Anda di halaman 1dari 17

TEKNIK TENAGA LISTRIK

GENERATOR DC

Oleh:

Periska Rasma (03021381520052)

Putri Utami (03021181520040)

Yogi Wijaya (03021281520122)

PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS SRIWIJAYA

2016
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Generator DC merupakan sebuah perangkat mesin listrik dinamis yang mengubah energi
mekanis menjadi energi listrik. Secara umum generator DC tidak berbeda dengan motor DC
kecuali pada arah aliran daya. Berdasarkan cara memberikan fluks pada kumparan medannya,
generator arus searah DC dapat dikelompokkan menjadi dua, yaitu: generator berpenguatan
bebas dan generator berpenguatan sendiri.
Dalam kehidupan kita sehari-hari Generator DC dapat berfungsi sebagai salah satu
pembangkit arus searah di bengkel-bengkel atau pabrik, sebagai pengisi accu pada
perusahaan pengisi accu, sebagai pengisi accu mobil, bahkan dipusat-pusat tenaga listrik
berfungsi sebagai penguat maknit (exiciter) pada generator utama.
Generator DC terdiri dua bagian yaitu stator (mesin DC yang diam) dan bagian rotor (bagian
mesin DC yang berputar). Bagian stator terdiri dari: rangka motor, belitan stator, sikat arang,
bearing dan terminal box. Sedangkan bagian rotor terdiri dari: komutator, belitan rotor, kipas
rotor dan poros rotor.
Mengingat pentingnya penggunaan generator arus searah DC dalam kehidupan sehari hari
maka dalam makalah ini penulis mencoba untuk menggambarkan mengenai dasar-dasar yang
berhubungan mengenai generator DC (arus searah).

