Anda di halaman 1dari 27

PENGELOLAAN KELAS

MA PERSIS BENDA TASIKMALAYA

MAKALAH
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah Pengelolaan
Pendidikan

Disusun Oleh:

Muhammad Wildan Zakiandri 162170099


Raden Winda Noviyanti 162170088
Rizky Rahma Fitriani 162170030
Rochman 162170072
Yuni Tresna Ayuningsih 162170101

JURUSAN PENDIDIKAN GEOGRAFI


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SILIWANGI
TASIKMALAYA
2017
KATA PENGANTAR

Puji Syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah
memberikan kemudahan kepada kami untuk menyelesaikan makalah ini dengan
judul “PENGELOLAAN KELAS MA PERSIS BENDA TASIKMALAYA”
secara tepat waktu. Makalah ini membahas tentang pengertian, tujuan,
pendekatan, strategi, prosedur, teknik, indikator tentang pengelolaan kelas dan
hasil observasi kelompok yang dilaksanakan di MA Persis Benda Tasikmalaya.

Dalam menyusun makalah ini, tidak sedikit kesulitan dan hambatan yang
penulis alami, namun berkat dukungan, dorongan dan semangat dari orang
terdekat, sehingga penulis mampu menyelesaikannya. Oleh karena itu penulis
pada kesempatan ini mengucapkan banyak terima kasih kepada :

1. orangtua, yang telah memberikan kasih dan sayangnya baik berupa moril
maupun materi
2. seluruh dosen Pendidikan Geografi yang telah memberikan banyak ilmu
kepada kami selaku penulis
3. dosen pengampu Mata Kuliah Pengelolaan Pendidikan yang telah
membimbing dan mengarahkan penulis sehingga penulis bisa
menyelesaikan makalah ini
4. seluruh pihak yang telah membantu maupun mendukung penulis dalam
menyusun makalah ini.

Kami sebagai penyusun berharap agar makalah ini dapat memberikan


manfaat bagi setiap pihak yang mempelajarinya dan kamipun mengharapkan
kritik dan saran dari pihak-pihak yang telah membaca makalah ini demi
kelancaran dan kemajuan proses penulisan makalah ke depannya.

Tasikmalaya, 11 September 2017

Penulis

i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ................................................................................................. i

DAFTAR ISI .............................................................................................................. ii

DAFTAR GAMBAR ................................................................................................. iii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah ................................................................................... 1


B. Rumusan Masalah ........................................................................................... 2
C. Tujuan Masalah ............................................................................................... 2
D. Kegunaan Makalah............................................................................................ 3
E. Prosedur Makalah.............................................................................................. 3

BAB II PEMBAHASAN

A. Kajian Teoritis ................................................................................................... 4


1. Pengertian Pengelolaan Kelas .................................................................. 4
2. Tujuan Pengelolaan Kelas ........................................................................ 5
3. Pendekatan dalam Pengelolaan Kelas ...................................................... 6
4. Strategi Pengelolaan Kelas dalam Meningkatkan Proses Belajar ............ 8
5. Rancangan dalam Pengelolaan Kelas ...................................................... 9
6. Prosedur yang Digunakan dalam Pengelolaan Kelas ............................ 10
7. Teknik yang digunakan dalam Pengelolaan Kelas ................................ 13
8. Indikator Keberhasilan dalam Pengelolaan Kelas ................................. 15
B. Pembahasan .................................................................................................... 15

Hasil Observasi ............................................................................................ 15

BAB III SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan .................................................................................................. 19
B. Saran ........................................................................................................ 19

DAFTAR PUSTAKA

ii
DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Pesantren Persis 67 Benda Tasikmalaya ................................................ 15

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Pengelolaan pada dasarnya adalah pengendalian, pengaturan, penataan, dan
pemanfaatan semua sumber daya yang menurut suatu perencanaan diperlukan
untukmencapai tujuan tertentu agar efektif dan efisien.
Pengelolaan kelas merupakan segala kegiatan dalam pengaturan,
pengawasan, serta keterampilan yang harus dimiliki oleh seorang guru dalam
memutuskan, memahami, mendiagnosis dan kemampuan bertindak menuju
perbaikan suasana kelas terhadap aspek-aspek manajemen kelas. Manajemen
kelas pada umumnya bertujuan untuk meningkatkan efektivitas dan efisien dalam
pencapaian tujuan pembelajaran.
Guru sebagai tenaga pendidik memiliki peran dalam perkembangan
siswanya di kelas. Guru harus menciptakan suasan kondisi belajar yang nyaman,
aman dan efektif sehingga proses pembelajaran dapat tercapai tujuannya. Oleh
karena itu diperlukan pengelolaan kelas. Di dalam kelas guru melaksanakan dua
kegiatan pokok yaitu kegiatan belajar mengajar dan pengelolaan kelas. Kegiatan
mengajar pada hakikatnya adalah proses mengatur dan mengorganisasi
lingkungan yang ada di sekitar siswa. Semua komponen pengajaran yang meliputi
tujuan, bahan pelajaran, kegiatan belajar mengajar, metode, alat dan sumber, serta
evaluasi diperankan secara optimal guna mencapai tujuan pengajaran yang telah
ditetapkan sebelum pengajaran dilaksanakan.
Jadi pengelolaan kelas tidak hanya berupa pengaturan kelas, fasilitas fisik
dan rutinitas, melainkan juga mengelola berbagai hal yang tercakup dalam
komponen pembelajaran. Kegiatan pengelolaan kelas dimaksudkan untuk
menciptakan dan mempertahankan suasana dan kondisi kelas yang kondusif.
Sehingga proses belajar mengajar dapat berlangsung secara efektif dan efesien.
Kedua tujuan ini harus dicapai dalam kelas, karena di dalam kelaslah segala aspek
pembelajaran bertemu dan berproses. Bahkan hasil dari pendidikan secara

