KERUSAKAN PANGAN
OLEH :
EVI ELISKA
13.115.029
Daftar Isi................................................................................................................ i
Pencegahan ............................................................................................................ 6
i
KATA PENGANTAR
Dengan mengucapkan puji dan syukur kehadirat Allah SWT yang telah
memberikan Rahmat dan hidayah-Nya kepada penulis sehingga penulis dapat
menyelesaikan makalah Kimia Amami dengan judul “ KERUSAKAN PANGAN”.
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan Makalah Kimia Amami ini masih
banya terdapat kesalahan dari cara penulisannya. Namun demikian penulis telah
berupaya dengan segala kemampuan dan pengetahuan yang dimiliki sehingga dapat
selesai dengan baik dan oleh karenanya penulis menerima masuka, saran, dan usulan
guna penyempurnaan Makalah Kimia Amami ini.
Dengan demikian Makalah Kimia Amami ini penulis persembahkan dan besar
harapan penulis semoga Makalah Kimai Amami dapat memberi manfaat dan
pengetahuan bagi pembaca.
Penulis
ii
KERUSAKAN PANGAN
Kerusakan Mekanis
Kerusakan Fisik
1
bahan seperti tepung kering dapat menyerap air sehingga terjadi pengerasan atau
membatu. Pada umumnya kerusakan fisik terjadi bersama-sama dengan bentuk
kerusakan lainnya.
Kerusakan Biologis
Kerusakan Mikrobiologis
2
Kerusakan Kimia
Mikroba merupakan penyebab kebusukan pangan dapat ditemukan di tanah, air dan
udara. Secara normal tidak ditemukan di dalam tenunen hidup, seperti daging hewan
atau daging buah.
Bakteri dapat berbentuk cocci (Streptococcus sp.). Bakteri berukuran satu mikron
sampai beberapa mikron, dapat membentuk spora yang lebih tahan terhadap : panas,
perubahan kimia, pengolahan dibandingkan enzim. Suhu pertumbuhan untuk : bakteri
thermophylic (45°C–55°C); bakteri mesophylic (20°C–45°C) sedangkan bakteri
psychrophylyc < 20°C. Khamir mempunyai ukuran 20 mikron atau lebih dan
2
berbentuk bulat atau lonjong (elips). Kapang berukuran lebih besar dan lebih
kompleks, contohnya Aspergillus sp., Penicillium sp., dan Rhizopus sp. Kapang
hitam pada roti, warna merah jingga pada oncom, warna putih dan hitam pada tempe
disebabkan oleh warna conidia atau sporanya.
Air
Pertumbuhan mikroba tidak pernah terjadi tanpa adanya air. Air dalam
substrat yang dapat digunakan untuk pertumbuhan mikroba biasanya dinyatakan
dengan “water activity” (aw).
Bakteri perlu air lebih banyak dari kapang dan khamir, serta tumbuh baik pada
aw mendekati satu yaitu pada konsentrasi gula atau garam yang rendah. aw optimum
dan batas terendah untuk tumbuh tergantung dari macam bakteri, makanan, suhu, pH,
adanya oksigen, CO2 dan senyawa-senyawa penghambat. Pada umumnya kapang
membutuhkan aw lebih sedikit daripada khamir dan bakteri. Setiap kapang
mempunyai aw minimum untuk tumbuh, dan untuk mencegah pertumbuhan kapang
sebaiknya aw diturunkan hingga dibawah 0,62. Khamir membutuhkan air yang lebih
sedikit dibandingkan bakteri, tetapi lebih banyak daripada kapang. Umumnya batas
aw terendah untuk khamir sekitar 0,88– 0,94
pH
3
Bakteri paling baik tumbuh pada pH netral. Kapang tumbuh pada pH 2– 8,5,
biasanya lebih suka pada suasana asam. Sedangkan khamir tumbuh pada pH4–4,5
dan tidak tumbuh pada suasana basa.
Suhu
Oksigen
Enzim yang ada dalam bahan pangan dapat berasal dari mikroba atau memang
sudah ada dalam bahan pangan tersebut secara normal. Enzim ini memungkinkan
terjadinya reaksi kimia dengan lebih cepat, dan dapat mengakibatkan bermacam-
macam perubahan pada komposisi bahan pangan.
4
Serangga Parasit dan Tikus
. Tikus sangat merugikan karena jumlah bahan yang dimakan, juga kotoran,
rambut dan urine tikus merupakan media untuk bakteri serta menimbulkan bau yang
tidak enak.
Kadar Air
5
Udara dan Oksigen
Udara dan oksigen selain dapat merusak vitamin terutama vitamin A dan C,
warna bahan pangan, flavor dan kandungan lain, juga penting untuk pertumbuhan
kapang. Umumnya kapang adalah aerobik, karena itu sering ditemukan tumbuh pada
permukaan bahan pangan.
Oksigen dapat menyebabkan tengik pada bahan pangan yang mengandung lemak.
Oksigen dapat dikurangi jumlahnya dengan cara menghisap udara keluar secara
vakum atau penambahan gas inert selama pengolahan, mengganti udara dengan N2,
CO2 atau menagkap molekul oksigen dengan pereaksi kimia.
Sinar
Waktu
Pencegahan
6
2. mengeluarkan mikroorganisme, misalnya dengan proses filtrasi.
3. menghambat pertumbuhan dan aktivitas mikroorganisme, misalnya dengan penggunaan
suhu rendah, pengeringan, penggunaan kondisi anaerobik atau penggunaan pengawet
kimia.
4. Pasteurisasi
KEAMANAN PANGAN
Safety Food (keamanan pangan) diartikan sebagai kondisi pangan aman untuk
dikonsumsi. Safety Food secara garis besar digolongkan menjadi 2 yaitu aman secara
rohani dan aman secara jasmani. Aman secara rohani berhubungan dengan kehalalan,
dan aman secara jasmani meliputi pangan itu bebas dari bahaya biologi atau
mikroorganisme yang membahayakan, bebas cemaran fisik dan bebas cemaran kimia.
Pangan yang aman adalah pangan yang tidak mengandung bahaya biologi
atau mikrobiologi, bahaya kimia, dan bahaya fisik. Bahaya biologis atau
mikrobiologis terdiri dari parasit (protozoa dan cacing), virus, dan bakteri patogen
yang dapat tumbuh dan berkembang di dalam bahan pangan, sehingga dapat
menyebabkan infeksi dan keracunan pada manusia.
7
Indikator Pangan Tidak Aman
8
3. memanfaatkan secara maksimal sifat sinergisme antara bahan-bahan penyusun
makanan tradisional yang dikombinasikan dengan penambahan asam untuk
menurunkan pH (keasaman) produk.
Seperti kita ketahui bahwa kunyit, jahe, lengkuas, dan bahan-bahan lainnya
merupakan pangan tradisional yang diketahui mempunyai efek antibakteri atau
antimikroba. Selain itu, sifat sinergisme ini juga merupakan usaha untuk
menghindarkan penggunaan pengawet kimia. Ketiga,
4. upaya pelayanan purna jual yang diberikan kepada konsumen, dengan cara
penulisan label pada kemasan makanan.
Penulisan informasi tentang batas akhir penggunaan makanan (kadaluarsa),
komposisi gizi penyusun makanan tradisional, komposisi zat gizi yang terkandung,
bahan pengawet yang digunakan, informasi kehalalan, dan nama perusahaan atau
industri rumah tangga yang memproduksi. Langkah ini merupakan suatu jaminan
mutu kepada konsumen tentang produk yang akan kita pasarkan.
9
DAFTAR PUSTAKA
10