Anda di halaman 1dari 5

atar Belakang

Ketika mempelajari kimia dikenal adanya larutan. Larutan pada dasarnya adalah fase yang homogen
yang mengandung lebih dari satu komponen. Komponen yang terdapat dalam jumlah yang besar
disebut pelarut atau solvent, sedang komponen yang terdapat dalam jumlah yang kecil disebut zat
terlarut atau solute. Konsentrasi suatu larutan didefinisikan sebagai jumlah solute yang ada dalam
sejumlah larutan atau pelarut. Konsentrasi dapat dinyatakan dalam beberapa cara, antara lain
molaritas, molalitas, normalitas dan sebagainya. Molaritas yaitu jumlah mol solute dalam satu liter
larutan, molalitas yaitu jumlah mol solute per 1000 gram pelarut sedangkan normalitas yaitu jumlah
gram ekuivalen solute dalam 1 liter larutan.

Dalam ilmu kimia, pengertian larutan ini sangat penting karena hampir semua reaksi kimia terjadi
dalam bentuk larutan. Larutan dapat didefinisikan sebagai campuran serba sama dari dua komponen
atau lebih yang saling berdiri sendiri. Disebut campuran karena terdapat molekul-molekul, atom-
atom atau ion-ion dari dua zat atau lebih. Larutan dikatakan homogen apabila campuran zat
tersebut komponen komponen penyusunnya tidak dapat dibedakan satu dengan yang lainnya lagi.
Misalnya larutan gula dengan air dimana kita tidak dapat lagi melihat dari bentuk gulanya, hal ini karena
larutan sudah tercampur secara homogen.

Dalam pembuatan larutan dengan konsentrasi tertentu sering dihasilkan konsentrasi yang tidak tepat
dengan yang diinginkan, untuk itu diperlukan praktikum.dan pada praktikum acara ini akan
dilaksanakan acara pembuatan dan standarisasinya. Dalam hal ini adalah membuat larutan NaOH 0,5
M dan standarisasi NaOH serta membuat larutan HCl. Dalam pembuatan larutan harus dilakukan seteliti
mungkin dan menggunakan perhitungan yang tepat, sehingga hasil yang didapatkan sesuai dengan
yang diharapkan. Untuk mengetahui konsentrasi sebenarnya dari larutan yang dihasilkan maka
dilakukan standarisasi.

1.2 Tujuan Praktikum

Tujuan dari praktikum ini adalah untuk membuat larutan NaOH dan HCl dengan konsentrasi tertentu
serta teknik pengencerannya. Dan kemudian dapat menentukan apakah larutan tersebut termasuk
eksoterm atau endoterm.

1.3 Manfaat

Manfaat yang dapat diperoleh dari praktikum ini ialah dapat membuat larutan NaOH dan HCl beserta
teknik pengencerannya dan dapat pula menentukan jenis larutan tersebut apakah termasuk Larutan
endoterm atau eksoterm.

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA
Larutan didefinisikan sebagai campuran homogen antara dua atau lebih zat yang terdispersi baik
sebagai molekul, atom, maupun ion yang komposisinya dapat bervariasi. Larutan dapat berupa gas,
cairan, atau padatan. Namun lazimnya larutan berbentuk cairan. (Baroroh, 2004)

Larutan merupakan campuran karena terdiri dari dua bahan dan disebut homogen karena sifat-
sifatnya sama di sebuah cairan. Karena larutan adalah campuran molekul biasanya molekul-molekul
pelarut agak berjauhan dalam larutan bila dibandingkan dalam larutan murni. Gaya tarik inter
molekul diantara molekul tidak sejenis menyebabkan pelepasan energi dan entalpi menurun.
Larutan pada dasarnya adalah campuran homogen, dapat berupa gas, zat cair maupun padatan.
Menyebabkan komponen koponen dalam larutan saja tidak cukup memberikan larutan secara
lengkap. Banyak cara untuk memberikan konsentrasi larutan yang semuanya menyatakan kuantitas
zat terlarut dalam kuantitas pelarut (atau larutan). Dengan demikian setiap sistem konsentrasi
menyatakan satuan yang digunakan zat terlarut, kuantitas zat terlarut pelarut (Anonim,2003).