1
2

keseluruhan sangat ditentukan oleh apa yang terjadi di kelas. Oleh sebab itu sudah
selakyaknya kelas dikelola dengan baik dan professional oleh seorang guru.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas maka dapat dirumuskan beberapa masalah
antara lain :
1. Apa yang dimaksud dengan pengelolaan kelas?
2. Apa tujuan dari pengelolaan kelas?
3. Bagaimana pendekatan yang digunakan dalam pengelolaan kelas?
4. Bagaimana strategi pengelolaan kelas dalam meningkatkan proses belajar
siswa?
5. Bagaimana rancangan dalam pengelolaan kelas?
6. Apa saja prosedur yang digunakan dalam pengelolaan kelas?
7. Teknik apa saja yang digunakan dalam pengelolaan kelas?
8. Apa saja indikator keberhasilan dalam pengelolaan kelas?
9. Bagaimana penerapan pengelolaan kelas di MA Persis Benda Tasikmalaya?

C. Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian pengelolaan kelas.
2. Untuk mengetahui tujuan pengelolaan kelas.
3. Untuk mengetahui pendekatan apa saja yang digunakan dalam pengelolaan
kelas.
4. Untuk mengetahui bagaimana strategi pengelolaan kelas dalam meningkatkan
proses belajar siswa.
5. Untuk mengetahui rancangan apa saja yang terdapat di dalam kelas.
6. Untuk mengetahui apa saja prosedur yang digunakan di dalam pengelolaan
kelas.
7. Untuk mengetahui teknik apa saja yang digunakan dalam pengelolaan kelas.
8. Untuk mengetahui Apa saja indikator keberhasilan dalam pengelolaan kelas.
9. Untuk mengetahui bagaimana penerapan pengelolaan kelas di MA Persis
Benda Tasikmalaya.
3

D. Kegunaan Makalah

Kegunaan makalah ini secara teoritis adalah untuk penambahan ilmu


dan wawasan kita khususnya yang berada dalam lingkungan mahasiswa
pendidikan geografi, juga terdapat kegunaan dalam hal praktisnya yang dapat
membuat orang tahu tentang pengelolaan kelas yang efektif dan efisien.

E. Prosedur Makalah

Makalah ini disusun dengan menggunakan pendekatan kualitatif.


Metode yang digunakan adalah metode deskriptif. Melalui metode ini penulis
akan menguraikan permasalahan yang dibahas secara jelas dan komprehensif.
Data teoritis dalam makalah ini dikumpulkan dengan menggunakan teknik
studi pustaka yaitu membaca beberapa literatur yang relevan dengan tema
makalah. Data faktual dalam makalah inipun didapatkan melalui proses
observasi di MA Persis Benda Tasikmalaya.
BAB II

PEMBAHASAN

A. Kajian Teoritis

1. Pengertian Pengelolaan Kelas

Pengelolaan kelas terdiri atas dua kata,yaitu pengelolaan dan


kelas.pengelolaan berasal dari kata “kelola”,ditambah awalan “pe” dan akhiran
“an”, istilah lain kata pengelolaan adalah “manajemen”, yang berarti
ketatalaksanaan, tata pimpinan, pengelolaan. Pengelolaan diartikan sebagai ilmu
dan seni mengatur proses pemanfaatan sumber daya manusia dan sumber lainya
secara efektif untuk mencapai suatu tujan tertentu.

Sementara itu, menurut Oemar Hamalik (1987:31) menjelaskan “kelas


adalah suatu kelompok orang yang melakukan kegiatan belajar bersama yang
mendapat pengajaran dari guru”. Adapun menurut Sulaeman (2009) mengartikan
bahwa kelas dalam arti umum menunjukkan kepada pengertian sekelompok siswa
yang ada pada waktu yang sama menerima pelajaran yang sama dan dari guru
yang sama pula. Kelas dalam arti luas merupakan bagian dari masyarakat kecil
yang sebagian adalah suatu masyarakat sekolah yang sebagian suatu kesatuan di
organisasi menjadi unit kerja secara dinamis menyelenggarakan kegiatan-
kegiatan.

Pengelolaan kelas adalah usaha yang dilakukan guru untuk menata


kehidupan kelas dimulai dari perencanaan kurikulumnya, penataan prosedur dan
sumber belajarnya, pengaturan lingkungannya untuk memaksimalkan efisiensi,
memantau kemajuan siswa, dan mengantisipasi masalah-masalah yang mungkin
timbul (Wijaya dan Rusyan, 1994: 113). Sedangkan, menurut Nurhadi (1983:
162), pengelolaan kelas merupakan upaya mengelola siswa di kelas yang
dilakukan untuk menciptakan dan mempertahankan suasana (kondisi) kelas yang
menunjang program pengajaran dengan jalan menciptakan dan mempertahankan
motivasi siswa untuk selalu terlibat dan berperan serta dalam proses pendidikan di
sekolah. Pendapat lainnya adalah menurut Suharsimi Arikunto (1986: 14)
Pengelolaan kelas adalah suatu usaha yang dilakukan oleh penanggung jawab kegiatan
belajar mengajar dengan maksud agar dicapai kondisi yang optimal sehingga dapat
terlaksana kegiatan belajar mengajar seperti yang diharapkan.

