Anda di halaman 1dari 22

MAKALAH SISTEM KARDIOVASKULER

PATENT DUCTUS ARTERIOSUS

KELOMPOK 1
1. Ardiya Meilini (21115064)
2. Ega Zinnia Palar (21115070)
3. Dian Apriani (21115074)
4. Endah Oktaviani (21115085)
5. Lussy Saswina (21115091)
6. Arie Nugraha (21115097)
7. Rian Bastianda (21115088)

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN


MUHAMMADIYAH PALEMBANG
TAHUN AJARAN 2016-2017
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah puji syukur penulis ucapkan kepada Allah SWT karena atas Berkat Rahmat
dan Ridho-Nya bisa menyelesaikan Makalah Sistem Kardiovaskuler Yang berjudul Patent
Ductus Arteriosus(PDA) dapat terselesaikan tepat pada waktunya.

Dalam penyusunan makalah ini mungkin masih terdapat kekurangan, maka dengan ikhlas
penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun dari semua pihak demi
kesempurnaan askep ini.

Penyusunan makalah ini tidak akan terlaksana dengan baik tanpa bantuan, bimbingan serta
saran dari dosen pembimbing mata kuliah dan semua pihak yang telah membantu kelancaran
dalam penyusunan makalah ini.

Semoga Allah SWT membalas dan melimpahkan Rahmat serta Hidayah-Nya dan
menjadikannya sebagai amal jariyah. Akhirnya semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi
pembangunan ilmu pendidikan dan ilmu kesehatan serta bagi semua yang membacanya, Amiin.

Palembang, 13 Oktober 2016

penulis
DAFTAR ISI
Cover . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . i
Kata Pengantar . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . ii
Daftar Isi . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . iii
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 4
1.2. Rumusan Masalah . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 4
1.3 Tujuan . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 4
BAB II PEMBAHASAN
2.1.Pengertian . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 5
2.2.Etiologi . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 5
2.3.Anatomi dan Fisiologi . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 6
2.4.Tanda dan Gejala . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 7
2.5.Patofisiologi . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 7
2.6.Pathoflow . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 8
2.7.Manifestasi Klinis . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 10
2.8.Penatalaksanaan . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 10
2.9.Diagnosis . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 11
BAB III PENUTUP
3.1.Kesimpulan . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 21
3.2.Daftar Pustaka . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 22
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Duktus Arteriosus adalah saluran yang berasal dari arkus aorta ke VI pada janin yang
menghubungkan arteri pulmonalis dengan aorta desendens. Pada bayi normal duktus tersebut
menutup secara fungsional 10 – 15 jam setelah lahir dan secara anatomis menjadi ligamentum
arteriosum pada usia 2 – 3 minggu. Bila tidak menutup disebut Duktus Arteriosus Persisten
(Persistent Ductus Arteriosus : PDA).
Kegagalan penutupan ductus anterior (arteri yg menghubngkn aorta & arteri pulmonalis)
dalam minggu I kelahiran selanjutnya terjadi patensy / persisten pada pembuluh darah yang
terkena aliran darah dari tekanan > tinggi pada aorta ke tekanan yg > rendah di arteri pulmonal à
menyebabkan Left to Right Shunt.
Penyakit jantung kongenital atau penyakit jantung bawaan adalah sekumpulan malformasi
struktur jantung atau pembuluh darah besar yang telah ada sejak lahir. Penyakit jantung bawaan
yang kompleks terutama ditemukan pada bayi dan anak. Apabila tidak dioperasi, kebanyakan
akan meninggal waktu bayi. Apabila penyakit jantung bawaan ditemukan pada orang dewasa, hal
ini menunjukkan bahwa pasien tersebut mampu melalui seleksi alam, atau telah mengalami
tindakan operasi dini pada usia muda.

