRETURN
Sumber: Hasil pengolahan data SPSS

Berdasarkan Tabel 4.6 tersebut, maka dapat dibuat persamaan sebagai berikut:

Y= α + β1X1 + β2X2 + β3X3 + β4X4 + e

RETURN = 2,636 – 0,253 ROA + 0,522 ROE - 1,393 SIZE – 0,272 AKO
Dari persamaan regresi tersebut dapat diinterpretasikan beberapa hal berikut:

1. Konstanta sebesar 2,636 menyatakan bahwa apabila variabel independen

yang terdiri dari ROA, ROE, SIZE, dan AKO bernilai nol, maka return

saham perusahaan adalah sebesar 2,636.

2. Parameter beta 0,254 yang bernilai negatifpada ROA menjelaskan bahwa

rasio ROA berpengaruh negatif dalam mengestimasi return saham, artinya

setiap pertambahan 1% ROA akan menurunkan return saham perusahaan

sebesar 0,253.

3. Parameter beta 0,522 yang bernilai positif pada ROE menjelaskan bahwa

rasio ROE berpengaruh positif dalam mengestimasi return saham, artinya

setiap pertambahan 1 % ROE akan menaikkan return saham perusahaan

sebesar 0,533.

4. Parameter beta 1,393 pada SIZE menjelaskan bahwa rasio ukuran

perusahaan berpengaruh negatif dalam mengestimasi return saham, artinya

setiap pertambahan 1 % SIZE akan menurunkan return saham perusahaan

sebesar 1,393.

5. Parameter beta 0,272 pada AKO menjelaskan bahwa arus kas operasi

berpengaruh negatif dalam mengestimasi return saham, artinya setiap

pertambahan 1 % AKO akan menurunkan return saham perusahaan sebesar

0,272.

4.4. Pengujian Hipotesis


4.4.1.Uji Simultan (Uji F)
Uji F digunakan untuk mrngetahui ada tidaknya pengaruh secara bersama-sama

(simultan) variabel-variabel independen (bebas) terhadap variabel dependen

(terikat).Pembuktian dilakukan dengan cara menggunakan tingkat signifikan (α)

5%, jika nilai sig.F > 0,05maka H0 diterima, artinya tidak ada pengaruh yang

signifikan secara bersamaan dari variabel bebas terhadap variabel terikat.

Sebaliknya, jika nilai sig. F < 0,05 maka Ha diterima, artinya ada pengaruh yang

signifikan secara bersamaan dari variabel bebas terhadap variabel terikat.

Pengambilan keputusan juga dapat dilakukan dengan membandingkan nilai

Fhitungdan nilai Ftabel.Dimana kriterianya yaitu, H0 diterima jika Fhitung < Ftabel

pada α = 5%, dan Ha diterima jika Fhitung>Ftabel pada α = 5%.

Tabel 5.7
b
Hasil Uji –F
ANOVA

Sum of Mean
Model Squares df Square F Sig.
a
1 Regression 9.042 4 2.261 2.955 .036

Residual 22.953 30 .765

Total 31.996 34
a. Predictors: (Constant), LNAKO, LNSIZE, LNROE, LNROA
b. Dependent Variable: LNRETURN
Sumber: Hasil pengolahan SPSS

Berdasarkan hasil SPSS diperoleh nilai sig 0.036 (lebih kecildari 0.05), sehingga

dapat dinyatakan Ha diterima (H0 ditolak), artinya secara bersamaan variabel-

variabel bebas yaitu ROA, ROE, size perusahaan, dan arus kas operasi
berpengaruh signifikan terhadap variabel terikat yaitu return saham. Hasil

pengujian menurut tabel adalah sebagai berikut:

n = jumlah sampel = 60

k = jumlah seluruh variabel = 5

𝑑𝑑𝑑𝑑1 = derajat pembilang = k-1 =

𝑑𝑑𝑑𝑑2 = derajat penyebut = n-k =

55
Pada tingkat signifikansi (α)= 0.05 diperoleh Ftabel = 2,54

Fhitung > Ftabel = 2,955 >2,54 Ha diterima. Artinya secara bersamaan variabel-

variabel bebas yaitu ROA, ROE, size perusahaan, dan arus kas operasi

berpengaruh signifikan terhadap variabel terikat yaitu return saham.