B. Rumusan Masalah
1. Apa konstruksi dan komponen Generator DC?
2. Bagaimana prinsip kerja Generator DC?

C. Tujuan dan Manfaat


1. Mengetahui konstruksi dan komponen Generator DC.
2. Mengetahui prinsip kerja Generator DC.
BAB II
LANDASAN TEORI

Generator adalah sebuah alat yang memproduksi energi listrik dari sumber energi mekanik,
biasanya dengan menggunakan induksi elektromagnetik. Proses ini dikenal sebagai
pembangkit listrik. Walau generator dan motor punya banyak kesamaan, tapi motor adalah
alat yang mengubah energi listrik menjadi energi mekanik. Generator mendorong muatan
listrik untuk bergerak melalui sebuah sirkuit listrik eksternal, tapi generator tidak
menciptakan listrik yang sudah ada di dalam kabel lilitannya. Hal ini bisa dianalogikan
dengan sebuah pompa air, yang menciptakan aliran air tapi tidak menciptakan air di
dalamnya. Sumber enegi mekanik bisa berupa resiprokat maupun turbin mesin uap air yang
jatuh melalui sebuah turbin maupun kincir air, mesin pembakaran dalam turbin angin, energi
surya atau matahari, udara yang dimampatkan, atau apa pun sumber energi mekanik yang
lain.
Pada 1831-1832 Michael Faraday menemukan bahwa perbedaan potensial dihasilkan antara
ujung-ujung konduktor listrik yang bergerak tegak lurus terhadap medan magnet. Dia
membuat generator elektromagnetik pertama berdasarkan efek ini menggunakan cakram
tembaga yang berputar antara kutub magnet tapal kuda. Proses ini menghasilkan arus searah
yang kecil.
Desain alat yang dijuluki “Cakram Faraday” itu tidak efisien dikarenakan oleh aliran arus
listrik yang arahnya berlawanan di bagian cakram yang tidak terkena pengaruh medan
magnet. Arus yang diinduksi langsung di bawah magnet akan mengalir kembali ke bagian
cakram di luar pengaruh medan magnet. Arus balik itu membatasi tenaga yang dialirkan ke
kawat penghantar dan menginduksi panas yang dihasilkan cakram tembaga. Generator
homopolar yang dikembangkan selanjutnya menyelesaikan permasalahan ini dengan
menggunakan sejumlah magnet yang disusun mengelilingi tepi cakram untuk
mempertahankan efek medan magnet yang stabil. Kelemahan yang lain adalah amat kecilnya
tegangan listrik yang dihasilkan alat ini, dikarenakan jalur arus tunggal yang melalui fluks
magnetik.
Bagian-bagian generator adalah sebagai berikut :
1. Rotor, adalah bagian yang berputar yang mempunyai bagian terdiri dari poros,
inti, kumparan, cincin geser, dan sikat-sikat.
2. Stator, adalah bagian yang tak berputar (diam) yang mempunyai bagian terdiri
dari rangka stator yang merupakan salah satu bagian utama dari generator yang terbuat dari
besi tuang dan ini merupakan rumah dari semua bagian-bagian generator, kutub utama
beserta belitannya, kutub-kutub pembantu beserta belitannya, bantalan-bantalan poros.
Generator merupakan salah satu aspek pendukung dalam sistem tenaga dan merupakan salah
satu aspek penting di dalam pengkonversian energi elektromekanik, yaitu konversi energi
dari bentuk mekanik ke listrik dan dari bentuk listrik ke mekanik. Generator dapat
digolongkan ke dalam sistem pembangkit dimana sistem ini berperan untuk mengubah
bentuk energi mekanik menjadi energi listrik. Suatu mesin listrik (baik generator ataupun
motor) akan berfungsi bila memiliki, yaitu:
a. Kumparan medan, untuk menghasilkan medan magnet.
b. Kumparan jangkar, untuk mengimbaskan ggl pada konduktor- konduktor yang
terletak pada alur -alur jangkar.
c. Celah udara, yang memungkinkan berputarnya jangkar dalam medan magnet.
Pada mesin arus searah, kumparan medan yang berbentuk kutub sepatu merupakan stator
(bagian yang tidak berputar), dan kumparan jangkar merupakan rotor (bagian yang berputar).
Bila kumparan jangkar berputar dalam medan magnet akan dibangkitkan tegangan (ggl) yang
berubah-ubah arah setiap setengah putaran, sehingga merupakan tegangan bolak-balik.
Untuk memperoleh tegangan searah diperlukan alat penyearah yang disebut komutator dan
sikat. Generator DC merupakan sebuah perangkat motor listrik yang mengubah energi
mekanis menjadi energi listrik. Generator DC menghasilkan arus DC/arus searah. Generator
DC dibedakan menjadi beberapa jenis berdasarkan dari rangkaian belitan magnet atau
penguat eksitasinya terhadap jangkar (anker), jenis generator DC yaitu:
a. Generator penguat terpisah
b. Generator shunt
c. Generator kompon
BAB III
PEMBAHASAN

A. Konstruksi Generator DC
Pada umumnya generator DC dibuat dengan menggunakan magnet permanen dengan 4 kutub
rotor, regulator tegangan digital, proteksi terhadap beban lebih, starter eksitasi, penyearah,
bearing dan rumah generator atau casis, serta bagian rotor.

Gambar 1. Konstruksi Generator DC

Generator DC terdiri dua bagian, yaitu stator (bagian mesin DC yang diam) dan bagian rotor
(bagian mesin DC yang berputar). Bagian stator terdiri dari: rangka motor, belitan stator,
sikat arang, bearing dan terminal box. Sedangkan bagian rotor terdiri dari: komutator, belitan
rotor, kipas rotor dan poros rotor.
1. Stator
Stator terdiri dari set-magnet dengan cincin baja dan lilitan kawat yang menonjol dengan inti
kutub utama, sepatu kutub yang terbuat dari lempeng-elektro serta ilitan kawat penguat
eksitasi seperti, dan inti-kutub bantu seperti ditunjukkan pada Gambar 2. Konstruksi ini
biasanya terdapat pada mesin DC berdaya maksimum 20 kW. Mesin jenis ini akan bekerja
sepanjang ada magnetisasi. Untuk mesin dengan daya hingga 1 kW, terdiri dari sebuah
komutator berkutub utama, yang terbuat dari baja atau empeng elektro dengan lilitan kawat.
Sepatu-sepatu kutub dari kutub utama terdapat lilitan kompensasi.
Gambar 2 : Stator Mesin DC
2. Rotor
Bagian rotor (pada mesin DC seringkali disebut jangkar) terbuat dari poros baja beralur dan
lilitan kawat pada alur-alur tersebut. Gambar 3 menunjukkan potongan sebuah mesin DC,
dengan komutator di ujung motor. Sikat arang (carbon brush) adalah bagian dari stator. Sikat
ini ditahan oleh pemegang sikat (brush holder).