4
5

Dari semua uraian di atas dapat disimpulkan bahwa pengelolaan kelas


adalah upaya yang dilakukan guru dalam mengelola anak didiknya di kelas
dengan menciptakan atau mempertahankan suasana atau kondisi kelas yang
mendukung program pengajaran untuk meningkatkan efisiensi dan efektifitas
dalam pencapaian tujuan pembelajaran.

2. Tujuan Pengelolaan Kelas


Menurut Ahmad (1995:2) bahwa tujuan pengelolaan kelas adalah sebagai
berikut:
1. Mewujudkan situasi dan kondisi kelas, baik sebagai lingkungan belajar
maupun sebagai kelompok belajar yang memungkinkan siswa untuk
mengembangkan kemampuan semaksimal mungkin.
2. Menghilangkan berbagai hambatan yang dapat menghalangi terwujudnya
interaksi belajar mengajar.
3. Menyediakan dan mengatur fasilitas serta perabot belajar yang mendukung
dan memungkinkan siswa belajar sesuai dengan lingkungan sosial, emosional,
dan intelektual siswa dalam kelas.
4. Membina dan membimbing sesuai dengan latar belakang sosial, ekonomi,
budaya serta sifat-sifat individunya.

Tujuan pengelolaan kelas menurut Sudirman (dalam Djamarah 2006:170)


pada hakikatnya terkandung dalam tujuan pendidikan. Tujuan pengelolaan kelas
adalah penyediaan fasilitas bagi macam-macam kegiatan belajar siswa dalam
lingkungan sosial, emosional, dan intelektual dalam kelas. Fasilitas yang
disediakan itu memungkinkan siswa belajar dan bekerja. Terciptanya suasana
sosial yang memberikan kepuasan, suasana disiplin, perkembangan intelektual,
emosional, dan sikap serta apresiasi pada siswa. Sedangkan Arikunto (dalam
Djamarah 2006:178) berpendapat bahwa tujuan pengelolaan kelas adalah agar
setiap anak di kelas dapat bekerja dengan tertib sehingga segera tercapai tujuan
pengajaran secara efektif dan efisian.
6

Menurutnya sebagai sebuah indikator dari sebuah kelas yang tertib adalah
apabila:

- Setiap siswa terus bekerja, tidak macet artinya tidak ada anak yang terhenti
karena tidak tahu ada tugas yang harus dilakukan atau tidak dapat melakukan
tugas yang diberikan padanya.

- Setiap siswa terus melakukan pekerjaan tanpa membuang waktu artinya setiap
siswa akan bekerja secepatnya supaya lekas menyelesaikan tugas yang
diberikan padanya.

3. Pendekatan dalam Pengelolaan Kelas


Syaiful Bahri Djamarah berpendapat bahwa telah disinggung tidak ada
satupun pendekatan yang dikatakan paling baik namun pada penerapannya guru
bisa menggunakannya sesuai dengan keadaan yang sedang terjadi. Beberapa
pendekatan tersebut antara lain :
a. Pendekatan kekuasaan, pengelolaan kelas diartiakan sebagai suatu proses
mengontrol tingkah laku peserta didik. Peran guru disini menciptakan dan
mempertahankan situasi disiplin dalam kelas. Kedisipilinan adalah kekuatan
yang menuntut anak didik untuk menaatinya. Di dalamnya ada kekuasaan
dalam bentuik norma pengikat untuk ditaati anggota kelas. Melalui kekuasaan
dalam bentuk norma itulah guru mendekatinya.
b. Pendekatan ancaman. pengelolaan kelas diartiakan sebagai suatu proses
mengontrol tingkah laku peserta didik. Pelaksanannya dilakukan dalambentuk
memberi ancaman, misalnya melarang mengejek, menyindir, dan memaksa.
c. Pendekatan kebebasan. Penegeloalan kelas diartikan sebagai proses
membantu anak didik merasa bebas mengerjakan sesuatu kapan saja, dan
dimana saja. Peran guru adalah mengusahakan semaksimal mungkin
kebebasan anak didik.
d. Pendekatan resep (cookbook). Pendekatan ini dilakukan dengan mendaftar apa
yang harus dilakukan dan tidak harus dilakukan seorang guru dalam mereaksi
semua masalah atau situasi yang terjadi didalam kelas. Dalam daftar
7