Asam ini sangat korosif, merupakan asam mineral kuat yang banyak kegunaannya dalam industri.
Asam hidroklorida ditemukan di alam sebagai asam lambung.

Secara historis disebut asam muriatat, dan roh garam, asam hidroklorida dihasilkan dari vitriol (asam
sulfat) dan garam biasa. Asam ini pertama kali muncul selama Renaissance, dan kemudian digunakan
oleh ahli kimia seperti Glauber, Priestley dan Davy dalam penelitian ilmiah mereka.

Dengan produksi utama dimulai pada revolusi Industri, asam klorida digunakan dalam industri kimia
sebagai pereaksi kimia dalam produksi skala besar vinil klorida untuk plastik PVC, dan MDI / TDI untuk
poliuretan. Asam ini memiliki banyak aplikasi-skala yang lebih kecil, termasuk pembersih rumah
tangga, produksi gelatin dan aditif makanan lainnya, anti-kerak (descaling), dan pengolahan kulit.
Sekitar 20 juta ton asam klorida diproduksi di seluruh dunia setiap tahunnya.

Senyawa terkait dengan asam hidroklorida adalah asam hidrobromida dan asam hidro-iodida.

SEJARAH

Aqua regia, suatu campuran yang terdiri dari asam klorida dan asam nitrat, dibuat dengan melarutkan
sal amoniak dalam asam nitrat, digambarkan sebagai karya Pseudo-Geber, alkemis Eropa abad ke-13.
Referensi lain menunjukkan bahwa penyebutan pertama aqua regia dalam penanggalan naskah
Bizantium hingga akhir abad ke-13.

Asam klorida bebas secara resmi dijelaskan oleh Libavius pada abad ke-16, yang membuat asam
klorida dengan memanaskan garam dalam cawan lebur (crucible) tanah liat. Para penulis lain mengaku
bahwa asam klorida murni pertama kali ditemukan oleh oleh Biarawan Jerman Benediktin Basil
Valentine di abad ke-15,dengan memanaskan garam biasa dan vitriol (asam sulfat) hijau,[15]
sedangkan yang lain mengklaim bahwa tidak ada referensi yang jelas untuk pembuatan asam klorida
murni sampai akhir abad ke-16.

Pada abad ke-17, Johann Rudolf Glauber dari Karlstadt am Main, Jerman menggunakan garam natrium
klorida dan asam sulfat untuk pembuatan natrium sulfat dalam proses Mannheim, yang melepaskan
gas hidrogen klorida. Joseph Priestley dari Leeds, Inggris membuat asam klorida murni pada tahun
1772, dan pada 1818 Humphry Davy dari Penzance, Inggris membuktikan bahwa komposisi kimia
termasuk hidrogen dan klor.

Selama Revolusi Industri di Eropa, permintaan untuk zat-zat basa meningkat. Sebuah proses industri
baru oleh Nicolas Leblanc (Issoundun, Prancis) yang aktif memproduksi skala besar murah natrium
karbonat (soda ash).

Dalam proses Leblanc ini, garam biasa diubah menjadi soda ash, menggunakan asam sulfat, batu
kapur, dan batu bara, yang melepaskan hidrogen klorida sebagai hasil-samping. Hingga Akta Alkali
Inggris 1863 dan undang-undang serupa di negara-negara lain, kelebihan HCl dibuang ke udara.
Setelah undang-undang tersebut, produsen soda ash diwajibkan untuk menyerap gas limbah dalam
air, yang menghasilkan asam klorida pada skala industri.