1.2. Rumusan Masalah


a.Apa pengertian dari penyakit PDA(Patent Ductus Arterious)?
b.Apa saja etiologi dari penyakit PDA(Patent Ductus Arterious)?
c.Bagaimana pathofisiologi dari penyakit PDA(Patent Ductus Arterious)?
d.Apa saja manifestasi klinis dari penyakit PDA(Patent Ductus Arterious)
e.Apa saja pemeriksaan diagnostik untuk penyakit PDA(Patent Ductus Arterious)?
f.Bagaimana penatalaksanaan untuk penyakit PDA(Patent Ductus Arterious)?
g.Apa saja komplikasi akibat penyakit PDA(Patent Ductus Arterious)?
h.Bagaimana konsep dasar asuhan keperawatam untuk penyakit PDA(Patent Ductus
Arterious)?
1.3.1 Tujuan Umum
Menjelaskan pengertian dan asuhan keperawatan pada klien dengan gangguan
PDA(Patent Ductus Arterious) pada anak.
1.3.2 Tujuan Khusus
a.Mengetahui dan memahami anatomi PDA(Patent Ductus Arterious).
b.Mengetahui dan memahami definisi PDA(Patent Ductus Arterious).
c.Mengetahui dan memahami etiologi PDA(Patent Ductus Arterious).
d.Mengetahui dan memahami pathofisiologi PDA(Patent Ductus Arterious).
e.Menyebutkan dan memahami manifestasi klinis PDA(Patent Ductus Arterious).
f.Mengetahui dan memahami pemeriksaan penunjang pada PDA(Patent Ductus
Arterious).
g.Mengetahui dan memahami penatalaksanaan klien dengan PDA(Patent Ductus
Arterious).
h.Mengetahui dan memahami komplikasi dari PDA(Patent Ductus Arterious).
i.Mengetahui dan memahami prognosis PDA(Patent Ductus Arterious).
j.Mengetahui dan memahami pencegahan PDA(Patent Ductus Arterious).
k.Menjelaskan asuhan keperawatan pasien dengan PDA(Patent Ductus Arterious).

BAB II
ISI

2.1. Pengertian
Duktus Arteriosus adalah saluran yang berasal dari arkus aorta ke VI pada janin yang
menghubungkan arteri pulmonalis dengan aorta desendens. Pada bayi normal duktus tersebut
menutup secara fungsional 10 – 15 jam setelah lahir dan secara anatomis menjadi ligamentum
arteriosum pada usia 2 – 3 minggu. Bila tidak menutup disebut Duktus Arteriosus Persisten .
Duktus Arteriosus persisten adalah duktus arteriosus yang tetap terbuka setelah bayi lahir.
Kelainan ini merupakan 7 % dari seluruh PJB. Duktus arteriosus persisten sering dijumpai pada
bayi premature; insidennya bertambah dengan berkurangnya masa gestasi. ( arief mansjoer,dkk.
Kapita selekta kedokteran , jilid 2). Duktus Arteriosus paten adalah penutupan fungsional duktus
arteriosus, yang bersatu dengan arteri paru pada aorta. (Robins dan kumar,Buku Ajar patologi
Ductus arteriosus adalah komponen penting dari sirkulasi janin memungkinkan untuk
komunikasi antara arteri pulmonalis dan aorta. Setelah lahir, biasanya menutup dalam waktu 48
jam. A terus-menerus patent ductus arteriosus (PDA) didiagnosis ketika ductus arteriosus gagal
menutup setelah 72 H.1 Paten ductus arteriosus meningkatkan aliran darah paru dan
meninggalkan volume atrium dan ventrikel, dan menghasilkan redistribusi aliran darah sistemik.
Komplikasi klinis tergantung pada derajat kiri ke kanan shunting melalui duktus. Gejala
hemodinamik dari PDA yang hadir dalam 55-70% dari bayi yang dilahirkan di bawah 1000 g
atau sebelum 28 minggu kehamilan dan mungkin memerlukan baik intervention. Medis atau
bedah.

2.2. Etiologi
Penyebab terjadinya penyakit jantung bawaan belum dapat diketahui secara pasti,
tetapi ada beberapa faktor yang diduga mempunyai pengaruh pada peningkatan angka
kejadian penyakit jantung bawaan :
A. Faktor Prenatal :
1. Ibu menderita penyakit infeksi : Rubella.
2. Ibu alkoholisme.
3. Umur ibu lebih dari 40 tahun.
4. Ibu menderita penyakit Diabetes Mellitus (DM) yang memerlukan insulin.
5. Ibu meminum obat-obatan penenang atau jamu, dan
6. Bayi yang lahir prematur (kurang dari 37 minggu).

