Anda di halaman 1dari 52

BANJARBARU, 3 OKTOBER 2019

Direktorat Teknik dan Lingkungan Mineral dan Batubara


Direktorat Jenderal Mineral dan Batubara
2019
KONSEP REKLAMASI DAN
PASCATAMBANG *

IUP Eksplorasi RR Tahap OP dan Rencana Pascatambang


disampaikan secara bersamaan IUP OP

Penyelidikan Studi
Eksplorasi Operasi Produksi
Umum Kelayakan

Penyampaian Rencana Evaluasi Reklamasi Tahap Eksplorasi dilakukan dani


Reklamasi Tahap Eksplorasi Pencairan Jaminan Reklamasi
Penempatan Jaminan Reklamasi dilaksanakan pada area
Reklamasi yang tidak prospek

* Konsep pemanfaatan lahan bekas tambang dapat disusun saat masa operasi produksi
pelaku usaha melalui dokumen rencana reklamasi dan rencana pascatambang
Prinsip Penutupan Tambang
(Witoro, 2005)

3
PP No. 78/2010 ttg Reklamasi dan Pascatambang
PRINSIP REKLAMASI DAN PASCATAMBANG
LINGKUNGAN HIDUP
a. perlindungan terhadap kualitas air permukaan, air tanah,
air laut, dan tanah serta udara;
b. perlindungan keanekaragaman hayati;
c. stabilitas dan keamanan timbunan batuan penutup, kolam
tailing, lahan bekas tambang serta struktur buatan (man-
made structure) lainnya;
d. pemanfaatan lahan bekas tambang sesuai dengan
peruntukannya;
e. menghormati nilai-nilai sosial dan budaya setempat, dan
f. kuantitas air tanah

4
PP No. 78/2010 ttg Reklamasi dan Pascatambang
PRINSIP REKLAMASI DAN PASCATAMBANG
KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA
a. perlindungan keselamatan terhadap setiap pekerja;
b. perlindungan setiap pekerja dari penyakit akibat kerja

KONSERVASI MINERAL DAN BATUBARA


a. penambangan yang optimum dan penggunaan teknologi pengolahan
yang efektif dan efisien;
b. pengelolaan dan/atau pemanfaatan cadangan marginal kualitas rendah
dan mineral kadar rendah serta mineral ikutan;
c. pendataan sumberdaya cadangan mineral dan batubara yang tidak
tertambang (yang tidak mineable) serta sisa pengolahan atau
pemurnian.

5
PP 78/2010 ttg Reklamasi dan Pascatambang

TATA LAKSANA REKLAMASI DAN PASCATAMBANG


 Perusahaan pemegang IUP atau IUPK Eksplorasi wajib menyusun
dan menyampaikan Rencana Reklamasi dan Rencana
Pascatambang sebelum memulai kegiatan eksplorasi
 Rencana Pascatambang disusun berdasarkan AMDAL atau UKL
dan UPL Yang telah disetujui

 Permohonan persetujuan rencana reklamasi dan pascatambang


diajukan bersamaan dengan pengajuan permohonan IUP atau
IUPK Operasi Produksi.

 Penyusunan rencana pacatambang harus berkonsultasi dengan


instansi pemerintah serta instansi di daerah (yang membidangi
pertambangan) instansi terkait lainnya serta masyarakat setempat
yang terkena dampak langsung.

6
PP 78/2010 ttg Reklamasi dan Pascatambang

PERUBAHAN RENCANA PASCATAMBANG

 Perusahaan wajib merubah rencana pascatambang apabila


terjadi perubahan:
 sistem penambangan;
 tingkat produksi;
 umur tambang;
 tata guna lahan;
 AMDAL atau UKL dan UPL

 Penilaian dan persetujuan dilakukan dalam 90 hari kalender.