4.4.2. Uji Parsial (Uji t)

Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui apakah setiap variabel bebas secara

parsial mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap variabel terikat. Bentuk

pengujiannya adalah:

H0: bi=0, artinya tidak terdapat pengaruh yang signifikan secara parsial antara

variabel bebas terhadap variabel terikat.

Ha :bi=0, artinya terdapat pengaruh yang signifikan secara parsial antara variabel

bebas terhadap variabel terikat.

Dengan menggunakan tingkat signifikan (α) 5%, jika nilai sig. > 0,05 H0

diterima, artinya tidak ada pengaruh yang signifikan variabel bebas terhadap

variabel terikat. Sebaliknya jika sig. < 0,05 Ha diterima, artinya ada pengaruh
yang signifikan antara variabel bebas terhadap variabel terikat. Nilai thitung juga

dapat dibandingkan dengan nilai ttabel. Kriteria pengambilan keputusannya yaitu:

1.H0 diterima jikattabel< thitung < ttabel pada α = 5%

2. Ha diterima jika thitung> ttabel dan thitung <ttabel pada α = 5%

Nilai ttabelditentukan dengan derajat kebebasan (df) = (n-k-1) dimana n adalah

jumalah seluruh sampel (60) dan k adalah jumlah variabel independen (4),

sehingga df = 55. Dengan demikian dapat diperoleh nilai ttabel adalah 1,6730.

Tabel 4.8
Hasil Uji-T
a
Coefficients

Standardized
Unstandardized Coefficients Coefficients

Model B Std. Error Beta T Sig.

1 (Constant) 2.636 8.102 .325 .747

LNROA -.254 .310 -.285 -.820 .419

LNROE .522 .243 .652 2.147 .040

LNSIZE -1.393 3.240 -.071 -.430 .670


LNAKO -.272 .126 -.464 -2.160 .039
Dependent Variable: LNRETURN
Sumber:Hasil pengolahan data SPSS

Pada Tabel 4.8 dapat dilihat hasil uji signifikansi parsial masing-masing

variabel sebagai berikut:

1.Variabel ROA

Nilai thitungROA adalah -0,820 dan nilai ttabel bernilai 1,673 sehingga

thitung<ttabel(-0,820< 1,673) sehingga dapat disimpulkan bahwa variabel ROA

berpengaruh negatif dan tidak signifikan (0,419> 0,05)secara parsial terhadap


return saham perusahaan sektor makanan dan minumandi Bursa Efek

Indonesia.

2.Variabel ROE

Nilai thitungROE adalah 2,147 dan nilai ttabel bernilai 1,673 sehingga

thitung>ttabel(2,174 > 1,673) sehingga dapat disimpulkan bahwa variabel ROE

berpengaruh positif dan signifikan (0,04< 0,05) secara parsial terhadap

returnsaham perusahaan sektor makanan dan minumandi Bursa Efek

Indonesia.

3. Variabel Size Perusahaan

Nilai thitungsizeadalah -0,430 dan nilai ttabel bernilai 1,673 sehingga

thitung<ttabel(-0,430< 1,673) sehingga dapat disimpulkan bahwa variabel nilai

tukar berpengaruh negatif dan tidak signifikan (0,67>0,05) secara parsial

terhadap returnsaham perusahaansektor makanan dan minumandi Bursa Efek

Indonesia.

4.Variabel Arus Kas Operasi Perusahaan

Nilai thitungadalah -2,160 dan nilai ttabel bernilai 1,673 sehingga

thitung<ttabel(-2,160< 1,673) sehingga dapat disimpulkan bahwa variabel arus

kas operasi berpengaruh negatif dan signifikan (0,039<0,05) secara parsial

terhadap returnsaham perusahaansektor makanan dan minumandi Bursa Efek

Indonesia.

