Anda di halaman 1dari 4

MINYAK BUMI

1. PENDAHULUAN
Oil, Petroleum, Hydrocarbon, kata-kata ini sudah populer di jaman modern ini, tetapi
sebenarnya apa yang dapat dimanfaatkan? Apakah minyak itu? Bagaimana cara membuatnya? Di
mana dapat menemukannya? Apakah manusia sangat membutuhkan? Mengapa? Apakah manusia
benar – benar mencarinya? Apakah penggunaannya dapat merusak lingkungan? Ini adalah beberapa
pertanyaan yang serius, hanya jawabannya yang tidak sederhana. Pembicaraan tentang minyak
memberikan pengertian yang sangat luas tentang masalah yang dapat diangkat dari pertanyaan ini,
dan dengan harapan mendapat suatu pemahaman yang lebih baik pada industri yang menyediakan
banyak kebutuhan energi.

2. PENGERTIAN UMUM TENTANG MINYAK


2.1. Apakah Minyak Itu ?
Minyak adalah bahan bakar fosil, sebagai sumber energi yang terbentuk dari sisa organisme
makhluk hidup. Yang termasuk bahan bakar fosil meliputi minyak, gas-alam, batubara, dan bahan
bakar yang diperoleh dari serpihan yang mengandung minyak dan pasir ter. Perbedaan dalam sifat
fisik di antara berbagai bahan bakar fosil tadi adalah perbedaan dari bahan dasar yang mana bahan
bakar terbentuk dan berubah sampai material organisma itu mati dan telah terkubur di dalam
lapisan bumi. Minyak bumi (petroleum) atau minyak dari batu berarti rock-oil, dan berasal dari
bahasa Latinnya petra, maksudnya tanah atau bebatuan, dan oleum berarti minyak. Minyak bumi,
meliputi berbagai campuran hidrokarbon cair; campuran yang terdiri dari dari unsur-unsur karbon
dan hidrogen yang berbeda. Ada juga hidrokarbon berupa gas (gas-alam), di mana ada gas metana
adalah komponen yang paling umum. Campuran hidrokarbon umumnya juga berisi sedikit nitrogen,
oksigen, dan sulfur sebagai pengotor.

2.2. Bagaimana Minyak Terbentuk?


Hasil dari suatu deposit yang besar dari berbagai macam bahan bakar fosil memerlukan
suatu akumulasi awal yang banyak dari bahan organik, yang kaya akan karbon dan hidrogen. Hal lain
yang dibutuhkan adalah sisa - sisa organik yang terkubur dengan cepat dan terhindar dari udara
(oksigen) yang sedemikian hingga akan terurai dengan aktivitas biologi tertentu dan tidak rusak oleh
oksigen (oksidasi).
Kehidupan mikroskopik yang berlimpah-limpah di samudra bumi. Ketika organisme ini mati,
sisa - sisa mereka terdapat diatas dasar laut itu. Ada juga yang di bawah air dekat garis pantai,
seperti di atas daerah kontinental, di mana sedimen diperoleh dari erosi kontinental yang terhimpun
dengan cepat. Diantaranya perubahan, mulai pembentukan minyak yang dicukupi; ada suatu organik

Nurkhamim (2007), Genesa Minyak Bumi 1


yang dengan cepat yang dikubur oleh sedimen. Minyak dan kebanyakan gas-alam dipercaya
terbentuk dari jasad renik laut yang terkumpulkan. Beberapa gas-alam yang tersimpan tidak
berhubungan dengan minyak yang terbentuk dari deposito material tumbuhan yang terkubur di
dalam sedimen (Gambar 1).