 Perubahan rencana pascatambang hanya dapat dilakukan dalam


jangka waktu paling lambat 2 (dua) tahun sebelum akhir
kegiatan penambangan 7
DOKUMEN RENCANA
PASCATAMBANG
ASSURANCE VS INSURANCE

• Kegiatan penambangan memberikan kepastian bahwa


setelah bahan tambang diambil, lahan yang terganggu akan
dikembalikan sesuai dengan peruntukkannya → sesuai
fungsi dan peruntukannya
KERANGKA PENYUSUNAN DOKUMEN
PASCATAMBANG
- KATA PENGANTAR
- INTISARI
- DAFTAR ISI
- DAFTAR LAMPIRAN
- BATANG TUBUH:
BAB I PENDAHULUAN
BAB II PROFIL WILAYAH;
BAB III DESKRIPSI KEGIATAN PERTAMBANGAN;
BAB IV RONA LINGKUNGAN AKHIR PASCATAMBANG;
BAB V HASIL KONSULTASI DENGAN PEMANGKU
KEPENTINGAN (STAKEHOLDERS);
BAB VI PROGRAM PASCATAMBANG;
BAB VII PEMANTAUAN;
BAB VIII ORGANISASI ;
BAB IX KRITERIA KEBERHASILAN PASCATAMBANG
BAB X RENCANA BIAYA PASCATAMBANG 10

- LAMPIRAN
KERANGKA PENYUSUNAN DOKUMEN
RENCANA PASCATAMBANG
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
a. identitas pemegang IUP/IUPK (nama persh,
alamat lengkap persh, penanggung jawab
rencana atau kegiatan);
b. uraian singkat mengenai peraturan perundang-
undangan yang berkaitan dengan kegiatan
pascatambang;
c. uraian singkat mengenai status perizinan
pertambangan yang dipegang
(No./tanggal/masa berlaku/PMA/PMDN).
1.2 Maksud dan Tujuan 11

1.3 Pendekatan dan Ruang Lingkup


BAB II PROFIL WILAYAH

2.1 Lokasi dan Kesampaian Wilayah


a. Uraian singkat mengenai lokasi kegiatan pertambangan (desa,
kecamatan, kabupaten/kota, provinsi, posisi geografi), dilengkapi
dengan peta situasi lokasi tambang, ketelitian peta skala
1 : 25.000; dan
b. Uraian singkat mengenai sarana perhubungan dari dan ke lokasi
tersebut.
2.2 Kepemilikan dan Peruntukan Lahan

Uraian rinci mengenai status kepemilikan dan peruntukan lahan di


dalam wilayah izin pertambangan, dilengkapi dengan peta 12
peruntukan lahan dengan ketelitian peta skala 1 : 25.000.
BAB II PROFIL WILAYAH

2.3 Rona Lingkungan Awal


Uraian rinci tentang rona lingkungan hidup awal yang diperkirakan
terkena dampak, serta telaahan komponen lingkungan yang terkena
dampak.
a. morfologi (dilengkapi peta dengan ketelitian peta skala 1 :
25.000)
b. air permukaan (sungai, danau, rawa);
c. air tanah;
d. biologi akuatik dan teresterial;
e. sosial dan ekonomi (demografi, mata pencaharian, kesehatan,
pendidikan, dan lain-lain).
2.4 Kegiatan lain di sekitar tambang
Uraian rinci mengenai kegiatan lain yang berada di sekitar tambang,
dilengkapi peta situasi dengan ketelitian peta skala minimum 1: 14
25.000
BAB III DESKRIPSI KEGIATAN PERTAMBANGAN

3.1 Keadaan Cadangan


Uraian rinci mengenai cadangan bahan galian pada awal
kegiatan dan atau pada saat dokumen ini disusun, meliputi :
penyebaran, jumlah, kadar dan klasifikasi serta karakteristik
geokimia batuan samping dan atau batuan penutup.
3.2 Sistem dan Metode Penambangan
Uraian rinci mengenai sistem dan metode penambangan,
persiapan penambangan, jadwal penambangan, tingkat
produksi dan umur tambang, penanganan tanah zona
pengakaran, batuan penutup, air asam tambang, serta upaya
18
pengendalian erosi dan sedimentasi.
SUMBER DAYA DAN CADANGAN
KAJIAN GEOKIMIA

Uji statik metode NAPP adalah metode untuk mengetahui pembentukan AAT melalui
identifikasi dari karakteristik batuan yang mengandung mineral sulfida yang
menitikberatkan pada analisis potensi keasaman tanah/batuan daerah tambang, yaitu
berupa berat kg H2SO4 tiap ton (Ian dkk. 2007). Parameter acuan untuk mengetahui
potensi PAF atau NAF pada metode NAPP berdasarkan pada perbandingan antara nilai
NAPP dengan NAG pH (Net Acid Generation) yang penggolongannya.
KAJIAN GEOKIMIA