B. Faktor Genetik :
1. Anak yang lahir sebelumnya menderita penyakit jantung bawaan.
2. Ayah / Ibu menderita penyakit jantung bawaan.
3. Kelainan kromosom seperti Sindrom Down.
4 .Lahir dengan kelainan bawaan yang lain.

2.3. Anatomi dan Fisiologi


Duktus arteriosus adalah pembuluh darah yang menghubungkan aliran darah
pulmonal (arteri pulmonalis) ke aliran darah sistemik (aorta) dalam masa kehamilan
(fetus). Hubungan ini (shunt) diperlukan oleh karena sistem respirasi fetus yang belum
bekerja di dalam masa kehamilan tersebut. Aliran darah balik fetus akan bercampur
dengan aliran darah bersih dari ibu (melalui vena umbilikalis) kemudian masuk ke dalam
atrium kanan dan kemudian dipompa oleh ventrikel kanan kembali ke aliran sistemik
melalui duktus arteriosus, dan hanya sebagian yang diteruskan ke paru.
Duktus Arteriosus adalah saluran yang berasal dari arkus aorta ke VI pada janin
yang menghubungkan arteri pulmonalis dengan aorta desendens. Pada bayi normal
duktus tersebut menutup secara fungsional 10 – 15 jam setelah lahir dan secara anatomis
menjadi ligamentum arteriosum pada usia 2 – 3 minggu
Dinding duktus arteriosus terutama terdiri dari lapisan otot polos (tunika media)
yang tersusun spiral. Diantara sel-sel otot polos terdapat serat-serat elastin yang
membentuk lapisan yang berfragmen, berbeda dengan aorta yang memiliki lapisan elastin
yang tebal dan tersusun rapat (unfragmented). Sel-sel otot polos pada duktus arteriosus
sensitif terhadap mediator vasodilator prostaglandin dan vasokonstriktor (pO2). Setelah
persalinan terjadi perubahan sirkulasi dan fisiologis yang dimulai segera setelah eliminasi
plasenta dari neonatus. Adanya perubahan tekanan, sirkulasi dan meningkatnya pO2 akan
menyebabkan penutupan spontan duktus arteriosus dalam waktu 2 minggu.
2.4. Tanda dan Gejala
Jika PDA memiliki lubang yang besar, maka darah dalam jumlah yang besar akan
membanjiri paru-paru. Anak tampak sakit, dengan gejala berupa:
1).tidak mau menyusun
2) berat badannya tidak bertambah
3) berkeringat
4) kesulitan dalam bernafas
5) denyut jantung yang cepat
Timbulnya gejala tersebut menunjukkan telah terjadinya gagal jantung kongestif, yang
seringkali terjadi pada bayi prematur.

2.5. Pathofisiologi .
Patent Duktus Arteriosus adalah kegagalan menutup ductus arteriosus arteri yang
menghubungkan aorta dan arteri pulmonal. Pada masa janin PDA merupakan saluran penting
bagi aliran darah dari arteri pulmonal kiri ke aorta desendens, terletak distal dari percabangan
arteri subklavia kiri.

Patent Duktus Arteriosus adalah saluran yang berasal dari arkus aorta ke VI pada janin
yang menghubungkan arteri pulmonalis dengan aorta desendens. Pada bayi normal duktus
tersebut menutup secara fungsional 10 – 15 jam setelah lahir dan secara anatomis menjadi
ligamentum arteriosum pada usia 2 – 3 minggu. Bila tidak menutup disebut Duktus Arteriosus
Persisten (Persistent Ductus Arteriosus : PDA). (Buku ajar kardiologi FKUI, 2001 ; 227)
Patent Duktus Arteriosus adalah kegagalan menutupnya ductus arteriosus (arteri yang
menghubungkan aorta dan arteri pulmonal) pada minggu pertama kehidupan, yang menyebabkan
mengalirnya darah dari aorta tang bertekanan tinggi ke arteri pulmonal yang bertekanan rendah.
(Suriadi, Rita Yuliani, 2001; 235)
Patent Duktus Arteriosus (PDA) adalah tetap terbukanya duktus arteriosus setelah lahir,
yang menyebabkan dialirkannya darah secara langsung dari aorta (tekanan lebih tinggi) ke dalam
arteri pulmoner (tekanan lebih rendah). (Betz & Sowden, 2002 ; 375)