digambarkan tahap demi tahapan yang harus dikerjkan oleh guru. Peran guru
hanyalah mengikuti petunjuk sesuai yang tertulis dalam resep.
e. Pendekatan pengajaran. Pendekatan ini didasarkan atas suatu anggapan
bahwa perencanan dan pelaksanaan akan mencekgah munculnya masalah
tingkah laku anak didik. Dan pemecakan diperlukan bila masalah tidak bisa
dicegah. Pendekatan ini menganjurkan tingkah laku guru dalam mengajara
dapat mencegah atau menghentikan tingkah laku anak didik yang kurang baik.
Peranan guru adalah merencanakan dan mengimplementasikan pelajaran yang
baik.
f. Pendekatan pengubahan tingkah laku. Sesuai dengan namanya pengelolaan
kelas disini diartikan sebagai proses mengubah tingkah laku anak didik.
Peranan guru ialah, mengembangkan tingkah laku anak didik yang baik dan
mencegah tingkah laku yang kurang baik.
g. Pendekatan sosioemosional. Menurut pendekatan ini pengelolaan kelas
merupakan sutu proses menciptakan iklim sosioemosional yang positif
didalam kelas. Sosioemosional yang positif artinya adananya hubungan yang
positif antara guru dan anak didik, dan anak didik dengan anak didik. Di sisni
guru adalah kunci tehadap pembentukan hubungan pribadi dan peranannya
adalah menciptakan hubungan pribadi yang sehat.
h. Pendekatan proses kelompok. Pengelolan kelas diartikn sebagai suatu proses
mencitakan kelas sebagi suatu sistem sosial dan proses pengelompokan
merupakan yang paling utama. Peran guru adalah mengusahakan agar
pengembangan dan pelaksaan proses kelompok afektif. Proses kelompok
adalah usaha mengelompokkan anak didik dala beberapa kelompokan dengan
berbagai pertimbangan individual sehingga terjadi kelas yang bergairah dalam
belajar.
i. Pendekatan pluralistik. Pada pendekatan ini, pengelolaan kelas berusaha
menggunakan berbagi macam pendekatan yang memiliki potensi untuk dapat
menciptakan dan mempertahankan suatu kondisi yang memungkinkan proses
interaksi edukatif dan efisien. Jadii bebas memilih pendekatan yang sesuai dan
dapat dilaksanakan.
8

4. Strategi Pengelolaan Kelas dalam Meningkatakan Proses Belajar


Strategi pengelolaan kelas untuk meningkatkan belajar siswa dapat dilakukan
dengan beberapa cara, yaitu :
a. Menciptakan suasana atau kondisi kelas yang optimal.
Seseorang guru harus bisa menciptakan suasana atau kondisi dari kondisi
interaksi pendidikan dengan jalan menciptakan kondisi baru yang menguntungkan
proses belajar mengajar sehingga siswa bersemangat dalam belajarnya.
Keterampilan yang harus dimiliki guru yang berhubungan dengan penciptaan dan
pemeliharaan kondisi belajar adalah sikap tanggap, membagi perhatian, dan
pemusatan perhatian kelompok.
b. Berusaha menghentikan tingkah laku siswa yang menyimpang.
Seorang guru melakukan identifikasi masalah dengan jalan berusaha
memahami dan menyelidiki penyimpangan tingkah laku siswa yang mengganggu
kelancaran proses belajar mengajar di kelas. Setelah itu guru memberikan teguran
dan bimbingan serta pengarahan-pengarahan agar tercipta tingkah laku siswa yang
mendukung kelancaran proses belajar mengajar.
c. Menciptakan disiplin kelas
Pembinaan disiplin kelas atau pencegahan terjadinya pelanggaran disiplin
bisa dilakukan dengan cara membuat tata tertib kelas (Djamarah, 1996: 212).
d. Menciptakan keharmonisan antara guru dengan siswa
Keharmonisan hubungan guru dengan siswa mempunyai efek terhadap
pengelolaan kelas terutama dalam meningkatkan efektifitas belajar mengajar.
Hubungan guru dan siswa dikatakan baik apabila hubungan itu memiliki sifat-sifat
sebagai berikut:
1. Keterbukaan, guru maupun siswa saling bersikap jujur dan membuka diri antar
satu dengan yang lain.
2. Tanggap, bilamana seseorang tahu bahwa tindakannya dinilai orang lain.
3. Saling ketergantungan antara satu dengan yang lain.
4. Kebebasan yang memperbolehkan setiap orang tumbuh dan mengembangkan
keunikannya, kreatifitasnya, dan kepribadiannya.
9

5. Saling memenuhi kebutuhan sehingga tidak ada kebutuhan satu orangpun


yang tidak terpenuhi (Gordon, 1990: 28).
Demikianlah konsepsi dasar tentang pengelolaan kelas yang menjadi tugas
guru selaku learning manajer. Guru harus mengetahui bahwa tingkah laku dan
perbuatan anak didik dari waktu ke waktu selalu mengalami perubahan. Oleh
karena itu, tugas guru selaku pengelola kelas untuk selalu berusaha
mengkondisikan kelas agar dinamis yang mendukung proses interaksi edukatif
mencapai tujuan pembelajaran.

5. Rancangan dalam Pengelolaan Kelas


Rancangan dapat diartikan sebagai serangkaian kegiatan yang disusun secara
sistematis berdasarkan pemikiran yang rasional untuk mencapai tujuan tertentu.
Dalam kaitannya dengan tugas guru, berarti guru menentukan serangkaian kegiatan
tentang langkah-langkah pengelolaan kelas yang disusun secara sistematis berdasarkan
pemikiran yang rasional untuk tujuan menciptakan kondisi lingkungan pembelajaran bagi
siswa yang optimal.