Gambar 3: Potongan Mesin DC


3. Komutator
Komutator terdiri dari segmen-segmen dari tembaga, dibentuk irisan memanjang searah
dengan poros, masing-masing diisolasi satu dengan yang lainnya dan dengan poros diisolasi
oleh mika atau phenolic resin. Komutator dipres pada poros anker. Kumparan anker
dihubungkan ke komutator untuk membentuk hubungan/rangkaian kontinyu. Komutator
berfungsi untuk menyearahkan arus induksi bolak-balik dalam kumparan anker menjadi arus
searah untuk digunakan ke beban kelistrikan kendaraan.
Komutator adalah bagian mesin listrik yang perlu sering dirawat dan dibersihkan. Bagian ini
bersinggungan dengan sikat arang untuk memasukkan arus dari jala-jala ke rotor. Gambar 4
menunjukkan bagian dari sebuah komutator dan bagian lain yang saling berkaitan.
Gambar 4 : Komutator & Pemegang Sikat
Salah satu kelemahan dari mesin DC adalah kontak mekanis antara komutator dan sikat arang
yang harus terjaga dan secara rutin dilakukan pemeliharaan. Tetapi mesin DC juga memiliki
keunggulan khususnya untuk mendapatkan pengaturan kecepatan yang stabil dan halus.
4. Piringan tutup
Piringan tutup pada ujung-ujung rumah sebagai dudukan bantalan-bantalan sebagai tempat
berputarnya armatur. Bantalan yang terpasang pada plat penutup untuk menahan beban torsi
dari sabuk penggerak. Tutup bagian belakang mempunyai lubang pelumasan untuk
memasukan oli pelumas. Sikat arang dipasang pada tutup bagian belakang.
5. Pul kumparan medan / sepatu-sepatu kutub
Pul kumparan medan yang biasa disebut sepatu-sepatu kutub dikonstruksi dari besi tuang.
Pada bagian dalam dibentuk cekung untuk menyesuaikan bentuk kontur bulat dari armatur
dan mengurangi hambatan magnetik dari jarak udara. Ujung-ujungnya diperpanjang sebagai
dudukan kumparan medan. Kutub-kutub magnet dipasangkan dengan baut pada rumah
generator.
6. Kumparan medan
Kumparan medan digulung dengan kawat yang berukuran kecil; dengan tahanan relatif besar.
Kumparan medan digulung dengan bentuk yang sesuai, diisolasi dan dibentuk yang sesuai
dengan kontur rumah dan digulung pada kutub-kutub magnet.
7. Armatur/Anker/Jangkar
Armatur/Anker dinamo dikonstruksi dari plat-plat yang disusun berlapis-lapis yang disatukan
dalam satu poros dan mempunyai alur-alur sebagai tempat kumparan. Kumparan dapat
digulung langsung pada alur-alur membentuk gulungan/kumparan armatur/anker.
Jangkar adalah tempat lilitan pada rotor yang berbentuk silinder beralur. Belitan tersebut
merupakan tempat terbentuknya tegangan induksi. Pada umumnya jangkar terbuat dari bahan
yang kuat mempunyai sifat feromagnetik dengan permiabilitas yang cukup besar.
Permiabilitas yang besar diperlukan agar lilitan jangkar terletak pada derah yang induksi
magnetnya besar, sehingga tegangan induksi yang ditimbulkan juga besar. Belitan jangkar
terdiri dari beberapa kumparan yang dipasang di dalam alur jangkar. Tiap-tiap kumparan
terdiri dari lilitan kawat atau lilitan batang.

Gambar 5. Jangkar Generator DC


Fluks magnet yang ditimbulkan oleh kutub-kutub utama dari sebuah generator saat tanpa
beban disebut Fluks Medan Utama (Gambar 6). Fluks ini memotong lilitan jangkar sehingga
timbul tegangan induksi.