Patent Ductus Arteriosus (PDA) atau Duktus Arteriosus Paten (DAP) adalah
kelainan jantung kongenital (bawaan) dimana tidak terdapat penutupan (patensi)
duktus arteriosus yang menghubungkan aorta dan pembuluh darah besar pulmonal
setelah 2 bulan pasca kelahiran bayi. Biasanya duktus arteriosus akan menutup secara
normal dalam waktu 2 bulan dan meninggalkan suatu jaringan ikat yang dikenal
sebagai ligamentum arteriosum. PDA dapat merupakan kelainan yang berdiri sendiri
(isolated), atau disertai kelainan jantung lain.

2.6. Phatoflow

MendPk
ETIOLOGI

Faktor Prenatal Faktor Genetik

Anak yg lahir mederita penyakit jantung


Ibu menderita penyakit

Ibu Alkoholisme

Umur ibu > 40 tahun Kelainan kromosom seperti sindrom down

Ibu menderita DM(memerlukan Lahir dengan kelainan bawaan


insulin)

Ibu meminum oabat-obatan Ayah atau Ibu menderita jantung bawaan

Bayi lahir prematur Penurrunan sifat pada anak

Organ tidak sempurna

PATOFISIOLOGI

Kerusakan ductus arteriosus

Bocor jantung
PENYAKIT PDA(PATENT DUCTUS ARTERIOSUS)

Organ
Organ tidak
tidak sempurnaa
sempurna
pada

Penurunan sifat pada anak

DIAGNOSA
1.Promosi Kesehatan 2.Nutrisi 3.Eleminasi/ 4.Aktivitas 5.Persepsi/ 6.Persepsi Diri
Pertukaran / istirahat kognisi

K.1 Kesadaran K.1 Makanan K.4 Fungsi K.4 Respon


Kesehatan pernapasan kardiovaskuler
pulmonal

K.2 Manajemen
kesehatan

7.Hubungan 8.Seksualitas 9.Koping 10.Prinsip 11.Keaman 12.Kenya 13.Pertumb


Peran toleransi Hidup an/perlindu manan uhan dan
Stress ngan perkembang
an

Peforma Peran Reproduksi Respon Pasca Trauma Infeksi Kenyama Pertumb


nan Fisik uhan

2.7. Manifestasi Klinis


Perkemba
Manifestasi klinis PDA pada bayi prematur sering disamarkan oleh masalah-
ngan
masalah lain yang berhubungan dengan prematur (misalnya sindrom gawat nafas).
Tanda-tanda kelebihan beban ventrikel tidak terlihat selama 4 – 6 jam sesudah lahir. Bayi
dengan PDA kecil mungkin asimptomatik, bayi dengan PDA lebih besar dapat
menunjukkan tanda-tanda gagal jantung kongestif (CHF) diantaranya:
1. Kadang-kadang terdapat tanda-tanda gagal jantung.
2. Machinery mur-mur persisten (sistolik, kemudian menetap, paling nyata
3. Terdengar di tepi sternum kiri atas).
4. Tekanan nadi besar (water hammer pulses) / Nadi menonjol dan meloncat-loncat,
tekanan nadi yang lebar (lebih dari 25 mmHg).
5. Resiko endokarditis dan obstruksi pembuluh darah pulmonal.
6. Infeksi saluran nafas berulang, mudah lelah.
7. Apnea dan Tachypnea.
8. Nasal flaring dan Retraksi dada.
9. Hipoksemia
10. Peningkatan kebutuhan ventilator (sehubungan dengan masalah paru).