Dalam penyusunan rancangan prosedur pengelolaan kelas dipengaruhi oleh


beberapa faktor, antara lain:

a. Pemahaman terhadap arti, tujuan dan hakikat pengelolaan kelas, akan memberikan
arah kepada apa, mengapa dan bagaimana harus berbuat dalam manajemen kelas.
b. Pemahaman terhadap hakikat siswa yang dihadapinya, maksudnya setiap siswa pada
setiap saat, di lingkungan tertentu akan memperlihatkan sikap dan tingkah laku
tertentu.
c. Pemahaman terhadap bentuk penyimpangan serta latar belakang tindakan
penyimpangan yang dilakukan oleh siswa, melalui identifikasi masalah
penyimpangannya.yang dihadapinya.
d. Pemahaman terhadap pendekatan-pendekatan yang dapat digunakan dalam
manajemen kelas. Pemahaman ini akan menambah kemampuan dalam menyesuaikan
pendekatan tertentu dengan masalah penyimpangan yang dilakukan oleh siswa.
e. Pemilikan pengetahuan dan keterampilan dalam membuat rancangan proseedur
manajemen kelas.
10

Kelima faktor di atas merupakan hal-hal yang patut dipertimbangkan dalam


penyusunan rancangan prosedur pengelolaan kelas. Setelah rancangan prosedur
pengelolaan kelas disusun, hal yang penting adalah proses pelaksanaan rancangan
tersebut. Peranan dan pengaruh guru menjadi penting, karena di samping kemampuan dan
keterampilan guru dalam melaksanakan rencangan tersebut, maka sikap, tingkah laku,
kepribadian, serta kemampuan berinteraksi merupakan aspek yang perlu mendapatkan
perhatian.
Langkah-langkah proses pengelolaan kelas, antara lain:

1. Memahami hakikat konsep dan tujuan pengelolaan kelas.


2. Menentukan masalahnya, preventif atau kuratif
3. Mempertimbangkan hakikat anak yang memiliki tingkat pertumbuhan dan
perkembangan sendiri, lalu memperhatikan kenyata’an penyimpangan
perilaku yang ada.
4. Menentukan masalahnya, individual atau kelompok
5. Menyusun rancangan pengelolaan kelas, preventif individual atau kelompok.
6. Menjabarkan langkah-langkah kegiatan rancangan pengelolaan kelas.
7. Melaksanakan rancangan yang telah disusun, dimana fungsi dan peranan guru
sangat menentukan.

6. Prosedur yang Digunakan dalam Pengelolaan Kelas


Prosedur pengelolaan kelas merupakan serangkaian langkah kegiatan
pengelolaan kelas yang dilakukan agar tercipta kondisi kelas yang optimal serta
mempertahankan kondisi optimal tersebut supaya proses pembelajaran dapat
berlangsung secara efektif dan efisien. Kegiatan-kegiatan mengelola kelas
mengacu kepada tindakan pencegahan (preventif) dan tindakan penyembuhan
(kuratif).
a. Prosedur Dimensi Pencegahan
Tindakan pencegahan merupakan tindakan yang dilakukan sebelum
munculnya tingkah laku yang menyimpang. Tindakan ini merupakan terapi yang
tepat sebelum munculnya tingkah laku yang dapat mengganggu kondisi belajar
11

mengajar. Adapun prosedur pengelolaan kelas dimensi pencegahan sebagai


berikut:
1. Peningkatan kesadaran diri sebagai guru
Peningkatan kesadaran diri sebagai guru inilah yang paling strategis dan
mendasar karena akan mampu meningkatkan rasa tanggung jawab dan rasa
memiliki yang merupakan modal dasar dalam melaksanakan tugasnya. Hal ini
dapat menghilangkan sikap otoriter dan sikap permisif yang dipandang kurang
manusiawi dan kurang realistik. Implikasinya di kelas, akan tampak pada sikap
guru yang demokratis, sikap yang stabil, kepribadian yang harmonis, berwibawa.
Penampakkan sikap ini akan menumbuhkan respon positif siswa.
2. Peningkatan kesadaran pada siswa.
Kurangnya kesadaran siswa akan menumbuhkan sikap suka marah, mudah
tersinggung, yang memungkinkan siswa melakukan tindakan-tindakan tidak
terpuji yang dapat mengganggu kondisi optimal belajar. Peningkatan kesadaran
siswa pada dirinya dapat menanggulangi sikap kemalasan, sikap menyerahkan
tanggung jawab, kurang puas, mudah kecewa, mudah tertekan oleh peraturan
sekolah dan sebagainya. Untuk meningkatkan kesadaran pada siswa, guru perlu
memberitahukan hak dan kewajiban siswa, memperhatikan kebutuhan, keinginan
dan dorongan siswa, menciptakan suasana saling pengertian, saling menghormati
dan rasa keterbukaan antara guru dan siswa.
3. Sikap polos dan tulus dari guru
Sikap polos, tulus hati, jujur dan terbuka adalah suatu modal untuk
menciptakan kondisi yang optimal untuk membelajarkan siswa. Sikap ini
mengandung makna bahwa guru dalam segala tindakannya tidak boleh berpura-
pura bersikap dan bertindak apa adanya. Guru dengan segala sikap dan
kepribadiannya sangat mempengaruhi lingkungan belajar, karena tingkah laku,
cara menyikapi dan tindakan guru merupakan stimulus yang akan direspon oleh
para siswa.
4. Mengenal dan menemukan alternatif pengelolaan
Seorang guru hendaknya mampu mengidentifikasi berbagai penyimpangan
tingkah laku siswa yang sifatnya individual maupun kelompok, termasuk
12