POTENSI AIR ASAM TAMBANG


BAB III DESKRIPSI KEGIATAN
PERTAMBANGAN
3.3 Pengolahan dan Pemurnian
Uraian rinci mengenai kegiatan pengolahan bahan galian (proses, jenis
dan jumlah pemakaian reagen, jumlah dan upaya penanganan limbah).
3.4 Fasilitas Penunjang
Uraian rinci mengenai fasilitas penunjang yang sudah dan akan
dibangun, antara lain : kantor, mess, gudang, sekolah, rumah
sakit/poliklinik, laboratorium, transmisi tegangan tinggi, tangki bahan
bakar minyak, tempat ibadah, jembatan, jalan, tangki air,
pelabuhan/dermaga, bandara, rel kereta api, jalur kabel, jalur pipa, jalur
conveyor, dam/bendungan, pembangkit listrik, beserta informasi lokasi,
ukuran, konstruksi, serta dilengkapi peta situasi dengan ketelitian
1:25.000

25
BAB IV RONA LINGKUNGAN AKHIR PASCATAMBANG

4.1 Keadaan Cadangan


Uraian rinci mengenai prediksi cadangan bahan galian dan
sumberdaya yang tersisa sebelum daerah tersebut ditinggalkan.
4.2 Peruntukan Lahan
Uraian rinci mengenai peruntukan lahan berdasarkan RTRW.
4.3 Morfologi
Uraian rinci mengenai prediksi morfologi pada akhir tambang.
4.4 Air Permukaan dan Air Tanah
Uraian rinci mengenai prediksi kualitas air sungai, danau, rawa dan
kondisi air tanah pada akhir tambang.
4.5 Biologi Akuatik dan Teresterial
a. uraian rinci mengenai flora akuatik dan teresterial;
b. uraian rinci mengenai fauna akuatik dan teresterial.
4.6 Sosial , budaya, dan ekonomi
Uraian kondisi sosial, budaya dan ekonomi setelah tambang berakhir.
26
BAB V HASIL KONSULTASI DENGAN PEMANGKU
KEPENTINGAN (STAKEHOLDERS)
Uraian rinci mengenai konsultasi (tanggapan, saran, pendapat, pandangan)
dengan pihak-pihak yang berkepentingan terhadap rencana pascatambang,
termasuk rencana alih pengelolaan fasilitas tambang kepada Pemangku
Kepentingan dan perubahan rencana peruntukan lahan.
Berita Acara hasil konsultasi dengan pemangku kepentingan, dilampirkan.

27
BAB VI
PROGRAM PASCATAMBANG
6.1 Reklamasi
a. Tapak Bekas Tambang
Uraian rinci mengenai rencana lokasi dan luas lahan tapak
bekas tambang yang akan ditutup, yang meliputi kegiatan:
1) pembongkaran fasilitas tambang;
2) reklamasi lahan bekas fasilitas tambang
3) pembongkaran dan reklamasi jalan tambang;
4) reklamasi lahan bekas tambang permukaan
5) reklamasi lahan bekas kolam pengendap
6) pengamanan semua bukaan tambang yang berpotensi
bahaya terhadap manusia (shaft, raise, stope, adit, decline,
pit, tunnel, final void, dan lain-lain). 28
BAB VI PROGRAM PASCATAMBANG

6.1 Reklamasi
a. . . . . . . . . . .
b. Fasilitas Pengolahan dan Pemurnian
Uraian rinci mengenai rencana lokasi dan luas lahan pada
fasilitas pengolahan dan pemurnian yang meliputi kegiatan:
1) pembongkaran fasilitas pengolahan dan pemurnian;
2) reklamasi lahan bekas fasilitas pengolahan dan
pemurnian;
3) reklamasi lahan bekas kolam tailing dan upaya
stabilisasinya;
4) reklamasi lahan bekas timbunan komoditas tambang;
5) pemulihan (remediasi) tanah yang terkontaminasi bahan
kimia, minyak dan B3. 29
BAB VI PROGRAM PASCATAMBANG

