Banyak orang memiliki persepsi yang salah dalam menilai penderitaan yang terjadi. Ketika melihat orang-
orang mengalami penderitaan ataupun malapetaka, mereka langsung mengaitkan hal tersebut dengan
dosa. Bagi mereka orang yang mengalami penderitaan tersebut adalah akibat dari dosa yang ia perbuat.
Memang ada penderitaan yang disebabkan oleh dosa, tapi tidak semua penderitaan yang terjadi adalah
Dalam Firman Tuhan ini, Yesus mau menekankan bahwa penderitaan yang menimpa seseorang tidak
dapat dikaitkan langsung dengan dosa orang tersebut. Penderitaan bisa saja dialami oleh siapapun.
Termasuk kepada mereka yang sedang berlaku benar, bahkan ketika sedang beribadah kepada Tuhan
sekalipun. Orang yang menderita karena berlaku benar seringkali kita katakan sebagai “salib” yang harus
ia tanggung dan bilamana ia tabah, setia dan sabar untuk memikulnya, ia akan menerima upah / pahala
dari Tuhan.
Mati karena penderitaan, musibah ataupun malapetaka tidak menjadi ukuran buat kebenaran atau dosa
seseorang.
Tuhan Yesus menjelaskan kepada orang-orang yang membawa kabar tentang penganiayaan yang
dilakukan oleh Pilatus, bahwa yang lebih penting bagaimana kita menilai dari cara matinya seseorang
yaitu apakah dia sudah bertobat atau belum. Jika mereka belum bertobat, maka mereka akan mengalami
sejak lahirnya disebabkan oleh dosanya atau dosa orang tuanya? Yesus menjawab, “bukan dia dan
Jadi, penderitaan yang saat ini dialami oleh saudara-saudara kita melalui bencana alam, kecelakaan, dll.
tidak dapat serta merta kita katakan sebagai akibat dari keberdosaan mereka. Karena belum tentu, kita
yang saat ini tidak mengalami penderitaan (bencana) lebih baik dari mereka yang mengalami penderitaan
tersebut.
Yang terpenting bukan bagaimana caranya kita mati, tetapi bagaimana keadaan kita sebelum kita mati.