penyimpangan yang disengaja. Guru juga harus mengenal berbagai pendekatan


yang paling tepat. Selain itu, guru perlu mempelajari pengalaman guru-guru
lainnya yang gagal atau berhasil, untuk mencari alternatif yang bervariasi dalam
menangani berbagai masalah pengelolaan kelas.
5. Menciptakan kontrak sosial
Penciptaan kontrak sosial pada dasarnya berkaitan dengan standar tingkah
laku yang diharapkan seraya memberi gambaran tentang fasilitas beserta
keterbatasannya dalam memenuhi kebutuhan siswa. Untuk mengelola kelas,
norma berupa kontrak sosial atau daftar aturan, tata tertib dengan sanksinya yang
mengatur kehidupan di dalam kelas, perumusannya harus dibicarakan atau
disetujui bersama oleh guru dan siswa.
b. Prosedur dimensi penyembuhan
1. Mengidentifikasi masalah
Pada langkah ini guru melakukan kegiatan untuk mengenal dan mengetahui
masalah-masalah pengelolaan kelas yang timbul dalam kelas. Kemudian guru
mengidentifikasi jenis-jenis penyimpangan, sekaligus mengetahui latar belakang
yang membuat siswa melakukan penyimpangan perilaku.
2. Menganalisis masalah
Pada langkah ini guru menganalisis penyimpangan pada siswa dan
menyimpulkan latar belakang dan sumber-sumber dari penyimpangan itu. Setelah
ditemukan penyimpangan, guru menentukan alternatif-alternatif penanggulangan
atau penyembuhan.
3. Menilai alternatif-alternatif pemecahan
Pada langkah ini guru menilai dan memilih alternatif pemecahan berdasarkan
sejumlah alternatif yang telah tersusun. Sesudah terpilih alternatif pemecahan
yang dianggap tepat, selanjutnya guru melaksanakan alternatif pemecahan itu.
4. Mendapatkan balikan
Pada langkah ini guru melakukan kegiatan kilas balik. Tujuannya untuk
menilai keampuhan pelaksanaan dari alternatif pemecahan yang dipilih untuk
mencapai sasaran yang sesuai dengan yang direncanakan. Kegiatan kilas balik
dilakukan oleh guru dalam bentuk pertemuan dengan siswa, diusahakan dengan
13

penuh ketulusan, semata-mata untuk perbaikan dan kepentingan siswa dan


sekolah. Selain itu,perlu disikapi perilaku guru pada saat pertemuan tersebut. Agar
diantara kedua pihak dapat saling memperbaiki dan saaling mengingatkan untuk
kepentingan bersama.

7. Teknik yang Digunakan dalam Pengelolaan Kelas


Adapun teknik-teknik yang dapat digunakan dalam pengelolaan kelas adalah
sebagai berikut:
a. Teknik mendekati. Bila seorang siswa mulai bertingkah, satu teknik yang
biasanya efektif yaitu teknik mendekatinya.
b. Teknik memberikan isyarat. Apabila siswa berbuat penakalan kecil, guru
dapat memberikan isyarat bahwa ia sedang diawasi isyarat tersebut dapat
berupa petikan jari, pandangan tajam, atau lambaian tangan.
c. Teknik mengadakan humor. Jika insiden itu kecil, setidaknya guru
memandang efek saja, dengan melihatnya secara humoristis, guru akan
dapat mempertahankan suasana baik, serta memberikan peringatan kepada si
pelanggar bahwa ia tahu tentang apa yang akan terjadi.
d. Teknik tidak mengacuhkan. Untuk menerapkan cara ini guru harus lues dan
tidak perlu menghukum setiap pelanggaran yang diketahuinya. Dalam
kasus-kasus tertentu, tidak mengacuhkan kenakalan justru dapat membawa
siswa untuk di perhatikan.
e. Teknik menghimbau. Kadang-kadang guru sering mengatakan, “harap
tenang”. Ucapan tersebut adakalanya membawa hasil; siswa
memperhatikannya. Tetapi apabila himbauan sering digunakan mereka
cenderung untuk tidak menggubrisnya.
Dalam pengelolaan kelas, guru juga bisa melakukan: pengorganisasian
kelas, melakukan kegiatan komunikasi, kegiatan monitoring dan seperti apa ketika
menyampaikan pembelajarannya.
1. Pengorganisasian kelas
- Mengatur tempat duduk, sehingga memudahkan siswa memandang ataupun
berpindah.
14

- Membuat jadwal harian dan mendiskusikannya.


- Siswa diberi janji sampai guru memaparkan secara jelas kegiatan yang akan
datang.
- Mendorong siswa untuk bertanggung jawab dalam belajar untuk tidak
mengerjakan tugas-tugas siswa lainnya.
- Menetapkan kegiatan rutin untuk mengumpulkan pekerjaan rumah
- Melakukan kompetisi kelompok untung merangsang transisi yang lebih
banyak lagi.
2. Kegiatan komunikasi
Dalam kegiatan komunikasi ini dapat berupa Sending skills, keterampilan-
keterampilan yang disampaikan kepada siswa, sseperti: melakukan perjanjian
dengan segera, berbicara langsung dengan siswa, berbicara dengan santun. Dan
juga dapat berupa Receiving skills, bentuk keterampilan yang diterimakan kepada
siswa yang terdiri dari: tidak menilai apa yang didengar tetapi bersifat empatik,
agar membuat pendengar jelas upayakan aktif dan reflektif dalam mendengar,
lakukan tatap muka dan selalu memperhatikan informasi nonverbal, sarankan
kepemimpinan yang kuat dengan menggunakan gesture, ekspresi wajah dan
gerakan badan.