Pada abad kedua puluh, proses Leblanc secara efektif digantikan oleh proses Solvay tanpa hasil-
samping asam klorida. Karena asam klorida. sudah ditetapkan sebagai kimia penting dalam berbagai
aplikasi, kepentingan komersial dimulai dengan metode produksi lainnya, beberapa di antaranya
masih digunakan sampai sekarang. Setelah tahun 2000, asam klorida kebanyakan dibuat dengan
menyerap hasil-samping hidrogen klorida dari produksi industri senyawa organik.
Sejak tahun 1988, asam klorida telah terdaftar sebagai prekursor Tabel II di bawah Konvensi PBB
Melawan Perdagangan Gelap Narkotika dan Psikotropika karena penggunaannya dalam produksi
heroin, kokain, dan metham-phetamine.

SIFAT DAN REAKSI KIMIA

Hidrogen klorida (HCl) adalah suatu asam monoprotik, yang berarti asam ini dapat berdisosiasi (yaitu,
mengion) hanya sekali untuk menghasilkan satu ion H+ (proton tunggal). Dalam air asam hidroklorida,
H+ bergabung dengan satu molekul air membentuk ion hidronium, H3O+:

HCl + H2O → H3O+ + Cl−

Ion lain yang terbentuk ialah Cl−, ion klorida. Oleh karena itu, asam klorida digunakan untuk
membuat garam-garam yang disebut klorida, seperti natrium klorida (NaCl). Asam klorida merupakan
suatu asam kuat, karena ia secara esensial terdisosiasi dengan sempurna di dalam air.

Asam monoprotik memiliki satu konstanta disosiasi asam, Ka, yang menunjukkan tingkat disosiasi
dalam air. Untuk asam kuat seperti HCl, Ka-nya besar. Upaya teoritis untuk menetapkan Ka bagi HCl
telah dibuat.[21] Bila garam klorida seperti NaCl ditambahkan pada HCl encer mereka secara praktis
tidak memiliki efek terhadap pH, yang menunjukkan bahwa Cl− adalah basa konjugasi sangat lemah
dan HCl sepenuhnya terdisosiasi dalam larutan berair.

Bagi “zat-antara” untuk larutan asam klorida kuat, asumsi bahwa molaritas H+ (unit konsentrasi) sama
dengan molaritas HCl yang sangat baik, menyetujui empat angka signifikan.

Dari enam asam mineral kuat yang umum dalam kimia, asam klorida merupakan asam monoprotik
yang paling tidak mungkin menjalani reaksi reduksi-oksidasi. HCl merupakan salah satu dari asam
kuat paling berbahaya untuk ditangani, terlepas dari keasamannya, asam ini terdiri dari ion non
reaktif dan non-toksik. Larutan asam klorida dengan kekuatan sedang adalah sangat stabil pada
penyimpanan, mempertahankan konsentrasinya melampaui waktu. Atribut ini, ditambah fakta bahwa
HCl tersedia sebagai reagen murni, membuat asam klorida reagen pengasaman yang baik.
Asam hidroklorida adalah asam yang lebih disukai dalam titrasi untuk penentuan jumlah basa. Tintran
asam kuat memberikan hasil lebih tepat karena titik akhir yang lebih jelas. Azeotrop atau asam
hidroklorida “bertitik didih konstan” (secara kasar 20,2%) dapat digunakan sebagai standar primer
dalam analisis kuantitatif, meskipun konsentrasinya yang tepat bergantung pada tekanan atmosfir
ketika asam ini dibuat.

Asam hidroklorida sering kali digunakan dalam analisis kimia untuk menyiapkan (“menghancurkan”)
sampel untuk analisis. Asam klorida—begitu ia sering disebut–dapat melarutkan banyak logam dan
menjadi logam klorida dan gas hidrogen, dan asam ini bereaksi dengan senyawa basa seperti kalsium
karbonat atau tembaga(II) oksida, yang membentuk klorida terlarut yang dapat dianalisis.

SIFAT FISIKA

Sifat-sifat fisika dari asam klorida, seperti titik didih dan titik lebur, densitas, dan pH, bergantung pada
konsentrasi atau molaritas HCl dalam larutan berair. Molaritasnya berkisar dari larutan dalam air pada
konsentrasi sangat rendah yang mendekati 0% HCl hingga nilai bagi asam klorida berasap pada
konsentrasi melebihi 40% HCl

Anda mungkin juga menyukai