Gambar 6. Medan Eksitasi Generator DC


Bila generator dibebani maka pada penghantar jangkar timbul arus jangkar. Arus jangkar ini
menyebabkan timbulnya fluks pada penghantar jangkar tersebut dan biasa disebut FIuks
Medan Jangkar (Gambar 7).
Gambar 7. Medan Jangkar dari Generator DC (a) dan Reaksi Jangkar (b).
Munculnya medan jangkar akan memperlemah medan utama yang terletak disebelah kiri
kutub utara, dan akan memperkuat medan utama yang terletak di sebelah kanan kutub utara.
Pengaruh adanya interaksi antara medan utama dan medan jangkar ini disebut reaksi jangkar.
Reaksi jangkar ini mengakibatkan medan utama tidak tegak lurus pada garis netral n, tetapi
bergeser sebesar sudut α. Dengan kata lain, garis netral akan bergeser. Pergeseran garis netral
akan melemahkan tegangan nominal generator. Untuk mengembalikan garis netral ke posisi
awal, dipasangkan medan magnet bantu (interpole atau kutub bantu), seperti ditunjukkan
pada Gambar 8.(a).

Gambar 8. Generator dengan Kutub Bantu (a) dan Generator Kutub Utama, Kutub
Bantu, Belitan Kompensasi (b).
Lilitan magnet bantu berupa kutub magnet yang ukuran fisiknya lebih kecil dari kutub utama.
Dengan bergesernya garis netral, maka sikat yang diletakkan pada permukaan komutator dan
tepat terletak pada garis netral n juga akan bergeser. Jika sikat dipertahankan pada posisi
semula (garis netral), maka akan timbul percikan bunga api, dan ini sangat berpotensi
menimbulkan kebakaran atau bahaya lainnya. Oleh karena itu, sikat juga harus digeser sesuai
dengan pergeseran garis netral. Bila sikat tidak digeser maka komutasi akan jelek, sebab sikat
terhubung dengan penghantar yang mengandung tegangan. Reaksi jangkar ini dapat juga
diatasi dengan kompensasi yang dipasangkan pada kaki kutub utama baik pada lilitan kutub
utara maupun kutub selatan, seperti ditunjukkan pada gambar 7 (a) dan (b), generator dengan
komutator dan lilitan kompensasinya.
Kini dalam rangkaian generator DC memiliki tiga lilitan magnet, yaitu:
a. lilitan magnet utama
b. lilitan magnet bantu (interpole)
c. lilitan magnet kompensasi
Akibat-akibat buruk dari adanya Reaksi Jangkar, yaitu:
a. Terjadi distorsi medan.
b. Terjadi loncatan bunga api karena bertambah besarnya tegangan.
c. Pada tiap perubahan beban daerah netral magnetik bergeser.
d. Terjadi demagnetisasi.
Cara-cara untuk membatasi reaksi jangkar, yaitu:
a. Kutub Antara ( Kutub Komutasi)
Bentuknya : Lebih kecil dari kutub-kutub utama
Tujuan : Menempatkan daerah netral magnetic pada tempatnya, sehingga tidak
dipengaruhi keadaan beban dan menentang efek induksi sendiri.
b. Kumparan Kompensasi
Bentuknya : Konsentrasi, ditempatkan pada kutub-kutub utama.
Tujuan : Untuk mencegah distorsi (perubahan bentuk) medan karena reaksi jangkar.
Pendemagnetan terjadi akibat adanya reaksi jangkar menyebabkan turunnya fluks. Sedangkan
fluks merupakan fungsi arus medan. Reaksi jangkar timbul akibat adanya arus yang mengalir
dalam konduktor jangkar. Jadi, besarnya pendemagnetan bergantung pada besarnya arus
jangkar dan pengaruhnya terlihat pada arus medannya. Penentuan pendemagnetan dapat
dilakukan dengan membuat grafik If sebagai fungsi Ia pada tegangan hasil pengukuran atau
perhitungan.
Grafik yang didapatkan dari perhitungan merupakan grafik dengan pengaruh pendemagnetan
diabaikan. Untuk mendapatkannya, harga Ia dihitung harga Ea. Dari harga Ea yang didapat
ini dan dengan menggunakan kurva pendemagnetan didapatkan harga If. Perhitungan
dilakukan untuk beberapa harga Ia. Dari Ia dan If yang berpasangan ini dihasilkan suatu
grafik seperti terlihat pada gambar di bawah ini yang bertuliskan tanda ’hit’.
Grafik yang didapatkan dari pengukuran grafik dengan pengaruh pendemagnetan
diikutsertakan. Caranya adalah dengan memasangkan amperemeter pada kumparan medan
dan kumparan jangkarnya. Dengan membaca kedua amperemeter ini diperoleh suatu grafik
seperti terlihat pada gambar di atas yang bertuliskan tanda ’test’.
Harga arus If dihasilkan dari pengukuran lebih besar daripada yang didapatkan dengan
perhitungan untuk Ia yang sama. Selisih antara kedua grafik di atas menunjukkan besarnya
pemagnetan = Fa (dalam ampere). Untuk menyatakan ggm-nya, tinggal mengalikannya
dengan jumlah belitan jangkar. Harga efektif arus medan didefinisikan sebagai If – Fa.
Kemudian jika pendemagnetan dan tahanan jangkar diabaikan didapat grafik yang merupakan
garis mendatar (garisputus-putus).
8. Rumah sikat dan arang sikat
Sikat arang digunakan untuk menghubungkan hubungan antara armatur/anker dengan
rangkaian luar. Sikat arang dapat bergesek dengan baik dengan komutator dengan bantuan
pegas dan rumah sikat. Hubungan antara sikat-sikat arang dan rangkaian luar adalah dengan
kabel tembaga fleksibel.
9. Kipas pendingin
Kipas pendingin terletak di bagian depan dan menyatu dengan puli penggerak mengalirkan
udara pendingin ke dalam generator.
Bagian yang harus menjadi perhatian untuk perawatan secara rutin adalah sikat arang yang
akan memendek dan harus diganti secara periodik atau berkala. Komutator harus dibersihkan
dari kotoran sisa sikat arang yang menempel dan serbuk arang yang mengisi celah-celah
komutator, Gunakan amplas halus untuk membersihkan noda bekas sikat arang.