2.8. Penatalaksanaan
 Manajemen medis juga terdiri dari perbaikan gejala gagal jantung kongestif (CHF). CHF
merupakan indikasi untuk penutupan patent ductus arteriosus (PDA) pada masa bayi. Jika
terapi medis tidak efektif, intervensi mendesak untuk menutup struktur harus dilakukan.
 Semua patent ductus arteriosus (PDA) harus ditutup karena risiko endokarditis bakteri
yang berkaitan dengan struktur terbuka. Seiring waktu, peningkatan aliran darah paru
presipitat penyakit obstruktif vaskuler paru, yang akhirnya fatal.
 Identifikasi malformasi jantung tambahan, seperti coarctation atau terputus arkus aorta
atau atresia paru, adalah kebutuhan yang paling penting sebelum farmakologis atau bedah
penutupan patent ductus arteriosus (PDA). Ketika ligasi bedah tidak diindikasikan,
inhibitor prostaglandin (misalnya, obat antiinflamasi nonsteroid [NSAID]) digunakan
untuk menutup ductus arteriosus.
 Sebuah lesi tergantung duktal memerlukan ketekunan dari patent ductus arteriosus (PDA)
untuk memastikan aliran darah paru yang memadai.
 Penutupan spontan patent ductus arteriosus (PDA) adalah hal umum yang bisa terjadi.
Jika terdapat gangguan pernapasan yang signifikan atau gangguan pengiriman oksigen
sistemik , terapi harus lebih dicermati.
 Tindakan pembedahan dilakukan secara elektif (sebelum masuk sekolah)
 Tindakan pembedahan dilakukan lebih dini bila terjadi :
 Gangguan pertumbuhan
 Infeksi saluran pernafasan bagian bawah berulang
 Pembesaran jantung/payah jantung
 Endokarditis bakterial (6 bulan setelah sembuh)
 Indikasi kontra tindakan pembedahan : Pirau yang berbalik (dari kanan ke kiri) atau
Hipertensi pulmonal
 Tindakan pembedahan ditunda minimal 6 bulan bila terjadi endokarditis
 Kateterisasi intervensi, penutupan PDA dengan : Koil Gianturco pada PDA
kecil,diameter < 3 mm dAN Amplatzer Ductal Occluder (ADO) pada PDA sedang-besar
 Atasi keadaan yang menyertai PDA : Infeksi, Payah jantung DAN Gangguan
gizi/anemia.

2.9. Diagnosis
A. Pengkajian
Pemberian Asuhan Keperawatan merupakan proses terapeutik yang melibatkan hubungan
kerjasama dengan klien, keluarga atau masyarakat untuk mencapai tingkat kesehatan yang
optimal.
B. Anamnesa
1. Identitas ( Data Biografi)
PDA sering ditemukan pada neonatus, tapi secara fungsional menutup pada 24 jam
pertama setelah kelahiran. Sedangkan secara anatomic menutup dalam 4 minggu pertama. PDA
(Patent Ductus Arteriosus) lebih sering insidens pada bayi perempuan 2 x lebih banyak dari bayi
laki-laki. Sedangkan pada bayi prematur diperkirakan sebesar 15 %. PDA juga bisa diturunkan
secara genetik dari orang tua yang menderita jantung bawaan atau juga bisa karena kelainan
kromosom.
2. Keluhan Utama
Pasien dengan PDA biasanya merasa lelah, sesak napas
3. Riwayat penyakit sekarang
Pada pasien PDA, biasanya akan diawali dengan tanda-tanda respiratory distress,
dispnea, tacipnea, hipertropi ventrikel kiri, retraksi dada dan hiposekmia
4. Riwayat penyakit terdahulu
Perlu ditanyakan apakah pasien lahir prematur atau ibu menderita infeksi dari rubella.
5. Riwayat penyakit keluarga
Perlu ditanyakan apakah ada anggota keluarga yang menderita penyakit PDA karena
PDA juga bisa diturunkan secara genetik dari orang tua yang menderita penyakit jantung
bawaan atau juga bisa karena kelainan kromosom
6. Riwayat Psikososial
Meliputi tugas perasaan anak terhadap penyakitnya, bagaimana perilaku anak terhadap
tindakan yang dilakukan terhadap dirinya, perkembangan anak, koping yang digunakan,
kebiasaan anak, respon keluarga terhadap penyakit anak, koping keluarga dan
penyesuaian keluarga terhadap stress.
C. Pengkajian Fisik
1. Pernafasan B1 (Breath)
Nafas cepat, sesak nafas ,bunyi tambahan ( marchinery murmur ),adanyan otot bantu
nafas saat inspirasi, retraksi.
2. Kardiovaskuler B2 ( Blood)
Jantung membesar, hipertropi ventrikel kiri, peningkatan tekanan darah sistolik, edema
tungkai, clubbing finger, sianosis.
3. Persyarafan B3 ( Brain)
Otot muka tegang, gelisah, menangis, penurunan kesadaran.
4. Perkemihan B4 (Bladder)
Produksi urin menurun (oliguria).
5. Pencernaan B5 (Bowel)
Nafsu makan menurun (anoreksia), porsi makan tidak habis.
6. Muskuloskeletal/integument B6 (Bone)
Kemampuan pergerakan sendi terbatas, kelelahan.