6.1 Reklamasi
b. . . . . . . . . . .
c. Fasilitas Penunjang
Uraian rinci mengenai rencana lokasi dan luas lahan serta kegiatan yang
meliputi:
1) reklamasi lahan bekas landfill;
2) pembongkaran sisa-sisa bangunan, transmisi listrik, pipa, pelabuhan
(udara dan air) dan fasilitas lainnya;
3) reklamasi lahan bekas bangunan, transmisi listrik, pipa, pelabuhan
(udara dan air) dan fasilitas lainnya;
4) pembongkaran peralatan, mesin, tangki bahan bakar minyak dan
pelumas;
5) penanganan sisa bahan bakar minyak, pelumas serta bahan kimia;
6) reklamasi lahan bekas sarana transportasi;
7) reklamasi lahan bekas bangunan dan fondasi beton;
8) pemulihan (remediasi) tanah yang terkontaminasi bahan kimia, minyak
dan B3.
30
BAB VI PROGRAM PASCATAMBANG
6.1 . . . . . . . . .
6.2 Pengembangan Sosial, budaya dan Ekonomi
a. uraian mengenai penanganan pengurangan dan pemutusan
hubungan kerja, bimbingan, dan bantuan untuk pengalihan
pekerjaan bagi karyawan;
b. pengembangan usaha alternatif untuk masyarakat lokal yang
disesuaikan dengan program sosial, budaya dan ekonomi
yang telah dilaksanakan.
6.3 Pemeliharaan
Uraian rinci mengenai pemeliharaan terhadap tapak bekas
tambang, lahan bekas fasilitas pengolahan dan/atau
pemurnian, dan lahan bekas fasilitas penunjang. 31
PELAKSANAAN
PROGRAM PASCATAMBANG

Penanggulangan
Revegetasi
AAT

Pemanfaatan
Pembongkaran
Void

Penatagunaan PROGRAM Pemeliharaan


KEGIATAN
Lahan PASCATAMBANG dan Perawatan

32
PENATAGUNAAN LAHAN

a. Pengaturan
Permukaan Lahan

Penatagunaan
Lahan

b. Penebaran Tanah c. Pengendalian Erosi


Zona Pengakaran & Pengelolaan Air
33
PEMBONGKARAN

BIAYA
PEMBONGKARAN

Biaya Pembongkaran = Luas Luas Fasilitas Tambang yang


pembongkaran (m2) x Harga Dibongkar (m2)
Pembongkaran

Dihitung Berdasarkan Satuan


Biaya Pembongkaran Yang
Berlaku di Daerah Masing-
Masing

34
REVEGETASI

Analisis
Kualitas
Tanah

Pemeliharaa
Pemupukan
n

Revegetasi

Penanama Pengadaan
n bibit
35
PEMANFAATAN LUBANG BEKAS TAMBANG
Stabilisasi lereng

Pengamanan

Pemulihan dan pemantauan kualitas air

Pemeliharaan dan Pemanfaatan

36
PROGRAM PENGEMBANGAN
SOSIAL EKONOMI

Community
Development

Karakteristik Sosial Kemandirian


Lokal
Ekonomi Masyarakat

Pengembangan
Sumber Daya
Manusia

37
CONTOH PROGRAM PENGEMBANGAN
SOSIAL EKONOMI PASCATAMBANG
BAB VII PEMANTAUAN
Uraian rinci mengenai program, dan prosedur pemantauan,
termasuk lokasi, metode dan frekuensi pemantauan, pencatatan
hasil pemantauan serta pelaporannya mengenai :
7.1 Kestabilan Fisik
Uraian mengenai pemantauan kestabilan lereng, keamanan
bangunan pengendali erosi dan sedimentasi, penimbunan
material penutup, dan fasilitas lain, serta kriteria keberhasilan
yang akan dicapai.
7.2 Air Permukaan dan Air Tanah.
Uraian mengenai pemantauan terhadap kualitas air sungai, air
sumur di sekitar lokasi bekas tambang, sumur pantau, air di
kolam bekas tambang, dan lain-lain, serta kriteria
keberhasilan. 39
BAB VII PEMANTAUAN
7.3 Biologi akuatik dan terestrial
Uraian mengenai pemantauan terhadap flora dan
fauna akuatik dan terestrial beserta indeks
keanekaragaman yang akan dicapai.
7.4 Sosial, budaya dan ekonomi
Uraian mengenai pemantauan sosial dan ekonomi
(demografi, mata pencaharian, kesehatan,
pendidikan, dan lain-lain) serta kriteria
keberhasilan yang akan dicapai.
40
BAB VIII ORGANISASI