B. Prinsip kerja Generator DC


Teori yang mendasari terbentuknya GGL induksi pada generator ialah Percobaan Faraday.
Percobaan Faraday membuktikan bahwa pada sebuah kumparan akan dibangkitkan GGL
Induksi apabila jumlah garis gaya yang diliputi oleh kumparan berubah-ubah.
Ada 3 hal pokok terkait dengan GGL Induksi ini, yaitu :
1. Adanya fluks magnet yang dihasilkan oleh kutub-kutub magnet.
2. Adanya kawat penghantar yang merupakan tempat terbentuknya EMF.
3. Adanya perubahan flux magnet yang melewati kawat penghantar listrik.
Gambar 9. Pinsip Kerja Generator DC

Pada gambar tersebut, dengan memutar rotor (penghantar) maka pada penghantar akan
timbul EMF.
1. Kumparan ABCD terletak dalam medan magnet sedemikian rupa sehingga sisi A-B
dan C-D terletak tegak lurus pada arah fluks magnet.
2. Kumparan ABCD diputar dengan kecepatan sudut yang tetap terhadap sumbu
putarnya yang sejajar dengan sisi A-B dan C-D.
3. GGL induksi yang terbentuk pada sisi A-B dan sisi C-D besarnya sesuai dengan
perubahan fluks magnet yang dipotong kumparan ABCD tiap detik sebesar :

Pembangkitan tegangan induksi oleh sebuah generator diperoleh melalui : 1. Dengan


menggunakan cincin-seret, menghasilkan tegangan induksi bolak-balik.
2. Dengan menggunakan komutator, menghasilkan tegangan DC.
Proses pembangkitan tegangan tegangan induksi tersebut dapat dilihat pada Gambar 2 dan
Gambar 3.

Gambar 10. Pembangkitan Tegangan Induksi.


Jika rotor diputar dalam pengaruh medan magnet, maka akan terjadi perpotongan medan
magnet oleh lilitan kawat pada rotor. Hal ini akan menimbulkan tegangan induksi. Tegangan
induksi terbesar terjadi saat rotor menempati posisi seperti Gambar 10.(a) dan 10.(c). Pada
posisi ini terjadi perpotongan medan magnet secara maksimum oleh penghantar. Sedangkan
posisi jangkar pada Gambar 10.(b), akan menghasilkan tegangan induksi nol. Hal ini karena
tidak adanya perpotongan medan magnet dengan penghantar pada jangkar atau rotor. Daerah
medan ini disebut daerah netral.

Gambar 11. Tegangan Rotor yang dihasilkan melalui cincin-seret dan komutator
Jika ujung belitan rotor dihubungkan dengan slip-ring berupa dua cincin (disebut juga dengan
cincin seret), seperti ditunjukkan Gambar 11.(1), maka dihasilkan listrik AC (arus bolak-
balik) berbentuk sinusoidal. Bila ujung belitan rotor dihubungkan dengan komutator satu
cincin. Gambar 11.(2) dengan dua belahan, maka dihasilkan listrik DC dengan dua
gelombang positif.