D. Analisa data
NO DATA PENUNUJANG ETIOLOGI MASALAH
1. Data Subjektif : Terbukanya ductus Penurunan curah
Pasien gelisah, rewel, Arteriosus jantung
dan menangis ↓
Data Objektif : Dialirkannya darah dari
- Denyut nadi naik (> tekanan tinggi(aorta
170 x/menit) descenden) ke tekanan yang
- Tachyepne lebih kecil (arteri pulmonalis)
– Suara jantung ↓
tambahan Resirkulasi darah beroksigen
(Machinery mur-mur dari aorta ke arteri
persisten) pulmonalis

Beban ventrikel kiri↑



Curah jantung turun
2. Data Subjektif: Dialirkannya darah dari Gangguan
Pasien kesulitan tekanan tinggi(aorta pertukaran gas
bernafas, sesak nafas descenden) ke tekanan yang
Data Objektif : lebih rendah (arteri
- RR ( > 30 – pulmonalis)
40x/menit) ↓
- BGA tidak normal Resirkulasi darah beroksigen
- Adanya napas cuping dari aorta ke arteri
hidung pulmonalis

Beban ventrikel kiri↑

Pelebaran dan hipertensi
vertikel kiri

Tekanan vena dan kapiler
pulmonar naik

Edema paru

Penurunan difusi oksigen

Gangguan pertukaran gas
3. Data Subjektif: Edema paru Perubahan
Pasien gelisah dan ↓ nutrisi kurang
menangis Penurunan difusi oksigen dari kebutuhan
Data Objektif : ↓ tubuh
- Antropometri: Hipoksia
penurunan berat badan ↓
- Biokimia : Hb dan pemecahan glukosa oleh O2
albumin menurun untuk pembuatan energi↓
- Klinik : perubahan ↓
kulit mukosa oral lemah, gelisah
(bengkak dan ↓
kemerahan). Anoreksia
- Diet : makan tidak ↓
habis, nafsu makan Perubahan nutrisi kurang
menurun dari kebutuhan tubuh
NURSING CARE PLANING
( RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN )
NO DIGNOSA TUJUAN INTERVENSI RASIONAL IMPLEMENTASI EVALUASI
1. Penurunan Mempertahankan Mandiri Mandiri Mandiri S:
curah jantung curah jantung 1. 1.Observasi 1.Permulaan 2. 1.mengobservasi Pasien tidak
berhubungan yang adekuat kualitas dan gangguan pada kualitas dan gelisah,rewel
dengan dengan kekuatan denyut jantung akan ada kekuatan denyut dan
malforasi Kriteria hasil : jantung, nadi perubahan tanda- jantung, nadi menangis.
jantung yang Anak akan perifer, warna tanda vital, perifer, warna dan
ditandai menunjukkan dan kehangatan semuanya harus kehangatan kulit
dengan : tanda-tanda kulit cepat dideteksi 2.menegakkan O:
Data membaiknya 2.Tegakkan untuk penanganan derajat sianosis Pasien masih
Subjektif : curah jantung derajat sianosis lebih lanjut. (sirkumoral, gelisah, rewel
Pasien (sirkumoral, 2.Pucat membran mukosa, dan menangis
gelisah, rewel, membran menujukkan clubbing)
dan menangis mukosa, adanya penurunan 3.Memonitor
Data clubbing) perfusi sekunder tanda-tanda CHF A:
Objektif : 3.Monitor terhadap ketidak (gelisah, takikardi, Masalah
- Denyut tanda-tanda adekuatan curah tachypnea, sesak, belum teratasi
nadi naik (> CHF (gelisah, jantung, mudah lelah,
170 x/menit) takikardi, vasokonstriksi dan periorbital edema, P:
- Tachyepne tachypnea, anemia. oliguria, dan Intervensi
– Suara sesak, mudah 3.Deteksi dini hepatomegali) dilanjutkan
jantung lelah, periorbital untuk mengetahui
tambahan edema, oliguria, adanya gagal
(Machinery dan jantung kongestif
mur-mur hepatomegali) Kolaborasi
persisten). Kolaborasi 1.memberikann
1.Obat ini dapat digoxin sesuai
mencegah semakin order, dengan
memburuknya menggunakan
Kolaborasi keadaan klien. teknik pencegahan
1.Pemberin 2.Obat anti bahaya toksisitas.
digoxin sesuai afterload 2.memberikan
order, dengan mencegah pengobatan untuk
menggunakan terjadinya menurunkan
teknik vasokonstriksi afterload
pencegahan Diuretik bertujuan Berikan diuretik
bahaya untuk menurunkan sesuai indikasi.
toksisitas. volume plasma
2.Berikan dan menurunkan