Gambar 1. Sisa-sisa hewan tertimbun sedimen


Waktu penimbunan yang semakin lama menyebabkan bahan organik tersebut mulai
berubah. Peningkatan tekanan dari beban sedimen atau batuan, menyebabkan temperatur akan
meningkat seiring dengan bertambahnya kedalaman bumi dan secara pelan-pelan, dalam periode
waktu yang lama, reaksi geokimia berlangsung. Reaksi ini terjadi secara besar – besaran, yang akan
mengubah molekul organik yang kompleks menjadi molekul hidrokarbon yang lebih kecil dan lebih
sederhana.
Pada periode awal pembentukan formasi minyak bumi, deposit yang terbentuk sebagian
besar berupa hidrokarbon berat (heavy hydrocarbon) dan kental, mendekati kekentalan seperti aspal
padat. Pembentukan minyak bumi dan penguraian molekul yang lebih besar, berturut-turut secara
berkesinambungan terhadap jenis-jenis hidrokarbon yang dihasilkan. Cairan kental ini dapat
berubah menjadi bahan tinner (pelarut), jenis minyak pelumas, minyak diesel, minyak tanah, bensin
dan turunannya. Pada tahap akhir seluruh minyak terurai menjadi bentuk-bentuk hidrokarbon yang
lebih sederhana, ringan, atau menjadi molekul-molekul gas. Sebagian besar melalui proses
pemanasan dalam beberapa tingkat suhu antara 50o C sampai 100o C (atau kira – kira 120o F sampai
210o F). Diatas suhu ini, sisa – sisa hidrokarbon kebanyakan berubah menjadi methane (gas alam).
Pada suhu yang lebih tinggi, gas methane juga dapat hilang dan rusak (terurai).

Nurkhamim (2007), Genesa Minyak Bumi 2


Gambar 2. Migrasi minyak menuju batuan reservoir
3. KETERDAPATAN MINYAK
Pada awalnya ketika bahan-bahan organik yang padat berubak ke bentuk cairan dan/atau
menjadi gas, hidrokarbon akan berpindah tempat ke luar dari sumber di mana bahan-bahan ini
terbentuk sebagai suatu deposito yang ekonomis. Sebagian besar batuan sumber minyak (oil source
rock) adalah batuan sedimen yang berukuran halus (fine grained; shale & clay). Minyak dan gas
dapat berpindah tempat ke luar dari batuan sumber menuju ke batuan yang lebih dapat menyerap
(porous dan permeable) dalam rentang waktu geologi yang panjang.
Kebanyakan orang mempunyai dugaan yang salah tentang adanya "danau" minyak di
bawah tanah. Industri-industri minyak telah membantu meluruskan salah pengertian ini dengan
mengetengahkan suatu konsep “oil pool". Sebenarnya bahwa hampir semua minyak terdapat di
rongga-rongga kecil (pori-pori batuan, retakan dan celah-celah) di dalam batuan yang padat.
Rongga-rongga ini terisi oleh air, gas, atau minyak. Akan tetapi bila rongga-rongga ini tidak
berhubungan, minyak ini tidak bisa mengalir keluar dari batuan. Kemampuan cairan untuk mengalir
melewati pori-pori batuan ini dinamakan permiabilitas. Selanjutnya pada porositas batuan yang
tinggi, yang memungkinkan batuan menyimpan sebagian besar isinya, batuan harus dapat menyerap
air, minyak atau gas dengan baik, dan memungkinkan cairan mengalir dengan cepat melewati
batuan tersebut. Batuan dengan porositas tinggi dan permiabilitas yang baik merupakan suatu
batuan reservoir. Kebanyakan minyak dan semua gas-alam mempunyai densitas lebih kecil dibanding
air, sehingga bahan-bahan ini cenderung untuk naik, atau sama seperti halnya pada berpindah
tempat secara lateral melalui pori-pori yang terisi air atau pada batuan permeable (Gambar 2.)
Apabila reservoir tertutup oleh lapisan impermiable, minyak dan gas dapat
tersimpan/terperangkap, hingga sebagian muncul ke permukaan bumi. Bahan-bahan ini lepas ke
atmosfer, lautan, atau akan mengalir keluar sebagai rembesan minyak dan rembesan gas. Ini

Nurkhamim (2007), Genesa Minyak Bumi 3


merupakan rembesan alami, yang menjadi salah satu sumber polusi alami, dan bukanlah sumber
hidrokarbon yang efisien untuk energi.
Secara komersial, deposit minyak dalam jumlah besar dan/atau gas yang terkonsentrasi dan
terkurung dengan suatu lapisan atau struktur perangkap (geological traps), seperti lipatan dan
patahan (Gambar 3). Apabila batuan reservoir tidak cukup permiabel, mungkin saja pada daerah
patahan diperlukan pembuatan rongga baru, misalnya dengan peledakan, atau dengan air atau gas
diinjeksikan dibawah tekanan tinggi untuk meningkatkan aliran minyak atau gas.

Gambar 3. Minyak terperangkap pada suatu trap berbentuk antiklin

Nurkhamim (2007), Genesa Minyak Bumi 4

Anda mungkin juga menyukai