C. Prinsip Tangan Kanan pada Pembangkitan Tegangan Generator


Sepotong penghantar yang dialiri Arus dan bergerak dengan kecepatan v di dalam pengaruh
medan magnet, akan menimbulkan tegangan induksi sebesar V. Untuk menentukan besarnya
tegangan induksi yang ditimbulkan oleh arah gerakan penghantar tersebut di gunakan kaedah
Flamming tangan kanan. Medan magnet mempunyai arah dari kutub utara ke kutub selatan.
Arus di dalam penghantar searah dengan empat jari, sedangkan arah gerakan searah dengan
ibu jari, seperti ditunjukkan pada Gambar 3.
Gambar 12. : Hukum Tangan Kanan untuk Generator
V = tegangan induksi (volt)
B = kerapatan flux magnet (weber)
ℓ = panjang kawat penghantar (meter)
z = jumlah penghantar
v = kecepatan gerak kawat (m/s)
Prinsip Generator : Medan magnet dan gerakan sepotong penghantar yang dialiri arus akan
menimbulkan tegangan.
Contoh Soal:

1. Kerapatan magnet sebuah generator diketahui = 0.85 T dipotong oleh 500 kawat
penghantar, dan bergerak dengan kecepatan 5 m/s. Jika panjang penghantar
keseluruhan adalah 100 mm, berapakah besarnya tegangan induksi yang dihasilkan?
Jawab:
V = B.ℓ.v.z = 0.85 T. 0.1 m. 5 m/s. 500
= 212.5 Volt

2. Sebuah generator shunt 100 Kw, 250 V, pada jangkar diinduksikan tegangan 285
V,dengan rated load. Tentukan tahanan jangkar dan VR jika arus medan shunt 6 A
dan tegangan tanpa beban 264 V?
P = VI
IL = P = 100.1000 = 400 A
V 250
Ia = IL + If = 400 + 6 = 406 A
Ea = V + IaRa
285 = 250 + 406Ra
Ra = 0.086 ohm
VR = VNL – VFL = 264 – 250 x 100 % = 5.6 %
VFL 250
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Generator adalah mesin listrik yang mengubah daya mekanis menjadi daya listrik. Mesin
listrik dapat berupa generator dan motor. Berdasarkan arah arusnya, generator terbagi atas
generator arus searah dan generator arus bolak-balik.

Prinsip kerja dari generator arus searah berdasarkan hukum Induksi Farraday adalah “jika
sepotong kawat terletak di antara kutub-kutub magnet, kemudian kawat tersebut digerakkan,
maka di ujung kawat ini timbul gaya gerak listrik (GGL) karena induksi.
Generator arus searah terbagi menjadi 2 jenis, yaitu:
1. Generator DC tanpa penguat medan.
2. Generator DC dengan penguat medan.
Dalam kehidupan kita sehari – hari Generator DC dapat berfungsi sebagai salah satu
pembangkit arus searah di bengkel – bengkel atau pabrik, sebagai pengisi accu pada
perusahaan pengisi accu, sebagai pengisi accu mobil, bahkan di pusat – pusat tenaga listrik
berfungsi sebagai penguat maknit (exiciter ) pada generator utama.

A. Saran
Untuk memperoleh arus searah dari tegangan bolak balik, meskipun tujuan utamanya adalah
pembangkitan tegangan searah, tampak bahwa tegangan kecepatan yang dibangkitkan pada
kumparan jangkar merupakan tegangan bolak-balik. Bentuk gelombang yang berubah-ubah
tersebut karenanya harus disearahkan. Untuk mendapatkan arus searah dari arus bolak balik,
sebaiknya kita menggunakan alat-alat berikut :
a. Saklar
b. Komutator
c. Dioda
DAFTAR PUSTAKA

http://www.dasar-dasar listrik Dinamo.html

http://www .Generator listrik - Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas.html

http://www.Agung-implementasi-generator-(generator-generator-ac-dc).html

http://www .Electro-Zone-Generator DC.html

http://www .Generator DC _ Dunia Listrik - Tutorial Teknik Listrik, Artikel dan Software
Teknik.html

http://www.Prinsip Kerja Generator DC.html


http://denydestian.blogspot.com/2011/11/v-behaviorurldefaultvml-o.html

Anda mungkin juga menyukai