pengobatan retensi cairan di
untuk jaringan sehingga
menurunkan menurunkan risiko
afterload terjadinya edema
Berikan diuretik paru.
sesuai indikasi.
2. Gangguan Mengurangi Mandiri Mandiri Mandiri S:
pertukaran adanya 1.Observasi 1.Permulaan 1.mengobservasi ----
gas b.d peningkatan kualitas dan gangguan pada kualitas dan
kongesti resistensi kekuatan jantung akan ada kekuatan O:
pulmonal pembuluh paru. denyut jantung, perubahan tanda- denyut jantung, Pasien
yang ditandai dengan nadi perifer, tanda vital, nadi perifer, Nampak
dengan : kriteria hasil : warna dan semuanya harus warna dan terpasang
Data Anak akan kehangatan cepat kehangatan kulit oksigen
Subjektif: kulit
menunjukkan dideteksi untuk 2. mengatur
Pasien tanda-tanda tidak 2. Atur posisi penanganan lebih posisi anak A:
kesulitan adanya anak dengan lanjut. dengan posisi Maslah belum
bernafas, peningkatan posisi semi 2.Untuk semi fowler teratasi
sesak nafas resistensi fowler memudahkan
Data pembuluh paru pasien dalam kolaborasi
Objektif : kolaborasi bernapas. 1.memberikan P:
- RR ( > 30 1.Berikan Kolaborasi oksigen sesuai Intervensi
– 40x/menit) oksigen jika ada 1.Membantu klien instruksi dokter. dilanjutkan
- BGA tidak indikasi untuk memenuhi
normal Untuk deteksi oksigenasinya.
- Adanya dini terjadinya
napas cuping gangguan
hidung pernapasan
3. Perubahan nafsu makan 1.Kaji 1.Mengetahui 1.mengkaji S:
nutrisi kurang timbul kembali pemenuhan kekurangan nutrisi pemenuhan Pasien gelisah
dari dan status kebutuhan klien. kebutuhan nutrisi dan
kebutuhan nutrisi terpenuhi. nutrisi klien 2.Mengetahui klien menangis.
tubuh b.d Kriteria hasil : 2.catat intake perkembangan 2.Mencatat intake
anorexia - Status nutrisi dan output pemenuhan nutrisi dan output
yang ditandai terpenuhi makanan klien. klien. makanan klien. O:
dengan - nafsu makan 3.Kolaborasi 3.Ahli gizi adalah 3.mengkolaborasi -
Data klien timbul dengan ahli gizi spesialisasi dalam dengan ahli gizi Antropometri:
Subjektif: kembali untuk ilmu gizi yang untuk membantu penurunan
Pasien gelisah - berat badan membantu membantu klien memilih makanan berat badan
dan menangis normal memilih memilih makanan yang dapat - Biokimia :
Data - jumlah Hb dan makanan yang sesuai dengan memenuhi Hb dan
Objektif : albumin normal dapat keadaan sakitnya, kebutuhan gizi albumin
- . memenuhi usia, tinggi, berat selama sakit. menurun
Antropometri: kebutuhan gizi badannya. - Klinik :
penurunan selama sakit. Dengan sedikit 4.Manganjurkn perubahan
berat badan tapi sering makan sedikit- kulit mukosa
- Biokimia : 4.Manganjurkn mengurangi sedikit tapi sering. oral (bengkak
Hb dan makan sedikit- penekanan yang dan
albumin sedikit tapi berlebihan pada kemerahan).
menurun sering. lambung. - Diet :
- Klinik : makan tidak
perubahan habis, nafsu
kulit mukosa makan
oral (bengkak menurun
dan
kemerahan). A:
- Diet : Masalah
makan tidak belum
habis, nafsu teratasi.
makan
menurun P:
Intervensi
dilanjutkan
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Patent Ductus Arteriosus (PDA) adalah kelainan jantung kongenital (bawaan) dimana
tidak terdapat penutupan (patensi) duktus arteriosus yang menghubungkan aorta dan pembuluh
darah besar pulmonal. Kondisi ini sering ditemui pada bayi yang lahir prematur namun tidak
menutup kemungkinan terjadi pada bayi cukup bulan. Duktur arteriosus umumnya menutup 12-
24 jam setelah bayi lahir dan mencapai penutupan sempurna pada usia 3 minggu. Apabila duktus
tersebut masih terbuka, penutupan spontan 75% dapat terjadi sampai bayi berusia 3 bulan. Lebih
dari 3 bulan, penutupan spontan sangat jarang terjadi.