Uraian rinci mengenai :


8.1 Organisasi
Uraian mengenai struktur organisasi dan tanggungjawab
personel dalam melaksanakan pascatambang.
8.2 Jadwal Pelaksanaan Pascatambang
Uraian mengenai jadwal pelaksanaan pascatambang sesuai
dengan program-program pascatambang

41
BAB IX
KRITERIA KEBERHASILAN PASCATAMBANG

Uraian mengenai kriteria keberhasilan yang akan


dicapai pada akhir kegiatan pascatambang, standar
keberhasilan dan parameter pemantauan.

42
BAB X
RENCANA BIAYA PASCATAMBANG
Bab ini memuat rencana biaya yang diperlukan untuk
melaksanakan pekerjaan-pekerjaan pascatambang.
9.1 Biaya Langsung
Uraian mengenai biaya yang perlu dihitung dalam
penyusunan rencana biaya pascatambang yang meliputi:
a. Biaya pada tapak bekas tambang;
b. Biaya pada tapak bekas fasilitas pengolahan dan
pemurnian;
c. Biaya pada fasilitas penunjang;
d. Pengembangan sosial, budaya, dan ekonomi
e. pemeliharaan; dan
f. Pemantauan.
43
BAB IX RENCANA BIAYA PASCATAMBANG

9.1 . . . . . . . . .
9.2 Biaya tidak langsung.
Uraian mengenai biaya yang harus dimasukkan dalam
perhitungan pascatambang dan sedapat mungkin ditetapkan
dengan menggunakan standar acuan, yang ditentukan sebagai
berikut:
a. biaya mobilisasi dan demobilisasi alat sebesar 2,5% dari
biaya langsung atau berdasarkan perhitungan.
b. biaya perencanaan penutupan tambang sebesar 2% - 10%
dari biaya langsung.
c. biaya administrasi dan keuntungan kontraktor sebesar 3% -
14% dari biaya langsung.
d. biaya supervisi sebesar 2% - 7% dari biaya langsung 44
BAB IX RENCANA BIAYA PASCATAMBANG
9.1 . . . . . . . . .
9.2 . . . . . . . . .
9.3 Total Biaya
Uraian mengenai total biaya langsung ditambah dengan
biaya tidak langsung dan biaya-biaya tersebut sudah
harus memperhitungkan pajak-pajak yang berlaku dan
dibuat dalam mata uang rupiah atau dollar Amerika
Serikat.

45
LAMPIRAN:
1. Peta Situasi Rona Awal, ketelitian peta skala
1 : 25.000.
2. Peta Situasi Lokasi Pertambangan, ketelitian peta skala 1 :
25.000.
3. Peta Situasi Rona Awal Pascatambang (Akhir Tambang),
ketelitian peta skala 1 : 25.000.
4. Peta Situasi Rencana Rona Akhir Pascatarnbang, ketelitian
peta skala 1 : 25.000
5. Peta Lokasi Pemantauan, ketelitian peta skala
1 : 10.000.
Catatan:
Dilengkapi data spasial (.shp) 46
CONTOH PELAKSANAAN
PASCATAMBANG
RENCANA VS REALISASI

KOMPUTER MODELING
DLM DOK RPT TAHUN
2002 UNTUK PREDIKSI
KONDISI REKLAMASI DI
BEKAS TAMBANG UNTUK
TAHUN 2006

AKTUAL KONDISI
DAERAH
BEKAS TAMBANG
JUNI 2006
Pemanfaatan lahan Pascatambang –
Tambang Batubara

49

Direktorat Jenderal Mineral dan Batubara| Energi Untuk Kesejahteraan Rakyat


Pemanfaatan Menjadi Tempat Wisata Bekas Tambang Di Jogja

TEBING BREKSI

50
WISATA BEKAS TAMBANG DI INDONESIA

Lubang Tambang Mbah Soero -Sawahlunto


Ex Tambang Batubara 51
52

Anda mungkin juga menyukai