Anda di halaman 1dari 4

Hasil Analisa Pengukuran Debit

Hari : Rabu , 27 September 2017


Surveyor :
Lokasi :
Nama Sumber Mata Air : DAM Concrong
Elevasi :
Cuaca : Cerah

A. Dasar Teori
Debit air sungai merupakan tinggi permukaan air sungai yang terukur oleh
alat ukur permukaan air sungai (Mulyana, 2007).
Debit adalah suatu koefisien yang menyatakan banyaknya air yang
mengalir dari suatu sumber persatuan waktu, biasanya diukur dalam satuan liter
per/ detik, untuk memenuhi keutuhan air pengairan, debit air harus lebih cukup
untuk disalurkan ke saluran yang telah disiapkan (Dumiary, 1992). Pada dasarnya
debit air yang dihasilkan oleh suatu sumber air ditentukan oleh beberapa faktor
yaitu :
1. Intensitas hujan
2. Penggundulan hutan
3. Pengalihan hutan

Pengukuran debit dapat dilakukan dengan berbagai macam cara yaitu


(Arsyad, 1989) :

a. Pengukuran volume air sungai/sumber mata air.


b. Pengukuran debit dengan cara mengukur kecepatan aliran dan menentukan
luas penampang melintang sungai.
c. Pengukuran dengan menggunakan bahan yang dialirkan dalam sungai.
d. Pengukuran debit dengan membuat bangunan pengukur debit.
e. Pengkuran debit dengan menggunakan alat Current meter pada sungai atau
saluran terbuka.
f. Pengukuran debit dengan menggunakan alat ukur pelimpah ambang tajam
90ᵒ V – Notch model THOMSON atau CIPOLETTI pada sumber mata air.

B. Pengukuran Debit
1. Dengan Metode Pelampung (Float Area Methode)
a. Tujuan Pengukuran :
Untuk mengetahui debit air pada saluran terbuka dengan metode
pelampung secara langsung di lapangan.
b. Alat-alat Yang Digunakan :
 Pelampung (bisa berupa bola plastik kecil, bambu, atau balok kayu)
 Stopwatch
 Meteran/roll meter
 Penggaris
 Alat tulis
 Benang woll atau tali rafia
c. Prinsip Kerja dan Dasar Teori :
 Kecepatan aliran (V) ditetapkan berdasarkan kecepatan pelampung
(U).
 Luas penampang (A) ditetapkan berdasarkan pengukuran lebar saluran
(L) dan kedalaman saluran (D).
 Debit sungai (Q) = A x V atau A = A x K dimana K adalah konstanta.
Q=AxKxU
Dimana :
Q = debit (m3/det)
U = kecepatan pelampung (m/det)
A = luas penampang basah sungai (m2)
K = koefisien pelampung
d. Langkah Kerja
1. Menyiapkan alat-alat yang akan digunakan.
2. Menentukan titik awal perhitungan dengan ditandai menggunakan
pasak dan tali.
3. Membuat 3 titik tanda sepanjang masing-masing 25 m.
4. Membuat tanda pada setiap titik minimal sebanyak 5 tanda yang
menandakan banyaknya jumlah percobaan.
5. Melakukan percobaan pada setiap titiknya.
6. Kemudian hitung lamanya waktu yang diperlukan oleh bola dari titik
awal percobaan hingga mencapai titik akhir dengan menggunakan
bantuan stopwatch.
e. Hasil Survei
1. Pencatatan Elevasi Dasar Sungai Dari Muka Air Sungai
Croos Lebar (m) No H (cm) h (m) H rata- Luas
Section rata (m) (m2)
A-A 5,36 1 143 1,43 1,206 6,464
2 157 1,57
3 152 1,52
4 145 1,45
5 133 1,33
B-B 5,08 1 116 1,16 1,255 6,375
2 140 1,40
3 148 1,48
4 125 1,25
5 114 1,14
C-C 4,75 1 122 1,22 1,42 6,745
2 128 1,28
3 125 1,25
4 112 1,12
5 116 1,16
Rata-rata 1,2937 6,528

2. Pencatatan Kecepatan Pelampung


a. Panjang pias saluran : 50 m
Percobaan Waktu (detik)
I 123
II 137
III 179
IV 129
V 136
Rata - Rata 141,2

𝑃𝑎𝑛𝑗𝑎𝑛𝑔 𝑝𝑖𝑎𝑠 𝑠𝑎𝑙𝑢𝑟𝑎𝑛


b. Kecepatan rata-rata , V : 𝑅𝑎𝑡𝑎−𝑟𝑎𝑡𝑎 𝑤𝑎𝑘𝑡𝑢
50 𝑚
: 141,2

: 0.3541 m/det
ℎ (𝑏𝑜𝑙𝑎 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑡𝑒𝑛𝑔𝑔𝑒𝑙𝑎𝑚)
c. α = ℎ 𝑎𝑖𝑟 𝑟𝑎𝑡𝑎−𝑟𝑎𝑡𝑎
0,0296
= 1,2937

= 0,0229 m
d. k = 1 – 0,116 ((√1.α). 0,1)
k = 1 – 0,116 ((√1.0,0229). 0,1)
k = 0,884 (0,884)
k = 0,7814
e. Q = A x V x K
Q = 6,528 x 0,3541 x 0,7814
Q = 1,806 m3/s

Anda mungkin juga menyukai