3. Kegiatan monitoring
- Tangani secara tenang dan cepat apabila terdapat perilaku siswa yang
mengganggu di kelas.
- Ingatkan kembali kepada siswa tentang prosedur dan aturan kelas.
- Ciptakan agar siswa patuh terhadap prosedur dan aturan kelas.
- Berikan penjelasan terhadap siswa bahwa akibat gangguan tersebut akan
mendapatkan konsekuensi khusus.
- Lakukan konsekuensi untuk kelainan perilaku siswa secara konsisten.
- Adakalanya terdapat satu atau dua siswa yang mengganggu kelas, upayakan
siswa lainnya tetap fokus terhadap tugas.
Dalam menyampaikan pembelajaran, guru biasanya melibatkan siswa dalam
menilai pekerjaannya maupun kegiatan pembelajaran, mengajukan pertanyaan dan
15

berikan waktu untuk berpikir sebelum disuruh menjawab, serta memberikan


semangat, ciptakan antisipasi dan lakukan berbagai kegiatan yang meningkatkan
minat dan motivasi siswa.

8. Indikator Keberhasilan dalam Pengelolaan Kelas


- Guru mengerti perbedaan antara mengelola kelas dan mendisiplinkan kelas
- Sebagai guru jika anda pulang ke rumah tidak dalam keadaan yang sangat
lelah.
- Guru mengetahui perbedaan antara prosedur kelas (apa yang guru inginkan
terjadi contohnya cara masuk kedalam kelas, mendiamkan siswa, bekerja
secara bersamaan dan lain-lain) dan rutinitas kelas (apa yang siswa lakukan
secara otomatis misalnya tata cara masuk kelas, pergi ke toilet dan lain-lain).
Ingat prosedur kelas bukan peraturan kelas.
- Guru melakukan pengelolaan kelas dengan mengorganisir prosedur-prosedur,
sebab prosedur mengajarkan siswa akan pentingnya tanggung jawab.
- Guru tidak mendisiplinkan siswa dengan ancaman-ancaman, dan konsekuensi.
(stiker, penghilangan hak siswa dan lain-lain).
- Guru mengerti bahwa perilaku siswa di kelas disebabkan oleh sesuatu,
sedangkan disiplin bisa dipelajari.

B. Pembahasan
- Hasil Observasi
1. Deskripsi Objek Observasi

Gambar 2.1 Pesantren Persis Benda Tasikmalaya


16

Pesantren Persatuan Islam 67 Benda berada di sebelah utara Kota


Tasikmalaya, tepatnya di Jl. Cisalak No. 15 Benda Nagarasari Cipedes
Tasikmalaya, Pesantren ini menempati areal seluas kurang lebih 2,5 H. Sistem
pendidikan di Pesantren Persatuan Islam Benda berbeda dengan sistem pendidikan
pesantren - pesantren Persatuan Islam yang lainnya. Dimana pada tahun ajaran
2003 - 2004 Pesantren Persatuan Islam 67 Benda merubah sistempendidikannya
dengan sistem Full day and Boarding School System. Di pesantren ini terdapat
Madrasah Tsanawiyah (MTs) dan Mu’allimin/Madrasah Aliyah (MA) dan seluruh
santri di asramakan dan belajar penuh, hal ini dilakukan dengan tujuan
meningkatkan kualitas pendidikan dan terciptanya alumni - alumni yang
berkualitas. Adapun hal yang melatar belakangi ide ini adalah adanya kejenuhan
terhadap sistem yang ada, yang dianggap terlalu monoton, maka lahirlah gagasan
Full Day and Boarding School System.

Ide Full Day and Boarding School System ini mulai digagas pada tahun
1994, namun dikarenakan masih memerlukan persiapan yang cukup matang ide
ini belum dapat terealisasikan. yang akhirya baru dapat terealisasi pada tahun
ajaran 2003 - 2004, setelah dirasa terlalu monotonnya sistem yang ada.

2. Metode Observasi
a. Sumber Data :
Metode yang digunakan adalah metode wawancara (interview) yaitu melalui
proses tanya jawab lisan yang berlangsung satu arah, artinya pertanyaan datang
dari pihak mewawancarai dan jawaban diberikan oleh pihak narasumber yaitu
Erismaya, S.Pd. MM. sebsgai wali kelas kelas XI dan Alitia nurawaliyah, S.Pd.
sebagai wali kelas kelas XII MA Persis Benda Tasikmalaya.

b. Waktu dan Tempat Observasi


Hari, Tanggal : Sabtu, 09 September 2017
Tempat : Pesantren Persatuan Islam 67 Benda Tasikmalaya
17

3. Penerapan Pengelolaan Kelas di MA Persis Benda Tasikmalaya

Kegiatan yang menjadi tugas seorang wali kelas diantaranya adalah


administrasi kelas, yaitu pembentukan struktur organisasi kelas, pembentukan
jadwal piket, penentuan uang kas dan tabungan, pembentukan tasykil
(organigram), agenda kelas, absensi, berkomunikasi dengan orang tua siswa,
memantau penilaian reward setiap minggunya, hingga pengisian raport di akhir
semester.

