Anda di halaman 1dari 1

Membangun Masyarakat Melalui Kegiatan Ekonomi dan Perdagangan

Ketika Rasulullah saw. telah di Madinah, maka Rasulullah saw. mulai membangun peradaban
Islam. Untuk membangun perdaban tersebut, Rasulullah saw. memulainya dengan membangun bidang
ekonomi menggunakan cara-cara yang sesuai dengan Islam.
Rasulullah saw. memulai dengan pembangunan bidang ekonomi karena kaum Muhajirin pada
umumnya adalah orang-orang yang meninggalkan harta benda mereka di Makkah, sehingga kehidupan
mereka harus ditopang dengan kegiatan perekonomian yang kuat. Terlebih lagi, Madinah telah menjadi
sebuah pusat peradaban yang penting saat itu, tentu urusan ekonomi dalam negeri Madinah juga harus
kuat.
Kemudian dibangunlah perkebunan kurma dan anggur yang besar sebagai sumber
perekonomian rakyat pada masa tersebut. Selain itu, di Madinah juga dibangun pusat perdagangan yang
cukup ramai. Beberapa sahabat Rasulullah saw. yang terkenal piawai dalam bidang pertanian dan
perdagangan, antara lain Abu Bakar, Umar bin Khattab, Abdurahman bin Auf, dan Usman bin Affan.
Selanjutnya strategi yang diterapkan Rasulullah saw. untuk meningkatkan ekonomi masyarakat
Madinah adalah pola kerja sama (syirkah). Strategi yang diterapkan Rasulullah saw. menuai
keberhasilan, karena umat Islam adalah umat yang damai dan selalu menganggap sesame umat Islam
adalah saudara, sehingga mudah melakukan kerja sama. Selain itu, Rasulullah saw. pun menegaskan
bahwa didalam ber-syirkah harus mendahulukan kebersamaan dan saling percaya, tidak boleh
berkhianat. Berkat strategi yang diterapkan Rasulullah saw. tersebut terciptalah kemajuan dan kekuatan
masyarakat Madinah.
Allah swt. Berfirman:

…‫ْا‬
‫نو‬َُ
‫َاو‬
‫تع‬ََ ََ
‫لى و‬ ‫ِ ع‬ِِّ
‫ر‬ ْ ‫ٰى‬
‫الب‬ ‫ْو‬‫َّق‬
‫َالت‬ ‫و‬
َ‫ل‬
َِّ
‫ْا و‬
‫نو‬َُ
‫َاو‬ ‫تع‬َ ‫لى‬ ََ
‫ِ ع‬ِّ‫ث‬
‫م‬ ِْ
‫ْإل‬
‫ا‬
ِّ َ
ِ‫ان‬ ‫دو‬ُْ ْ َ
‫الع‬ ‫… و‬
Artinya: “… Dan tolong-menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan dan takwa, dan jangan
tolong-menolong dalam berbuat dosa dan permusuhan …” (Q.S. Al Ma’idah:2)
Bentuk syirkah yang diterapkan umat Islam dalam bidang perdagangan adalah qirad yaitu
pemberian modal dari seseorang kepada orang lain untuk usaha. Kemudian keuntungannya dibagi
dengan cara bagi hasil sesuai dengan kesepakatan bersama.
Sedangkan dalam bidang pertanian dan perkebunan Rasulullah saw. menerapkan bentuk kerja
sama sebagai berikut:
1. Musaqah adalah kerja sama antara seseorang dengan orang lain, seseorang memberikan pohon
kurma atau pohon lainnya kepada orang yang mau merawat pohon tersebut. Kemudian
upahnya diambil dari hasil pohon tersebut.
2. Muzara’ah adalah bentuk kerja sama antara pemilik sawah atau ladang dan penggarap dengan
perjanjian bagi hasil yang jumlahnya menurut kesepakatan bersama. Adapun bibit tanaman
berasal dari pihak penggarap sawah atau lading.
3. Mukhabarah adalah kerja sama antara pemilik sawah atau lading dan penggarap dengan cara
bagi hasil sesuai dengan kesepakatan bersama. Adapun bibit tanaman berasal dari pihak pemilik
sawah atau ladang.

Anda mungkin juga menyukai