4.4.3. Koefisien Determinasi


Nilai koefisien korelasimenunjukkan seberapa besar korelasi atau hubungan

antara variabel-variabel independen dengan variabel dependen. Koefisien

korelasi dikatakan kuat apabila data nilai R berada diantara 0,5 dan mendekati

1. Koefisien determinasi (R Square) menunjukkan seberapa besar variabel

independen menjelaskan variabel dependennya. Nilai R Square adalah 0

sampai dengan 1. Apabila nilai R Square semakin mendekati 1, maka variabel-

variabel independen mendekati semua informasi yang dibutuhkan untuk

memprediksi variasi variabel dependen. Sebaliknya, semakin kecil nilai R

Square maka kemampuan variabel-variabel independen untuk menjelaskan

variasi variabel dependen semakin terbatas. Nilai R Square memiliki

kelemahan yaitu nilai R Square akan meningkat setiap ada penambahan satu

variabel dependen meskipun variabel independen tersebut tidak berpengaruh

signifikan terhadap variabel dependen.

Tabel 4.9
Koefisien Determinasi
b
Model Summary
Adjusted R Std. Error of the
Model R R Square Square Estimate
a
1 .532 .283 .187 .87471
a. Predictors: (Constant), LNAKO, LNSIZE, LNROE, LNROA
b. Dependent Variable: LNRETURN

Berdasarkan Tabel 4.9 dapat dilihat bahwa nilai R sebesar 0,532 atau

53,2% yang berarti bahwa hubungan antara return saham dengan variabel

bebas nya ROA, ROE, size perusahaan, dan arus kas operasi adalah cukup

erat. Pada Tabel 4.5 telah ditunjukkan nilai R Square dalam penelitian ini

yaitu sebesar 0,283 yang berarti 28,3% variasi dari return saham dijelaskan
oleh keempat variabel bebas yaitu ROA, ROE, size perusahaan, dan arus kas

operasi. Sedangkan sisanya 71,7% dijelaskan oleh variabel lain yang tidak

diteliti oleh penelitian ini. Standard Error of Estimated artinya mengukur

variabel dari nilai yang diprediksi. Standard Error of Estimated disebut juga

standar deviasi. Standard Error of Estimated dalam penelitian ini adalah

0,87471. Semakin kecil standar deviasi berarti model semakin baik.

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1.Kesimpulan

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh dari Return on Asset

(ROA), Return on Equity (ROE), ukuran perusahaan dan arus kas operasi

terhadap return saham perusahaan sektor makanan dan minuman yang


terdaftar di BEI periode 2007-2012. Dari penelitian ini dapat disimpulkan

beberapa hal, yaitu:

1. Hasil uji secara simultan (Uji-F) menunjukkan bahwa variabel ROA,

ROE, ukuran perusahaan dan arus kas operasi secara bersamaan

(serempak) memiliki pengaruh yang positif dan signifikan terhadap return

saham perusahaan sektor makanan dan minuman yang terdaftar di Bursa

Efek Indonesia periode 2007-2012.

2. Hasil uji secara parsial (Uji-t) menunjukkan bahwa variabel ROA

memiliki pengaruh yang negatif dan tidak signifikan terhadap return

saham, ROE memiliki pengaruh yang positif dan signifikan terhadap

return saham,ukuran perusahaan (SIZE) memiliki pengaruh yang negatif

dan tidak signifkan terhadap return saham, dan arus kas operasimemiliki

pengaruh yang negatif dan signifikan terhadap return saham perusahaan

sektor makanan dan minuman yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia

periode 2007-2012.

3. Nilai Adjusted R Square dalam penelitian ini adalah sebesar 0,283. Hal

ini berarti 28,3% variasi dari return saham dijelaskan oleh variabel retun

on asset (ROA), return on equity (ROE), ukuran perusahaan, dan arus kas

operasi. Sedangkan sisanya 71,7% dijelaskan oleh faktor lain di luar

model.

5.2.Saran

Anda mungkin juga menyukai