Metode belajar yang diterapkan dikelas kepada peserta didik menurut Eris
Maya S, Pd. MM. selaku wali kelas kelas XI dan Alitia nurawaliyah, S.Pd. selaku
wali kelas XII itu tergantung bagaimana kelasnya. Namun, metode umum yang
digunakan di sekolah ini adalah metode ceramah dan diskusi sehingga siswa
dituntut untuk lebih aktif dalam proses belajar. Untuk memancing seorang siswa
agar aktif ataupun fokus dalam pembelajaran maka seorang guru memancing
siswa dengan memberikan informasi yang actual dan terkini. Apabila ada siswa
yang pasif, oleh seorang guru harus di pancing agar dia bisa lebih aktif dan
mengemukakan pendapatnya misalnya dengan menanyakan sebuah pertanyaan
yang berkaitan dengan materi yang dibahas kepada siswa tersebut. Media
pembelajaran di sekolah inipun sudah berbasis IT (Infokus) dan manual yaitu
menggunakan whiteboard. Sumber pembelajar siswa diperoleh dari LKS, data
dari internet dan literature lainya.

Jika saat proses pembelajaran terdapat siswa yang gaduh maka guru dapat
menegurnya dengan halus dan sebisa mungkin harus menciptakan suasana kelas
yang menarik sehingga tidak membosankan bagi para siswa. Misalnya :
mengadakan games, membuat kelompok belajar, metode pembelajaran melalui
media yang menarik agar siswa lebih paham.

Jika terdapat permasalahan pada siswa misalnya permasalahan sosial,


seorang wali kelas harus bisa menanganinya misalnya dengan cara diajak
berbicara lebih intim, diberikan nasihat, dsb. Dan jika terdapat siswa yang
18

memiliki masalah dalam belajar misalnya lamban dalam menerima pelajaran


seorang guru bukan hanya wali kelas harus sabar dan senantiasa memberikan
perhatian khusus dalam pemberian materi kepada siswa tersebut.

Jika ada siswa yng terlambat ataupun bolos hanya sekali ataupun dua kali
maka wali kelas memperingatinya, bila seorang siswa lebih dari dua atau kali
terlambat ataupun bolos maka siswa tersebut mendapatkan hukuman berupa lari di
lapangan. Biasanya penganganan hukuman siswa yang sering terlambat ditangani
oleh Ummahatul Ghad (OSIS).

Sebagai seorang wali kelas memiliki kewajiban untuk berinteraksi dengan


para orang tua siswa agar wali kelas dapat memberikan informasi apapun seputar
anak didiknya serta dapat memantau perkembangan akademik maupun humanistic
interaksi antara wali kelas dan orang tua siswa dilakukan dengan secara langsung
maupun melalui sosial media berupa grup whatsapp.

Target seorang guru setelah proses pembelajaran siswa diharapkan mampu


memahami materi yang di sampaikan idealnya seorang siswa dapat mengambil
hikmah dari materi yang telah di sampaikan.
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Pengelolaan kelas merupakan gabungan dari dua kata yaitu kata
pengelolaan dan kata kelas. Pengelolaan dalam bahasa Inggris diistilahkan
sebagai Management, Pengertian pengelolaan atau manajement pada
umumnya yaitu kegiatan-kegiatan meliputi perencanaan, pengorganisasian,
pengarahan, pengkoordinasian, pengawasan, dan penilaian.
pengelolaan kelas (classroom manajement) adalah serangkaian
tindakan yang dilakukan pembelajar dalam upaya menciptakan kondisi
lingkungan pembelajaran yang positif dan produktif agar proses belajar
mengajar agar dapat berjalan sesuai dengan tujuannya. Dengan kata lain,
pengelolaan kelas adalah upaya memberdayakan potensi kelas melalui
seperangkat keterampilan pembelajar intuk menciptakan iklim pembelajaran
yang kondusif, positif, dan produktif dan mengendalikannya jika terjadi
gangguan dalam pembelajaran untuk mengoptimalisasi proses pembelajaran
sehingga dapat diperoleh hasil yang memuaskan.
Pengelolaan kelas merupakan hal yang sangat penting dimana
keberhasilan dalm proses belajar mengajar dipengaruhi oleh keberhasilan
dalam pengelolaan kelas, dimana guru, murid sarana dan prasarana
merupakan hal yang menunjang keberhasilan tersebut.

B. Saran
Semoga makalah ini membantu para guru maupun para calon guru
untuk menjadi guru yang professional dan berhasil dalam melakukan
pengelolaan kelas. Karena keberhasilan dalam proses belajar mengajar
merupakan keberhasilan pula dalam pengelolaan kelas.

19
DAFTAR PUSTAKA

Djamarah, Syaiful Bahri dan Aswan Zain, Strategi Belajar Mengajar Cetakan III,
(Jakarta: Rineka Cipta, 2006).

Rohani, Achmad dan Abu Ahmadi, Pengelolaan Pengajaran, (Jakarta: Rineka


Cipta, 1991).

Usman, Uzer, Menjadi Guru Profesional Cetakan XIII, (Bandung: Remaja


Rosdakarya, 2001).

Anda mungkin juga menyukai