Gejala dari PDA tergantung dari besarnya kebocoran, apabila Duktus Arteriosus (DA)
kecil mungkin saja tidak menimbulkan gejala, apabila DA sedang sampai besar dapat mengalami
batuk, sering infeksi saluran pernapasan, dan infeksi paru. Apabila DA besar, maka gagal
jantung serta gagal tumbuh dapat terjadi. Pada PDA manapun juga, penutupan baik dengan
operasi maupun kateterisasi (tanpa operasi) sebaiknya dilakukan mempertimbangkan risiko
terinfeksinya jantung akibat kelainan ini. Apabila tetap tidak ditangani, dapat terjadi
kemungkinan risiko kematian 20% pada usia 20 tahun, 42% pada usia 45 tahun, dan 60% pada
usia 60 tahun.
DAFTAR PUSTAKA

Price, Sylvia A. Wilson, Lorraine M. 2005. Patofisiologi: Konsep Klinis Proses- Proses
Penyakit Edisi 6 Volume 1 dan 2. Jakarta: EGC

Sadler, T.W. 2006. Embriologi Kedokteran Langman Edisi 7. Jakarta : EGC

Guyton, Arthur C. Hall, John E. 2007. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran Edisi 11. Jakarta: EGC

Yuliani,dkk. 2006. Asuhan Keperawatan pada Anak. Jakarta : PT Percetakan Penebar


Swadaya

Nanda. 2006. Panduan Diagnosa Keperawatan Nanda 2014-2015: Definisi dan Klasifikasi.
Jakarta: EGC

Ngastiyah. 2005. Perawatan Anak Sakit, ed 2. Jakarta: EGC

Wong, Donna L. 2004. Pedoman Klinik Keperawatan Pediatrik, ed 4. Jakarta: EGC

Miery.Asuhan keperawatan PDA

Anda mungkin juga menyukai